• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program dan Kegiatan Aspek Non Teknis .1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

PROGRAM DAN KEGIATAN

5.2 Program dan Kegiatan Aspek Non Teknis .1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Dalam penanganan sektor sanitasi, Pemerintah Kabupaten Buleleng berperan dalam fungsi pengaturan teknis, pelaksanaan layanan pengelolaan, pemeliharaan sarana dan prasarana, pembinaan, hingga pengawasan dan pengendalian. Terkait dengan peran pemerintah seperti yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, Perangkat Daerah Kabupaten Buleleng, 2010.

Instansi/SKPD dalam lingkup Pemerintah  Kabupaten Buleleng yang memiliki Tugas, Pokok dan Fungsi (tupoksi) dalam pengelolaan sub-sub sektor sanitasi, yaitu:

• Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) yang menjalankan fungsi sebagai pengaturan teknis, pembinaan,  serta pengawasan dalam pengelolaan persampahan serta pengelolaan limbah cair;

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) BULELENG 93

• Kantor Lingkungan Hidup juga menjalankan fungsi sebagai pengaturan teknis, pembinaan, serta pengawasan dalam pengelolaan limbah cair;

• Dinas Pekerjaan Umum, sebagai unsur pelaksana dalam menyelenggarakan  pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana jaringan drainase,  mengatur dan mengelola pembangunan serta pemeliharaan sarana dan prasarana sumberdaya air; dan

• Dinas Kesehatan, melaksanakan pembinaan dan pengendalian di bidang  kesehatan meliputi bidang peningkatan upaya pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan dan  permukiman dan promosi kesehatan, pemulihan kesehatan dan penelitian kesehatan.

Selain itu, dalam rangka penguatan kelembagaan sanitasi ini terdapat beberapa proses yang bersifat transisional, khususnya dalam proses penguatan lembaga koordinasi sanitasi Kabupaten Buleleng. Transisi penguatan ini ditandai dalam aspek bentuk organisasi, serta prioritas pelaksanaan tugas.

Dalam aspek bentuk, untuk Tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Buleleng telah menetapkan bentuk lembaga koordinasi sanitasi Kabupaten Buleleng adalah Kelompok Kerja (Pokja). Dengan demikian maka penguatan kelembagaan ditujukan untuk Pokja Sanitasi Kabupaten Buleleng. Desain bentuk kelompok kerja sebagai lembaga koordinasi sanitasi kabupaten akan dipertahankan sesuai kebutuhan Pemerintah Kabupaten.

Dalam pelaksanaan tugas, untuk tahun 2011 Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Buleleng akan menekankan pada pelaksanaan fungsi koordinasi perencanaan, serta sosialisasi dan advokasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan Pemerintah, Masyarakat, dan Swasta untuk terlibat dalam penanganan sanitasi kabupaten. Untuk tahun 2012, prioritas pelaksanaan tugas Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Buleleng akan diarahkan pada koordinasi monitoring dan evaluasi proses, program dan kegiatan, serta dampak pembangunan sanitasi. Program dan kegiatan untuk melaksanakan strategi penguatan kelembagaan sebagaimana disajikan pada Tabel berikut.

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) BULELENG 94

Tabel 5.12

Program Penguatan Kelembagaan

No. Program/Kegiatan Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Program Pemberdayaan Lembaga sanitasi

Lokal:

• Pembentukan KSM Peduli Sanitasi di salah

satu wilayah prioritas

2 Program Penguatan sistem Pendukung Kerja

Pokja:

• Penciptaan instrumen monitoring dan evaluasi proses, rencana tindak, dan dampak pembangunan sanitasi

• Pembangunan database monitoring dan evaluasi. Sumber: Hasil Pemikiran Pokja, 2010

5.2.2 Keuangan

Penetapan komitmen pendanaan untuk pengelolaan layanan sanitasi perlu dibentuk. Komitmen yang dimaksud adalah besaran proporsi pendanaan sanitasi terhadap total pendanaan internal Kabupaten Buleleng. Berdasarkan identifikasi program serta besaran kebutuhan pendanaannya, maka selanjutnya Pemerintah Kabupaten Buleleng akan memilah program-program sanitasi yang akan didanai dengan pendanaan internal kabupaten sendiri. Program-program pembangunan sanitasi yang belum ter-cover selanjutnya akan didanai melalui sumber-sumber lainnya.

Sebagaimana disebutkan di atas, maka untuk tahap ini, Pemerintah Kabupaten Buleleng akan menetapkan program-program pembangunan sanitasi yang tidak mampu didanai dengan pendanaan internal kota untuk diusulkan dibiayai dengan dana anggaran APBD Provinsi Bali dan APBN. Program yang dimaksudkan sebagai pentahapan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Estimasi kekuatan pendanaan internal Kabupaten Buleleng untuk sanitasi;

b. Penetapan komitmen pendanaan untuk pengelolaan sanitasi (penetapan proporsi pendanaan untuk penyelenggaraan layanan sanitasi). Termasuk didalamnya upaya untuk meningkatkan pendanaan bagi program-program non fisik;

c. Pemilahan program yang akan didanai dengan anggaran internal Kabupaten Buleleng;

d. Memanfaatkan anggaran Pemerintah Pusat dan anggaran Provinsi; e. Memaksimalkan pendanaan sektor swasta dan masyarakat;

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) BULELENG 95

5.2.3 Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan sanitasi. Program kegiatan aspek komunikasi dilaksanakan dalam rangka peningkatan kesadaran masyarakat melalui pemasaran sanitasi dengan mekanisme sebagai berikut :

a. Mengadakan workshop strategi komunikasi untuk pemasaran sanitasi dengan melibatkan semua stakeholder atau pemangku kepentingan, kelompok strategis (kelompok yang mempunyai kekuatan pengaruh kepada kelompok sasaran) untuk duduk bersama merancang strategi pemasaran dan mulai berpartisipasi sesuai kemampuan dan potensi masing-masing. Ke depan pertemuan ini dimaksudkan untuk menginisiasi wadah forum peduli sanitasi yang nantinya terlibat dalam proses pemasaran sanitasi di Kabupaten Buleleng.

b. Penguatan kapasitas di bidang pemasaran dan strategi komunikasi kepada SKPD terkait dan kelompok strategis yang terlibat langsung dalam kegiatan pemasaran dan partisipasi, baik dari sisi pengembangan dan pengkayaan teknik komunikasi, pengembangan pesan dan media sanitasi yang tepat sasaran dan efektif.

c. Membangun hubungan kemitraan dengan institusi media massa, misalnya menggunakan kunjungan maupun media dialog sehingga bersedia menjadi mitra dalam pemasaran sanitasi di Kabupaten Buleleng. Termasuk dalam hal ini optimalisasi media sosialisasi PHBS diantaranya adalah dengan :

• Radio lokal dengan siaran PHBS yang berkala dan diminati masyarakat;

• Media cetak lokal dengan iklan dan artikel tentang PHBS dengan bahasa yang komunikatif dan motivatif; serta

• Leaflet, booklet dan pamflet tentang PHBS untuk didesiminasikan kepada keluarga dan komunitas sasaran, diikuti dengan pertemuan-pertemuan kelompok.

d. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS pada tatanan (sasaran) dengan pendekatan PHBS yaitu:

• Rumah tangga, melalui Tim Penggerak PKK di seluruh kecamatan dan kelurahan;

• Tempat-tempat umum (TTU), melalui pembuatan dan penegakan regulasi PHBS di tempat-tempat umum, di samping itu dengan adanya komitmen para pengelola fasilitas umum untuk menyediakan fasilitas PHBS contohnya: tempat sampah, toilet/jamban umum dan lain-lain.

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) BULELENG 96

• Institusi pendidikan/sekolah, melalui optimalisasi tim UKS sebagai tim PHBS tingkatan sekolah dan memperbanyak frekuensi penyuluhan PHBS di sekolah-sekolah. Disamping itu usaha untuk meningkatkan PHBS di sekolah tersebut juga harus diikuti komitmen pihak sekolah untuk meyediakan fasilitas sanitasi (PHBS) seperti: tempat sampah dan toilet yang memadai.

• Institusi kesehatan, Institusi kesehatan merupakan ikon yang cukup penting dari PHBS, karena disanalah masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu diharapkan Institusi Kesehatan dapat memberikan contoh baik mengenai komitmen maupun tersedianya fasilitas PHBS bagi masyarakat. • Tempat kerja, melalui penegakan dan penyuluhan PHBS di tempat-tempat

kerja, penyediaan fasilitas sanitasi (PHBS) yang memadai seperti halnya tempat sampah dan toilet.

5.2.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis

Keterlibatan pelaku bisnis/pihak swasta sangat diharapkan dalam pembangunan sanitasi ke depannya. Pihak swasta diharapkan berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang sehat dalam pengelolaan sanitasi yang mencakup: pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah dan pengelolaan drainase.

Di Kabupaten Buleleng terdapat 11 pengusaha pengepul/penampungan barang bekas yang sangat membantu dalam penanganan masalah sampah, disamping mereka mendapat untung juga membuka lapangan kerja karena memanfatkan tenaga. Tenaga pemulung/pengeser yang mencari barang bekas ke wilayah pedesaan dan di tempat-tempat pembuangan sampah, selanjutnya sampah dipilih dan dijual ke pengepul.

Program atau kegiatan yang menyangkut peningkatan peran serta pelaku bisnis dalam pengelolaan sanitasi yaitu:

a. peningkatan keterlibatan kalangan swasta dalam menyediakan sistem pengelolaan air limbah seperti membuka peluang kepada pihak swasta untuk  membangun SANIMAS sistem komunal dengan disain sederhana serta mengembangkan desain septic tank dan SANIMAS yang sederhana/murah, tetapi tetap memenuhi standar teknis dan mensosialisasikannya kepada para tukang dan masyarakat/pemakai.

b. Peningkatan peran serta dunia usaha dalam pengelolaan sampah melalui penerapan pola 3R serta peningkatan mendorong aktivitas pengolahan sampah menjadi kompos secara terdesentralisasi oleh pihak swasta di tiap kelurahan/kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten Buleleng.

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) BULELENG 97

c. Peningkatan peran serta kalangan swasta yang mengintegrasikan perencanaan sistem drainase yang terpadu dalam pembangunan/pengembangan kawasan permukiman.

5.2.5 Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan

Pemberdayaan pada dasarnya merupakan suatu proses yang dijalankan dengan kesadaran dan partisipasi penuh dari para pihak untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat sebagai sumberdaya pembangunan. Hal ini ditekankan dalam kebijakan umum dalam pembangunan sektor sanitasi adalah pengutamaan jender dalam perencanaan dan pembangunan sanitasi serta melibatkan masyarakat miskin secara aktif dalam proses pengambilan keputusan. Program kegiatan pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan adalah sebagai berikut :

a. Pemberdayaan kelompok strategis dan lembaga masyarakat yang sudah ada di wilayah-wilayah yang selama ini sudah menjadi pioner di bidang sanitasi maupun wilayah prioritas rawan sanitasi.

b. Penyiapan dan pembangunan fisik di wilayah prioritas atau daerah pilot dengan melibatkan seluruh potensi masyarakat, KSM dan lembaga yang telah ada dengan tetap mengacu pada pengarusutamaan jender dan kesetaraan sosial.

c. Pembelajaran antar komunitas, dengan mendiseminasikan pengalaman di daerah pilot dengan mengembangkan pembelajaran sanitasi antar komunitas. Materi dan  informasi bisa dibuat sendiri oleh masyarakat, sehingga dimulai proses  pembelajaran satu dengan yang lain dengan munculnya para natural leader. d. Replikasi di wilayah-wilayah lain sekitar daerah pilot atau wilayah lain yang

membutuhkan.

e. Pelibatan masyarakat dalam monitoring, evaluasi dan perbaikan program dari data-data dan input yang diperoleh selama masa monitoring.

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) BULELENG 98

BAB Vi

Strategi monitoring dan evaluasi

Dokumen terkait