Pasal 80
(1) Standar kompetensi lulusan dalam pendidikan kepramukaan merupakan kriteria capaian pembelajaran dalam pendidikan kepramukaan yang merupakan internalisasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
(2) Capaian pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirumuskan kedalam deskripsi yang mencakup aspek:
a. Sikap;
b. Penguasaan keterampilan; dan
c. Penguasaan pengetahuan/ keilmuan.
(3) Capaian pembelajaran kepramukaan di gugus depan yang berpangkalan di satuan pendidikan ditetapkan oleh dinas pendidikan setempat dengan mengacu pada ketentuan Kwartir Nasional.
Standar Isi Pasal 81
(1) Standar isi merupakan kriteria minimal materi pendidikan dan pelatihan sesuai capaian pembelajaran yang dituangkan dalam kurikulum pendidikan kepramukaan.
(2) Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat: a. Kurikulum program pendidikan kepramukaan; dan
b. Beban pembelajaran.
Pasal 82
(1)Kurikulum sebagai suatu rencana pendidikan diwujudkan dalam serangkaian pembelajaran, aktivitas atau kegiatan.
(2)Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (1) digunakan untuk memenuhi capaian program pendidikan kepramukaan yang ditetapkan oleh dinas pendidikan setempat dengan mengacu pada ketentuan Kwartir Nasional.
Pasal 83
(1) Pendidikan kepramukaan dalam sistem pendidkan nasional termasuk dalam jalur pendidikan nonformal .
(2) Pendidikan kepramukaan dapat dilaksanakan pada satuan pendidikan formal sebagai kegiatan ekstrakulikuler dan pada satuan pendidikan nonformal sebagai program.
(3) Pendidikan kepramukaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk meningkatkan kemampuan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik yang dilaksanakan melalui metode belajar interaktif .
(4) Capaian pembelajaran dilakukan secara berjenjang berdasarkan golongan usia peserta didik, yaitu usia 7-10 tahun (Siaga), usia 11-15 tahun (Penggalang), usia 16-20 tahun (Penegak), dan usia 21-25 tahun (Pandega).
(5) Capaian pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada Satya dan Darma Pramuka.
(6) Satya dan Darma Pramuka sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas adalah Dwi Satya dan Dwi Darma untuk peserta didik golongan Siaga serta Tri Satya dan Dasa Darma untuk peserta didik golongan Penggalang, Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.
(7) Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan berdasarkan prinsip dasar pendidikan kepramukaan dengan menggunakan pendekatan sistem among.
(8) Prinsip dasar pendidikan kepramukaan yang dimaksud pada ayat (7) di atas adalah pengamalan kode kehormatan pramuka, belajar sambil melakukan, sistem berkelompok, kegiatan menarik dan menantang di alam terbuka, sistem tanda kecakapan, sistem satuan terpisah putra dan putri, kemitraan dengan anggota dewasa dan kiasan dasar.
Standar Proses Pasal 84
(1) Standar proses merupakan kriteria minimal proses interaksi peserta didik (anggota muda) dengan pembina (anggota dewasa) dalam menanamkan nilai-nilai bagi pembentukan dan pengembangan sikap, peningkatan keterampilan, dan pengetahuan untuk memenuhi capaian pendidikan kepramukaan.
(2) Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:
a. Perencanaan proses
kegiatan;
b. Pelaksanaan proses kegiatan;
c. Penilaianhasil proses
kegiatan; dan
d. Pengendalian proses
kegiatan.
(3) Sebelum proses kegiatan pelatihan dilaksanakan, seorang pembina harus menyiapkan bahan kegiatan pelatihan yang terdiri atas:
a. Buku panduan; a. Talam Kerja; dan
b. Alat dan bahan yang digunakan.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 85
(1) Standar pendidik merupakan kriteria yang harus dimiliki oleh pendidik meliputi kompetensi pedagogi, andragogi, kepribadian, sosial dan kecakapan kepramukaan.
(2) Pendidik sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan anggota dewasa, yang terdiri atas pembina pramuka, pelatih pembina pramuka, pamong satuan karya, dan instruktur satuan karya.
(3) Anggota Dewasa yang dimaksud pada ayat (2) di atas, merupakan orang dewasa yang sekurang-kurangnya sudah menyelesaikan Kursus Orientasi Kepramukaan.
(4) Pembina Pramuka yang dimaksud pada ayat (2) di atas, merupakan pendidik yang sekurang-kurangnya sudah menyelesaikan Kursus Mahir Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KMD) dan dapat melanjutkan pendidikan ke Kursus Mahir Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan (KML). (5) Pelatih Pembina pramuka yang dimaksud ayat (2) di atas, merupakan
Pembina pramuka yang telah menyelesaikan Kursus Mahir Pembina Tingkat Lanjutan (KML) dan sekurang-kurangnya menyelesaikan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KPD) dan dapat melanjutkan pendidikan ke Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan (KPL) (6) Pamong Satuan Karya atau Pamong Saka yang dimaksud pada ayat (2) di
atas, merupakan Pembina Pramuka yang sekurang-kurangnya sudah menyelesaikan Kursus Mahir Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KMD) ditambah materi kesakaan dan wajib melanjutkan pendidikan ke Kursus Mahir Pembina Tingkat Lanjutan (KML) jenjang Penegak atau Pandega. (7) Instruktur Satuan Karya yang dimaksud pada ayat (2) di atas, merupakan
pendidik yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan kesakaannya dan sekurang-kurangnya sudah menyelesaikan Kursus Orientasi Kepramukaan.
(8) Tenaga kependidikan untuk setiap jenis pendidikan kepramukaan diatur oleh satuan pendidikan.
(9) Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan oleh lembaga pelatihan yang menyelenggarakan kursus orientasi kepramukaan yang ditunjuk oleh menteri.
Standar Sarana dan Prasarana Pasal 86
(1) Standar sarana dan prasarana dan atribut berupa: lambang, pakaian seragam, sertifikat, lencana, bendera, panji, buku panduan, buku catatan, penggunaan teknologi informasi, alat dan bahan lainnya ditetapkan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada ketentuan Kwartir Nasional.
(2) Pemilihan jenis dan kelengkapan sarana dan prasarana yang dimaksud pada ayat (1), didasarkan pada efektivitas keberlangsungan kegiatan kepramukaan untuk ketercapaian proses pembelajaran dan tujuan program.
Pasal 87
(1) Pengelolaan kelembagaan pendidikan kepramukaan di satuan pendidikan nonformal ditetapkan oleh dinas pendidikan setempat dengan mengacu pada kelembagaan gerakan pramuka.
(2) Pengelolaan pendidikan kepramukaan di satuan pendidikan bagi peserta didik dilakukan pada gugus depan dengan menerapkan prinsip manajemen berbasis sekolah.
(3) Pengelolaan pendidikan kepramukaan di satuan pendidikan bagi pendidik dan anggota dewasa dilakukan oleh lembaga diklat yang ditunjuk oleh Mentri Pendidikan.
(4) Program pendidikan kepramukaan wajib diadakan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada kurikulum 2013.
Standar Pembiayaan Pasal 88
(1) Standar pembiayaan adalah kriteria minimal mengenai komponen dan besaran biaya operasional dan besarnya biaya pendidikan dan pelatihan kepramukaan per peserta per tahun atau disebut standar satuan biaya operasional pendidikan dan pelatihan.
(2) Biaya operasional pendidikan dan pelatihan kepramukaan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) merupakan bagian dari biaya operasional pendidikan dan pelatihan yang diperlukan agar dapat memenuhi standar pembiayaan secara teratur dan berkelanjutan.
(3) Standar satuan pembiayaan operasional pelatihan kepramukaan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh dinas pendidikan setempat.
Standar Penilaian Pasal 89
(1)Standar penilaian merupakan kegiatan sistematis yang dilakukan untuk menentukan keberhasilan proses pendidikan kepramukaan.
(2) Penilaian pendidikan kepramukaan dilakukan pendidik terhadap peserta didik mengacu pada Syarat Kecakapan Umum (SKU), Syarat Kecakapan Khusus (SKK) dan Syarat Pramuka Garuda (SPG).
(3) Penilaian capaian pembelajaran ditandai dengan tanda kecakapan berupa Tanda Kecakapan Umum (TKU) setelah selesai Standar Kecakapan Umum (SKU) dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) setelah menyelesaikan Standar Kecakapan Khusus (SKK).
(4)Penilaian peserta didik dalam pendidikan kepramukaan dilakukan oleh satuan pendidikan atau gugus depan.
(5) Penilaian program pendidikan kepramukaan dalam bentuk akreditasi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN