• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Pengembangan Permukiman Perkotaan

Tingkat Pelayanan

DATA KECAMATAN

1. Program Pengembangan Permukiman Perkotaan

Program Kerangka Dasar Pengembangan Kawasan Perumahan RSH/PNS/TNI/POLRI

Kondisi Yang Ada 1) Gambaran umum

Menjelaskan cakupan pembangunan RSH bagi PNS/TNI, POLRI/Pekerja yang ditangani oleh masyarakat, swasta, pemerintah yang ada.

2) Prasarana dan Sarana Dasar RSH bagi PNS/TNI, POLRI/Pekerja. Ditunjukkan dengan Tabel PSD RSH PNS/TNI, POLRI/Pekerja yang ada Kabupaten Tambrauw Tahun 2008.

3) Parameter Teknis Wilayah

Memberikan dasar rasional sistem yang secara teknis berdasarkan karakteristik wilayah dan standar yang berlaku.

Disajikan di dalam Tabel Parameter Teknis Wilayah Kabupaten Tambrauw Tahun 2008.

4) Aspek Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat, swasta, perumnas, pemerintah dalam pembangunan PSD RSH, serta pembiayaan operasi dan pemeliharaannya.

5) Aspek Kelembagaan

Menguraikan kemampuan institusi pembangunan PSD RSH (masyarakat, swasta, pemerintah) dikaitkan dengan kondisi yang ada.

Permasalahan Yang Dihadapi 1) Sasaran pembangunan PSD RSH

Menjelaskan target yang harus dicapai dalam pembangunan PSD RSH terdiri dari:

 Target RPJM

 Terwujudnya Pembangunan Kota

a) Menunjang terwujudnya Rencana Pembangunan Kota b) Menunjang terlaksananya Strategi Pembangunan Kota

2) Rumusan Masalah

Menguraikan besaran masalah yang dihadapi atau tantangan yang harus diselesaikan melalui PSD RSH, dengan membandingkan antara kondisi yang ada dan sasaran pembangunan PSD RSH, baik dari segi teknis, kelembagaan dan keuangan.

Analisis Permasalahan, Alternatif Pemecahan Dan Rekomendasi 1) Analisis Permasalahan

Melakukan analisis untuk mencari persoalan sebenarnya dari kebutuhan PSD RSH sehingga memadai bagi Kabupaten Tambrauw…. saat ini.

2) Alternatif Pemecahan Persoalan dan Rekomendasi

Menguraikan beberapa alternatif untuk pemecahan persoalan di atas, membandingkan alternatif tersebut dari aspek teknis dan biaya, kemudian merumuskan alternatif yang direkomendasikan.

Sistem PSD RSH Yang Diusulkan

Tabel 4.36

PSD RSH PNS/TNI/POLRI/Pekerja yang ada Kabupaten Tambrauw Tahun 2008

Tingkat

Pelayanan

% KK

MASYARAKAT

1. Jalan Lingkungan m - - -

-2. Saluran Air Hujan m

3

- - -

-3. Prasarana Air Minum l/det - - -

-4. Prasarana Air Limbah

a. On-site unit - - -

b. Off-site unit - - -

-5. Prasarana dan Sarana Persampahan unit - - -

-SWASTA

1. Jalan Lingkungan m - - -

-2. Saluran Air Hujan m

3

- - -

-3. Prasarana Air Minum l/det - - -

-4. Prasarana Air Limbah

a. On-site unit - - -

b. Off-site unit - - -

-5. Prasarana dan Sarana Persampahan unit - - -

-1

2

PERUMNAS

1. Jalan Lingkungan m - - -

-2. Saluran Air Hujan m

3

- - -

-3. Prasarana Air Minum l/det - - -

-4. Prasarana Air Limbah

a. On-site unit - - -

b. Off-site unit - - -

-5. Prasarana dan Sarana Persampahan unit - - -

-PEMERINTAH

1. Jalan Poros m - - -

-2. Saluran Air Hujan m

3

- - -

-3. Prasarana Air Minum l/det - - -

-4. Prasarana Air Limbah

a. On-site unit - - -

b. Off-site unit - - -

-5. Prasarana dan Sarana Persampahan unit - - -

-3

4

- = Data Tidak Tersedia

Tabel 4.37

Parameter Teknis Wilayah Kabupaten Tambrauw Tahun 2008

No. URAIAN BESARAN KETERANGAN

- -

-- -

-- -

Tabel 4.38

Permasalahan yang Dihadapi Kabupaten Tambrauw Tahun 2008

No. Kondisi Sistem Target Renc. Strategi Besaran Keterangan

yang Ada Nasional Pembangunan Permasalahan

Kota

A. TEKNIS - - -

-B. KELEMBAGAAN - - -

-C. KEUANGAN - - -

-D. PROMOSI - - -

-- = Data Tidak Tersedia

Tabel 4.39

Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah PSD RSH di Kabupaten Tambrauw Tahun 2008

Parameter yang diperbandingkan

- - -

-- - -

-Alternatif 4

No. Satuan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

4.2 Rencana Investasi Penataan Bangunan

Lingkungan

4.2.1 Petunjuk Umum

4.2.1.1 Penataan Bangunan

Rencana tata bangunan dan lingkungan merupakan penjabaran dari rencana detail tata ruang kawasan perkotaan berupa rencana geometric pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang disusun untuk perwujudan ruang kawasan perkotaan dalam rangka pelaksanaan pembangunan kota. Dalam hal detail tata ruang kawasan perkotaan belum ada, maka rencana tata bangunan dan lingkungan ini dapat diturunkan dari rencana tata ruang wilayah kota melalui proses penentuan kawasan perencanaan.

Rencana tata bangunan dan lingkungan berisikan rumusan tentang rencana tapak pemanfaatan ruang kawasan ; pra rencana teknik jaringan utilitas yang berisikan arahan letak dan penampungan air bersih, air hujan, air limbah, listrik, telepon dan sampah; pra rencana teknik jaringan jalan berisikan arahan letak dan penampang jalan; pra teknik bangunan gedung berisikan arahan letak penampang dan arsitektur lingkungan dan bangunan gedung; pra rencana teknik bukan bangunan gedung.

Rencana tata bangunan dan lingkungan dilakukan bagi yang mempunyai sifat khusus sehingga diperlukan pengaturan khusus dan bersifat final (misalnya kawasan konservasi, kawasan tepi air/waterfront city, permukiman diatas air, lingkungan bersejarah). Dalam pengembangan yang bersifat individual dan tidak mempuyai hal

kurang mendapat perhatian

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.

2) Permasalahan dan tantangan di bidang Gedung dan Rumah Negara

 Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien.

 Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

3) Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan

 Masih adanya permukiman kumuh seluas 47,3 ribu Ha yang tersebar di 10.000 kantong permukiman yang dihuni tidak kurang dari 17,2 juta jiwa (berdasarkan data tahun 2003).

 Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.

 Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.

Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dan lain-lain kurang diperhatikan hampir di semua kota, terutama kota Metro dan Besar.

5) Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

 Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.  Komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs, bahwa pada tahun 2015,

200 Kabupaten Tambrauw bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua Kabupaten Tambrauw bebas kumuh.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bangunan dan lingkungan antara lain :

 Peran dan fungsi Kabupaten Tambrauw,

 Rencana pembangunan Kabupaten Tambrauw (lihat Buku Panduan 2: Rencana Pembangunan Kabupaten Tambrauw,

 Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten Tambrauw bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya,

 Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,

Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk (Masterplan) Pengembangan Kota,

Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan pengembangan,

Keterpaduan penataan bangunan dan lingkungan sektor lain dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik,

Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia,

Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penataan bangunan dan lingkungan pada kota bersangkutan,

Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan,

Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan,

Penataan bangunan dan lingkungan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya investasi,

Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam penataan bangunan dan lingkungan, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut,

Safeguard sosial dan lingkungan,

 Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran.

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta pedoman pelaksanaan lebih detail dibawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tambrauw dan hanya bangunan gedung negara dan rumah negara yang merupakan kewenangan pusat.

Namun dalam pelaksanaannya di lapangan terlihat bahwa masih banyak daerah yang belum menindak lanjutinya sebagaimana mestinya, sebagaimana terlihat dari :

 Masih banyaknya Kabupaten Tambrauw yang belum menyesuaikan Perda Bangunan Gedung yang dimilikinya agar sesuai dengan UUBG, atau terutama Kabupaten Tambrauw hasil pemekaran masih belum memiliki Perda Bangunan Gedung;

 Masih banyak Kabupaten Tambrauw; terutama Kabupaten Tambrauw hasil pemekaran yang belum memiliki atau melembagakan institusi/kelembagaan dan Tim Ahli Bangunan Gedung yang bertugas dalam pembinaan penataan bangunan dan lingkungan;

 Masih banyak Kabupaten Tambrauw yang belum memulai pelaksanaan pendataan bangunan gedung;

 Masih banyak Kabupaten Tambrauw yang belum menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi (SLF) bagi seluruh bangunan gedung yang ada terutama bangunan yang baru hasil pembangunan;

selaku siap pakai setiap saat;

 Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan prasarana bagi penyandang cacat;

 Masih banyak Kabupaten Tambrauw pengembangannya belum berdasarkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

 Masih banyak Kabupaten Tambrauw yang mempunyai kawasan yang terdegradasi dan belum di tata ulang;

 Masih banyak daerah yang belum memiliki rencana penanganan kawasan kumuh, kawasan nelayan, kawasan tradisional, dan kawasan bersejarah yang secara kewenangan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Kabupaten Tambrauw;  Masih banyak Kabupaten Tambrauw belum melaksanakan pembangunan

lingkungan permukiman berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan lingkungan permukiman yang berkelanjutan.

Untuk itu, Departemen Pekerjaan Umum sebagai lembaga pembina teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kemampuan Kabupaten Tambrauw agar mampu melaksanakan amanat UU No 28/2002 tentang Bangunan Gedung.

Untuk tahun anggaran 2010, sebagai kelanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, perlu melanjutkan dan memperbaiki serta mempertajam kegiatannya agar lebih cepat memampukan Kabupaten Tambrauw.

penduduk tanpa akses terhadap air minum dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan, maka peningkatan kualitas lingkungan permukiman perlu dilakukan lebih intensive dengan melibatkan masyarakat setempat, kelompk peduli dan dunia usaha secara aktif.

Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu dilakukan secara komprehensive dengan berbasis konsep tridaya melalui proses pemberdayaan masyarakat sesuai siklus P2KP.

1. Grand Strategy 1: Menyelenggarakan Penataan Bangunan Gedung Agar Tertib,