• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam menjalankan program Posdaya secara konsisten. Penelitian dilakukan selama empat bulan, mulai Bulan Februari sampai dengan Mei 2010.

Desain Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat

explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan antar peubah-peubah melalui pengujian hipotesa (Singarimbun dan Effendi 1989). Penelitian ini berisikan uraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungannya antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Metode penelitian survei merupakan metode pelaksanaan penelitian suatu informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang aktif dalam Posdaya di desa binaan Desa Pasirmulya RW 02 yang secara keseluruhan jumlah kepala keluarga (KK) adalah 205 KK.

Contoh adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif untuk mewakili populasi yang ada. Penentuan contoh dilakukan secara sample random sampling (acak sederhana). Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 68 KK.Penetapan jumlah responden, menurut Slovin dalam Sevilla et al., (1993) adalah;

Keterangan : n = jumlah contoh N = jumlah populasi d2 = presisi

Data dan Instrumentasi

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan primer. Data sekunder diperoleh dari P2SDM, kantor desa dan kantor kelurahan. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan masyarakat yang dipandu dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian ini. Daftar pertanyaan yang dituangkan ke dalam kuesioner (Lampiran 1) disusun berdasarkan peubah-peubah yang diteliti. Data primer dikelompokkan ke dalam empat kelompok pertanyaan meliputi (1) faktor internal responden, (2) faktor eksternal, (3) sosialisasi Posdaya, dan (4) efektivitas komunikasi.

Definisi Operasional

Untuk memudahkan pengumpulan dan pengolahan maka dibuat definisi operasional. Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur suatu peubah atau memanipulasinya (Kerlinger, 2004). Menurut Kerlinger, definisi operasional meletakkan arti dalam suatu konstruk atau peubah dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk itu.

Beberapa peubah yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan definisi berupa :

1. Faktor internal meliputi karakteristik responden berikut :

a. Umur adalah usia responden sampai dengan dilakukan penelitian ini yang diukur dalam satuan tahun dengan pembulatan keulang tahun terdekat dengan kategori muda, dewasa dan tua.

b. Pendidikan formal, yaitu tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah dicapai responden yang dikategorikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Diploma, Sarjana dan Pascasarjana.

c. Pendidikan non formal adalah pendidikan melalui pelatihan/penataran yang pernah diikuti responden yang dihitung dalam hari, yang diukur dari akumulasi frekuensi.

d. Usaha adalah jenis pekerjaan responden yang dikategorikan petani, peternak, buruh, pedagang, karyawan, wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pensiunan.

e. Pendapatan keluarga adalah banyaknya nilai rupiah yang dikeluarkan oleh keluarga responden selama satu (1) bulan terakhir.

f. Tingkat kekosmopolitan adalah aktivitas anggota dalam mencari informasi program Posdaya ke luar sistem sosialnya.

2. Faktor eksternal adalah kemudahan dalam mendapatkan pelayanan pada bidang-bidang program Posdaya, meliputi :

a. Bidang kesehatan adalah media yang dijadikan sebagai pusat kegiatan kesehatan Posdaya.

b. Bidang pendidikan adalah media yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pendidikan Posdaya.

c. Bidang ekonomi adalah media yang dijadikan sarana kegiatan ekonomi Posdaya.

3. Sosialisasi Posdaya meliputi :

a. Metode komunikasi, yaitu cara komunikator melakukan pendekatan kepada komunikan apakah secara langsung atau tidak langsung. Metode komunikasi secara langsung ini dilakukan dengan berbagai macam teknik komunikasi, apakah menggunakan teknik ceramah, simulasi, menggunakan media massa (cetak atau elektronik), menggunakan media/alat OHT (overhead transparancy) dan LCD (liquid crystal

display).

b. Media yang digunakan adalah perilaku komunikasi responden dalam meningkatkan pengetahuannya terhadap program Posdaya dengan menggunakan media massa cetak dan media massa elektronik.

c. Kredibilitas SDM pelaksana, yaitu kemampuan fasilitator dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat menyosialisasikan Posdaya, yang dilihat dari kemampuan berkomunikasi dan kemampuan menggunakan media, serta frekuensi bertemu dengan masyarakat.

d. Kesesuaian materi pemberdayaan, yaitu materi pelatihan yang diperlukan yang dibutuhkan dalam program-program Posdaya.

e. Sarana dan prasarana yaitu segala sesuatu yang mendukung dalam mensosialisasikan dan dalam menjalankan program Posdaya.

