• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tayangan Stand Up Comedy Terhadap Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Tayangan Stand Up Comedy di Metro TV terhadap Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tayangan Stand Up Comedy Terhadap Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Tayangan Stand Up Comedy di Metro TV terhadap Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

BIODATA PENELITI

I. DATA PRIBADI

Nama : Muslim Suarman

Tempat / Tanggal Lahir : Medan/ 28 Februari1988

Alamat : Jl. Setia Budi Pasar I, Gg Jati Luhur No.14 Telp/Hp : 085296953500

Agama : Islam Golongan Darah : A

Email : mumugaul@yahoo.com

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1996 – 2002 : SD Negeri 060881 MEDAN 2002 – 2005 : SMP Negeri 7 MEDAN 2005 – 2008 : SMA Negeri 15 MEDAN

2008 : Fakultas FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara

III. KELUARGA

(2)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No.1 Telp. (061) 8217168 LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Muslim Suarman

NIM : 080904033

Pembimbing : Dra. Rusni, MA

No Tgl. Pertemuan Pembahasan Paraf

Pembimbing 1 20 Maret 2013 Seminar Proposal

2 25 Januari 2014 Penyerahan Bab I, Bab II, dan Bab III 3 28 Januari 2014 Pembahasan Bab I, Bab II, dan Bab III 4 29 Januari 2014 Penyerahan revisi Bab I

5 30 Januari 2014 Penyerahan revisi Bab II 6 4 Februari 2014 Pembahasan revisi Bab II

7 11 Februari 2014 Penyerahan dan pembahasan Bab III 8 14 Februari 2014 Penyerahan revisi Bab III

9 18 Februari 2014 Penyerahan kuesioner 10 20 Februari 2014 Pembahasan kuesioner

11 26 Februari 2014 Penyerahan dan pembahasan revisi kuesioner

12 1 Maret 2014 Penyerahan revisi kuesioner 13 4 Maret 2014 Pembahasan revisi kuesioner 14 11 Maret 2014 ACC kuesioner dan penelitian 15 12 April 2014 Penyerahan Bab IV dan Bab V 16 15 April 2014 Pembahasan Bab IV dan Bab V 17 17 April 2014 Penyerahan Revisi Bab IV dan Bab V 18 25 Mei 2014 ACC Sidang

(3)

KUESIONER

TAYANGAN STAND UP COMEDY TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA (Studi Deskriptif Kuantitatif Tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV Terhadap

Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU)

KUESIONER PENELITIAN

Saudara/ i yang terhormat, saya adalah seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Memohon untuk kesediaan Saudara/ i mengisi kuesioner penelitian ini. Saya menyadari bahwa sedikit banyak

permohonan ini akan mengganggu aktivitas saudara sekalian. Penelitian ini tidak berpengaruh sedikit pun terhadap kepentingan Saudara/ i di kampus, namun hanya akan digunakan untuk kepentingan penyusunan skripsi. Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan partisipasi saudara sekalian.

Medan, Januari 2014

Hormat saya,

Peneliti

Petunjuk Pengisian

1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian.

2. Baca dan jawablah semua pertanyaan secara teliti dan jujur. Kerahasiaan jawaban dijaga. 3. Berilah tanda silang (x) untuk jawaban yang Anda anggap benar.

4. Kotak kode disebelah kanan pertanyaan mohon jangan diisi. 5. Terima kasih atas partisipasinya.

I. Karakteristik Responden No. Responden 1. Jenis Kelamin

1. Pria 1

(4)

2. Usia 1. < 20 tahun

2. 20 tahun

3. 21 tahun 2 4. > 21 tahun

3. Angkatan/Stambuk :

1.2010

2.2011 3 3.2012

4. Frekuensi menonton tayangan Stand Up Comedy dalam seminggu? 1.< 1 kali

2. 1-2 kali

3. 3-4 kali 4 4. > 4 kali

II. Tayangan “Stand Up Comedy”

5.Bagaimana pendapat anda tentang penampilan para komik (pengisi acara) di Stand Up Comedy Metro TV ?

1. Tidak Menarik 2. Kurang Menarik

3.Menarik 5

4. Sangat menarik

6. Apakah anda suka dengan penampilan para komik (pengisi acara) di Stand Up Comedy Metro TV ?

1. Tidak Suka

2. Kurang Suka 6

3. Suka

(5)

7. Menurut anda, apakah para komik komik (pengisi acara) di Stand Up Comedy Metro TV menguasai materi acara tersebut?

1. Tidak Menguasai

2. Kurang Menguasai 7

3. Menguasai

4. Sangat Menguasai

8. Menurut anda, apakah para komik (pengisi acara) di Stand Up Comedy Metro TV bersikap ramah dalam menyapa pemirsa?

1. Tidak Ramah

2. Kurang Ramah 8

3.Ramah

4. Sangat Ramah

9. Apakah suara dan artikulasi yang dimiliki para komik (pengisi acara) di Stand Up Comedy Metro TV sudah jelas?

1. Tidak Jelas

2. Kurang Jelas 9

3. Jelas

4. Sangat Jelas

10. Menurut anda, apakah para komik (Pengisi Acara) memiliki kemampuan menggunakan bahasa yang mudah dipahami baik itu formal maupun informal?

1. Tidak Mampu

2. Kurang Mampu 10

3. Mampu

(6)

11. Apakah narasumber yang tampil di acara Stand Up Comedy sudah mampu memberikan joke lawakan yang lucu ke pemirsa?

1. Tidak Mampu

2. Kurang Mampu 11

3. Mampu

4. Sangat Mampu

12. Apakah Narasumber yang tampil di acara “Stand Up Comedy” memiliki kredibilitas yang dapat dipercaya sebagai seorang comic?

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju 12

3. Setuju

4. Sangat Setuju

13. Apakah latar belakang Narasumber yang tampil di acara “Stand Up Comedy” sesuai dengan materi yang disampaikan dalam acara tersebut?

1. Tidak Sesuai

2. Kurang Sesuai 13

3. Sesuai

4. Sangat Sesuai

14. Apakah materi acara dari Stand Up Comedy cukup menarik untuk ditonton? 1. Tidak Menarik

2. Kurang Menarik

3. Menarik 14

4. Sangat Menarik

15. Apakah anda mengerti dengan materi acara tayangan Stand Up Comedy di Metro TV? 1. Tidak Mengerti

2. Kurang Mengerti

3. Mengerti 15

(7)

16. Apakah topik pembahasan yang disampaikan comic dalam Stand Up Comedy di Metro TV penting bagi anda?

1. Tidak Penting

2. Kurang Penting 16

3. Penting

4. Sangat Penting

17. Topik yang disampaikan oleh comic merupakan isu atau fenomena sosial yang aktual di masyarakat?

1. Sangat Tidak Aktual

2. Tidak Aktual 17

3. Aktual

4. Sangat Aktual

18. Bagaimanakah kerjasama yang dilakukan oleh tim dalam penayangan Stand Up Comedy di Metro TV ?

1.Tidak Baik

2. Kurang Baik 18 3. Baik

4.Sangat Baik

19. Setujukah Anda, apabila kesatuan komunikasi diantara perangkat acara yang terjalin dengan baik dalam penayangan Stand Up Comedy di Metro TV dapat melancarkan proses penayangan acara tersebut?

