• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Output Program BRPSDI

BAB III EVALUASI PROGRAM DAN KEGIATAN

3.2. Evaluasi Output Program BRPSDI

Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

Pengukuran kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada Perjanjian kinerja BRPSDI tahun 2020 dapat tercapai.

© Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) 10 Indikator Kinerja Utama (IKU) BRPSDI tahun 2020 terdiri atas dua perspektif, yakni internal process perspective dan learn & growth perspective. Perubahan dan penyesuaian perspective tersebut yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC) dan Perjanjian Kinerja BRSDM KP.

Secara umum Nilai Capaian IKU BRPSDI Tahun 2020 sudah sangat baik, seluruh Indikator Kinerja Utama (IKU) yang disepakati dalam dokumen Perjanjian Kinerja terlah tercapai. Beberapa IKU yang telah tercapai bahkan melebihi target yang ditetapkan, seperti IKU Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan, dari 15 target KTI yang disepakati dalam dokumen Perjanjian Kinerja, BRPSDI mampu menghasilkan 24 KTI yang telah dipublikasikan.

Selain IKU KTI, IKU lain seperti Indeks Profesionalitas ASN juga memperoleh nilai capaian yang cukup baik. IKU ini cukup penting, karena dalam pelaksanaan TUSI organisasi, BRPSDI didukung oleh SDM yang profesional, berkualitas, dan kredibel dalam mengelola Unit Kerja.

IKU penting atau strategis lain yang berhasil dicapai oleh BRPSDI yaitu IKU Jejaring/Kerjasama BRPSDI dengan stakeholder dan IKU lembaga Riset dan SDM KP yang terstandar. Sebagai lembaga atau institusi riset, BRPSDI telah diakui dan tersertifikasi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan riset dan SDM. Gambaran lengkap capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BRPSDI selama Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 5).

Tabel 5. Capaian kinerja BRPSDI berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan

No Sasaran Kode Indikator Kinerja Satuan Polarisasi Validasi

Target Target Capaian

% (Tahun) Desember Desember

1

Hasil riset dan inovasi BRPSDI yang

dimanfaatkan

IKS.01.1 Data dan / atau Informasi

Hasil Riset BRPSDI (paket) Paket Maximize Lag

Output 2 2 2 100

Karya Tulis Ilmiah BRPSDI yang dipublikasikan (dokumen)

Dokumen Maximize Lag

Output 15 15 24 120 BRPSDI yang disepakati dan / atau ditindaklanjuti (dokumen)

Dokumen Maximize Lag

Output 4 4 4 100

IKS.01.5 Sertifikasi Kelembagaan

BRPSDI (lembaga) Lembaga Maximize Lag

Output 1 1 1 100

IKS.02.10 Nilai Kinerja Anggaran

BRPSDI (Nilai) Nilai Maximize Lead

input 85 85 96,06 113,01

© Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) 11

No Sasaran Kode Indikator Kinerja Satuan Polarisasi Validasi

Target Target Capaian

% (Tahun) Desember Desember

7

Tatakelola pemerintahan BRPSDI yang baik

IKS.02.6 Indeks Profesionalitas ASN

BRPSDI (lndeks) Indeks Maximize Lead

input 72 72 76,97 106,9

IKS.02.8 Nilai Kinerja Pelaksanaan

Anggaran BRPSDI (Nilai) Nilai Maximize Lead

input 88 88 95,92 109 Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK)

Berdasarkan hasil pengukuran Nilai Pencapaian Kinerja BRPSDSI Tahun 2020 dari 2 Sasaran Strategis (SS) dan 10 Indikator Kinerja Utama (IKU) seluruh kegiatan telah dilaksanakan dan tercapai. Berikut ini merupakan IKU yang telah berhasil memenuhi target diantaranya:

1. IKU 1 (Data dan / atau Informasi Hasil Riset BRPSDI)

2. IKU 2 (Sarana dan Prasarana BRPSDI yang ditingkatkan kapasitasnya) 3. IKU 3 (Karya Tulis Ilmiah BRPSDI yang dipublikasikan)