4. Tingkat efektivitas komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri responden setelah menjadi anggota Posdaya, yang merupakan tingkat kemandirian individu yang mencakup perubahan kognitif, afektif dan konatif

Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi

Sebelum digunakan dalam penelitian, dilakukan uji coba kuesioner terhadap anggota Posdaya yaitu yang memiliki ciri-ciri relatif sama dengan anggota yang jadi responden penelitian. Dalam uji coba tersebut digunakan 10 responden.

Uji validitas dilakukan terhadap validitas isi, mengingat isi yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan dan pertanyaan harus memiliki kesetaraan. Kuesioner diupayakan validitasnya dengan pendekatan rasional, yaitu mempertimbangkan kondisi lapang dan obyek penelitian, serta ditunjang dengan pengalaman empiris sebelumnya. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan terhadap total skor pertanyaan.

Data hasil penelitian diolah dengan statistik deskriptif dan selanjutnya dianalisis dengan analisis statistic inferensial, berupa teknik korelasi menggunakan prosedur Tau Kendall untuk melihat hubungan antara variabel X1 (faktor internal), X2 (faktor eksternal), Y1 (proses sosialisasi) dan Y2 (efektivitas komunikasi). Rumus uji Tau Kendall menurut Agresti dan Finaly (1999) :

Keterangan :

= nilai korelasi K = konkordan D = diskordan

n = banyaknya pasangan data

Tx= banyaknya pasangan seri pada peubah X Ty= banyaknya pasangan seri pada peubah Y

Validitas atau ketepatan adalah tingkat kepercayaan kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkap. Pengukuran adalah kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar.

Salah satu ukuran validitas untuk sebuah kuesioner adalah apa yang disebut sebagai validitas konstruk (construct validity). Berdasarkan definisi validitas ini, sebuah kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengukur suatu hal, dikatakan valid jika setiap butir pertanyaan yang menyusun kuesioner tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi.

Ukuran keterkaitan antar butir pertanyaan ini umumnya dicerminkan oleh korelasi jawaban antar pertanyaan. Pertanyaan yang memiliki korelasi rendah dengan butir pertanyaan yang lain, dinyatakan sebagai pertanyaan yang tidak

valid. Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian terhadap validitas kuesioner adalah korelasi produk momen (moment product correlation, Pearson) antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total, sehingga sering disebut sebagai inter item-total correlation. Formula yang digunakan adalah :

Dengan: ri

x

= korelasi antara butir pertanyaan ke-i dengan total skor ij

x

= skor responden ke-j pada butir pertanyaan i i

t

= rata-rata skor butir pertanyaan i j

t = rata-rata total skor

= total skor seluruh pertanyaan untuk responden ke-j

Analisis korelasi juga digunakan untuk membandingkan dua kelompok skor tersebut. Koefisien korelasi ini menunjukkan koefisien konsistensi internal (coeficient of internal consistency) dari alat ukur. Koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan konsistensi internal item-item di alat ukur. Ukuran koefisien konsistensi internal ini salah satunya dapat diukur dengan menggunakan koefisien

alpha Cronbach. Formula untuk menghitung koefisien alpha dari Cronbach adalah :

Dengan:

Α = koefisien alpha dari Cronbach k = banyaknya butir pertanyaan Si2

S

= ragam skor butir pertanyaan ke-i T2 = ragam skor total

Instrumen yang digunakan di dalam pengambilan data ini, dilakukan uji validitas dan realibilitas terlebih dahulu dengan melakukan uji coba di lokasi penelitaian yang sama. Uji ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa instrumen (kuesioner) ini terandal (reliable) dan layak digunakan pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji coba terhadap instrumen yang digunakan dengan menggunakan SPSS 16, diperoleh hasil bahwa sebagian besar item instrument

valid karena memiliki nilai total corrected item lebih besar dari rtabel (0,632). Nilai

total corrected item untuk semua item pertanyaan selengkapnya pada lampiran 2.

Instrumen yang memiliki nilai validitas yang rendah dilakukan perbaikan terhadap redaksional dan isi dari instrumen tersebut. Uji reliabilitas terhadap intsrument

yang digunakan menunjukkan bahwa semua item instrumen memiliki koefisien

alpha dari Cronbach yang tinggi. Dari hasil analisis terhadap instrumenini, dapat dikatakan bahwa kuesioner ini reliable atau layak untuk digunakan dalam penelitian. Hasil analisis selengkapnya tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1 Koefisien Cronbach alpha hasil uji coba kuesioner Peubah Penelitian Koefisien Cronbach

alpha

Faktor Eksternal Bidang kesehatan 0,912

Faktor Eksternal Bidang ekonomi 0,983

Faktor Eksternal Bidang Pendidikan 0,900

Metode komunikasi 0,757

Media yang digunakan 0,952

Kredibilitas SDM 0,939

Kesesuaian materi pemberdayaan 0,870

Sarana dan prasarana 0,806

Kognitif 0,857

Afektif 0,859

Kelurahan Pasir Mulya berada di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini berbatasan dengan sebelah Utara dengan Kelurahan Pasir Jaya, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Ciomas Rahayu, sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Gunung Batu, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pasir Kuda. Kelurahan Pasir Mulya letaknya sangat strategik, sehingga aksesbilitas baik transportasi dan komunikasi sangat mendukung.

Secara geografis Kelurahan Pasir Mulya terletak enam (6) kilometer dari Ibu Kota Bogor dengan ditempuh sekitar 30 menit. Berdasarkan data monografi Kelurahan (2008), Kelurahan Pasir Mulya memiliki topografi berupa dataran rendah, curah hujan berkisar antara 4.000 mm – 4.500 mm/tahun dan suhu udara rataan 28o -31 . Tingkat kemiringan tanahnya adalah 18 dengan struktur tanah hitam. Luas wilayah kelurahan Pasir Mulya secara keseluruhan adalah 235,04 ha yang terbagi dalam beberapa fungsi. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan di Kelurahan Pasirmulya No Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 Pemukiman Jalan Kuburan Jalur hijau Perkantoran Bangunan umum Pertokoan Tanah wakaf 39,00 194,00 0,34 0,60 0,07 0,29 0,40 0,34 16,60 82,54 0,14 0,26 0,03 0,12 0,17 0,14 Total 235,04 100,00

Sumber : BPS Kota Bogor, 2009

Penggunaan lahan sebagian besar untuk penggunaan jalan, yaitu 82,5%. Hal ini untuk membantu akses transportasi masyarakat, sehingga memudahkan dalam kegiatan ekonomi. Penduduk Kelurahan Pasir Mulya menurut data monografi kelurahan pada tahun 2009 tercatat berjumlah 4.766 jiwa, terdiri dari 2.433 jiwa laki-laki dan 2.333 jiwa perempuan dan terdiri dari 1.226 KK,

sedangkan jumlah penduduk RW 02 terdiri dari tiga RT. Jumlah penduduk RW 02 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah penduduk dan kepala keluarga RW 02 Kelurahan Pasir Mulya Tahun 2009

No RT Jumlah Penduduk Kepala

Keluarga (KK) Laki-laki Perempuan Jumlah

Orang % Orang % Orang %

1 2 3 01 02 03 79 160 194 18,2 37,0 44,8 70 144 196 17,1 35,1 47,8 149 304 390 17,7 36,0 46,3 37 68 100 Total 433 100 410 100 843 100 205

Sumber : BPS Kota Bogor, 2009

Banyaknya jumlah penduduk merupakan salah satu ciri perkotaan. Berdasarkan Tabel 2, jumlah penduduk RW 02 yang merupakan bagian dari Kelurahan Pasir Mulya berjumlah 843 jiwa yang teridri dari 51,4% jiwa laki-laki dan 48,6% jiwa perempuan dan terdiri dari 205 KK.