1. Tidak Setuju

2. Kurang Setuju 19

3. Setuju

4. Sangat Setuju

20. Jam tayang acara “Stand Up Comedy” di Metro TV pada pukul 22.30 s/d 23.00 WIB sudah sesuai?

1. Sangat Tidak Sesuai

(8)

3. Sesuai

4. Sangat Sesuai

21. Hari penayangan acara “Stand Up Comedy” di Metro TV, yakni pada hari selasa,rabu,kamis, dan sabtu malam sudah sesuai?

1. Sangat Tidak Sesuai

2. Tidak Sesuai 21

3. Sesuai

4. Sangat Sesuai

22. Durasi jam tayang acara “Stand Up Comedy” di Metro TV yakni sekitar setengah jam (30 menit) sudah sesuai?

1. Sangat Tidak Sesuai 22 2. Tidak Sesuai

3. Sesuai

4. Sangat Sesuai Persepsi Seleksi

23. Anda selalu menonton setiap episode tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV? 1. Sangat Jarang

2. Jarang

3. Sering 23

4. Sangat Sering

24.Menurut anda, apakah Tayangan Stand Up Comedy merupakan jenis acara hiburan? 1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Setuju 24

(9)

Interpretasi

25. Anda sebelumnya pernah menonton acara hiburan seperti Stand Up Comedy? 1. Sangat Tidak Pernah

2. Tidak Pernah

3. Pernah 25

4. Sangat Pernah

26. Tayangan Stand Up Comedy membuat anda tertawa dan terhibur? 1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

26 3. Setuju

4. Sangat Setuju

27. Tayangan Stand Up Comedy dapat memberikan informasi mengenai fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar anda ?

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju 27

3. Setuju

4. Sangat Setuju

28. Tayangan Stand Up Comedy dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan anda terhadap apa yang disampaikan oleh comic ?

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju 28

3. Setuju

4. Sangat Setuju

29. Anda mempelajari mengenai apa yang baik dan buruk dalam kehidupan sosial melalui tayangan Stand Up Comedy?

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju 29

(10)

4. Sangat Setuju

Reaksi

30. Anda menyukai tayangan Stand Up Comedy? 1. Sangat Tidak Suka

2. Tidak Suka 30

3. Suka

4. Sangat Suka

31. Berikan Kritik dan saran anda terhadap tayangan Stand Up Comedy di Metro TV: ... ...

(11)

Tabel Fotron Cobol

No.Responden Karakteristik Tayangan Stand Up Comedy Persepsi

(12)

2 5 1 4 1 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 3 3 1 3 2 2 1 1 1 3 3 1 4 1 4 1 4 2 6 2 4 1 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 1 3 2 3 1 2 2 2 2 7 2 4 1 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 1 3 2 3 1 2 2 2 2 8 1 2 2 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 2 9 1 2 2 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3

Tabel Fotron Cobol

No.Responden Karakteristik Tayangan Stand Up Comedy Persepsi

(13)

4 9 1 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 3 4 3 4 5 0 2 2 2 4 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 2 4 4 2 2 4 4 2 5 1 2 2 2 4 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 2 4 4 2 2 4 4 2 5 2 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 1 3 2 3 2 3 3 4 5 3 1 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 1 3 2 3 2 3 3 3 5 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 2 2 3 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 4 5 6 1 1 3 3 1 3 3 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 3 1 3 3 1 1 3 3 1 5 7 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 1 3 2 3 2 3 3 3 5 8 1 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 1 3 2 3 2 3 3 3

No.Responden Karakteristik Tayangan Stand Up Comedy Persepsi

(14)
(15)

DAFTAR REFERENSI

Alatas Fahmi, A. 1997. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. Jakarta : Citra Karya

Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media

Baskin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktek.Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Bertens, K. 2004. Metode Belajar Untuk Mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Bulaeng, Andi. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Jakarta. Andi Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

_______________.2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, Dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Praha Trendi

DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. (5th edition). Proffesionals Book. Jakarta

Effendy, Onong Uchajana. 2000. Televisi Siaran Teori Dan Praktek. Bandung: Alumni _______________. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Kriyantoro, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisa Isi Media Televisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Manser, Juan. 1989. Dictionary of Humor. Los Angeles: Diego and Blanco Publisher Inc.

Morrison, 2005. Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi Jakarta: Kencana.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(16)

Nurudin, 2004. Komunikasi Massa. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Setiawan, Arwah. 1990. Teori Humor. Jakarta: Majalah Astaga, No.3 Th.III, hal.34-35 Siagian, Sondang P. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Bina Aksara.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT. Pustaka LP3S Indonesia.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.

Werner, J. Severin & James. 2005. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, & Terapan Di Dalam Media Massa. Jakarta : Kencana

Sumber Lain:

Direktori Mahasiswa FISIP USU Jurusan Ilmu Komunikasi TA: 2010/2013, Juli 2013 http://detyabrita.blogspot.com diakses pada tanggal 20 Februari 2012 pukul 12.00 WIB http://fisip.usu.ac.id diakses pada tanggal 7 Juli 2013 pukul 19.00 WIB

www.metrotvnews.com diakses pada tanggal 1 Januari 2013 pukul 12.00 WIB

www.squidoo.com/Stand-Up-Comedy-Indonesia diakses pada tanggal 1 Januari 2013 pukul 12.00 WIB

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kampus Universitas Sumatera Utara yaitu pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Jl.A.Sofyan No.1 Kampus USU Medan. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober.

III.1.2 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara memiliki 14 fakultas yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 diantaranya adalah mahasiswa asing.

Diawali dengan membuka sekolah kedokteran, USU memposisikan diri sebagai universitas unggulan. Proses pendidikan dan penelitian melibatkan 1.632 orang dosen, 81% di antaranya memiliki latar belakang pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini Usu memiliki lebih dari 103.000 alumni yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Sejumlah alumni menempati posisi penting di berbagai sektor kerja, baik pemerintahan maupun swasta.

(18)

Penataan dan pengembangan sistem penjaminan mutu, yang didukung dengan komitmen tinggi para manajer di semua lini, dilakukan secara terus- menerus dan menjadi agenda utama USU dalam upaya menghasilkan lulusan dan produk terbaik.

III.1.3. Visi - Misi

Visi : University For Industry. Misi :

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi.

2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat.

III.1.4. FISIP USU

Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) didirikan atas prakarsa beberapa dosen dalam bidang ilmu sosial, administrasi dan manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum Universitass Sumatera Utara pada tahun 1979. Proposal pendiriannya disusun oleh Drs. M Aldham Nasution, Dr. Asma Afan, MPA.

Dr. A.P Parlindungan, SH, yang pada saat itu menjabat sebagai Rektor USU, kemudian memperjuangkan proposal tersebut sehingga didirikan FISIP sebagai fakultas kesembilan di lingkungan USU. Pada tahun 1980, mulanya FISIP USU merupakan jurusan ilmu pengetahuan masyarakat di FH USU dengan ketua jurusan Dr. M. Adham Nasution yang diangkat berdasarkan surat keputusan Rektor USU No. 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980, jurusan ini pertama kali menerima mahasiswa pada tahun ajaran 1980/1981 melalui jurusan SIPENMARU

dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kuliah perdana dimulai 18 Agustus 1980 di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Dr. A. Parlindungan, SH. Perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut.

(19)

fakultas sastra USU). Kemudian pada tanggal 7 April 1983 dipindahkan ke gedung Biro Rakyat (sekarang gedung pusat komputer). Jurusan ilmu pengetahuan masyarakat yang merupakan “embrio” FISIP USU terus mengalami perkembangan. Dua tahun sejak peresmiannya yakni tanggal 7 september 1982, keluarlah surat keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1982 yang sebagai fakultas kesembilan di USU. Dengan demikian jurusan ilmu pengetahuan masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU.

Kemudian pada tahun 1983, dengan SK menteri pendidikan dan kebudayaan RI No. 77121/IC/83, diangkat Drs. M Adham Nasution menjadi dekan pertama FISIP USU periode 1983-1986. Pembantu Dekan (Pudek I) adalah Dra. Arnita Zainuddin, Pudek II Drs Haniful Chair, sementara Pudek III adalah Drs. Arifin Siregar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan dengan urutan sebagai berikut:

Dalam proses pengembangan FISIP, kelima jurusan tersebut tidak dibuka sekaligus, tetapi secara bertahap. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang tersedia sesuai dengan disiplin ilmu yang dikembangkan untuk menindaklanjuti SK Menteri No.0535/0/83, maka dibuka dua jurusan, yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi 2. Jurusan Ilmu Komunikasi

Pada tanggal 18 Agustus 1984, semua kegiatan perkuliahan dan administrasi FISIP USU dipusatkan di gedung baru yang berada di jalan Dr. A Sofyan No. 1 pada tahun 1984/1985, kedua jurusan (ilmu administrasi dan ilmu komunikasi) menghasilkan sarjana S1 sebanyak 10 orang (7 sarjana ilmu administrasi dan 3 sarjana ilmu komunikasi). Pelantikannya dilakukan pada tanggal 8 Maret 1985 di Gedung Perkuliahan FISIP USU.

(20)

Tahun 1985/1986, tenaga pengajar tetap FISIP USU masih berjumlah 20 oeang yang terdiri dari 10 staff pengajar tetap dan 10 orang lagi sebagai calon pegawai negeri, selebihnya merupakan staff pengajar luar biasa yang direkrut dari berbagai instansi pemerintah yang ada di provinsi Sumut, Kakanwil Departemen Perindustrian, PWI Sumut, IKIP Medan dan staff pengajar yang berada di lingkungan USU. Setelah berakhirnya periode dekan yang pertama, Prof. M Adham Nasution kembali diangkat menjadi Dekan FISIP USU periode ketua berdasarkan SK MENDIKBUD No. 79511/A2.1.2/1986 tanggal 23 Oktober 1986,

dengan susunan Pudek I Dra. Nurhaina Burhan, Pudek II Drs. Armyn Sipahutar dan Pudek III Dra. Irmawati.

Periode berikutnya (1990-1993), diangkat Prof. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU berdasarkan SK Mendikbud No. 20208/A.212/C/1990 tanggal 14 Maret 1990, dengan susunan Pudek I Rahim Siregar, Pudek II Dra. Arnita Z dan Pudek III Drs. Siswo S. Selanjutnya, berdasarkan SK Mendikbud No. 520931/AA2.12C/1993 tanggal 20 Agustus 1993 diangkatlah Drs. Amru Nasution sebagai Dekan FISIP USU periode 1993-1996 dengan susunan Pudek I Dra. Nurwida Nuru, Pudek II Dra. Irmawatu dan Pudek III Drs. Sakhyan Asmara.

Pada tahun akademik 1995-1996, FISIP USU bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak membuka program Diploma 1 (D1) dan program Diploma III (DIII). Namun setelah melahirkan alumni berjumlah 153 orang, program D1 Administrasi Perpajakan tidak lagi menerima mahasiswa baru tahun ajaran 2000/2001, dan pada tahun 2008 FISIP USU kembali membuka departemen baru yaitu Administrasi Bisnis/Niaga.

Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat.

b. Misi

(21)

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

III.1.6 Departemen Ilmu Komunikasi

Departemen Ilmu Komunikasi pertama kali dibukan di FISIP USU pada tahun 1983 dengan nama Jurusan Ilmu Komunikasi. Dalam proses pengembangannya pada tahun 1994-1997 Jurusan Ilmu Komunikasi membuka 2 ( dua) program studi yaitu : Porgram Studi Public Relations (Humas) dan Program Studi Jurnalistik (Komunikasi Massa).

Pada tahun ajaran 2001/2002, berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 2162/ J05/TU/2001 Departemen Ilmu Komunikasi membuka Program Ektensi Ilmu Komunikasi.Setelah berhasil membuka Program Ekstensi, pada tahun ajaran 2004/2005 Departemen Ilmu Komunikasi membuka Program Reguler Mandiri.

Pada tahun 2004 Badan Akreditas Nasional Perguruuan Tinggi kembali menyatakan bahwa Pogram Studi Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP USU terakreditasi dengan peringkat Akreditas A (Baik Sekali), Sertifikasi akreditasi program studi sarjana ini berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal 7 Mei 2004 sampai 7 Mei 2009.

(22)

1. Departemen Ilmu Komunikasi mampu menghasilkan sarjana-sarjana yang terdidik, terampil, dan professional di bidang Ilmu Komunikasi.

2. Menjadi Departemen Ilmu Komunikasi yang mempunyai dedikasi dan moral serta dapat bekerja sama dengan fakultas demi kemajuan FISIP USU.

Persyaratan Pengambilan Program Studi

Lulus Seleksi UMB SPMB ( Ujian Masuk Bersama SPMB), SNMPTN ( Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), PMP ( Panduan Minat dan Prestasi),SPMPRM (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Program Regelur Mandiri), dan memenuhi persyaratan lainnya untuk dapat diterima sebagai mahasiswa baru program studi yang bersangkutan.

Materi Kuliah Program Studi

Pengantar Ilmu Komunikasi, Pengantar Psikologi Sosial, Teori Komunikasi, Komunikasi Politik, Komunikasi Lintas Budaya, Perkembangan Teknologi Komunikasi, Pendapat Umum, Statistik Sosial Lanjutan, Sistem Komunikasi Indonesia, Komunikasi Massa, Komunikasi Pemasaran, Fotografi, Periklanan, Metode Penelitian Komunikasi, Rethorika, Public Speaking, Sosiologi Komunikasi, Komunikasi Pembangunan Sosial,Psikologi Komunikas, Etika,dan Filsafat Komunikasi.

Konsentrasi Humas

Dasar-dasar Humas, Perencanaan Komunikasi, Manajemen Humas, Publisitas, Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi dalam Organisasi, Praktikum Humas, dan Teknik – teknik Humas.

Mata kuliah pilihan : Hukum Media Massa, Jurnalistik Media Cetak, Menulis Feature dan Editorial, Desain Grafis, Fotografi Jurnalistik, Pemasaran Sosial, Propaganda, Komunikasi Penyuluhan, Komunikasi Internasional, dan Komunikasi Pariwisata.

Konsentrasi Jurnalistik

Jurnalistik Media Cetak, Manajemen Persuratkabaran, Jurnalistik Media Siaran, Manajemen Siaran Radio &TV, Desain Grafis, Praktikum Jurnalistik, Menulis Feature dan Editorial, serta Media dan Masyarakat.

