• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KURSUS DAN PELATIHAN Standar Kompetensi Lulusan

Dalam dokumen Revisi Draft SPNF (21 09 2013) (1) (Halaman 40-49)

Pasal 56

(1) Standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan kriteria capaian pembelajaran lulusan kursus dan pelatihan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(2) SKL digunakan sebagai pedoman pengembangan bahan ajar dan pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari lembaga kursus dan pelatihan.

(3) SKL kursus dan pelatihan terdiri dari atas vokasi dan nonvokasi.

(4) SKL kursus dan pelatihan vokasi merujuk pada kebutuhan lapangan kerja lokal, nasional dan atau internasional.

(5) SKL kursus dan pelatihan nonvokasi disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan diri peserta didik.

(6) SKL untuk tingkat internasional memiliki aturan pengakuan saling kesetaraan (mutual recognition arrangement/MRA) dengan negara mitra diatur melalui keputusan menteri.

(7) Capaian pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lembaga kursus dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan/ atau dunia kerja mengacu kepada peraturan perundang-undangan.

Pasal 57

(1) Ranah sikap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) merupakan penghayatan peserta didik tentang nilai dan norma yang terbentuk dari proses kursus dan pelatihan.

(2) Ranah pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) merupakan penguasaan teori dalam bidang keahlian tertentu.

(3) Ranah keterampilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) merupakan kemampuan menerapkan sikap serta pengetahuan dalam kehidupan dan/ atau dunia kerja.

(1) Deskripsi capaian pembelajaran minimal ranah sikap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1) merupakan kemampuan menginternalisasikan nilai, norma, dan etika keagamaan dalam kehidupan kerja, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) Deskripsi capaian pembelajaran minimal ranah pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (2) merupakan pengetahuan disesuaikan dengan tingkat keahlian yang dirumuskan oleh konsorsium, sub-konsorsium keahlian atau asosiasi profesi.

(3) Deskripsi capaian pembelajaran minimal ranah keterampilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (3) untuk kluster, jenjang kualifikasi/KKNI, dan okupasi.

Pasal 59

(1) Deskripsi capaian pembelajaran sebagaimana tercakup dalam Pasal 58 menggambarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) lulusan kursus dan pelatihan.

(2) KKNI sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. Jenjang kualifikasi pada KKNI dinyatakan dari jenjang kualifikasi 1 (terendah) sampai dengan 9 (tertinggi).

b. Kesetaraan antara capaian pembelajaran minimal dengan jenjang kualifikasi adalah seperti berikut:

1) Capaian pembelajaran minimal lulusan tingkat operator setara dengan jenjang kualifikasi 1-3 pada KKNI;

2) Capaian pembelajaran minimal lulusan tingkat teknisi/supervisor setara dengan jenjang kualifikasi 4-6 pada KKNI;

3) Capaian pembelajaran minimal lulusan tingkat ahli setara dengan jenjang kualifikasi 7-9 pada KKNI.

4) Capaian pembelajaran minimal untuk kursus dan pelatihan nonvokasi disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

Standar Isi Pasal 60

(1) Standar Isi merupakan kriteria minimal beban belajar sesuai capaian pembelajaran yang dituangkan dalam kurikulum yang harus dipenuhi oleh lulusan kursus dan pelatihan;

(2) Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kurikulum dan beban pembelajaran pada satuan program kursus dan pelatihan.

Pasal 61

(1) Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bahan belajar, dan metode pembelajaran yang dilaksanakan untuk memenuhi capaian pembelajaran.

(2) Kurikulum dikembangkan dan ditetapkan oleh lembaga kursus dan pelatihan dengan mengacu SKL.

(3) Kurikulum kursus dan pelatihan memuat pendidikan kecakapan hidup dan keterampilan, yang terdiri atas mata diklat atau blok mata diklat pokok dan penunjang yang dikembangkan secara terintegrasi.

(4) Penetapan jumlah jam mata diklat atau blok mata diklat didasarkan pada tingkat kedalaman dan keluasan bahan belajar dan metode pembelajaran pada tiap jenjang keterampilan.

Pasal 62

(3) Beban Pembelajaran adalah waktu belajar yang digunakan dalam satu paket program pembelajaran yang terdiri atas:

a. Waktu belajar teori maksimal 40%; dan

b. Waktu belajar praktik termasuk magang minimal 60%.

(2) Beban pembelajaran disesuaikan dengan jenis dan tingkatan kursus dan pelatihan.

Pasal 63

Jenis mata diklat atau blok mata diklat dalam kurikulum kursus dan pelatihan terdiri atas sejumlah mata diklat atau blok mata diklat pokok dan penunjang yang ditujukan untuk membentuk sikap, penguasaan pengetahuan, dan keterampilan.

Standar Proses Pasal 64

(1) Standar proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan kursus dan pelatihan sehingga terbentuk sikap, penguasaan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan kerja.

(2) Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat: a. Perencanaan pembelajaran;

b. Pelaksanaan pembelajaran;

c. Penilaian hasil pembelajaran; dan d. Pengawasan pembelajaran.