Berdasarkan tipologi wilayah, masyarakat Kelurahan Pasir Mulya adalah masyarakat perkotaan yang umumnya ditandai dengan mulai memudarnya nilai-nilai kebersamaan di antara warga masyarakat, terutama apabila struktur daerah asal para warga adalah masyarakat pendatang. Namun demikian, masyarakat Kelurahan Pasir Mulya masih memiliki potensi untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembangunan, terutama program pembangunan yang langsung menyentuh pada persoalan hidup, yaitu program-program yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan.

Profil Posdaya Bina Sejahtera

Pembentukkan Posdaya di Kelurahan Pasir Mulya diawali dengan serangkaian penelitian untuk menjajagi potensi, peluang dan kendala pembentukkan Posdaya dari berbagai sumber data, yaitu aparat desa, tokoh masyarakat baik formal maupun nonformal, kepala sekolah, komite sekolah sebagai focal point pengembangan Posdaya. Dari penelitian ini didapatkan hasil berikut :

1. Kelurahan Pasir Mulya sebagai tipologi kelurahan di perkotaan menilai kehadiran Posdaya sangat diperlukan meskipun, kelompok masyarakat miskin (GAKIN) sebagai sasaran utama Posdaya di kelurahan tersebut relatif sedikit. 2. Wadah utama Posdaya dapat memanfaatkan lembaga yang sudah ada,

misalnya Posyandu, karena Posyandu sudah lama dikenal masyarakat.

3. Pembentukan Posdaya dapat dibentuk, karena sejalan dengan misi pembangunan Kelurahan Pasir Mulya, yaitu meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM).

4. Konsep keswadayaan yang menjadi ciri Posdaya sejalan dengan pola pikir Lurah Pasir Mulya yang lebih memilih kemandirian dan keswadayaan dalam menjalankan program-program pembangunan.

5. SMA Rimba Madya sangat mendukung keberadaan Posdaya di kelurahan Pasir Mulya, karena Posdaya bisa menjembatani keterkaitan lembaga pendidikan SLTA dengan masyarakat. Posdaya dapat dijadikan laboratorium sosial untuk siswa untuk mempraktekkan ilmu sosiologi, demografi, kebudayaan masyarakat, kelembagaan sosial, ekonomi dan komunikasi.

Posdaya sebagai wadah kebersamaan masyarakat yang menggerakkan segenap potensi keswadayaan masyarakat dapat memberikan solusi persoalan masyarakat di Kelurahan Pasir Mulya. Kelurahan Pasir Mulya, khususnya RW 02 yang terpilih menjadi Posdaya binaan P2SDM-LPPM bersama Yayasan Damandiri pada Tanggal 1 Mei 2007. Posdaya di Kelurahan Pasir Mulya diprioritaskan dilaksanakan di RW 02 karena RW ini memiliki jumlah keluarga miskin yang lebih besar, jika dibandingkan dengan RW-RW lain. RW 02, belum memiliki bangunan permanen sebagai pusat kegiatan masyarakat, termasuk Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).