Mata kuliah pilihan : Hukum Media Massa, Dasar- dasar Humas, Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi dalam Organisasi, Fotografi Jurnalistik, Pemasaran Sosial, Propaganda, Komunikasi Penyuluhan, Komunikasi Internasional, dan Komunikasi Pariwisata.

(23)

Lulusan Departemen Ilmu Komunikasi dapat diserap instansi pemerintah maupun swasta seperti stasiun-stasiun televisi, radio, dan industry media lainnya serta pembukaan lapangan kerja sendiri seperti mendirikan studio foto, periklanan, broadcasting, dan lain-lain.

DESKRIPSI ISI TAYANGAN

Stand Up Comedy adalah program baru dari Metro TV, stand up comedy merupakan tayangan komedi dengan konsep baru, yaitu cerita humor yang disampaikan secara monolog (one man show) kepada penontonnya. Lelucon pendek yang disebut “bit”, yang merupakan apa yang biasanya disebut monolog, rutin, dan bertindak. Beberapa comics, sebutan bagi

“Stand up comedy” sendiri merupakan sebuah bentuk seni yang terbuka yang di tujukan untuk mendapatkan tertawa langsung dari penonton (audiens). Tidak seperti bentuk komedi lainnya dalam komedi yang berstruktur, terorganisir, dan dikendalikan dalam suatu naskah. Dalam “Stand Up Comedy”, umpan balik dari audiens sangat penting untuk menangkap aksi dan respon dari “comic” tersebut.

“Stand Up Comedy” ini juga merupakan salah satu acara yang cukup menarik dan cukup memberikan pengaruh pada audiensnya untuk berpikir lebih kritis. Acara “Stand Up Comedy” kerap memberikan audiensnya info sekaligus membuat audiensnya tertawa di setiap lelucon kritikan yang diucapkan. Isi dari lawakkan “Stand Up Comedy” ini lebih bermutu dan cerdas karena berupa kritikan-kritikan terhadap hal apa saja yang menjadi materi joke lawakan seorang comic. Hanya saja terkadang cara penyampaiannya sedikit kasar, bebas dan agak sedikit vulgar, tapi justru dengan seperti itu audiens dapat menangkap pesan yang disampaikan dari sang comic dan dapat membuat audiensnya tertawa. Durasi yang dibutuhkan oleh masing-masing comic dalam menyampaikan “joke” dan lawakannya adalah ± 6 (enam) menit, dan dalam setiap episode tersebut diisi oleh 3 orang comic.

(24)

Dwika, Ernest Prakasa, Gia Juhay, Ibenk, Intan, Joni, Kukuh, Luqman, Martin Lawrence, Mudy Taylor, Muhadkly Acho, Nugie, Reggy Hasibuan, Riri, Setyawan Tiada Tara, Sherly ,Stenly Agustaf, Tomy Malewa, Ditha Abigail, dan Ramon P,

Dengan hadirnya tayangan “Stand Up Comedy” ini di tengah-tengah masyarakat, dapat membuat variasi dari sebuah paradigma komedi yang bersifat konseptual menjadi dan komedi yang dinamis dan cerdas. Sehingga audiens yang menonton “Stand Up Comedy” ini dapat menambah pengetahuan dan memiliki wawasan baru yang didapat audiens.

III.3.1 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu bentuk penelitian yang bertujuan hanya menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya, tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada (Bungin, 2008: 171).

III.3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di FISIP USU

III.3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013

(25)

1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1995 : 141).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas ISIP USU program regular S-1 angkatan 2010 s/d 2012 yang berjumlah 397 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1995 : 144). Sampel yang dapat menjamin ketepatan kesimpulan adalah sampel yang benar-benar representatif (Bulaeng, 2004 : 156 ).

Berdasarkan data populasi yang diperoleh, maka guna menghitung jumlah sampel penelitian ini mempergunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% (Bungin, 2005: 105), yakni sebagai berikut:

n = ____N____ N (d)2 + 1 Keterangan :

N = Jumlah Populasi n = Sampel

d = Presisi (digunakan 10 % atau 0.1)

Dengan demikian besar sampel yang diperlukan adalah : n = _397___

397 (0,1)2 + 1 n = __397__

3,97 + 1 = __397__

4,97

= 79,8 dibulatkan = 80

Jadi, sampel yang digunakan untuk penelitian inia adalah berjumlah 80 orang.

(26)

1. Sampel Stratifikasi Proporsional,

Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan atau kategori yang disebut strata dengan tujuan untuk membuat sifat yang homogen dari populasi yang heterogen (Kriyantono, 2006: 151). Dalam jenis pengambilan sampel ini, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata harus proporsional. Oleh karena itu, populasi yang lebih kecil tetap memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel dengan rumus : n = n1 x n

N Keterangan :

n1 = Jumlah mahasiswa tiap tahun angkatan n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

No Tahun Angkatan

Populasi Penarikan Sampel Sampel

1 2010 134 134 x 80

397

27

2 2011 118 118 x 80

397

24

3 2012 145 145 x 80

397

29

Jumlah 80

Sumber data : Direktori Mahasiswa FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara

TA : 2010 s/d 2012, Juli 2013

2. Purposive Sampling,

(27)

Fakultas ISIP Universitas Sumatera Utara dari angkatan tahun 2010-2012 yang tercatat aktif dalam perkuliahan yang mengetahui dan pernah menonton tayangan Stand Up Comedy On The Weekend di Metro TV minimal tiga kali.

III.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam penelitian ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku, internet dan sebagainya.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian di lapangan dilakukan untuk memperoleh data atau informasi, dengan menggunakan kuesioner yang harus diisi oleh informan.

III.5 Teknik Analisis Data

(28)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut sebagai berikut:

4.1.1. Langkah-langkah pengumpulan data

1. Langkah pertama yang dilakukan, peneliti melakukan pra penelitian di lokasi penelitian yang bertempat di Jl. Dr. Ahmad Sofyan No.1, Medan. Kemudian peneliti menyusun proposal penelitian. Perbaikan Proposal penelitian, kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk kemudian diteruskan dengan pembuatan kuesioner.

2. Langkah Kedua, Studi Kepustakaan. Dalam tahap penelitian ini, peneliti melakukan studi kepustakaan guna mengumpulkan berbagai literatur baik itu buku, jurnal dan hasil penelitian sebelumnya yang kesemuanya harus sesuai dengan judul penelitian yang sedang diteliti yakni: Tayangan Stand Up Comedy Terhadap Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Tayangan Stand Up Comedy di Metro TV Terhadap Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU).

3. Langkah Ketiga, Pengumpulan Data. Dalam tahapan ini, peneliti melakukan penyebaran kuesioner dalam waktu 6 hari.

4.2 Proses Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 80 responden. Adapun tahapan pengolahan data tersebut adalah:

1. Penomoran Kuesioner

Penomoran kuesioner yaitu memberikan nomor urut kuesioner sebagai pengenal, yakni mulai dari 1-80.

(29)

Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian dalam kotak kode yang disediakan.

3. Coding

Coding merupakan proses pemindahan jawaban- jawaban responden ke kotak kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angka (score).

4. Inventarisasi Variabel

Inventarisasi variabel yakni data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam lembar Fotron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.

