• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

7.3.6 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

A. Program Prioritas Sektor Air Minum

Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat dan diharapkan adanya sharing kegiatan dari Pemerintah Daerah untuk menunjang kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

1. Program SPAM IKK

a) Kriteria Program SPAM IKK adalah:

 Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM b) Kegiatan:

 Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)

 Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR)total

c) Indikator:

 Peningkatan kapasitas (liter/detik)

 Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM 2. Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

a. Kriteria Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah:

 Sasaran: Optimalisasi SPAM IKK

b. Kegiatan: Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40% dari target total SRuntuk MBR

c. Indikator:

 Peningkatan kapasitas (liter/detik)

 Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani SPAM 3. Program Perdesaan Pola Pamsimas

a. Kriteria Program Perdesaan Pola Pamsimas adalah:

o Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM

b. Kegiatan:

 Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)

o Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah

(SR)total c. Indikator:

 Peningkatan kapasitas (liter/detik)

 Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM 4. Program Desa Rawan Air/Terpencil

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

a. Kriteria Program SPAM IKK adalah:

o Sasaran: Desa rawan air, desa miskin dan daerah terpencil (sumber air

bakurelatif sulit)

b. Kegiatan: Pembangunan unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama

c. Indikator: Penambahan jumlah desa yang terlayani SPAM

B. Kelengkapan Readiness Criteria

Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM pemerintahkabupaten/kota adalah sebagai berikut:

1. Tersedia Rencana Induk Pengembangan SPAM (sesuai PP No. 16 /2005 Pasal 26 ayat 1 s.d 8 dan Pasal 27 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM.

2. Tersedia dokumen RPIJM

3. Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya :

a. Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameterpipa JDU terbesar ≥ 250 mm

b. Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik ataudiameter pipa JDU terbesar 200 mm;

c. Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/det ik ataudiameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;

4. Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007 pasal 21) Ada indikator kinerja untuk monitoring

a. Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik

b. Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun yang sama

1. Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan

2. Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai kebutuhan 3. fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan dibangun Institusi

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

4. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/kesiapan menyediakan syarat-syarat di atas.

Tabel 7 .18 Lingkup Penyusunan RISPAM

5. Kegiatan Wilayah Administrasi Kab/Kota Wilayah Pelayanan Satu Wilayah Lintas Kab./Kota Lintas Provinsi

Penyusun Pemda Penyelenggara di Kab./Kota Penyelenggara Regional Penyelenggara Regional Acuan RTRW RTRW & RISPAM Kab./Kota RTRW & RISPAM Kab./Kota Terkait RTRW Provinsi, RTRW & RISPAM Kab./ Kota Terkait

Penetapan Bupati/ Walikota Bupati/ Walikota Gubernur setelah berkonsultasi dengan Bupati/Walikota Terkait. Menteri setelah berkonsultasi dengan Gubernur dan Bupati/Walikota Terkait. Konsultasi Publik Pemda Penyelenggara dengan Fasilitasi dari Pemda Penyelenggara dengan fasilitasi dari Pemda terkait dan Gubernur

Penyelenggara dengan fasilitasi dari Pemda terkait, Gubernur, dan menteri. Pelaksanaan Penyusunan Penyedia Jasa/ Sendiri Penyedia Jasa/ Sendiri Penyedia Jasa/ Sendiri Penyedia Jasa/ Sendiri

C. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

Adapun skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM adalah tergambar dalam tabel 6.28

Tabel 7.19 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM Kegiatan

SPAM

Air

Baku Unit Produksi

Transmisi dan Distribusi (SR dan HU)

KOTA APBN APBD, PDAM, KPS, (APBN)

APBN, PDAM, KPS, APBN (MBR)

IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum) Desa dengan air

baku mudah (Pamsimas)

APBN APBN, APBD, Masyarakat

PAMSIMAS (APBN : 70%, APBD : 10%, dan Masyarakat

: 20%.

Catatan:

• Semua sistem yang sudah jadi dikelola oleh pemda/PDAM/Masyarakat;

• Keikutsertaan Pemda/PDAM/Masyarakat dalam proses pembangunan adalah keharusan; • HU = Hidran Umum;

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

• MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

Gambar 8.3 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM Alternatif Pola Pembiayaan

Equity adalah merupakan sumber pendanaan dari internal cash PDAM dan Pemda untuk program penambahan sambungan rumah (SR). Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana untuk memenuhi sebagian kebutuhan investasi;

Pinjaman Bank Komersial adalah merupakan sumber

pembiayaan dari pinjaman bank komersial dengan jumlah equity tertentu sebagai pendamping pinjaman. Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana pendamping dan menerapkan tarif minimal diatas harga pokok produksi (tarif dasar);

Trade Credit adalah merupakan sumber pembiayaan dari

pinjaman bank komersial melalui pihak ke tiga (kontraktor/supplier) dan dibayar dengan angsuran dari pendapatan PDAM dalam masa tertentu (10 tahun atau lebih). Dilaksanakan oleh PDAM yang diperkirakan dapat mengangsur sesuai dengan perjanjian;

Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan sumber

pembiayaan dari badan usaha swasta (BUS) berdasarkan kontrak kerjasama antara BUS dengan pemerintah (BOT/Konsesi). Dilaksanakan di kabupaten/kota yang memiliki pasar potensial (captive market) dan telah dilengkapi dengan studi pra-FS dan kesiapan pemerintah daerah; Obligasi adalah merupakan sumber dana dari penerbitan surat

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

utang yang akan dibayar dari pendapatan PDAM. Dilaksanakan oleh PDAM yang telah memiliki rating minimal BBB;

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan

yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

7.3.7 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM A. Sistem Prasarana Yang Diusulkan

1. Jaringan perpipaan, baik di kota maupun perdesaan yang memiliki sumber mata air / sumber air baku yang memungkinkan untuk menjangkau kebutuhan masyarakat setempat.

2. Sumur bor pada daerah perdesaan yang berada pada daerah yang memiliki muka air tanah yang cukup dalam.

3. Sumur gali di daerah perdesaan yang permukaan air tanahnya cukuk rendah dan Kualitas airnya tidak asin.

B. Sistem Non Perpipaan

Sumber utama air minum non perpipaan untuk keperluan domestik adalah air permukaan dan air tanah.Terdapat sekitar 10-15 % penduduk yang tergantung pada air permukaan dan air tanah untuk keperluan makan dan minum. Perlu dicatat bahwa setiap 3-5 tahun pada musim kemarau kadar garam air permukaan dan air tanah dapat melebihi 600 mg/ltr sehingga tidak dapat digunakan sebagai sumber air minum.

C. Sistem Perpipaan

Penyediaan air minum melalui sistem perpipaan dikelola oleh PDAM dan masyarakat, dimana prosentase yang dikelola kelompok masyarakat prosentasi sekitar 20 % dan selebihnya dikelola oleh PDAM Kota Makassar.

Penyediaan air minum dengan sistem perpipaan yang dikelola oleh pemerintah Kota Makassar mulai dirintis pada tahun 80 an, namun pengembangannya dilakukan nanti masuk era tahun 90 an .sejak akhir tahun 90 an mulai juga dikembangkan penyediaan air bersih yang dilakukan oleh

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat dan PU Cipta Karya. Panjang pipa yang terpasang untuk melayani air bersih bagi masyarakat Kota Makassar dapat dilihat pada tabel.

D. Usulan dan Prioritas Program

Usulan dan prioritas program untuk kebutuhan air minum adalah sistem perpipaan dengan pergantian pipa transmisi dari Dia. 300 mm ke Dia. 400 mm sepanjang 900.000 m dari sumber air baku ke dalam Kota Kota Makassar dan sekitarnya.

E. Usulan dan Prioritas Proyek Penyediaan Pengelolaan Air Minum

1. Kegiatan Penyedian Prasarana dan Sarana Air Minum bagi kawasan Kumuh/Nelayan, yang terdiri dari pengadaan perpipan untuk daerah pesisir, pengadaan hydran Umum, sumur bor, pengadaan mesin pompa dan Pembuatan bak penampungan air yang lokasinya tersebar di beberapa kecamatan di Kota Makassar.

2. Kegiatan penyediaan Prasarana dan Sarana Air Minum bagi kawasan RSH yang terdiri dari Penyusunan Master Plan Air Minum .

3. Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Air minum di desa rawan air, Pesisir

4. Kegiatan bantuan teknis/bantuan program penyehatan PDAM diantaranya Pembenahan jaringan PDAM, Perencanaan dan pembangunan jaringan air sistem gravitasi dan instalasi penjernihan air bersih/minum.

5. Kegiatan pembangunan SPAM IKK/Kawasan yang belum memiliki SPAM. F. Pembiayaan Penyediaan Pengelolaan

Adapun pembiayaan penyediaan pengelolaan air bersih/minum diharapkan melalui sumber dana APBN mengingat kebutuhan dana yang diperlukan cukup besar, sehingga diharapkan dari pemerintah daerah melalui dana APBN, maupun dari dana APBD propinsi, APBD Kabupaten dan juga partisipasi masyarakat. Berikut usulan kegiatan keciptakaryaan sektor air minum Kota Makassar disajikan pada tabel 6.21.

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

7.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Mengacu pada Permen PU Nomor. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang kebijakan, pengaturan, perencanaan, pembinaan, pengawasan, pengembangan dan standardisasi teknis di bidang air limbah, drainase dan persampahan permukiman.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 656, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan air limbah, drainase dan persampahan;

2. pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan air limbah, drainase dan persampahan termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

3. pembinaan investasi di bidang air limbah dan persampahan;

4. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air limbah, drainase dan persampahan; dan

5. pelaksanaan tata usaha direktorat.

Dokumen terkait