Pasal 65

(1) Pembelajaran tiap mata diklat merupakan upaya pemenuhan capaian pembelajaran mata diklat tersebut.

(2) Pembelajaran dilaksanakan di kelas dan di lingkungan kerja (work place). (3) Perencanaan pembelajaran tiap mata diklat dimuat dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(4) RPP ditetapkan dan dikembangkan oleh pendidik, baik sendiri atau bersama dalam kelompok keterampilan dan keahlian.

(5) RPP paling sedikit memuat:

a. Nama program keahlian, nama mata diklat, alokasi waktu, dan pendidik;

b. Kompetensi akhir untuk tiap tahap pembelajaran; c. Bahan dan sumber belajar;

d. Strategi penilaian;

e. Strategi pembelajaran; dan

f. Deskripsi tugas yang harus dikerjakan. Pasal 66

(1) Proses pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan atas prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(2) Proses pembelajaran secara umum dilaksanakan dengan urutan:

a. Kegiatan pendahuluan; yang merupakan pemberian informasi yang komprehensif tentang rencana pembelajaran, tahapan pelaksanaan, hasil asesmen proses pembelajaran sebelumnya, dan umpan balik; b. Kegiatan inti; yang merupakan kegiatan belajar dengan penggunaan

metode pembelajaran untuk mencapai kemampuan yang dirancang sesuai dengan kurikulum;

c. Kegiatan penutup; yang merupakan kegiatan penilaian dan refleksi atas suasana dan capaian pembelajaran yang telah dihasilkan, serta pemberian informasi tahapan pembelajaran berikutnya

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 67

(1) Standar pendidik merupakan standar untuk pengajar, pembimbing, pelatih atau instruktur pada program keahlian tertentu dalam satu jenis kursus dan pelatihan.

(2) Standar penguji merupakan standar untuk penguji pada program keahlian tertentu dalam satu jenis kursus dan pelatihan.

Pasal 68

(1) Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/ atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pendidik/ instruktur minimal memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik yang dinyatakan dengan:

a. Ijazah SMA atau yang sederajat;

b. Sertifikat keahlian satu tingkatlebih tinggi dari level kompetensi yang diajarkan; dan

c. Sertifikat pendidik atau instruktur.

(4) Seseorang yang memiliki keahlian luar biasa tetapi tidak memiliki kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diangkat sebagai pendidik melalui pengakuan pembelajaran lampau. (5) Penguji pada kursus dan pelatihan memiliki kualifikasi:

a. Kualifikasi akademik S1 atau D4 untuk kursus atau pelatihan berbasis keilmuan;

b. Kualifikasi akademik SMA atau sederajat untuk kursus atau pelatihan bersifat teknis/ praktis; dan

c. Sertifikat Penguji.

(1) Tenaga kependidikan pada lembaga kursus dan pelatihan meliputi pengelola atau penyelenggara, tenaga administrasi, teknisi, pustakawan, dan laboran.

(2) Pengelola atau penyelenggara pada lembaga kursus dan pelatihan memiliki kualifikasi akademik minimal SMA atau sederajat dan sertifikat pengelola.

(3) Tenaga kependidikan pada lembaga kursus dan pelatihan memiliki kualifikasi akademik minimal SMA atau sederajat.

Standar Sarana dan Prasarana Pasal 70

(1) Setiap lembaga kursus dan pelatihan memiliki sarana penunjang proses pembelajaran yang meliputi peralatan pendidikan, media pendidikan, sumber belajar, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

(2) Setiap lembaga kursus dan pelatihan memiliki prasarana penunjang pembelajaran yang meliputi ruang belajar, ruang kerja (pimpinan, pendidik, tata usaha, ruang pendaftaran), ruang tunggu, perpustakaan, ruang praktik/ unit produksi, ruang ibadah, dan toilet.

(3) Setiap lembaga kursus dan pelatihan menyediakan sarana dan prasarana untuk peserta didik berkebutuhan khusus.

Standar Pengelolaan Pasal 71

(1) Pengelolaan lembaga kursus dan pelatihan menerapkan prinsip otonomi secara akuntabel dan transparan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.

(2) Lembaga kursus dan pelatihan dipimpin oleh seorang pemimpin pengelola sebagai penanggung jawab operasional lembaga.

(3) Lembaga kursus dan pelatihan memiliki:

a. Rencana strategis (Renstra) yang meliputi rumusan visi, misi, nilai, tujuan, sasaran, dan program;

b. Struktur organisasi dan uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing tingkatan dan unsur organisasi;

c. Pedoman untuk pelaksanaan pendidikan, pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan administrasi akademik dan keuangan, dan pengelolaan sarana-prasarana pendidikan; dan

d. Tata tertib yang mengatur hubungan antara sesama warga di lembaga kursus dan pelatihan serta hubungan antara warga lembaga kursus dan pelatihan dengan masyarakat.

Pasal 72

Lembaga kursus dan pelatihan dikelola atas dasar Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang merupakan penjabaran rinci dari Renstra. RKAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Kalender pendidikan; b. Program pemasaran;

c. Mata diklat yang ditawarkan pada suatu program keahlian; d. Penugasan pendidik untuk mata diklat dan kegiatan lainnya;

e. Jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran;

f. Pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan belajar;

g. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi jenis, durasi, peserta, dan penyelenggara program; dan

h. Jadwal penyusunan laporan tahunan tentang akuntabilitas dan kinerja lembaga kursus dan pelatihan.

Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada lembaga kursus dan pelatihan dipertanggungjawabkan oleh pemimpin pengelola lembaga kursus dan pelatihan kepada badan hukum yang menaunginya.

Pasal 73

(1) Pengendalian lembaga kursus dan pelatihan dilakukan melalui pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Eksternal (SPME).

(2) Untuk pembinaan dan pengembangan lembaga kursus dan pelatihan, pemimpin lembaga melaporkan perkembangan lembaga ke instansi pembinanya.

Standar Pembiayaan Pasal 74

(1) Lembaga kursus dan pelatihan memiliki sumber dan pengelolaan pembiayaan yang dapat dipertanggungjawabkan, baik yang bersumber dari penyelenggara, pemerintah, pemerintah daerah, peserta didik, dan pihak lain yang tidak melanggar hukum.

(2) Jenis pembiayaan kursus dan pelatihan terdiri atas: a. Biaya investasi:

1) Meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, pemasaran, dan modal kerja tetap;

2) Besaran biaya investasi direncanakan pada awal tahun. b. Biaya operasional:

1) Meliputi pengadaan alat dan media pembelajaran, gaji atau honor, tunjangan, jasa dan daya (telepon, listrik, dan air), transportasi, pemeliharaan dan perawatan fasilitas, serta pajak;

2) Besaran biaya operasional direncanakan dan ditetapkan pada awal tahun.

c. Biaya personal:

1) Meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan;

2) Besaran biaya personal ditetapkan pada awal sebelum program kursus dan pelatihan dilaksanakan;

3) Cara memungut biaya personal ditetapkan secara tertulis;

4) Komponen biaya personal terdiri atas biaya pendaftaran, biaya kursus dan pelatihan, dan biaya ujian.

(3) Lembaga kursus dan pelatihan memiliki rencana anggaran belanja yang disusun secara periodik minimal per satu tahun.

(4) Lembaga kursus dan pelatihan memiliki catatan penerimaan dan pengeluaran biaya pendidikan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi keuangan.

Standar Penilaian Pasal 75

(1) Penilaian hasil belajar peserta didik pada kursus dan pelatihan dilakukan oleh pendidik, lembaga kursus dan pelatihan, dan lembaga uji kompetensi.

(2) Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik berfungsi untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

(3) Penilaian hasil belajar oleh lembaga kursus dan pelatihan berfungsi sebagai bagian dari penjaminan mutu kursus dan pelatihan;

(4) Penilaian hasil belajar oleh lembaga uji kompetensi berfungsi sebagai bagian dari proses sertifikasi kompetensi.

Pasal 76

Sasaran penilaian kemampuan peserta didik dalam suatu mata diklat atau blok mata diklat meliputi:

a. Perilaku peserta didik sebagai manifestasi penghayatan sikap;

b. Penguasaan pengetahuan; dan

c. Hasil kerja sebagai manifestasi penguasaan keterampilan. Pasal 77

(1) Bentuk penilaian hasil pembelajaran:

a. Untuk kepentingan pembelajaran diatur oleh lembaga kursus dan pelatihan;

b. Untuk kepentingan sertifikasi kompetensi diatur oleh lembaga sertifikasi kompetensi yang diakui oleh pemerintah.

(2) Instrumen penilaian untuk kepentingan pembelajaran terkait dengan mata diklat atau blok mata diklat dirumuskan dalam RPP.

(3) Instrumen penilaian untuk kepentingan sertifikasi kompetensi dirancang untuk mengukur pencapaian kompetensi dan penguasaan keterampilan peserta didik sesuai dengan standar dunia kerja.

(4) Instrumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) dapat berbentuk tes atau nontes.

(1) Penilaian hasil pembelajaran dilakukan dengan memakai pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan/ atau Penilaian Acuan Patokan (PAP). (2) Pendekatan PAN digunakan untuk menilai ranah sikap.

(3) Pendekatan PAP digunakan untuk menilai ranah pengetahuan dan keterampilan.

(4) Hasil penilaian menurut ayat (2) dan ayat (3) dipakai untuk menyatakan kelulusan peserta didik dari lembaga kursus dan pelatihan.

Pasal 79

(1) Penjaminan mutu lembaga kursus dan pelatihan secara internal dilakukan melalui evaluasi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses pembelajaran.

(2) Penjaminan mutu lembaga kursus dan pelatihan secara eksternal dilakukan oleh badan akreditasi dan atau lembaga sertifikasi kompetensi. (3) Penjaminan mutu internal disinergikan dengan penjaminan mutu

eksternal.

Dalam dokumen Revisi Draft SPNF (21 09 2013) (1) (Halaman 40-49)

Dokumen terkait