Data Posyandu Desa/Kampung dan Kelurahan Terbina
2. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa, yang terlaksana dengan beberapa kegiatan Pembinaan
Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa.
Pada kegiatan ini dalam rangka mengungkit tercapainya sasaran “meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan” dengan indikator kinerja “persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan pembangunan” tahun anggaran 2015 dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pembinaan kelompok penyusun RPJMDes dengan dengan realisasi pelaksanaan dapat dilihat pada tabel berikut:
RPJMDes merupakan dokumen yang memuat arah kebijkan keuangan desa, kebijakan umum dan program SKPD,lintas SKPD dan program prioritas kewilayahan diserta dengan Rencana Kerja (RK).Diharapkan pelatihan ini dapat membantu perangkat desa dalam melaksanakan pembangunan yang lebih baik dan menyesuaikan proses penyelenggaraan Pemerintahan Desa seiring dengan perkembangan kebijakan Pemerintah.
Beberapa masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan penyusunan RPJMDesa yaitu:
a. Kurangnya jumlah jam pelajaran
b. Tidak tersedianya anggaran yang cukup untuk pelaksanaan sesuai rencana program yang ada pada Renstra 2013-2018
No. Uraian Satuan Target Realisasi %
1 Kegiatan Pembinaan Penyusunan RPJMDes
Saran dan solusi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran lebih ditekankan pada diskusi kelompok dalam
pembuatan penyusunan RPJMDesa.
b. Perlunya perhatian khusus dalam penganggaran pelaksanaan Pembinaan Penyusunan RPJMDesa untuk tahun – tahun yang akan datang.
Kesimpulan hasil analisa pencapaian indikator Sasaran “Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan” sebagai berikut :
Sasaran strategis 2 “ Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan” dengan indikator kinerja Utama “Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan pembangunan” sbb:
No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 1 Persentase Desa dan
Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan
4 % 5,14 % 128.5
Indikator ini dicapai melalui 2 program dan 4 kegiatan dimana dapat disimpulkan kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan dalam rangka meningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dengan capaian kinerja diatas 100%. Realisasi indikator kinerja Utama “Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan pembangunan” dapat kita lihat dari data jumlah Desa/Kelurahan yang membuat data profil Desa/Kelurahan dikarenkan pengelolaan data yang valid dan reliable dapat dijadikan sebagai acuan dan standar dalam pendayagunaan data untuk menjamin data profil Desa/Kampung dan Kelurahan yang sistemik di tingkat dusun/lingkungan.Data yang valid dan reliable menjadi standar perumusan kebijakan program yang tepat untuk perbaikan kualitas manusia yang meningkat baik dalam bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, pendapatan, akses infrastruktur maupun moral dan etika.
% Desa dan Kelurahan = Jumlah Profil Desa/Kel Yg berhasil melaksanakan Jumlah Desa/Kel
= 53 profil x 100%
1032 Desa/Kel
Substansi Profil Desa dan Kelurahan
Substansi profil desa dan kelurahan mencakup 3 (tiga) hal yaitu: (1) Data dasar keluarga, yaitu data yang berisikan profil keluarga yang meliputi data SDM, aset ekonomi dan sosial, kualitas hidup dalam bidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan serta peranserta sebagai warga negara, anggota lembaga kemasyarakatan dan berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga dan sosial yang secara nyata terjadi di setiap keluarga. Data dasar keluarga ini adalah untuk menyediakan data base kualitas hidup manusia Indonesia pada tingkat keluarga, RT, RW, Dusun dan Lingkungan. Melalui data ini diharapkan penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (HDI) dapat diukur dengan data yang valid dan reliabel serta menjangkau setiap orang di setiap keluarga.
(2) Data potensi desa/kelurahan, mencakup segala potensi yang dimiliki desa, yaitu: sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya kelembagaan dan sumber daya prasarana dan sarana. Adanya data potensi ini akan diketahui tipologi dari masing-masing desa dan potensi yang akan dikembangkan.
(3) Data tingkat perkembangan desa/kelurahan, berisikan tingkat keberhasilan kegiatan pembangunan kelurahan yang dilakukan selama satu tahun dan selama lima tahun. Dari hasil evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan selama satu tahun, akan diperoleh status perkembangan desa yaitu: cepat berkembang, berkembang, lamban berkembang, dan kurang berkembang. Sedangkan untuk (5) lima tahun akan diperoleh klasifikasi desa Swadaya, Swakarya dan Swasembada.