4. IKU 4 (Jejaring dan/atau Kerjasama BRPSDI yang disepakati dan / atau ditindaklanjuti)

5. IKU 5 (Sertifikasi Kelembagaan BRPSDI) 6. IKU 6 (Indeks Profesionalitas ASN BRPSDI)

7. IKU 7 (Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup BRPSDI)

8. IKU 8 (Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran)

9. IKU 9 (Batas Tertinggi Presentase Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) BRPSDI dibandingkan Realisasi Anggaran BRPSDI TA 2019)

10. IKU 10 (Nilai Kinerja Anggaran (NKA) BRPSDI)

Secara Umum, Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) BRPSDI Tahun 2020 dapat dikatagorikan sangat baik. Nilai yang ditargetkan sudah berwarna Hijau. Penjabaran detail mengenai capaian IKU akan dijelaskan secara rinci dalam sub bahasan Evaluasi dan Analisis Kinerja.

© Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) 12 3.3. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN BRPSDI TAHUN 2019

Pelaksanaan evaluasi atas pelaksanaan program BRPSDI Tahun 2020 terhadap target yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara membandingkan target dengan capaian output atau tahapan pada tahun 2019. Hasil evaluasi akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan mendukung program melalui target yang telah ditetapkan BRPSDI.

Sebagai institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melakukan penelitian pemulihan sumber daya ikan, BRPSDI berdasarkan Revisi II Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Petikan Tahun Anggaran 2020 Nomor: SP DIPA- 032.12.2.403824/2020 Tahun Anggaran 2020 yang telah disahkan pada tanggal 27 April 2020 adalah sebesar Rp 10.693.600.000,-. melaksanakan 1 tema kegiatan penelitian prioritas yang terbagi dalam 3 kegiatan. Perkembangan kegiatan penelitian tersebut disajikan sebagai berikut:

A. Riset Data Dan/Atau Informasi Pemulihan Sumber Daya Ikan

1. Riset Rehabiltasi Sumber Daya Ikan di DAS Citarum dalam Rangka Dukungan terhadap Program Nasional Citarum Harum

PAGU : Rp. 150.000.000,-

Realisasi Anggaran : Rp. 148.852.762,-

Capaian Fisik : 99%

Lokasi Kegiatan : Sungai Citarum, Jawa Barat Penanggung Jawab : Dr. Lismining Pujiyani Astuti, M.Si Deskripsi kegiatan

Pendahuluan : Adanya pandemic Covid 19 yang melanda dunia ternyata berpengaruh terhadap kondisi di Indonesia baik dilihat dari factor lingkungan, social dan ekonomi masyarakat. Pandemi Covid 19 telah mengubah perilaku manusia sehingga dapat mempengaruhi lingkungan dan diduga berpengaruh juga terhadap lingkungan perairan. Pandemic Covid 19 menghasilkan kebijakan dalam upaya mencegah penularan penyakit akibat virus ini yaitu perilaku hidup sehat dan bersih. Perubahan perilaku tersebut antara lain mengubah kebiasaan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun. Sabun merupakan salah satu bahan pencemar yang mengandung fosfor tinggi. Adanya peningkatan kebiasaan cuci tangan dengan sabun diduga dapat menyebabkan peningkatan pencemaran perairan di sungai maupun waduk. Selain itu gerakan ”di rumah saja” dapat menyebabkan perubahan kegiatan penangkapan ikan.

Tujuan : 1. Evaluasi dampak pandemi Covid 19 terhadap kegiatan perikanan di Waduk Cirata dan Jatiluhur

2. Potensi pengembangan CBF di beberapa Oxbow DAS Citarum Hasil :  Kondisi perairan eutrofik-hipertrofik

 Dampak Covid-19 tidak dirasakan secara langsung oleh nelayan.

Namun dirasakan secara langsung oleh pengumpul dengan pangsa pasar wilayah purwakarta akibat daya beli ikan yang menurun

 Gulma eceng gondok tersebar secara sporadis

Secara umum, total jenis ikan yang tertangkap di Waduk Ir. H.

Djuanda pada periode tahun 2010-2020 adalah sebanyak 17 famili dan 34 spesies dengan perbandingan jenis asli sebanyak 12 spesies

© Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) 13 dan ikan introduksi sebanyak 22 spesies. Pada penelitian 2020 ini hanya ditemukan jenis ikan sebanyak 12 famili dengan 22 spesies dengan perbandingan jenis asli sebanyak 5 spesies (22,73%) dan ikan introduksi sebanyak 17 spesies (77,27%). Proporsi jenis ikan introduksi yang lebih besar dibandingkan dengan ikan asli sudah umum terjadi di Waduk Jatiluhur.

Potensi produksi ikan di Waduk Cirata berkisar 5.026 ton/tahun dengan produksi berkiar 3.574 ton/tahun. Jika dibandingkan dengan potensinya maka produksi perikanan tangkap di waduk Cirata hampir setengah dari potensi produksi. Jenis ikan yang dominan tertangkap oleh nelayan antara lain mas (17,9%), nila (68,4%), bawal (8,9%), patin (3,2%) dan tagih (1,7%).

 Jumlah oxbow > 40 buah di sepanjang hulu hingga hilir Sungai Citarum

 Kisaran luasan 0,5 – 70 ha

 Periode ketersediaan air antara 7 – 12 bulan

Permasalahan :  Kondisi pandemi yang mengharuskan WFH full mengakibatkan beberapa pekerjaan terlambat penyelesaiannya

 Koordinasi dengan pemda terkait terhambat

Rencana ke depan :  Penyampaian hasil riset Oxbow ke Dinas Perikanan Kabupaten Bandung dan Karawang

 Survei lapangan di Waduk Jatiluhur

2. Riset Rehabilitasi Terumbu Karang di Pesisir Banten

PAGU : Rp. 147.580.000,-

Realisasi Anggaran : Rp. 130.281.500,-

Capaian Fisik : 89%

Lokasi Kegiatan : Pesisir Banten

Penanggung Jawab : Mujiyanto, S.St.Pi., M.Si Deskripsi kegiatan

Pendahuluan : Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010-2030 telah diatur bahwa Perairan Teluk Lada, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten termasuk dalam Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) III meliputi Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak diarahkan untuk pengembangan kegiatan kehutanan, pertanian, pertambangan, pariwisata, kelautan dan perikanan. Untuk mendukung pembangunan pemerintah daerah tersebut salah satunya adalah untuk mengembangkan kelautan dan perikanan maka perlu melakukan rehabilitasi habitat terumbu karang di perairan Teluk Lada yang saat ini kondisinya rusak, secara umum kerusakan terumbu karang dapat diakibatkan perubahan iklim global, competitor populasi, penyakit, pencemaran, sedimentasi muara sungai, eutrofikasi serta aktivitas perikanan dan wisata bahari yang tidak ramah lingkungan (Cahyo, 2017).

Tujuan : 1. Uji teknik rehabilitasi karang dengan metode bio-transplants di perairan Teluk Lada sebagai tindak lanjut prototipe rehabilitasi yang dilakukan di Pulau Tunda.

2. Mengidentifikasi karakteristik habitat dan kondisi perairan wilayah Teluk Lada.

Hasil :  Metode transplantasi karang dengan menggunakan bio-transplants dengan memanfaatkan perekat epoxy non SAG tidak menggangu pertumbuhan karang. Hal tersebut terbukti pada usia fragmen 4 bulan, sisa perekat pada bagian dasar fragmen sebagai besar sudah tertutupi oleh karang, sedangkan sebagian lainnya yang belum tertutupi sudah ditempeli alge corralie sebagai biota perintis pertumbuhan karang.

 Perkembangan tingkat kekokohan dan pertumbuhan fragmen sisi utara yang ditanam dengan menggunakan perekat sampai dengan usia fragmen sekitar 1 tahun (tanam Juli 2019 – pengamatan

© Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) 14 terakhir Juli 2020), menunjukkan fragmen kokoh dan sudah membentuk koloni.

 Perekat di dasar fragmen telah berasosiasi dengan substrat dan sudah tertutup oleh pertambahan lebar fragmen menjadi koloni karang.

 Kematian fragmen pada usia sekitar 1 tahun (tanam Juli 2019 – pengamatan terakhir Juli 2020) dari kematian sekitar 98 fragmen = 28.3 % (November 2019) turun di Juli 2020 sebanyak 9 fragmen atau 2.6 %. Kematian fragmen terjadi (sumber: monitoring 2 hari sekali oleh

 enumerator) pada lokasi utara Pulau Tunda terjadi surut kering yang

 menyebabkan fragmen yang berada pada massive dengan tinggi >

35 cm tidak selalu terendam pada saat kedalaman mencapai 35 cm. Perluasan area Bio Transplants di sisi timur Pulau Tunda (Anjungan Timur) telah di lakukan penyiapan area seluas 1 Hektar dan sudah ditanam 890 fragmen dengan bibit memanfaatkan koloni-koloni karang yang berada lokasi.

 Komposisi jenis ikan di area bio transplants sisi utara mengalami peningkatan jumlah jenis: Juli 2019 (63 spesies); November 2019 (162 spesies) dan Juli 2020 (297 spesies).

 Berdasarkan tipologi wisatawan, Pulau Tunda sangat berpotensi bagi pengembangan wisata tipe wisata edukasi

Permasalahan :  Kondisi pandemi yang mengharuskan WFH full mengakibatkan beberapa pekerjaan terlambat penyelesaiannya

 Koordinasi dengan pemda terkait terhambat

3. Penguatan IPTEK Dukungan Tema Pemulihan Sumber Daya Ikan

PAGU : Rp. 76.992.000

Realisasi Anggaran : Rp. 58.309.297

Capaian Fisik : 77%

Lokasi Kegiatan : DI Yogyakarta, Kab. Brebes, Kab. Sumedang dan Kab. Kuningan Penanggung Jawab : Prof. Dr. Krismono, MS

Deskripsi kegiatan

Pendahuluan : BRPSDI sebagai inhouse consultant, memiliki tugas untuk dapat memberikan kontribusi ilmiah dan respon cepat terhadap kebutuhan data yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah untuk mendukung kebutuhan informasi Direktorat Jenderal Teknis lingkup KKP dan BRSDMKP. Beberapa kasus yang pernah ditangani BRPSDI terkait kebutuhan data ilmiah seperti pada peristiwa kematian massal ikan, paus terdampar, penyu hasil sitaan, dan beberapa peristiwa lain yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan informasi insidental.

Melalui program kegiatan Penguatan IPTEK dan Kajian Riset Antisipatif ini, BRPSDI berupaya berkontribusi dalam untuk mampu memberi dukungan penuh kepada Direktorat Jenderal Teknis lingkup KKP dan BRSDMKP terhadap kegiatan riset jangka pendek sesuai kebutuhan pengguna hasil riset.

Tujuan : Mengevaluasi kejadian luar biasa sehingga dapat diketahui penyebab dan solusi pemecahan masalah tersebut untuk menyusun

rekomendasi yang tepat sesuai dengan kejadian luar biasa tersebut Hasil : Penelitian “Penguatan IPTEK Dukungan tema Pemulihan Sumber

Daya Ikan” di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang dan Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, Kab. Kulonprogogo dan Kab. Brebes berdasarkan permintaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan dari masing-masing Kabupaten.

Masalah yang dihadapi oleh Waduk Jatigede adalah adanya ikan sapu-sapu yang yang dominan tertangkap oleh nelayan yang berdampak pada rusaknya alat tangkap nelayan. Ikan sapu-sapu bukan merupakan ekonomis penting sehingga tidak menjadi ikan taget. Pemeritah daerah Kabupaten Sumedang melalui Dinas Perikanan dan Peternakan berupaya untuk mengendalikan populasi ikan sapu-sapu tersebut. Pengedalian populasi ikan sapu-sapu

© Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) 15

diharapkan dapat melibatkan masayrakat nelayan dengan mengupayakan pengolahan untuk menambah nilai ekonomi ikan sapu-sapu tersebut. Permasalah lain yang dihadapi adalah adanya kegiatan budidaya ikan dalam Keramba Jaring Apung yang dilakukan oleh masayrakat terdampak penggenangan waduk Jatigede. Jumlah KJA yang beroperasi telah mencapai 3000 petak dengan sistem jaring ganda. Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain ikan nila dan mas.

Permasalahan yang dihadapi oleh Waduk Darma adalah degradasi lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan budidaya yang telah melebihi daya dukung perairan. Jumlah KJA yang beroperasi sebanyak 5.000 petak yang menepati luasan badan air sebesar 425 ha dengan jumlah kepemilikan sebanyak 312 RTP. Degradasi lingkungan ini berdampak pada kegiatan budidaya yaitu terjadinya kematian massal ikan, penurunan keuntungan yang diperoleh serta mengganggu pemanfaatan waduk Darma sebaga sumber air minum.

Kegiatan Crash Program juga dilakukan di wilayah Kab. Kulonprogo, Yogyakarta tentang pemulihan sumber daya ikan lokal, khususnya ikan sidat di Sungai Progo, Kabupaten Kulonprogo. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti kunjungan Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kab. Kulonprogo ke BRPSDI tanggal 3 Maret 2020 terkait koordinasi riset Peningkatan Perlindungan Potensi SDI di Perairan Umum Kab. Kulon Progo. Sebagai studi pendahuluan, diketahui bahwa Sungai Progo memiliki potensi benih sidat dari spesies Anguilla bicolor yang banyak terdapat di Samudera Hindia.

Namun sayangnya, potensi benih tersebut belum banyak termanfaatkan di Sungai Progo, semisal pengembangannya untuk dibudidayakan.

Permohonan kerjasama riset juga dijajaki oleh Dinas Perikanan Kab.

Brebes, Jawa Tengah dimana hal tersebut merupakan tindak lanjut dari riset yang pernah dilakukan oleh BRPSDI pada tahun 2017. Dinas Perikanan Kab. Brebes memohon kepada BRPSDI untuk meneliti sumberdaya ikan di beberapa waduk dan situ yang ada di Kab. Brebes sebagai langkah awal untuk mengetahui potensi perikanan perairan umum di wilayah Kab. Brebes.

Permasalahan : 1. Kondisi pandemi yang mengharuskan WFH full mengakibatkan beberapa pekerjaan terlambat penyelesaiannya

2. Koordinasi dengan pemda terkait terhambat

© Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) 16 BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi atas sistem, indikator dan target pencapaian, serta kegiatan riset BRPSDI yang menjadi amanah bagi BRPSDI, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya program/kegiatan berjalan dan menghasilkan output yang signifikan. Sampai periode Januari s.d Desember 2020 total realisasi keuangan BRPSDI berdasarkan aplikasi SAS per tanggal 11 Desember 2020 telah mencapai Rp. 9.254.673.105,- atau 86,54% yang terbagi ke dalam dua jenis belanja anggaran, yakni belanja pegawai (51) Rp.

5.871.122.696,- atau 85,00%, dan belanja barang (52) Rp. 3.011.205.799,- atau 88,22%, dan belanja modal (53) sebesar Rp. 372.344.610,- atau 99,91%. Realisasi fisik kegiatan sudah mencapai 88%. Kegiatan kunci/prioritas lainnya sebagian besar telah selesai dilaksanakan.

Rekomendasi

a) Pemeliharaan Peralatan dan Mesin secepatnya dikontraktualkan, mengingat KPPN telah mengeluarkan surat himbauan tentang batas akhir pengajuan LS dan TUP.

b) Permasalahan yang telah teridentifikasi agar segera diselesaikan, agar tidak menghambat proses penyelesaian kegiatan, mengingat Tahun anggaran hanya menyisakan 1 bulan ke depan.

Dokumen terkait