5. Menyediakan Kerangka Tabel

Banyaknya kerangka tabel minimal sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner, maksimal sesuai dengan kebtuhan analisi kerangka tabel ini dilengkapi dengan nomor tabel, judul tabel, kolom vertikal dan horizontal, kategori dan indikator, frekuensi, persen dan jumlah. Fungsi kerangka tabel ini untuk mewadahi sebaran data dalam penelitian.

6. Tabulasi Data

Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden dari lembar Fotron Cobol (FC) ke dalam kerangka tabel. Adapun tabel yang disajikan berbentuk tabel tunggal. Penyebaran data dalam tabel secara rinci melalui kategori, frekuensi, persentase, dan selanjutnya di analisa.

4.3 Analisis Tabel Tunggal 4.3.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu disajikan untuk lebih mengetahui latar belakang responden. Adapun karakteristik umum yang dianggap relevan dengan penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, stambuk, dan frekuensi menonton. Selengkapnya data tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

NO Jenis

Kelamin F Percent

1 Pria 39 48,8

(30)

Total 80 100,0 Sumber : P1/FC.1

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak dibandingkan responden laki-laki, yaitu jumlah responden wanita sebanyak 41 orang (51,3%) sedangkan jumlah responden pria sebanyak 39 orang (48,8%). Dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa pada saat penyebaran kuesioner berlangsung, mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU yang paling banyak menonton tayangan Stand Up Comedy Metro TV adalah wanita

NO Usia F Percent

(31)

Total 80 100,0 Sumber: P3/FC3

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai angkatan responden. Sebanyak 27 responden (33,8%) berasal dari angkatan 2010, sebanyak 24 responden (30,0%) dan sebanyak 29 responden (36,3%). Besarnya jumlah responden dari tiap angkatan disesuaikan dengan teknik proportional sampling.

NO

Frekuensi

Menonton F Percent

1 3-4 kali

42 52,5

2

>4 kali 38 47,5

Total 80 100,0

Sumber: P4/FC4

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai frekuensi menonton responden dimana sebanyak 42 orang responden (52,5%) telah menonton Stand Up Comedy sebanyak 3-4 kali dalam seminggu dan sebanyak 38 orang responden (47,5%) menonton lebih dari 4 kali dalam seminggu. Hal ini menunjukkan besarnya atensi penonton untuk menonton program ini dibandingkan acara hiburan lain yang sejenis di jam prime time.

4.3.2 Tayangan Stand Up Comedy di Metro TV

Pada bagian ini, data yang disajikan yakni segala sesuatu yang berhubungan dengan tayangan Stand Up Comedy di Metro TV,

No

Penampilan

Comic F Percent

1 Tidak

Menarik 19 23,8

2 Kurang

(32)

3 Menarik 35 43,8 (22,5%) menjawab kurang menarik, sebanyak 35 orang responden (43,8%) menjawab menarik dan sebanyak 8 orang responden (10,0%) menjawab sangat menarik. Dapat dijelaskan bahwa penampilan dari para comic cukup menarik. Karena sebagian besar responden menilai cara berpakaian yang serasi, sopan, menggunakan warna warni yang menarik dan sesuai dengan format yang diinginkan. Selain itu, bahasa tubuh dan candaan yang diberikan di setiap penampilan selalu memancing penonton untuk tertawa terbahak-bahak sehingga memberikan kesan yang baik untuk responden.

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai rasa suka dengan penampilan para komik. Sebanyak 4 orang responden (5,0%) menjawab tidak suka, sebanyak 3 orang responden (3,8%) menjawab kurang suka, sebanyak 49 orang responden (61,3%) menjawab suka, sebanyak 24 orang responden (30,0%) menjawab sangat suka. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (61,3%) suka dengan penampilan comic karena kelucuan yang mereka ciptakan setiap kali berkomedi.

(33)

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai penguasaaan materi acara seorang Comic. Sebanyak 14 orang responden (17,5%) menjawab tidak menguasai, sebanyak 19 orang responden (23,8%) menjawab kurang menguasai, sebanyak 39 orang responden (48,8%) menjawab menguasai, sebanyak 8 orang responden (10,0%) menjawab sangat menguasai. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (48,8%) menilai para comic menguasai materi yang akan disampaikan. Mereka cukup cerdas menciptakan dan menguasai materi yang tidak saja menghibur, tapi juga informatif karena mengangkat isu isu sosial yang sedang hangat diperbincangkan dan penting untuk diketahui mahasiswa.

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai keramahan seorang Comic. Sebanyak 4 orang responden (5,0%) menjawab tidak ramah, sebanyak 5 orang responden (6,3%) menjawab kurang ramah, sebanyak 43 orang responden (53,8%) menjawab ramah, sebanyak 28 orang responden (35,0%) menjawab sangat ramah. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (53,8%) menjawab comic ramah dalam menyapa penontonnya. Hal ini semakin membuat mereka merasa dekat dan akrab dengan para comic yang sekaligus turut mendukung performanya diatas panggung.

No

(34)

(26,3%) menjawab kurang jelas, sebanyak 30 orang responden (37,5%) menjawab jelas, sebanyak 12 orang responden (15,0%) menjawab sangat jelas. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (37,5%) menjawab suara dan artikulasi comic dalam bertutur terdengar jelas di atas panggung. Ini ditandai dengan eskpresi para penonton saat mendengar comic berbicara selalu mengundang decak tawa.

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai kemampuan Comic menggunakan bahasa yang mudah dipahami baik formal maupun informal. Sebanyak 4 orang responden (5,0%) menjawab tidak mampu, sebanyak 6 orang responden (7,5%) menjawab kurang mampu, sebanyak 44 orang responden (55,0%) menjawab mampu, sebanyak 26 orang responden (32,5%) menjawab sangat mampu. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (55,0%) menjawab comic mampu menggunakan bahasa yang mudah dipahami baik formal maupum informal oleh penonton saat berstand up karena sering menggunakan istilah kata kata baru dan juga lucu.

No

(35)

mampu. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (40,0%) meyakini kemampuan narasumber sudah mampu membuat mereka terhibur ini didukung dengan setiap keunikan tiap narasumber yang membuat mereka tidak bosan menunggu setiap aksi panggungnya.

No.

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai kredibilitas yang dapat dipercaya sebagai comic. Sebanyak 4 orang responden (5,0%) menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 9 orang responden (11,3%) menjawab tidak setuju, sebanyak 49 orang responden (61,3%) menjawab setuju, sebanyak 18 orang responden (22,5%) menjawab sangat setuju. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden setuju jika narasumber yang tampil memiliki kredibilitas yang dapat dipercaya sebagai seorang comic karena selain menghibur comic juga dituntut untuk berwawasan luas agar bisa

(36)

No

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai materi acara stand up comedy menarik atau tidak untuk ditonton. Sebanyak 3 orang responden (3,8%) menjawab tidak menarik, sebanyak 6 orang responden (7,5%) menjawab kurang menarik, sebanyak 44 orang responden (55,0%) menjawab menarik, sebanyak 27 orang responden (33,8%) menjawab sangat menarik. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (55,0%) dalam penelitian ini menyatakan materi acara stand up comedy menarik untuk ditonton karena setiap minggu para comic memiliki cerita yang selalu berbeda dan memiliki kelucuan yang berbeda satu sama lain.