Kriteria yang digunakan Posdaya dalam menyatakan kemiskinan adalah pendapatan yang diperoleh tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari, bekerja serabutan/kuli panggul, lantai rumah dari tanah, pekerjaan tidak tentu, luas rumah tidak layak/kebutuhan minimal (8 m2/kepala), tidak mempunyai aset ekonomis, tidak bisa menyekolahkan anaknya dan rumah semi permanen. Adapun kondisi warga RW 02 dengan melihat kriteria dari program Posdaya adalah kebanyakan bekerja di sektor informal, bahkan ada yang tidak

bekerja dan tidak mempunyai aset ekonomi. Akses pendidikan yang kurang dan luas rumah yang minimal (8 m2

1. Terpilihnya Kelurahan Pasir Mulya sebagai Posdaya percontohan binaan P2SDM-LPPM IPB dengan Yayasan Damandiri.

/kepala).

Selain kriteria kemiskinan yang digunakan Posdaya dalam menentukan wilayah melaksanakan program Posdaya, juga memiliki kriteria lain seperti masyarakat yang menjadi sasaran merespons dan menerima program tersebut. Pada tanggal 8 Mei 2007 P2SDM-LPPM IPB bersama Yayasan Damandiri menyelenggarakan lokakarya mini yang bertujuan untuk sosialisasi program kepada masyarakat luas. Lokakarya tersebut dihadiri para pejabat P2SDM-IPB dan Yayasan Damandiri, serta para masyarakat Kelurahan Pasir Mulya. Masyarakat yang datang mulai dari kepala Kelurahan Pasir Mulya, para tokoh masyarakat, tokoh agama, serta warga Kelurahan Pasir Mulya. Lokakarya menghasilkan dua keputusan, yaitu :

2. Terbentuknya tim kerja kepengurusan Posdaya dengan nama Posdaya Bina sejahtera.

Tanggal 27 Mei 2007 dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Kelurahan Pasir Mulya dengan No. 147/08-PM dikukuhkan secara de facto sebagai Kelurahan yang menyelenggarakan program Posdaya. Surat keputusan tersebut berisikan mengenai tim-tim kerja Posdaya Bina Sejahtera. Pada surat keputusan menetapkan Ketua Posdaya Bina Sejahtera dengan beberapa pengurus lainnya ditunjuk dari kelurahan setempat.

Pada awal penyelenggaraan Posdaya Bina Sejahtera, tim kerja sangat sulit menjalankan tugas-tugasnya, karena para pengurus Posdaya Bina Sejahtera adalah orang-orang yang berasal dari luar masyarakat setempat dan selain itu para pengurus sulit menentukan waktu untuk menjalankan tugasnya. Melihat kondisi seperti itu, maka ketua Posdaya melakukan perombakan dalam kepengurusan Posdaya. Perombakan tersebut mendapat persetujuan dari kelurahan, maka tanggal 1 Maret 2008 diselenggarakan rapat khusus pembentukkan kelompok kerja (pokja) untuk melaksanakan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam Posdaya Bina Sejahtera. Kepengurusan Posdaya Bina Sejahtera telah dibentuk dalam rapat tersebut dan berasal dari masyarakat setempat. Warga yang hadir

dalam rapat pembentukkan pengurus adalah para kader dan anggota penggerak Program Kesejahteraan Keluarga (PKK), tokoh masyarakat, serta beberapa tokoh pemuda.

Posdaya merupakan salah satu pemberdayaan keluarga dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat. Konsep bidang kegiatan pada program Posdaya yaitu menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan program pemberdayaan yang sudah ada dalam masyarakat yang sudah ditinggalkan, menjalin kegiatan-kegiatan yang telah ada dengan meningkatkan mutu dan kuantitasnya, serta menumbuhkan kegiatan-kegiatan yang belum ada di masyarakat. Beberapa program yang dicanangkan pada Posadaya Bina Sejahtera adalah :

1. Bidang pendidikan. Kejar paket untuk yang Drop Out (DO), perpustakaan warga, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Taman Pengajaran/pengajian Anak (TPA)/Taman Kanak-kanak (TK) dan pelatihan pengurusan jenasah.

2. Bidang kesehatan. Peningkatan pelayanan Posyandu dan Pos Bimbingan Terpadu Lanjut Usia (Posbindu lansia), penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan narkoba.

3. Bidang ekonomi. Pengolahan limbah keluarga, Lembaga Keuangan Mikro (LKM), pelatihan budidaya ikan hias, pelatihan budidaya tanaman hias, pengolahan makanan ringan, home industry (sepatu, sandal dan kerajinan tangan), budidaya pepaya arum IPB dan konveksi.

Kegiatan bidang kesehatan yang berjalan di Posdaya Bina Sejahtera adalah Posyandu dan Posbindu Lansia. Pelaksanaan pelayanan Balita diselenggarakan satu bulan sekali setiap tanggal lima awal bulan. Pelayanan Posyandu ditujukan untuk bayi berumur lima tahun ke bawah dan sampai saat ini Balita yang dapat dilayani setiap bulannya kurang lebih 54 Balita. Pelaksanaan pelayanan mendapat bimbingan dan pendampingan khusus dari Bidan Puskesmas Pasirmulya. Jenis pelayanan antara lain pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, vaksinasi, pemberian makanan tambahan dan pemeriksaan ibu hamil.

Pembentukan Posbindu lansia dilatarbelakangi belum adanya suatu kegiatan yang khusus menangani pemeriksaan kesehatan khususnya masyarakat yang berusia lanjut di RW 2 Kelurahan Pasir Mulya. Posbindu lansia dibentuk

dengan tujuan untuk membantu para lansia memeriksa kesehatan secara berkala tiap bulan. Pelayanan Posbindu lansia dilaksanakan secara rutin satu bulan sekali setiap hari Sabtu pada Minggu keempat. Sasaran Posbindu lansia adalah warga masyarakat yang berumur 45 tahun ke atas, namun tidak tertutup bagi warga yang berusia di bawah umur 45 tahun untuk memeriksakan kesehatannya. Pelaksanaan pemeriksaan kepada pasien, para kader dibimbing dan didampingi oleh Bidan dari Puskesmas Pasirmulya. Jumlah warga yang dapat dilayani setiap bulannya rataannya 40 orang. Pelayanan kesehatan kepada pasien dipungut biaya Rp 2.000,- sebagai penggantian biaya pengadaan obat dan kartu KMS. Jenis pelayanan yang dilakukan adalah penimbangan berat badan, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan tekanan dara, pemeriksaan asam urat dan pemberian obat.

Kegiatan bidang pendidikan PAUD Posdaya Bina Sejahtera diberi nama PAUD Bina Mentari. Pada awal pelaksanaannya PAUD diselenggarakan selama empat hari mulai hari Selasa sampai dengan Jum’at dan jam pelajaran dimulai sejak pukul 08.00- 10.00. Tempat belajar dan mengajar anak di ruangan Posyandu yang pada pelaksanaan kegiatannya bergiliran dengan kegiatan yang lain. PAUD Bina Mentari dapat dikatakan salah satu PAUD yang terbaik di Kota Bogor dan dijadikan contoh untuk PAUD lainnya karena pengelolaannya yang baik dan mempunyai jumlah murid yang cukup banyak. Pada awal penyelenggaraan PAUD, murud-murid tidak dipungut biaya sama sekali, sehingga dapat belajar secara gratis. Pendanaan kegiatan biasanya hanya dari infaq atau sumbangan dari orang tua murid.

Kegiatan pada bidang ekonomi meliputi lembaga keuangan mikro Posdaya (LKM-P) dan pemberdayaan lingkungan hidup Posdaya yang dilakukan melalui usahatani ramah lingkungan. LKM-P merupakan salah satu lembaga keuangan yang modalnya berasal dari warga RW 2, baik dari anggota masyarakat dan para tokoh masyarakat. Pada awal beroperasinya saldo LKM-P, Rp 91.000,-, selanjutnya ada bantuan dari Yayasan Damandiri melalui P2SDM IPB Rp 800.000,-, ditambah bantuan modal pengurus P2SDM IPB Rp 300.000,-. Bentuk-bentuk simpanan yang dikembangkan melalui LKM-P yaitu simpanan pokok minimal Rp 10.000,- /tahun dapat dicicil selama 10 bulan, simpanan wajib Rp 1.000,-/bulan bagi anggota, simpanan sukarela dan simpanan khusus. Simpanan

sukarela adalah simpanan sesuai dengan kemampuan dan tujuan anggota sendiri, besar dan waktu menyimpannya tidak ditentukan. Simpanan khusus ditujukan untuk tujuan tertentu misalnya tabungan hari raya, biaya sekolah, untuk membeli hewan kurban, dan lain-lain.

Simpanan pokok dan wajib tidak boleh diambil selama masih menjadi anggota, kecuali anggota yang bersangkutan mengajukan keluar dari LKM-P, sedangkan simpanan sukarela dan khusus dapat diambil kapan saja dengan catatan anggota membuat permohonan pengambilan satu hari sebelumnya. Pemberdayaan melalui usahatani sasaran utamanya adalah pemeliharaan, penyegaran, pengembangan dan pemanfaatan lingkungan sekitar rumah dan lingkungan desa. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar setiap keluarga dapat memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan halaman atau tanah kosong dengan menanam tanaman yang berguna untuk memelihara kelestarian alam, merawat lingkungan dan memperbesar manfaat untuk peningkatkan gizi atau pendapatan keluarga.

Faktor Internal Peserta Posdaya

Faktor internal masyarakat dalam penelitian ini adalah (1) umur, (2) pendidikan formal, (3) pendidikan nonformal, (4) usaha/pekerjaan, (5) pendapatan keluarga dan (6) kekosmopolitan. Pengkategorian responden dari masing-masing indikator dilakukan dengan teknik analisis deskriptif untuk menggambarkan faktor internal dan eksternal responden.

Umur peserta Posdaya Bina Sejahtera berkisar 20-49 tahun, sebagian besar (38,2%) berada pada kategori tua yaitu berusia lebih dari 40 tahun. Apabila dibandingkan antar program, secara umum peserta Posdaya pada program kesehatan lebih berusia tua dibandingkan peserta pada program ekonomi apalagi dibandingkan program pendidikan lebih dari setengah (58,4%) peserta pada program kesehataan adalah tergolong berusia tua dengan kisaran lebih dari 40 tahun. Deskripsi faktor internal dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Deskripsi faktor internal peserta Posdaya Faktor

Internal

Kategori Persentase (%) peserta menurut program Rataan peserta (%) Kesehatan Pendidikan Ekonomi

Umur Muda 33,3 59,1 4,5 32,4 Dewasa 8,3 22,7 59,1 29,4 Tua 58,4 18,2 36,4 38,2 Pendi dikan Formal Rendah 58,3 40,9 45,5 48,5 Sedang 37,5 40,9 45,5 41,2 Tinggi 4,2 18,2 9,0 10,3 Pendi dikan non formal Rendah 83,3 86,4 86,4 85,3 Sedang 16,7 9,1 13,6 13,2 Tinggi 0,0 4,5 0,0 1,5 Usaha PNS 0,0 0,0 4,5 1,5 Wiraswa sta 0,0 0,0 27,3 8,8 Buruh 16,7 0,0 0,0 5,9 Ibu rumah Tangga 66,7 100,0 0,0 55,9 Pedagan g 16,6 0,0 68,2 27,9 Jumlah Penda Patan Rendah 25,0 18,2 18,2 20,6 Sedang 62,5 63,6 72,7 66,2 Tinggi 12,5 18,2 9,1 13,2 Tingkat Kosmo politan Rendah 79,2 27,3 4,5 38,2 Sedang 12,5 68,2 72,8 50,0 Tinggi 8,3 4,5 22,7 11,8

Kisaran umur mayoritas peserta yang aktif dalam Posdaya pada program kesehatan Posbindu pada kategori lansia. Sasaran utama Poswindu lansia adalah warga masyarakat yang berumur 45 tahun ke atas, namun tidak tertutup bagi

Dokumen terkait