Untuk mengukur tingkat Perkembangan Desa, variabel yang digunakan adalah: (1) perkembangan kependudukan (2) ekonomi masyarakat; (3) pendidikan masyarakat; (4) kesehatan masyarakat; (5) keamanan dan ketertiban; (6) kedaulatan politik masyarakat;
(7) peranserta masyarakat dalam pembangunan; (8) lembaga kemasyarakatan;
(9) kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; dan (10) pembinaan dan pengawasan.
Untuk klasifikasi tingkat perkembangan desa tahunan:
(1) Kurang Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut kurang dari 30% dari skor maksimal (2) Lamban Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh)
indikator tersebut mencapai 30%-60% dari skor maksimal (3) Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator
tersebut lebih dari 60%-90% dari skor maksimal
(4) Cepat Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut lebih dari 90% dari skor maksimal
Desa/Kelurahan yang telah mampu menyajikan data profil Desa/Kelurahan dianggap sebagai Desa/Kelurahan yang mampu dan berhasil dalam melaksanakan pembangunan. Dari data yang tahun anggaran 2014 realisasi Desa/Kelurahan yang membuat Data Profil Desa/Kelurahan adalah 53 Desa/Kelurahan atau 5,14 % dari total 1032 Desa/Kelurahan, yang artinya capaian kinerja untuk IKU ini adalah 128.5%.
Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Kualitas Lembaga Ekonomi Masyarakat
No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 1 Jumlah lembaga Ekonomi Masyarakat yang aktif : BUMDes Pasar Desa CPPD 1.9 % 1.7 % 2.3 % 1.9 % 1.7 % 4.1 % 100 100 178.26
Capaian sasaran meningkatnya kualitas Lembaga Ekonomi Masyarakat dicapai melalui program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan,yang dicapai melalui kegiatan sebagai berikut:
- Fasilitasi permodalan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Perdesaan.
- Pelatihan Keterampilan Manajemen Usaha Milik Desa.
- Penguatan Kapasitas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD).
Tabel diatas menggambarkan bahwa target dan realisasi pada hakekatnya mencerminkan hasil sasaran yang akan dicapai pada setiap tahun anggaran. Sasaran yang ingin dicapai Sub Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat pada tahun anggaran 2015 adalah ”Meningkatnya kualitas lembaga ekonomi masyarakat”, dengan indikator ”Persentase lembaga ekonomi masyarakat yang aktif, mencakup : Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) sebanyak 1,9 % (16 unit), dan Pasar Desa sebanyak 1,7 % (15 unit)”.
Untuk mencapai target tersebut dilakukan melalui Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan dan kegiatan Pelatihan ketrampilan manajemen Badan Usaha Milik Desa; kegiatan Fasilitasi permodalan bagi usaha mikro, kecil dan menengah di perdesaan, dan Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat.
Pembinaan usaha ekonomi masyarakat perdesaan lebih menekankan pada penguatan fungsi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), Pasar Desa, dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat perdesaan. Penekanan tersebut telah sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018, yaitu ”Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”; dan kebijakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur yaitu ”Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat melalui pengembangan kemampuan kerja dan berusaha ” serta ”Peningkatan peran lembaga ekonomi masyarakat”.
Keberhasilan pembangunan ekonomi di perdesaan mempunyai peran penting dalam menopang kokohnya ekonomi nasional. Artinya pembangunan ekonomi nasional dikatakan berhasil ketika masyarakat perdesaan sudah merasakan hakekat hidup yang sebenarnya yaitu hidup sejahtera lahir dan bathin.
Tanpa berlebihan, Kalimantan Timur yang ditopang dengan 836 Desa tentunya mampu memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan ekonomi nasional, jika seluruh masyarakat yang tinggal di Desa tersebut mempunyai kemampuan dalam mengelola potensi desa, baik mampu dalam aspek pembiayaan, mampu dalam aspek manajerial, dan mampu dalam aspek pemasaran.
Kehadiran Badan Usaha Milik Desa dan Pasar Desa yang dijamin keberadaannya oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa; serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar Desa; telah memberi ruang yang seluas-luasnya bagi Pemerintah Desa dan Masyarakat perdesaan untuk mengembangkan usaha ekonomi perdesaan sesuai kondisi dan potensi lokal yang dimiliki.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh Pemerintah Desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat; dan Pasar Desa adalah pasar tradisional yang berkedudukan di Desa dan dikelola serta dikembangkan oleh Pemerintah Desa dan masyarakat Desa.
Pembinaan BUM Desa dan Pasar Desa, secara bertahap telah memberikan warna dan corak masyarakat dalam berfikir. Masyarakat merasa dihargai dan merasa mendapatkan secercah harapan ketika diajak berdialog, berdiskusi, dan bertukar pikiran tentang pola dan cara mengembangkan usaha.
Hasil monitoring dan evaluasi dilapangan menggambarkan bahwa Desa-Desa yang tersebar di wilayah Kalimantan Timur rata-rata mempunyai potensi unggulan lokal. Dari sisi manfaat, potensi unggulan lokal ini telah dikelola tetapi hasilnya belum optimal. Hal ini disebabkan karena berbagai keterbatasan, antara lain keterbatasan kemampuan SDM dan keterbatasan sumber permodalan.
Melihat kondisi ini, maka kompetensi sumber daya manusia di perdesaan menjadi modal penting yang perlu ditingkatkan kualitasnya. Sebuah keniscayaan, suatu usaha akan dapat berhasil dengan baik tanpa didukung dengan kemampuan sumber daya manusia.
Oleh karena itu pembinaan usaha ekonomi masyarakat yang dilakukan dari waktu ke waktu lebih mengedepankan pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya lokal, dengan tujuan agar konsep yang ditawarkan dapat sejalan dan mampu merubah cara pandang masyarakat lokal untuk menuju masyarakat yang lebih maju dan sejahtera.
Hasil pembinaan tahun 2015 secara bertahap telah merubah pola pikir (mind set) masyarakat yaitu dari yang semula mereka hanya sebagai obyek yang selalu didominasi, diatur dan dikontrol, sekarang menjadi masyarakat sebagai subyek yang mampu mengatur, merencanakan, dan melaksanakan sesuai kebutuhan serta keinginannya sendiri untuk menuju pada kemandirian ekonomi.
Dengan demikian keberadaan Badan Usaha Milik Desa dan Pasar Desa telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan peningkatan pendapatan asli desa, meskipun masih relatif kecil. Untuk menuju pada kemandirian ekonomi perdesaan, penguatan Badan Usaha Milik Desa dan Pasar Desa perlu didorong terus sehingga masyarakat mempunyai kemampuan untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan usaha ekonominya.
Kemandirian ekonomi merupakan suatu totalitas yang tidak saja hanya terfokus pada kekuatan sosial, budaya, ekonomi, dan politik, tetapi juga pada kekuatan mental, spiritual, dan pikiran untuk meningkatkan derajat, martabat, dan posisi politiknya.
Pembinaan Badan Usaha Milik Desa dan Pasar Desa tahun anggaran 2015 dilakukan sesuai target yang telah direncanakan, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4
Data Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Hasil BinaanTahun 2015
Kabupaten Kecamatan Desa/Kampung Nama BUM Desa
Kutai Timur Sangatta Utara Swarga Bara Swarga Mitra Mandiri
Bengalon Sekerat Sekerat Jaya
Mandiri
Keraitan Keraitan Jaya
Mandiri Rantau Pulung Rama Mandiri Tanjung Labu Kutai
Kartanegara
Tenggarong Seberang
Bukit Pariaman Pariaman Sejahtera
Embalut Sinar Rezeki
Paser Paser Belengkong Bekoso Singaraja
Lempesu Paser Pematang
Tanah Grogot Janju Mekar Sari
Klempang Sari Sari Rizki Penajam Paser
Utara
Sepaku Semoi Dua Karya Harapan
Karang Jinawi Harapan Ber-sama
Babulu Gunung Mulia Sidomulyo
Rintik Rintik Jaya
Kutai Barat Damai Mandika BUMK Kamp.
Mendika
Lumpat Dahuq BUMK Kampung Lumpat Dahuq
Tabel 5
Data Pasar Desa Hasil Binaan Tahun 2015
Kabupaten Kecamatan Desa/Kampung Pengelola Pasar Desa
Kutai Timur Kongbeng Makmur Jaya Pemerintah Desa
Margamulya Pemerintah Desa
Muara Wahau Wanasari Pemerintah Desa
Karya Bhakti Pemerintah Desa Kutai
Kartanegara
Tenggarong Seberang
Embalut Pemerintah Desa
Buana Jaya Pemerintah Desa
Sebulu Sebulu Ilir Pemerintah Desa
Loa Janan Loa Duri Ilir Pemerintah Desa
Paser Tanah Grogot Janju Pemerintah Desa
Tepian Batang Pemerintah Desa
Babulu Rawa Mulya Pemerintah Desa
Gunung Mulya Pemerintah Desa
Kutai Barat Melak Melak Ulu Pemerintah
Kampung
Berau Sambaliung Pegat Bukur Pemerintah
Kampung Pulau Derawan Tanjung Batu Pemerintah
Kampung
Untuk mencapai realisasi dalam mencapai CPPD aktif dilakukan melalui Program Pembinaan dan Sosialisasi serta melaksanakan Rapat Koordinasi CPPD. Penekanan tersebut telah sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018, yaitu ”Pengembangan Ekonomi Kerakyatan” dan kebijakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur yaitu ”Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat melalui pengembangan kemampuan kerja dan berusaha” serta ”Peningkatan peran lembaga ekonomi masyarakat”.
Keberhasilan pembangunan ekonomi di perdesaan mempunyai peran penting dalam menopang kokohnya ekonomi nasional. Artinya pembangunan ekonomi Nasional dikatakan berhasil ketika masyarakat perdesaan sudah merasakan hakekat hidup yang sebenarnya yaitu hidup sejahtera lahir dan bathin.
Tabel
Data Cadangan Pangan Pemerintah Desa Hasil Pembinaan dan Monitoring Tahun 2015
Kabupaten Kecamatan Desa/Kampung Nama Lumbung
Kutai Timur Kaubun Cipta Graha Lumbung Bina
Mandiri
Bumi Ropak Lumbung Subur
Kongbeng Miro Batu Lumbung Lepau Parei
Kaliorang Citra Manunggal
Jaya
Lumbung Lestari Jaya Kutai
Kartanegara
Tenggarong Rapak Lembur Lumbung Rapak
Lembur
Bendang Raya Lumbung Bendang
Raya
Bukit Biru Lumbung Bukit Biru
Tenggarong Seberang
Bangun Rejo Lumbung Bangun
Rejo
Paser LongKali Petiku Lumbung Pelita Jaya
Sebakung Taka Lumbung Panca
Usaha Tani
Olung Lumbung KTNA Long
Ikis Penajam Paser
Utara
Sepaku Wonosari Lumbung Wonosari
Sukaraja Lumbung Sukaraja
Babulu Gunung Mulia Lumbung Gunung
Mulia
Sebakung Jaya Lumbung Sebakung
Jaya
Penajam Sidorejo Lumbung Sidorejo
Kutai Barat Bongan Jambuk Makmur Lumbung Catur
Manunggal Jaya
Linggang Bigung Linggang Amer Lumbung Maju
Bersama
Berau Gunung Tabur Merancang Ilir II Lumbung Merancang
Ilir II
Sambaliung Bebanir Bangun Lumbung Bebanir
Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1). Permasalahan bidang SDM Aparatur
Kualitas SDM aparatur pengelola program/kegiatan belum optimal, seperti : rendahnya kemampuan dalam membuat konsep baik administratif maupun teknis; dan belum mempunyai motivasi untuk belajar.
2). Permasalahan Teknis.
a. Sebagian besar aparatur Desa dan masyarakat belum memahami tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). b. Belum optimalnya aparatur Desa dalam memahami tentang
teknis penyusunan Peraturan Desa.
c. Terbatasnya sumber penyertaan modal untuk pengembangan Badan Usaha Milik Desa.
d. Rendahnya dukungan anggaran dari Pemerintah Daerah Kabupaten untuk pengembangan lembaga Badan Usaha Milik Desa, Pasar Desa dan usaha ekonomi masyarakat perdesaandan dalam pengelolaan LPMD.
e. Pelaksanaan program dekonsentrasi waktunya sangat terbatas.
f. Rendahnya kemampuan aparat pengelola kegiatan LPMD untuk memenuhi cadangan pangan.
g. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap keberadaan LPMD.
S o l u s i
a. Memberikan bimbingan/pembinaan terhadap staf/pelaksana secara berkelanjutan.
b. Meningkatkan pembinaan dan sosialisasi Badan Usaha Milik Desa, Pasar Desa, serta pengembangan usaha ekonomi desa. c. Menyampaikan rekomendasi usulan penambahan anggaran, serta
mendorong kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota agar dapat meningkatkan alokasi anggaran pembinaan BUMDesa, Pasar Desa dan usaha ekonomi masyarakat perdesaan.
d. Merekomendasikan ke Pemerintah Pusat agar program dekonsentrasi dapat dilaksanakan diawal tahun anggaran.
e. Pemerintah Kabupaten segera mengalokasikan data untuk mendukung terbentuknya LPMD.
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kualitas Lembaga Pos Pelayanan Teknologi/Warung
Teknologi Perdesaan No. Indikator Kinerja
Utama Target Realisasi % 1 Jumlah Kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek)/ Wartek yang aktif 18 unit 18 unit 100
Tabel diatas menggambarkan bahwa target dan realisasi pada hakekatnya mencerminkan hasil sasaran yang akan dicapai pada setiap tahun anggaran. Sasaran yang ingin dicapai Bidang Teknologi Tepat Guna sub bidang penerapan dan kerjasama TTG Program kegiatan pada tahun anggaran 2015 adalah ”Meningkatnya kualitas Lembaga Pos Pelayanan Teknologi/warung Teknologi Perdesaan”, dengan indikator ”Jumlah kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek)/Wartek yang aktif” dengan target 18 unit dan realisasi 18 unit atau indikator ini dapat dikatakan tercapai.
Tahun 2014 realisasi dari indikator ini adalah 30 unit ditahun 2015 target mengalami penurunan menjadi 18 unit sesuai dengan target di Renstra BPM-PD Prov.Kaltim 2013-2018, hal tersebut juga diakibatkan penurunannya pagu anggaran pada Tahun 2015 yang cukup signifikan.
Posyantek sebagai Lembaga di Tingkat Kecamatan yang berfungsi sebagai Pusat Informasi, Fasilitasi, dan Promosi Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi masyarakat saat ini masih belum banyak diketahui keberadaannya, bahkan dapat bikatakan sebagian besar tidak berfungsi. Posyantek adalah lembaga yang diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan usaha dan kualitas hidup masyarakat. Di Provinsi Kalimantan Timur Pembentukan Posyantek berdasarkan pada Pedoman Umum Pengelolaan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (POSYANTEKDES) Tahun 2009. Dalam rangka upaya mempercepat berfungsinya Posyantek di Provinsi Kalimantan Timur maka Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa Provinsi Kalimantan Timur Pada Tahun 2010 pertama kali membentuk beberapa Posyantek di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten/Kota se Kalimantan Timur.
Untuk perkembangan Posyantek selanjutnya maka sangat diperlukan dukungan moral dan material dari para Walikota/Bupati dan Camat dalam bentuk Fasilitasi Tempat, Sarana Kerja, dan Promosi kepada Masyarakat, yang pada tahapan selanjutnya dapat dilakukan dengan melibatkan pihak swasta.
Forum Komunikasi Posyantek Tingkat Provinsi Kalimantan Timur sebagai wadah Pengembangan dan Pendayagunaan TTG di Kecamatan diharapkan dapat berjalan secara optimal. Pengembangan dan Penciptaan Teknologi Tepat Guna yang baru dengan tingkat harga yang terjangkau dan mudah pengoperasiannya diharapkan juga semakin meningkat di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga mampu bersaing di Tingkat Nasional. Gelar TTG Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015
di Kabupaten Kutai Timur, Sangatta diharapkan juga semakin meningkatkan upaya Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur melalui SKPD terkait di Lingkungan Pemerintah Provinsi dengan Koordinator Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur untuk pembinaan dan mengawal TTG yang telah diciptakan dan dikembangkan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat secara luas termasuk dalam pengurusan hak paten dan alokasi dana untuk pengembangan lebih lanjut.
Dengan demikian Gelar TTG Tingkat Provinsi Kalimantan Timur ke 3 Tahun 2015 juga semakin meningkatkan semangat Kabupaten/Kota se Kalimantan Timur untuk melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi dan alokasi dana pendukung pemberdayaan masyarakat melalui Pengembangan dan Pendayagunaan TTG.
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Kemampuan Kelompok Masyarakat dalam Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna
No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 1 Jumlah Kelompok Masyarakat yang Berhasil Memanfaatkan
Teknologi Tepat Guna
17 unit 17 unit 100
Tabel diatas menggambarkan bahwa target dan realisasi pada hakekatnya mencerminkan hasil sasaran yang akan dicapai pada setiap tahun anggaran. Sasaran yang ingin dicapai Bidang Teknologi Tepat Guna sub bidang penerapan dan kerjasama TTG Program kegiatan pada tahun anggaran 2015 adalah ”Meningkatnya kemampuan kelompok masyarakat dalam pemanfaatan Teknologi tepat Guna”, dengan indikator ”Jumlah kelompok masyarakat yang berhasil memanfaatkan Teknologi Tepat Guna” dengan target 17 unit dan realisasi 17 unit atau indicator ini dapat dikatakan tercapai.
Pemanfaatan TTG secara optimal oleh masyarakat mampu mewujudkan usaha yang dapat mengefisienkan ongkos produksi, memperbaiki proses kualitas produk, meningkatkan kapasitas, dan nilai tambah produk sehingga dapat mengangkat taraf hidup masyarakat. Dalam proses alih teknologi khususnya TTG kepada masyarakat, diperlukan campur tangan pemerintah untuk akselerasinya karena adanya sejumlah faktor, seperti kesenjangan akses informasi, keterbatasan modal, dan kendala geografi untuk menuju ke masyarakat perdesaan. Sebagai upaya memeratakan dan meningkatkan pembangunan di seluruh Indonesia, maka pembangunan masyarakat perlu ditingkatkan sehingga dapat mencapai mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Kegiatan ini juga bisa menunjang revitalisasi pertanian melalui pengembangan agroindustri dan agribisnis, meningkatkan kualitas teknologi tepat guna yang digunakan masyarakat dengan
mendayagunakan sumberdaya lingkungan sekitar, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam identifikasi potensi lokal, perencanaan, pelaksanaan, pelestarian, dan pengembangan kegiatan pemanfaatan TTG bagi masyarakat perdesaan.
Sementara manfaat langsung yang ingin dicapai adalah menumbuhkan, menguatkan dan memandirikan fungsi kelembagaan TTG, dan memperluas pemanfaatan TTG sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Manfaat langsung lainnya adalah harus dapat meningkatkan kualitas teknologi perdesaan yang dimanfaatkan masyarakat, melakukan kerja sama TTG dengan berbagai pihak melalui pemberdayaan masyarakat secara efektif, efisien, terarah, terpadu, dan berkelanjutan. Begitu hebatnya teknologi terapan yang bisa diakses hingga warga desa yang belum memiliki listrik, maka peran pemerintah sangat diharpkan untuk mendorong para pelaku dan pegiat teknologi agar terus berinovasi yang disesuaikan dengan budaya dan kearifian lokal.
Pembinaan Posyantek, KPP, dan Masyarakat yang memanfaatkan TTG tahun anggaran 2015 dilakukan sesuai target yang telah direncanakan, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 6
Data Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Tahun 2015
Kabupaten Kecamatan Nama Posyantek
Kutai
Kartanegara Samboja Kota Bangun Samboja Sri Bangun
Muara Badak Mandiri
Tenggarong Sebrang Kumala
Kutai Barat Mook Manaar Bulatn Mook Manaar Bulatn
Jempang Jempang
Penyinggahan Penyinggahan
Kutai Timur Teluk Pandan Sahabat
Telen Karya Sejarah Hidup
Penajam Paser
Utara Sepaku Babulu Sepaku Babulu
Paser Tana Grogot Harapan Kita
Paser Belengkong Mitra Taka
Batu Engau Sinar Bangau
Long Ikis Taka Bekerai
Batu Sopang Gawi Taka
Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya masyarakat miskin perdesaan yang mandiri melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan
Pemerintahan Desa, Usaha Ekonomi Masyarakat dan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan
No. Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi %
1 Jumlah Masyarakat Miskin Yang Mandiri Memiliki Kemampuan Melalui Pemanfaatan TTG, Penguatan Kelembagaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa, Usaha Ekonomi Masyarakat Dan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan 3.888 jiwa 3.152 jiwa 81.07
Tabel diatas menggambarkan bahwa target dan realisasi pada hakekatnya mencerminkan hasil sasaran yang akan dicapai pada setiap tahun anggaran. Sasaran yang ingin dicapai Bidang Teknologi Tepat Guna sub bidang penerapan dan kerjasama TTG