No

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai pengertian terhadap materi stand up comedy. Sebanyak 14 orang responden (17,5%) menjawab tidak mengerti, sebanyak 18 orang responden (22,5%) menjawab kurang mengerti, sebanyak 42 orang responden (52,5%) menjawab mengerti, sebanyak 6 orang responden (7,5%) menjawab sangat mengerti. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (52,5%) dalam penelitian ini menyatakan mengerti dengan materi acara stand up comedy menarik untuk ditonton karena konsep acaranya yang mudah untuk dicerna, menghibur serta penampilan komik yang lucu di setiap cerita yang mereka bawakan.

(37)

3 Penting 40 50,0 4 Sangat Penting 16 20,0

Total 80 100,0

Sumber: P16/FC16

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai tingkat kepentingan pemirsa terhadap topik yang dibahas. Sebanyak 6 orang responden (7,5%) menjawab tidak penting, sebanyak 18 orang responden (22,5%) menjawab kurang penting, sebanyak 40 orang responden (50,0%) menjawab penting, sebanyak 16 orang responden (20,0%) menjawab sangat penting. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (50,0%) dalam penelitian ini menganggap topik yang dibahas penting untuk diketahui oleh responden atau mahasiswa karena menyorot masalah-masalah terkini di sekitar dan turut menjadi tanggung jawab mahasiswa sebagai agent of change.

No

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai keaktulan topik yang disampaikan. Sebanyak 19 orang responden (23,8%) menjawab sangat tidak aktual, sebanyak 23 orang responden (28,8%) menjawab tidak aktual, sebanyak 31 orang responden (38,8%) menjawab aktual, sebanyak 7 orang responden (8,8%) menjawab sangat aktual. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (38,8%) dalam penelitian ini menganggap topik yang dibahas pada acara stand up comedy merupakan hal aktual yang sedang hangat diperbincangkan dan penting untuk dibahas.

No

(38)

sebanyak 24 orang responden (30,0%) menjawab sangat baik. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (58,8%) dalam penelitian ini menilai kerjasama antar pelaku yang terlibat dalam penayangan Stand Up Comedy sudah baik dan kompak dalam mendukung suksesnya suatu

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai kesatuan komunikasi antar perangkat acara Stand Up Comedy. Sebanyak 14 orang responden (17,5%) menjawab tidak setuju, sebanyak 15 orang responden (18,8%) menjawab kurang setuju, sebanyak 38 orang responden (47,5%) menjawab setuju, sebanyak 13 orang responden (16,3%) menjawab sangat setuju. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (47,5%) dalam penelitian ini setuju bahwa kesatuan komunikasi antar perangkat acara Stand Up Comedy yang terjalin dengan baik juga memegang peranan penting dalam setiap penayangan program acara agar berjalan lancar.

No Kesesuaian Jam

(39)

butuh suguhan hiburan yang berkualitas dan kehadiran Stand Up Comedy seakan menjadi solusi yang ampuh untuk kembali menyegarkan pikiran dan mengobati rasa lelah.

No Kesesuaian Hari

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai kesesuaian hari tayang Stand Up Comedy. Sebanyak 17 orang responden (21,3%) menjawab sangat tidak sesuai, sebanyak 17 orang responden (21,3%) menjawab tidak sesuai, sebanyak 41 orang responden (51,3%) menjawab sesuai, sebanyak 5 orang responden (6,3%) menjawab sangat sesuai. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (51,3%) dalam penelitian ini menganggap bahwa hari tayang acara Stand Up Comedy pada hari selasa, rabu, kamis, dan sabtu sudah sesuai karena acara ini mendapat atensi yang baik dari pemirsa .Ini ditandai dengan ratingnya yang terus meningkat jika dibandingkan untuk kategori program hiburan komedi sejenis seperti Opera Van Java. Hal inilah yang mendasari Metro TV untuk kemudian memperbanyak hari penayangannya menjadi 4 kali dalam seminggu.

No Kesesuaian Durasi

(40)

apabila durasi sudah sesuai maka tujuan dan maksud dari suatu program acara dapat tersampaikan

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai intensitas menonton Stand Up Comedy. Sebanyak 26 orang responden (32,5%) menjawab sangat jarang , sebanyak 25 orang responden (31,3%) menjawab jarang, sebanyak 27 orang responden (33,8%) menjawab sering, sebanyak 2 orang responden (2,5%) menjawab sangat sering. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (33,8%) dalam penelitian ini sering menonton Stand Up Comedy dikarenakan program ini menawarkan suatu acara hiburan yang berbeda dibandingkan program hiburan lain sehingga membuat pemirsa tidak bosan setiap kali menontonnya.

(41)

No

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai seberapa pernah responden menonton acara lain yang sejenis dengan Stand Up Comedy. Sebanyak 18 orang responden (22,5%) menjawab sangat tidak pernah, sebanyak 36 orang responden (37,5%) menjawab tidak pernah, sebanyak 20 orang responden (32,5%) menjawab pernah, sebanyak 6 orang responden (7,5%) menjawab sangat setuju. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (37,5%) dalam penelitian ini tidak pernah menonton acara lain yang sejenis seperti Stand Up Comedy. Ini cukup menggambarkan jika konsep yang ditawarkan oleh Stand Up Comedy yang berbeda, dengan penceritaan ulang dari fenomena fenonema atau kejadian serta isu sosial yang terjadi di sekitar masyarakat dibalut bumbu komedi segar khas para comic diatas panggung telah sukses mencuri hati pemirsa dibandingkan program acara hiburan lain.

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai tayangan Stand Up Comedy membuat tertawa dan terhibur. Sebanyak 5 orang responden (6,3%) menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 7 orang responden (8,8%) menjawab tidak setuju, sebanyak 47 orang responden (58,8%) menjawab setuju, sebanyak 21 orang responden (26,3%) menjawab sangat setuju. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (58,8%) dalam penelitian ini setuju jika Stand Up Comedy menghibur dan tertawa ketika menyaksikan comic bertutur kata yang didukung dengan gesture atau bahasa tubuh untuk mengundang gelak tawa pemirsa maupun penonton di rumah

No

Tayangan Stand Up Comedy Memberikan

(42)

Informasi Mengenai

Berdasarkan tabel diatas diketahui tayangan Stand Up Comedy memberikan informasi mengenai fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar. Sebanyak 16 orang responden (20,0%) menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 26 orang responden (32,5%) menjawab tidak setuju, sebanyak 34 orang responden (42,5%) menjawab setuju, sebanyak 4 orang responden (5,0%) menjawab sangat setuju. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (42,5%) dalam penelitian ini setuju jika fenonema yang terjadi di lingkungan sekitar menjadi materi yang mungkin saja selama ini tidak disadari dan menjadi tambahan informasi disamping menikmati candaan khas Stand Up Comedy

(43)

No

Berdasarkan tabel diatas diketahui mengenai mempelajari apa yang baik/buruk dalam kehidupan sosial melalui tayangan Stand Up Comedy. Sebanyak 15 orang responden (18,8%) menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 22 orang responden (27,5%) menjawab tidak setuju, sebanyak 39 orang responden (48,8%) menjawab setuju, sebanyak 4 orang responden (5,0%) menjawab sangat setuju. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden (48,8%) dalam penelitian ini setuju jika konten acara serta konsep yang ditawarkan dalam tayangan Stand Up Comedy merupakan pencerminan dari apa saja yang terjadi di lingkungan sosial yang semula tak disadari, tapi dengan adanya acara ini membuat penonton secara tidak langsung melakukan tindakan evaluatif atas apa yang dibahas oleh comic sebagai materi lawakannya diatas panggung.

No Menyukai Tayangan

(44)

(52,5%) dalam penelitian ini menyukai tayangan ini karena lewat lawakan segar khas para comic sehingga dengan mudah mendapat tempat di hati setiap pemirsa baik yang di rumah maupun di studio.

4.4 Pembahasan

Pada bagian ini dikemukakan pembahasan terhadap hasil hasil penelitian yang meliputi: 1. Persepsi yang terbentuk di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU

terhadap Program Stand Up Comedy di Metro TV yang meliputi:

a. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnhya dapat banyak atau sedikit.

b. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Dalam fase ini, biasanya rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, hyakni pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. Namun, persepsi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. Reaksi, yaitu tingkah laku setelah berlangsung proses seleksi dan interpretasi. Dalam hal ini, penulis mengartikan sebagai suatu proses penilaian yang dilakukan oleh responden setelah selesai menonton acara Stand Up Comedy di Metro TV.

c. Reaksi dalam hal ini adalah bagaimana sikap serta tingkah laku responden sebelum dan sesudah menonton acara Stand Up Comedy.

(45)

Comedy di Metro TV dapat dikategorikan sebagai nilai yang positif. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa persepsi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah positif. Jika dikaitkan dengan teori yang digunakan yaitu teori S-O-R, hasil dari penelitian ini merupakan efek dari adanya sebuah proses komunikasi massa, yaitu efek afektif, kognitif dan behavioral. Efek komunikasi tersebut diwujudkan melalui pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa terhadap program acara Stand Up Comedy di Metro TV.

d. Tahap Kognitif meliputi ingatan terhadap pesan, pengenalan terhadap pesan,dan pengetahuan terhadap pesan tersebut. Dalam hal ini, dibahas bagaimana peran media massa atau televisi dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Hal ini ditunjukkan pada hasil penelitian yakni sebanyak 34 orang responden atau (42,5%) menyatakan bahwa acara ini dapat menambah informasi atas fenonema yang terjadi di lingkungan sekitar menjadi materi yang mungkin saja selama ini tidak disadari dan menjadi tambahan informasi yang bermanfaat disamping menikmati candaan khas Stand Up Comedy.

e. Tahap Afektif meliputi perasaan yang timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Dalam hal ini, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan tertarik , suka/senang, tertawa, gembira dan puas setelah menonton lawakan atau lelucon yang disampaikan pada program acara Stand Up Comedy di Metro TV. Ini dapat dilihat melalui hasil penelitian yakni sebanyak 42 orang (52,5%) menyatakan menyukai tayangan Stand Up Comedy karena diyakini mampu membuat responden tertawa dan terhibur yang ditunjukkan sebanyak 47 orang responden (58,8%).

(46)

terhadap wawasan tentang fenomena fenonema sosial yang terjadi di lingkungan sekitar secara keseluruhan.

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.I . Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tayangan Stand Up Comedy ditayangkan di Metro TV setiap hari Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu pukul 22.30 – 23.00 WIB. Dalam acara tersebut menampilkan tiga orang comic (sebutan bagi orang yang ber stand up comedy) setiap minggunya. Acara Stand Up Comedy menampilkan suatu bentuk komedi dalam bentuk stand up (berdiri) yang menceritakan sebuah cerita humor kepada audiensnya. Lelucon pendek yang disebut “bit”, dan satu liners, yang merupakan apa yang disebut monolog, rutin , dan bertindak. Beberapa Stand Up Comedian bahkan menggunakan alat peraga dan juga musik dalam mendukung penampilannya diatas panggung.

2. Beberapa aspek hiburan yang dibutuhkan para mahasiswa FISIP berupa hiburan akan musik, tayangan komedi ataupun drama televisi. Tayangan Stand Up Comedy menjadi salah satu pilihan hiburan yang isinya cukup berwawasan karena selalu mengangkat isu terbaru seputar permasalahan di Indonesia maupun dunia.

3. Respon yang peneliti terima dalam penelitian ini sangat positif. Hampir semua responden yang berpartisipasi merasa tertarik dan menyukai tayangan Stand Up Comedy di Metro TV. Ini dapat dilihat dari materi yang disampaikan comic, gaya comic dan penampilan comic di atas panggung sehingga membuat mereka setia terus di depan layar kaca menantikan tayangan Stand Up Comedy di setiap episodenya.

V.II . Saran dalam Kaitan Praktis

(48)

tidak harus mengandung konten atau materi yang mengandung unsur unsur vulgar, kekerasan (violence), dan porno. Tapi, peneliti berharap semoga kedepannya, penelitian ini memberikan suatu gambaran berarti khususnya mahasiswa untuk lebih jeli dan peka terhadap fenomena fenomena yang terjadi di kehidupan sosial sekaligus memberi wawasan terkini tentang hal yang tidak pernah kita sangka sebelumnya dengan cara yang mudah diterima yaitu melalui lawakan khas Stand Up Comedy di Metro TV.

V.II.I. Saran Responden Penelitian

Berikut adalah saran dari responden penelitian terkait Tayangan Stand Up Comedy di Metro TV.

1. Dikarenakan tayangan Stand Up Comedy Metro TV hanya berdurasi 30 menit, menyebabkan ketidakpuasan responden dengan durasi yang dihadirkan, sehingga mereka berharap adanya penambahan durasi terkait tayangan Stand Up Comedy di Metro TV. 2. Sebaiknya jam tayang Stand Up Comedy Metro TV ditempatkan pada jam prime time

(jam utama) sekiranya pada pukul 18.00-21.00 WIB sehingga dapat merangsang penonton untuk terus menonton tayangan Stand Up Comedy di Metro TV.

3. Sebaiknya comic fokus pada isu isu sosial, politik dan lain sebagainya dan tidak menyinggung hal hal berbau SARA. Karena dikhawatirkan isu SARA adalah isu yang gampang menyulut konflik, sehingga dapat menyebabkan perpecahan nantinya.

4. Terdapat responden yang kurang puas dengan tata panggung, sehingga alangkah baiknya panggung Stand Up Comedy di Metro TV di perluas sehingga memungkinkan comic untuk bergerak leluasa di atas panggung.

V.II.II. Saran dalam Kaitan Akademis

(49)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan untuk memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian itu akan disoroti (Nawawi, 1995:39). Dengan adanya kerangka teori, maka akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Massa Televisi, Program acara Hiburan (Entertainment), Persepsi, dan Teori S-O-R.

2.1.1 Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa Inggris “Communication” yang menurut Wilber Schramm bersumber pada istilah Latin “Communis”dalam bahasa Indonesia berarti “sama” dan menurut Sir. Gerald Barry “Communicare” yang berarti “bercakap-cakap” (Effendy, 2000: 2). Jika kita berkomunikasi, berarti kita mengadakan kesamaan, dalam hal ini kesamaan dan pengertian makna.

Menurut Hovland (Effendy, 2000 : 2), komunikasi didefinisikan sebagai berikut: “proses seseorang (komunikator) meyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikan)”.

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif , para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban ari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

Komunikator (Communicator)

Komunikator adalah seorang atau sekelompok orang yang mulai memberikan informasi kepada lawan bicaranya.

(50)

Pesan adalah seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

Media (Channel)

Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan

Komunikan (Communicant)

Komunikan (receiver) adalah seseorang atau sekelompok orang yang menerima pesan atau informasi dari komunikator.

Efek (Effect)

Efek adalah tanggapan atau seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan. Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulakn efek tertentu. (Effendy, 2000: 10).

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan mempergunakan lambang-lambang yang berarti, baik verbal maupun non verbal, yang dapat terjadi secara langsung atau dengan menggunakan media, dengan tujuan agar orang lain dapat mengerti atau memahami pesan yang disampaikan serta pada tahap selanjutnya komunikan tersebut mau melaksanakan isi pesan yang disampaikan.

2.1.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, selintas, khususnya media elektronik (Mulyana, 2002 :75).

(51)

sebagai suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualitas. Defenisi ini hampir manyerupai pengertian massa yang digunakan oleh para ahli sosiologi khususnya bila dipakai dalam kaitannya dengan khalayak media.

Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak.

2.1.3 Media Massa Televisi

Televisi sebagai media komunikasi massa, berasal dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti "jarak” dalam bahasa yunani dan “visi” yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa latin. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia.

2.1.3.1 Sejarah Televisi

Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, menemukan sistem penyaluran sinyal gambar, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat yang lain. Sistem ini dianggap praktis, sehingga diadakan percobaan pemancaran serta penerimaan sinyal televisi tersebut. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. Akhirnya Nipkov diakui sebagai „Bapak‟ televisi (Werner J. Severin & James, 2005:420).

(52)

Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak dapat dimonopili oleh Amerika Serikat saja. Sewaktu Amerika giat mengembangkan media massa itu, Negara-negara Eropa lain pun tidak mau ketinggalan. Perkembangan televisi sangat cepat, sehingga dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Menurut Skormis dalam bukunya “Television and Society :An Incuest and Agenda”, dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya). Televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual (Kuswandi, 1996:8).

2.1.3.2 Perkembangan Televisi di Indonesia

Media televisi di Indonesia bukan lagi sebagai barang mewah. Kini media layar kaca tersebut sudah menjadi salah satu barang kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat untuk mendpatkan informasi. Dengan kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari hak manusia untuk aktualisasi diri. Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olah raga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan status sampai sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.

(53)

bertambah lagi dengan kehadiran Indosiar, Trans TV, Trans 7, Global TV, Metro TV, dan TV One.

2.1.3.3 Daya Tarik Televisi

Televisi mempunyai daya tarik yang kuat. Jika radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur kata-kata, music, dan sound effect, maka TV selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar, dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam pada pemirsa. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman. Selain itu, TV juga dapat menyajikan berbagai program lainnya yang cukup variatif dan menarik untuk dinikmati masyarakat (Effendy, 2002:177).

2.1.3.4 Keunggulan Televisi

Menurut dr. A Alatas Fahmi dalam bukunya ”Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa” (1997: 30-31), televisi sebagai media komunikasi modern memiliki keunggulan-keunggulan yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu :

a. Keunggulan pragmatis.

Keunggulan ini lebih menyangkut aspek isi yang disajikan oleh televisi yakni meliputi :

• Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas.

• Menyangkut hubungan dengan khalayaknya, media televisi mempunyai khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim.

• Media televisi memiliki tokoh berwatak sedang media lain memiliki bintang yang direkayasa.

b. Keunggulan teknologis.

Keunggulan ini menyangkut aspek kemampuan teknologi komunikasi meliputi : • Mampu menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu bersamaan, sehingga dapat menghantarkan secara langsung suatu peristiwa di suatu tempat ke berbagai tempat lain yang berjarak sangat jauh.

• Mampu menciptakan suasana yang bersamaan di berbagai wilayah jangkauannya dan mendorong khalayaknya memperoleh informasi dan melakukan interaksi secara langsung.

(54)

membuktikan bahwa sebagai salah satu bentuk media massa, televisi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pemirsanya (Bungin, 2001:53).

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi merupakan media yang paling berpengaruh diantara media-media lain yang mentransmisikan beraneka ragam wacana naratif yang meliputi: berita, drama, komentar sosial politik, iklan, musik, dan acara komedi. Media televisi memiliki karakteristik yang berbeda dari media lain, yaitu : dapat didengar sekaligus dapat dilihat (Audiovisual), berpikir dalam gambar, dan pengoperasian lebih kompleks (Ardianto, 2004: 128). Selain itu, televisi juga mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga penonton yang tinggal di daerah terpencil dapat melihat serta menikmati siaran televisi.

Baskin (2006:79) mengatakan terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas televisi, ialah:

1. Penampilan Penyaji Berita

Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter, pembawa acara, atau biasa disebut Master of Ceremony, adalah orang yang bertugas sebagai orang yang bertugas sebagai pemimpin acara dalam panggung pertunjukan, hiburan, dan lain lain. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan komedian

RM. Hartono (Baskin, 2006: 63) mengatkan ada beberapa syarat menjadi presenter televisi yang baik, antara lain :

a. Penampilan baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman.

b. Kecerdasan pemikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingatan yang kuat. c. Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang tidak wajar dan dapat

menjengkelkan.

d. Jenis suara yang tepat dengan suara yang enak didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap.

e. Penguasaan bahasa, merupakan kemampuan menggunakan bahasa formal dan informal yang mudah dipahami.

2. Narasumber

Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Ditegaskan oleh Baskin (2006:63-68) bahwa narasumber dapat digolongkan sebagai berikut :

(55)

Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman.

b. Memiliki Kredibilitas.

Kredibilitas meliputi kualitas, kapabilitas, atau kekuatan sehingga menimbulkan kepercayaan.

c. Memiliki Akseptabilitas

Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupuun profesi seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan.

3. Materi Acara

Hal yang perlu diperhatikan dalam materi acara adalah:

a. Permasalahan apa yang dibahas dalam acara tersebut, yaitu hal yang menjadi topik pembahasan acara tersebut permasalahan yang penting bagi masyarakat.

b. Masalah tersebut merupakan masalah yang aktual atau yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat.

4. Perangkat Acara

Hal yang perlu diperhatikan dalam perangkat acara adalah : a. Keselarasan antara perangkat acara dan kerjasama tim.

b. Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalm penggunaan humor merupakan daya tarik tayangan televisi tersebut.

5. Waktu Tayang

Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar setiap acara yang ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran yang dituju. Dalam pemilihan waktu tayangan perlu memperhatikan, yaitu:

a. Frekuensi Penayangan, berguna untuk memudahkan penonton untuk menginat acara tersebut.

Gambar

tabel, judul tabel, kolom vertikal dan horizontal, kategori dan indikator, frekuensi,
Tabel Aktivitas Komunikasi Massa
Tabel                                               Judul                                                  Halaman

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penilai dan Tim Penaksir Harga

[r]

[r]

Rubber plantations in the ecosystem of Dangku Meranti have evolved and cultured together with the community to form a long-standing economic bond and as a daily custom for

hal itu mendorong untuk menbentuk “Sistem Pemesanan Tiket Bioskop Online” dengan adanya sistem ini konsumen hanya perlu memesan kursi untuk melihat film dengan sistem pemesanan

Yang dimaksud dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan adalah bahan hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi