BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
3. Program Beras Miskin (RASKIN)
Raskin adalah program dari pemerintah untuk membantu masyarakat miskin yang rawan pangan, agar mereka mendapatkan beras untuk kebutuhan rumah tangganya. Program Raskin termasuk bagian dari program penanggulangan kemiskinan yang terdapat pada Kluster I, yaitu tentang kegiatan perlindungan sosial berbasis keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok bagi masyarakat kurang mampu. Program raskin merupakan subsidi pangan sebagai bentuk upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan keluarga miskin melalui pendistribusian beras yang diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin, masing- masing keluarga akan menerima minimal 15 kg/ KK / bulan dengan harga Rp. 1.600 / kg di titik distribusi. Program beras miskin (Raskin) merupakan subsidi pangan pokok dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi keluarga miskin sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan pada keluarga miskin. Keluarga penerima Raskin yaitu keluarga yang berpendapatan rendah (miskin dan rentan miskin) atau disebut dengan rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSM). Raskin meruapakan beras yang disubsidikan oleh pemerintah yang dijual dengan harga yang lebih murah jika dibanding harga dipasaran. Awal mula realisasi beras pada tahun 1998 ketika terjadi krisis moneter, yang bertujuan untuk mempererat ketahanan pangan rumah tangga terutama Rumah Tangga Miskin (RTM)(Emalia, 2013: 47).
b. Tujuan Program Raskin
Tujuan Program beras bagi keluarga penerima manfaat raskin adalah sebagai berikut:
1) Sasaran rumah tangga miskin (RTM), di Desa atau kelurahan yang berhak menerima beras Raskin, sebagai hasil seleksi musyawarah Desa atau Kelurahan yang terdaftar, dalam daftar penerima manfaatnya (DPM), di tetapkan oleh Kepala Desa atau Kelurahan dan disahkan oleh camat.
2) Mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemenuhan sebagai kebutuhan pangan beras.
3) Kriteria Raskin hanya diberikan kepada rumah tangga miskin (RTM), penerima manfaat Raskin hasil musyawarah Desa yang terdaftar dalam daftar penerima manfaat (DPM) dan di beri identitas (Kartu Raskin dan bentuk lain).
4) Bentuk program pembagian beras, kepada kepala rumah tangga miskin hasil musyawarah Desa atau kelurahan yang terdaftar dalam penerimaan manfaat.(Pedum Raskin Nasional) c. Sasaran Program Raskin
Sasaran program raskin adalah berkurangnya beban penyaluran 16.771 KPM dalam mencukupi kebutuhan pangan beras melalui penyaluran beras bersubsidi sebanyak 15 kg/ KPM/ bulan atau setara dengan 180 kg/ KPM/ tahun dengan harga tebus Rp.1600,-/ kg di titik bagi (TB). (Pedum Raskin Nasional)
d. Manfaat Raskin
Manfaat program raskin adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan ketahanan di tingkat keluarga sasaran, sekaligus mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.
2) Peningkatan akses pangan baik secara fisik (beras tersedia di titik distribusi), maupun ekonomi (harga jual yang terjangkau) kepada KPM.
3) Sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi.
4) Stabilitasi harga beras dipasaran.
5) Pengendalian inflasi melalui intervensi pemerintah dengan menetapkan harga beras bersubsidi sebesar Rp. 1600,-/kg dan menjaga stok pangan nasional.
6) Membantu pertumbuhan ekonomi di daerah. (Pedum Raskin) e. Dasar Hukum Program Raskin.
Peraturan perundangan yang menjadi landasan hukum pelaksanaan program raskin adalah:
1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan 2) Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang No 9 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Unadang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
3) Peraturan pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang ketahanan pangan.
4) Peraturan presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan.
5) pengelolaan keuangan Tahun 2005 Nomor 140, tambahan lembaran negara Nomor 4578.
6) Perarturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan.
7) Keputusan bersama Mentri dalam Negeri dengan Direktur Perusahaan umum Bulog Nomor 25 Tahun 2003 dan PKK-12/07/2003 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin. (Pedum Raskin Nasional)
f. Perencanaan Raskin
Perencanaan dan penggangaran program raskin mengacu pada undang- undang anggran pendapatan dan belanja Negara (APBN)
tahun belanja. proses perencanaan dan penganggaran penyediaan, perhitungan, pencairan dan pertanggungjawaban dana subsidi Raskin.
1) Kebijakan Penetapan KPM
KPM yang berhak menerima Raskin adalah yang terdapat dalam DPM (Daftar Penerima Manfaat) Raskin.
Pagu Raskin Nasional telah mencakup keluarga miskin dan keluarga rentan miskin, dalam rangka mengakomodasi adanya perubahan karakteristik KPM setelah penetapan Pagu Raskin oleh Mentri Sosial, Gubernur, dan Bupati/Walikota, maka dimungkinkan untuk dilakukan validasi dan pemutahiran daftar KPM melalui Mudes/Muskel dan atau Muscam.
2) Penetapan Titik Distribusi (TD)
TD ditetapkan di kantor/ balai desa/ kelurahan atau dilokasi lain atas kesepakatan tertulis anatara pemerintah kabupaten/ kota dengan Perum BULOG setempat.
3) Penetapan Titik Bagi (TB)
TB adalah lokasi penyaluran Raskin yang strategis dan terjangkau oleh KPM yang telah disepakati oleh pelaksana distribusi dan KPM setempat. (Pedum Raskin)
g. Penganggaran Raskin
Program Raskin merupakan suatu program perlindungan sosial.
berdasarkan udang- undang anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), pemerintah mengalokasikan dana subsidi pangan dengan kebijakan penganggaran sebagai berikut:
a) Anggaran subsidi panagan disediakan dalam APBN tahun belanja, Dipa Bendahara Umum Negara ( BUN) bagian anggaran (BA)
b) subsidi pangan adalah selisih antara harga pembelian beras (HPB) dengan harga jual beras di titik distribusi (TD)
c) sesuai dengan undang- undang No 18 tahun 2012 tentang pangan (pasal 18 dan 58) dan surat Edaran Mentri Dalam Negri tentang implementasi program Raskin daerah, maka pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) mengalokasikan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk penyaluran Raskin dan TD sampai dengan KPM penyedia anggaran tersebut mencakup antaralain untuk biaya operasinal Raskin, biaya angkut dari TD ke KB hingga KPM di luar pagu yang ditetapkan maupun tambahan alokasi Raskin untuk KPM di dalam Pagu yang ditetapkan. (Pedum Raskin)
h. Pengelolaan dan Pengorganisian Raskin
Dalam rangka pelaksanaan program Raskin dan bantuan pangan non tunai peerlu diciptakan harmonisasi dan sinergitas antar kementrian / lembaga (K/L) terkait dalam pelaksanaan program serta pertanggung jawabannya, sehingga dapat dicapai hasil yang efektif.
Sebagai implementasinya maka dibentuk Tim Koordinasi Raskin pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, kecamatan dan pelaksana Distribusi Raskin di Desa/Kelurahan/Pemerintah Setingkat.
1) Tim Koordinasi Raskin Pusat
Mentri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan melaksanakan fungsi koordinasi, singkronisasi dan pengendalian dalam perumusan kebijakan Program Subsidi Raskin serta membentuk Tim Koordinasi Raskin pusat dalam pelaksanaan Program subsidi Raskin. (Pedum Raskin Nasional)
a) Tugas
Melakukan koordinasi, sinkronisasi, harmonisasi dan pengendalian dalam perumusan kebijakan, perencanaan,
penganggaran, sosialisasi, penanganan panduan, serta pemantauan dan evaluasi. (Pedum Raskin)
b) Fungsi
Dalam melakukan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Pusat mempunyai fungsi:
1) Koordinasi perencanaan dan penganggaran program Raskin.
2) Penetapan pagu Raskin.
3) Penyusunan Pedoman Umum Raskin.
4) Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi program Raskin.
5) Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi tim koordinasi Raskin Provinsi.
6) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Raskin di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
(Pedum Raskin)
c) Struktur Dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Pusat
Tim koordinasi pusat terdiri dari pengarah, pelaksanaan dan sekretariat. Pengarah terdiri atas: ketua dari unsur Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan anggota terdiri dari unsur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian dalam Negeri, Kementrian Sosial, Kementrian Perencanaan Pembangunan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENAS), Badan Pusat Statistik (BPS), sekretariat TNP2K dan Perum BULOG.
Pelaksanaan terdiri dari: Wakil Ketua dan Anggota.
Ketua Pelaksana adalah Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial
Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; wakil ketua I/ kebijakan Perencanaan adalah Direktur Penanggulan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Wakil Ketua II/ Bidang Kebijakan Anggaran adalah Direktur Anggaran Bidang Politik, Hukum, Pertahan dan Keamanan, dan bagian Bendahara Umum Negara (BABUN), Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan; Wakil Ketua III/ Bidang Pelaksanaan Distribusi adalah Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG; Wakil Ketua IV/ Bidang Fasilitasi Pembinaan Tikor Raskin Provinsi dan Kabupaten/Kota, Pemantauan, Evaluasi dan Pengaduan adalah Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I Direktorat Jenderal Bina Pemangunan Daerah Kementerian dalam Negeri.
Anggota Tim terdiri dari unsur-unsur Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perncanaan Pembangunan Nasioanal/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, kementerian Pertanian, BPS, dan Perum BULOG.
(Pedum Raskin)
2) Tim Koordinasi Raskin Provinsi
Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan program Raskin di Wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Provinsi sebagai berikut:
a) Kedudukan
Tim Koordinasi Raskin Provinsi adalah Pelaksanaan Raskin di Provinsi, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gurbenur.
b) Tugas
Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai tugas melakukan koordinasi perencanaan, anggaran, sosialisasi, pelaksanaan distribusi, pemantauan dan evaluasi, menerima dan menangani pengaduan dari masyarakat serta melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Pusat.
c) Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai fungsi:
(1) Koordinasi Perencanaan dan penyediaan APBD untuk mendukung pelaksanaan program Raskin di Provinsi.
(2) Penetapan pagu Raskin Kabupaten/Kota
(3) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) program Raskin.
(4) Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisai program Rakin (5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program
Raskin di Kabupaten/Kota.
Laporan pelaksanaan Raskin ditujukan kepada Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Mentri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Sosial, Menteri dalam Negeri, dan Tim Koordinasi Raskin Pusat. (Pedum Raskin)
3) Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota
Bupati/Walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan program raskin di wilayah dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota sebagai berikut:
a) Kedudukan
Tim koordinasi Raskin Kabupaten/Kota adalah pelaksanaan program Raskin di Kabupaten/Kota, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota.
b) Tugas
Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota mempunyai tugas melakukan koordinasi perencanaan, anggaran, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, pemantaun dan evaluasi, penanganan pengaduan, memilih dan menentukan alternatif pola penyaluaran (Penyaluran Raskin Reguler, Warung Desa, Kelompok Masyarakat), serta melapokan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi.
c) Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, tim koordinasi Raskin Kabupaten/Kota mempunyai fungsi:
(1) Koordinasi perecanaan dan perencanaan APBD untuk mendukung pelaksanaan Program Raskin di Kabupaten/Kota.
(2) Penetapan Pagu Raskin Kecamatan
(3) Pelaksanaan validasi dan pemutakhiran daftar KPM.
(4) Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) pelaksanaan program Raskin di Kabupaten/Kota.
(5) Sosialisai program Raskin di wilayah Kabupaten/Kota.
(6) Perencanaan penyaluran Raskin (7) Penyelesaian HTR dan Administrasi.
(8) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Raskin di Kecamatan,Desa/Kelurahan/Pemerintahan Setingkat.
(9) Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi. (Pedum Raskin)
4) Tim Koordinasi Raskin di Kecamatan
Camat bertanggung jawab atas pelaksanaan program Raskin di wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Kecamatan, sebagai berikut:
a) Kedudukan
Tim Koordinasi Raskin Kecamatan adalah pelaksanaan program Raskin di Kecamatan, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.
b) Tugas
Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, pemantauan program Raskin di tinggkat Kecamatan serta melaporkan hasilnnya kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota.
Tim Koordinasi Raskin Kecamatan dibantu oleh TKSK dalam pendampingan pelaksanaan program Raskin di Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
c) Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai fungsi:
(1) Perencanaan penyaluran Raskin di Kecamatan (2) Sosialisa Raskin di Wilayah Kecamatan.
(3) Pendisribusian Raskin.
(4) Penyelesaian HTR dan Administrasi.
(5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Raskin di Desa/Kelurahan/Pemerintahan Setingkat.
(6) Pembinaan terhadap pelaksanaan distribusi Raskin di Desa/ Kelurahan/Pemerintahan Setingkat.
Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota, termasuk pelaporan hasil pemutakhiran data dari tinggkat Desa/Kelurahan dan pelaporan arealisi penyaluran Raskin dari pelaksanaan Distribusi Raskin kepada KPM. (Pedum Raskin)
5) Pelaksanaan Distribusi Raskin di Desa/Kelurahan Pemerintahan Setingkat.
Kepala Desa/Lurah/Kepala Pemerintahan Setingkat bertanggung jawab atas pelaksanaan Raskin di wilayahnya, dan membentuk pelaksanaan distribusi Raskin, sebagai berikut:
a) Kedudukan
Pelaksanaan Distribusi Raskin berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepala Desa/Lurah/Pemerintahan Setingkat.
b) Tugas
Pelaksanaan distribusi Raskin memiliki tugan memeriksa, menerima dan menyerahkan beras, menerima uang pembayaran HTR, dan menyelesaikan administrasi.
c) Fungsi
Pelaksanaan distribusi mempunyai fungsi:
(1) Pemeriksaan dan penerimaan/penolakan Raskin dari
perum BULOG di TD. Untuk di
Desa/Kelurahan/Pemerintahan setingkat, maka petugas pemeriksa dan menerima/menolak Raskin diatur dalam Petunjuk teknis (Juknis)
(2) Pendistribusian dan penyerahan Raskin kepada keluara penerima manfaat (KPM) yang terdapat dalam DPM-1 di Titik Bagi (TB).
(3) Penerimaan HTR Raskin dan KPM secara tunai untuk di setorkan kerekening bank yang ditujukan oleh perum BULOG.
(4) Penyelesaian administrasi penyaluran Raskin yaitu penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) beras di TD.
Pembuatan daftar realisasi penjualan beras sesuai model DPM-2 dan melaporkan ke Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota melaui Tim Koordinasi Raskin Kecamatan.
(Pedum Raskin) i. Kriteria Masyarakat Miskin
Program Raskin (Program Penyaluran Beras Untuk Rumah Tangga Miskin) adalah sebuah program dari pemerintah dalam menjalankan program tersebut, penyalurnya menetapkan beberapa kriteria dari masyrakat yang menjadi sasaran program Raskin. Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kriteria sama dengan kriterium, kadar, ukuran dan sebagainya untuk mempertimbangkan atau menentukan seseuatu (Anwar, 2011 : 3).
Adapun menurut Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 14 kriteria dari masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai Rumah Tangga Miskin (RTM), yaitu (Badan Pusat Statistik, 2011: 17-18):
a) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
b) Jenis lantai tempat tinggal dari bambu/ rubiah/ kayu berkualitas rendah/ tembok tampa diplester.
c) Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/ rumpia/ kayu berkualitas rendah, tembok tampa diplaster.
d) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain.
e) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik f) Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak
terlindung/ sungai/ air hujan
g) Bahan bakar untuk memasak untuk sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah
h) Hanya mengkomsumsi daging/ susu/ ayam satu kali dalam seminggu
i) Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun
j) Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari k) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/
poliklinik
l) Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500 m, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp.600.000,- per bulan.
m) Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga :tidak sekolah/
tidak tamat SD/hanya SD.
n) Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp.500.000,-seperti sepeda motor, atau modal lainnya. Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dikategorikan sebagai Rumah Tangga Miskin. Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu Rumah Tangga Miskin. (Pedum Raskin)
j. Mekanisme Penyaluran Raskin
1) Bupati menujukan ketua Tim koordiasi Raskin Kabupaten Tanah Datar untuk bertindak atas nama Bupati menerbitkan surat Pemerintah alokasi (SPA) kepada perum Bulog berdasrkan Paku Raskin.
2) Berdasarkan SPA, Perum Bulog , menerbitkan SPPB/DO beras untuk masing-masing Kecamatan atau Negri.
3) Sesuai dengan SPPB/DO maka Perum Bulog menyalurkan beras sampai ke TD.
4) Sebelum menyalurkan beras Raskin, dapat dilakukan pengecekana kualitas beras oleh Tim Koordiasi Raskin Kabupaten di gudang perum Bulog. Hasil pengecekan beras Raskin yang ditanda tangani perwakilan Tim Koordinasi Raskin Kabupaten, Satker Perum Bulog dan kepala gudang Bulog.
5) Di Titik Distribusi (TD) dilakukan serah terima beras antara Perum Bulog dengan pelaksanaan Distribusi Raskin Nagari dan dibuat BAST yang ditan da tangani oleh kedua belah pihak.(Lampiran Keputusan Bupati Tanah Datar, 2017 :17) k. Panduan Pelaksanaan Program Raskin
Dalam pelaksanaan Program Raskin diperlukan panduan pelaksanaan kegiatan yang sistematis yang akan dijadikan pedoman berbagai pihak baik pemerintah pusat kota, kabupaten/ kota, kecamatan dan desa/ kelurahan maupun pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan program raskin (Pedum Raskin), pedoman khusus program raskin, petunjuk pelaksaan raskin (juklak raskin), dan petunjuk teknis raskin (Juknis Raskin).
Dalam pelaksanaan Program Raskin diperlukan panduan pelaksanaan kegiatan yang sistematis yang akan dijadikan pedoman berbagai pihak baik pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/ kelurahan maupun pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan Program Raskin terdiri dari pedoman umum program raskin (pedum raskin), pedoman khusus program raskin, petujuk pelaksanaan raskin (jutlak raskin), dan petunjuk teknis raskin (jaknis raskin).(Pedum Raskin, 2015 :26)
1) Pembuatan Pedoman Umum Raskin (Pedum Raskin)
2) Pedoman Umum Raskin (Pedum Raskin) sebagai panduan pelaksana raskin untuk tingkat nasional yang difermulasikan dari masukkan berbagai Kementrian/ Lembaga (K/L) baik di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten/kota Pedum ini di dalamnya berisikan kebijakan umum yang mengatur pelaksanaan program raskin yang berlaku secara nasional.
3) Pedum raskin dibuat oleh Tim Koordinasi Raskin Pusat dan setiap tahun akan ditinjau ulang untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang.
l. Pedoman Khusus Raskin
1) Untuk pelaksaan kegiatan sektorat dalam Program Raskin maka K/L terkait menyusun pedoman khusus raskin sebagai panduan pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, serta tetap mengacu pada pedoman umum raskin.
2) Pedoman khusus raskin berisikan kebijakan sektorat dalam program raskin yang memandu pelaksanaan salah satu aspek kegiatan program raskin yang menjadi tanggung jawab K/L tertentu sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3) Pedoman khusus raskin dibuat oleh K/L tertentu yang terkait dalam program raskin dan setiap tahun akan ditinjau uang untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang.
4) Pembuatan petunjuk pelaksanaan program raskin (Juklak Raskin). Untuk pelaksanaan program raskin ditingkat provinsi diperlukan panduan pelaksanan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat sebagai penajaman dan pedoman umum raskin, yang disebut petunjuk pelaksana program raskin (Juklak Raskin). Jutlak raskin bersifat spesifik untuk
setiap provinsi di dalamnya berisikan kebijakan masing-masing pemerintah provinsi di dalamnya berisikan kebijakan masing-masing pemerintah provinsi, dukungan faktor sosial budaya setempat, kearifan lokal yang ada di masing-masing propinsi, upaya untuk mengatasi berbagai masalah hambatan spesifik Provinsi dalam pelaksanaan program raskin seperti kurangnya sarana dan prasarana agkutan dan faktor alam yaitu geografi, iklim dan lain-lain. Jutlak Raskin dibuat oleh tim koordinasi Raskin Provinsi dan setiap tahun akan ditinjau ulang untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang. Jutlak Raskin disampaikan kepada tikor raskin pusat(Pedum Raskin, 2015 :27)
m. Petunjuk Teknis Program Raskin (Juknis Raskin)
1) Untuk melaksanakan Program Raskin di tingkat kabupaten/kota diperlukan panduan pelaksanaan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat sebagai penajaman dari pedum Raskin dan jutlak raskin yang disebut petunjuk teknis (Juknis Raskin)
2) Juknis Raskin bersifat spesifik untuk setiap Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program raskin seperti kurangnya sarana dan prasarana angkutan, faktor alam yaitu geografi, iklam dan lain-lain.
3) Juknis Raskin dibuat oleh Tim koordinasi Raskin Kabupaten/
Kota dan setiap tahun akan ditinjau ulang untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang.
4) Juknis Raskin disampaikan dan dilaporkan kepada tikor Raskin Provinsi(Pedum Raskin)
n. Penetapan Pagu Raskin Nasional 1) Penetapan Pagu Raskin Nasional
Pagu Raskin Nasional tahun 2015 merupakan besaran jumlah Rumah Tangga Sasaran yang menerima Raskin pada
tahun 2015 atau jumlah beras yang dialokasikan untuk RTS-PM Raskin secara nasional pada tahun 2015. Pagu Raskin nasional merupakan hasil kesepakatan pembahasan antara pemerintah dan DPR yang dituangkan dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2015.
Besaran Pagu Raskin Nasional tahun 2015 yaitu 2,79 juta ton beras selama 12 bulan untuk 15.530.897 RTS-PM atau sebanyak 15 kg/RTS/bulan atau 180 kg/RTS/tahun. Dalam situasi dan kondisi tertentu Pemerintah atas persetujuan DPR RI dapat menambah alokasi pagu Raskin Nasional pada tahun 2015.
Apabila pagu Raskin di suatu wilayah baik provinsi maupun kabupaten/ kota tidak dapat diserap sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 maka sisa pagu tersebut tidak dapat didistribusikan pada tahun 2016. Daftar wilayah administrasi propinsi dan kabupaten/kota yang digunakan untuk penetapan pagu Raskin 2015 mengacu pada MFD (Master File Desa) semester I Tahun 2014 dari BPS.(Pedum Raskin)
2) Penetapan Pagu Raskin Provinsi
Pagu Raskin Provinsi tahun 2015 merupakan besaran jumlah Rumah Tangga Sasaran yang menerima Raskin pada tahun 2015 di setiap provinsi atau jumlah beras yang dialokasikan untuk RTS-PM Raskin di setiap provinsi pada tahun 2015. Pagu Raskin untuk setiap provinsi ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Pemerintah provinsi dapat membuat kebijakan untuk menambah pagu Raskin bagi rumah tangga yang dianggap miskin dan tidak termasuk dalam data RTS-PM untuk Program Raskin 2015 dari Basis Data Terpadu yang dikelola oleh TNP2K. Kebijakan ini didanai oleh APBD sesuai dengan kemampuan. (Pedum Raskin)
3) Penetapan Pagu Raskin Kabupaten/Kota
Pagu Raskin Kabupaten/Kota tahun 2015 merupakan besaran jumlah Rumah Tangga Sasaran yang menerima Raskin pada tahun 2015 di setiap kabupaten/kota atau jumlah beras yang dialokasikan untuk RTS-PM Raskin di setiap kabupaten/kota pada tahun 2015.
Pagu Raskin untuk setiap kabupaten/ kota ditetapkan oleh Gubernur dengan mengacu pada pagu Raskin kabupaten/kota yang disampaikan oleh Menko Kesra pada waktu penetapan pagu provinsi. Pemerintah kabupaten/kota dapat membuat kebijakan untuk menambah pagu bagi rumah tangga yang dianggap miskin dan tidak termasuk dalam data RTS-PM untuk Program Raskin 2015 dari Basis Data Terpadu yang dikelola oleh TNP2K. Kebijakan ini didanani oleh APBD sesuai dengan kemampuan. (Pedum Umum)
4) Penetapan Pagu Raskin Kecamatan dan Desa/Kelurahan
Pagu Raskin Kecamatan dan desa/ kelurahan/ pemerintahan setingkat tahun 2015 merupakan besaran jumlah Rumah Tangga Sasaran yang menerima Raskin pada tahun 2015 di setiap kecamatan dan desa/ kelurahan/pemerintahan setingkat atau jumlah beras yang dialokasikan untuk RTS-PM Raskin di setiap kecamatan dan desa/kelurahan/pemerintahan setingkat pada tahun 2015 berdasrkan DPM 2015 yang berasal dari Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial yang bersumber
Pagu Raskin Kecamatan dan desa/ kelurahan/ pemerintahan setingkat tahun 2015 merupakan besaran jumlah Rumah Tangga Sasaran yang menerima Raskin pada tahun 2015 di setiap kecamatan dan desa/ kelurahan/pemerintahan setingkat atau jumlah beras yang dialokasikan untuk RTS-PM Raskin di setiap kecamatan dan desa/kelurahan/pemerintahan setingkat pada tahun 2015 berdasrkan DPM 2015 yang berasal dari Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial yang bersumber