• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B PENDAHULUAN. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B PENDAHULUAN. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

B A B I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pembentukan Organisasi

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan berdasarkan :

a. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembegian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

c. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah;

d. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 46 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.

B. Aspek Strategis Organisasi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 (Psl. 7 ayat 2), urusan pemerintahan di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan urusan wajib.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur merupakan lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas membantu Gubernur dalam rangka pelaksanaan penyusunan kebijakan daerah dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.

Aspek strategis Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, mencakup :

a. Pengembangan kapasitas masyarakat beserta kelembagannya, seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat/LPM, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga/PKK, Pos Pelayanan Terpadu/Posyandu, dan lembaga adat.

(2)

b. Pengembangan lembaga dan usaha ekonomi masyarakat, seperti Badan Usaha Milik Desa/BUMDes., Lumbung Pangan Masyarakat Desa/LPMD, Pasar Desa, Badan Perkreditan Desa, dan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam/UED-SP.

c. Pengembangan sarana teknologi tepat guna.

d. Pengembangan kapasitas aparatur desa/kelurahan guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan yang baik, bersih dan berwibawa.

e. Pengembangan koordinasi lintas sektor, termasuk koordinasi bidang penanggulangan kemiskinan.

C. Permasalahan Utama (Isu Strategis)

Isu stretegis merupakan permasalahan pokok yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi berkelanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Adapun isu strategis pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Timur, yaitu:

1. Perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca; 2. Rencana pembangunan Pan Borneo Higway;

3. Kecenderungan harga minyak mentah yang kian tinggi;

4. Mainstreaming ekonomi hijau dalam perencanaan pembangunan; 5. Pentingnya pengembangan industri agribisnis di masa depan; 6. Kelangkaan BBM dan daya listrik yang tak kunjung terpecahkan; 7. Pencapaian MDG's;

8. Pencapaian MP3EI;

9. Komitmen atas pemberantasan dan pencegahan korupsi; dan

10. Koordinasi antara Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pengendalian ijin eksploitasi.

(3)

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan hasil telaahan, maka dirumuskan isu strategis pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan belum optimal.

2. Belum optimalnya lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

3. Belum optimalnya pemanfaatan potensi perekonomian desa.

4. Rendahnya pendayagunaan dan penerapan teknologi tepat guna yang berbasis sumberdaya lokal.

5. Belum optimalnya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan Tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

D. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok : melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.

F u n g s i :

a. Perumusan kebijakan bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah;

b. Pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa; c. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian

bidang ketahanan dan sosial budaya masyarakat;

d. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian bidang ekonomi masyarakat;

e. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian bidang teknologi tepat guna;

f. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian bidang pemerintahan desa;

(4)

g. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan; h. Pembinaan kelompok Jabatan Fungsional;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

E. Struktur Organisasi  Kepala

 Sekretariat, membawahi :

- Sub Bagian Perencanaan Program - Sub Bagian Keuangan

- Sub Bagian Umum

 Bidang Ketahanan dan Sosial Budaya Masyarakat, membawahi : - Sub Bidang Pengembangan Masyarakat

- Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat  Bidang Ekonomi Masyarakat, membawahi :

- Sub Bidang Pembangunan Masyarakat - Sub Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat  Bidang Teknologi Tepat Guna, membawahi :

- Sub Bidang Penerapan dan Kerjasama Teknologi Tepat Guna. - Sub Bidang Prasarana dan Sarana Teknologi Tepat Guna.  Bidang Pemerintahan Desa, membawahi :

- Sub Bidang Pengembangan dan Administrasi Desa

- Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas Desa.

F. Sumber Daya Manusia

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur didukung oleh 54 pegawai yang terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil Daerah : 54 orang

b. Pegawai Tidak Tetap (PTT) : 0 orang

(5)

Rincian Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) per Desember 2015 :

No Jumlah PNS

1 Menurut Pangkat/Golongan Jumlah (orang)

a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.

Pembina Utama Madya ( golongan IV/d ) = 1 Orang

Pembina Tingkat I ( golongan IV/b ) = 4 Orang

Pembina ( golongan IV/a ) = 6 Orang

Penata Tingkat I ( golongan III/d ) Orang

Penata ( golongan III/c )

Penata Muda Tingkat I ( golongan III/b ) Penata Muda (golongan III/a )

Pengatur Tingkat I (golongan II/d ) Pengatur ( golongan II/c )

Pengatur Muda Tingkat I (gol. II/b ) Pengatur Muda ( golongan II/a ) Juru Tk.I (golongan I/d)

1 4 6 18 4 10 5 2 3 0 0 1 Jumlah 54

2 Menurut Tingkat Pendidikan a. b. c. d. e. f. Pasca Sarjana (S2) Sarjana (S1) Sarjana Muda (D3) SLTA SLTP SD 14 26 1 12 1 0 Jumlah 54 3 Menurut Gender a. b. Laki-Laki Perempuan 28 26 Jumlah 54

(6)

B A B I I

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

I. RENCANA STRATEGIS

Untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa telah menyusun dan menetapkan rencana kinerja secara matang dan terukur. Penjabaran dari penetapan kinerja tersebut adalah sebagai berikut :

A. V i s i

” Terwujudnya Masyarakat Desa dan Kelurahan di Kalimantan Timur yang Mandiri dan Sejahtera ”

Kata Kemandirian : mengandung makna bahwa membangun masyarakat Kalimantan Timur diarahkan pada upaya untuk menjadikan suatu kondisi dinamis yang memungkinkan masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya berdasarkan potensi, kebutuhan, aspirasi dan kewenangan yang ada pada masyarakat sendiri, dengan difasilitasi oleh pemerintah dan seluruh stakeholders pemberdayaan masyarakat.

B. M i s i

Untuk mewujudkan visi tersebut, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur menetapkan misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik di desa dan kelurahan secara optimal.

2. Meningkatkan kualitas kemasyarakatan di desa dan kelurahan.

3. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan potensi perekonomian desa/kelurahan secara optimal.

(7)

4. Mewujudkan masyarakat desa dan kelurahan yang mampu mengelola potensi sumberdaya alam local dengan memanfaatkan TTG berwawasan lingkungan.

5. Mewujudkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan.

C. Tujuan

1. Menurunkan tingkat kemiskinan.

2. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur Desa/Kelurahan masyarakat Kalimantan Timur.

3. Meningkatkan kualitas lembaga kemasyarakatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

4. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dan penguatan Lembaga Ekonomi.

5. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan pendayagunaan teknologi tepat guna berwawasan lingkungan.

6. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan Desa dan Kelurahan.

7. Meningkatkan pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat.

8. Meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.

D. Sasaran

1. Meningkatnya usaha ekonomi masyarakat miskin perdesaan yang mandiri melalui Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG), Penguatan Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Usaha Ekonomi Masyarakat dan Program PNPM Mandiri Perdesaan.

2. Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur Desa/Kelurahan dan Masyarakat Kalimantan Timur.

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat miskin perdesaan dalam proses pembangunan.

4. Meningkatnya Kualitas Kelembagaan masyarakat perdesaan dan kelurahan.

5. Meningkatnya Usaha Ekonomi Masyarakat.

(8)

7. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna.

8. Pengembangan Prasaraa dan Sarana Perdesaan.

9. Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan.

10. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam membangun Desa.

11. Meningkatnya Ketahanan Keluarga dan pelestarian nilai-nilai kegotong-royongan.

12. Meningkatnya Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. 13. Meningkatnya Usaha Ekonomi Keluarga.

14. Meningkatnya hidup sehat keluarga yang ramah lingkungan.

15. Keterpaduan Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.

16. Meningkatnya Manajemen Pengelolaan Keuangan Daerah.

17. Terpenuhinya Kebutuhan dan Pelayanan Administrasi perkantoran. 18. Terpenuhinya Kebutuhan Sarana dan Prasarana Aparatur.

19. Meningkatnya Disiplin Aparatur.

20. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Aparatur BPMPD.

21. Meningkatnya Kualitas Perencanaan dan Pelaporan Kinerja BPMPD.

E. Indikator Kinerja.

Indikator Kinerja Utama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur TA.2015 adalah sebagai berikut:

- Persentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima. - Persentase Desa dan Keluarahan yang berhasil dalam melaksanakan

Pembangunan.

- Jumlah Lembaga Ekonomi Masyarakat yang aktif: o Jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) aktif o Jumlah Pasar Desa aktif

o Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Desa (CPPD) aktif - Jumlah Kelembagaan Posyantek/Wartek yang aktif.

- Jumlah Kelompok Masyarakat yang Berhasil Memanfaatkan Teknologi Tepat Guna.

- Jumlah masyarakat miskin yang mandiri memiliki kemampuan melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan desa, usaha ekonomi masyarakat dan program PNPM-MPd

(9)

F. Strategi

1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat miskin dalam upaya meningkatkan produktivitas.

2. Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintahan Desa/Keluarahan. 3. Peningkatan peran, partisipasi dan swadaya masyarakat.

4. Peningkatn pemberdayaan masyarakat dalam upaya meningkatkan kemandirian bekerja dan berusaha serta berperan aktif dalam pembangunan.

5. Pemantapan dan peningkatan peran lemaga usaha ekonomi masyarakat.

6. Penguatan kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi dan Warung Teknologi.

7. Peningkatan keterampilan masyarakat dalam pemanfaatan Teknologi Tepat Guna.

8. Meningkatkan kualitas koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa dan kelurahan.

9. Meningkatkan kualitas SDM perencana.

10. Meningkatkan pelayanan admiistrasi perkantoran.

11. Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana aparatur BPMPD secara optimal.

12. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM aparatur BPMPD. 13. Meningkatkan pengetahuan dan keterampila pengelola keuangan

BPMPD.

14. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

(10)

G. Kebijakan

1. Peningkatan pembinaan dalam pengembangan dan pengelolaan teknologi tepat guna.

2. Peningkatan peran kelembagaan masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan pembangunan secara partisipatif.

3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pengembangan kemampuan kerja dan berusaha.

4. Peningkatan perran lembaga ekonomi masyarakat.

5. Peningkatan pembinaan kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi dan Warung Teknologi Perdesaan dan Kelurahan.

6. Peningkatan pembinaan aparatur pemerintahan desa dan pemerintah kelurahan.

7. Meningkatkan pembinaan dan pelatihan masyarakat miskin secara berkelanjutan.

8. Meningkatkan intensitas koordinasi perencanaan program pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan. 9. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan SDM perencana. 10. Meningkatkan kemampuan tenaga administrasi kantor.

11. Mengadakan sarana dan prasarana aparatur sesuai kebutuhan. 12. Meningkatkan pembinaan, pengembangan serta memberikan

peluang bagi pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. 13. Meningkatkan pembinaan, memotivasi serta memberikan peluang

(11)

H. Program dan Kegiatan Administrasi Perkantoran

1). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. 1. Penyediaan jasa surat menyurat.

2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik.

3. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional.

4. Penyediaan jasa kebersihan kantor. 5. Penyediaan alat tulis kantor.

6. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan.

7. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor.

8. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor.

9. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang –undangan. 10. Penyediaan makanan dan minuman.

11. Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.

12. Rapat – rapat koordinasi, pembinaan dan pengawasan ke dalam daerah.

13. Pengamanan Aset, Kantor dan Rumah Jabatan 2). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

1. Pengadaan perlengkapan gedung kantor. 2. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor.

3. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor.

4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional. 5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

(12)

3). Program Peningkatan Disiplin Aparatur.

1. Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya. 2. Pengadaan Pakaian KORPRI.

3. Pengadaan Pakaian Khusus hari-hari Tertentu. 4). Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

1. Sosialisasi peraturan perundang-undangan

2. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan 5). Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja & Keuangan.

1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja & Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD.

Pembangunan

1). Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan.

1. Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan. 2. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan

Masyarakat.

3. Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Desa 4. Fasilitasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perdesaan.

5. Penguatan Kapasitas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPK-D).

2). Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan.

1. Pelatihan ketrampilan manajemen Badan Usaha Milik Desa. 2. Fasilitasi permodalan bagi usaha mikro kecil dan menengah di

perdesaan.

(13)

3). Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan Daerah.

4). Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa

1. Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan Desa. 2. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

5). Program Peningkatan kapasitas aparatur Pemerintahan Desa

1. Pelatihan aparatur pemerintah desa dalam bidang pengelolaan keuangan daerah.

2. Pelatihan aparatur pemerintahan desa dalam bidang manajemen pemerintahan desa.

6). Program Pengembangan dan Keserasian kebijakan Pemberdayaan Masyarakat

1. Sinkronisasi dan penyerasian kebijakan dan program pemberdayaan masyarakat.

7). Program Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna

1. Permasyarakatan dan pengembangan penerapan Teknologi Tepat Guna.

2. Pengembangan Prasarana dan sarana Perdesaan.

8). Program Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat.

1. Pembinaan Ketahanan Keluarga dan Pelestarian Nilai – Nilai Kegotong – royongan.

2. Penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.

(14)

3. Peningkatan Usaha Ekonomi Keluarga.

4. Pembinaan Hidup Sehat Keluarga yang Ramah Lingkungan. 9). Program Penanggulangan Kemiskinan bidang Pemberdayaan

Masyarakat

1. Peningkatan pengembangan usaha ekonomi masyarakat miskin melalui pemanfaatan teknologi tepat guna.

II. RENCANA KINERJA TAHUNAN

Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran 1 Meningkatnya Pelayanan Prima Aparatur Desa dan Kelurahan Persentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima 5 % Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa 1. Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam Bidang Manajemen Pemerintahan Desa 400.000.000 2. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan 4% Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan 1. Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan 2. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat 3. Fasilitas Program Nasional 980.450.000 350.000.000 3.160.950.000

(15)

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa 1. Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa 2. Monitoring, evaluasi dan Pelaporan Program Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat 1. Pembinaan Ketahanan Keluarga dan Pelestarian Nilai-nilai kegotong royongan 2. Penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga 3. Peningkatan Usaha Ekonomi Keluarga 4. Pembinaan Hidup Sehat Keluarga yang Ramah Lingkungan 480.400.000 201.200.000 1.154.400.000 230.000.000 230.000.000 230.000.000

(16)

3. Meningkatnya Kualitas Lembaga Ekonomi Masyarakat JumlahLembaga Ekonomi Masyarakat yang aktif: Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan 1. Fasilitasi permodalan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Perdesaan 2. Pelatihan Keterampilan Manajemen Usaha Milik Desa 3. Fasilitasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan 1. Penguatan Kapasitas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) 400.000.000 482.900.000 400.000.000 495.000.000 Presentase BUMDes. Aktif 16 unit Jumlah Pasar Desa Aktif 15 unit Jumlah CPPD Aktif 20 unit 4. Meningkatnya Kualitas Lembaga Pos Pelayanan Teknologi/Warung Teknologi Perdesaan Jumlah Kelembagaan Posyantek / Wartek yang aktif 17 unit Program Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna 1. Pemasyarakatan dan Pengembangan Penerapan Teknologi Tepat Guna 1.596.800.000

(17)

5. Meningkatnya Kemampuan Kelompok Masyarakat dalam Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Jumlah Kelompok Masyarakat yang berhasil Memanfaatkan Teknologi Tepat Guna 18 Pokmas Program Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna 1. Pengembangan Prasarana dan Sarana Perdesaan 528.000.000 6. Program Penanggulangan Kemiskinan bidang Pemberdayaan Masyarakat Jumlah masyarakat miskin yang mandiri memiliki kemampuan melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan desa, usaha ekonomi masyarakat dan program PNPM-MPd 3.888 jiwa Program Penanggulangan Kemiskinan bidang Pemberdayaan Masyarakat 1. Peningkatan pengembangan usaha ekonomi masyarakat miskin melalui pemanfaatn teknologi tepat guna 1.000.000.000

(18)

III. PERJANJIAN KINERJA

No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Tahun 2015

1 2 3 4 5

1 Meningkatnya pelayanan Prima Aparatur

-

Persentase Desa dan Kelurahan yang % 5 Desa dan Kelurahan memiliki Pelayanan Prima

2 Meningkatnya Partisipasi Masyarakat

-

Persentase Desa dan Kelurahan yang % 4 dalam pembangunan berhasil dalam melaksanakan

pembangunan

3 Meningkatnya kualitas Lembaga

- Persentase Lembaga Ekonomi

Masyarakat

Ekonomi Masyarakat yang aktif :

- Persentase BUMDesa aktif % 1.9

- Persentase Pasar Desa

aktif % 1.7 - Persentase CPPD aktif % 2.3 4 Meningkatnya kualitas lembaga Pos

- Jumlah Kelembagaan Posyantek/ Wartek yang aktif

unit 18 Pelayanan Teknologi / Warung Teknologi Perdesaan 5 Meningkatnya kemampuan kelompok

- Jumlah Kelompok Masyarakat yang unit 17 Masyarakat dalam

pemanfaatan

berhasil memanfaatkan Teknologi

Teknologi Tepat Guna Tepat Guna

6 Meningkatnya masyarakat miskin perdesaan yang mandiri melalui

pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan

pemerintahan Desa, usaha ekonomi masyarakat dan program PNPM-MPd

- Jumlah masyarakt miskin yang mandiri memiliki kemampuan melalui

pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan desa, usaha ekonomi masyarakat dan program PNPM-MPd

jiwa 3888

(19)

B A B III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Capaian Kinerja

Capaian indikator kinerja utama diukur melalui hasil output dan outcome atas program dan kegiatan yang telah dilaksanakan.

Penjelasan atas capaian indikator kinerja utama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur tahun 2015 dapat dijelaskan melalui tabel seperti berikut ini :

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

No. Indikator Kinerja

Utama

Satuan Target Realisasi Persentase

1. Persentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima

Persen 5 11.14 222.8

2. Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan

Persen 4 5.14 128.5

3. Jumlah Lembaga Ekonomi Masyarakat yang aktif:

- Jumlah BUMDes aktif - Jumlah Pasar Desa aktif - Jumlah CPPD aktif Persen Persen Persen 1.9 1.7 2.3 1.9 1.7 4.1 100 100 178.26 4. Jumlah Kelembagan Posyantek/Wartek yang aktif unit 18 18 100 5. Jumlah Kelompok

Masyarakat yang berhasil memanfaatkan Teknologi Tepat Guna

Unit 17 17 100

6. Jumlah masyarakat miskin yang mandiri memiliki kemampuan melalui pemanfaatan TTG, penguatan kelembagaan masyarakat dan

pemerintahan desa, usaha ekonomi masyarakat dan program PNPM-MPd

(20)

B. Analisis Capaian Kinerja

Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Pelayanan Prima Aparatur Desa dan Kelurahan

No. Indikator Kinerja

Utama

Target Realisasi %

1. Persentase Desa dan

Kelurahan yang

memiliki Pelayanan

prima

5 % 11.14% 222.8

Sasaran ini dicapai melalui Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dan Kelurahan, yang tertuang pada kegiatan Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam Bidang Manajemen Pemerintahan Desa. Dengan indikator Kinerja Utama yaitu “Presentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima” dengan sasaran kinerja “meningkatnya pelayanan prima aparatur Desa dan Kelurahan”. Target untuk indikator kinerja utama Presentase Desa dan Kelurahan yang memiliki Pelayanan Prima adalah 5 % per tahun.

Untuk mencapai sasaran kinerja “Meningkatnya pelayanan Prima Aparatur Desa dan Kelurahan”, untuk tahun 2015 Bidang Pemerintahan Desa melalui Sub Bidang Kelembagaan dan Kapasitas Desa/Kelurahan melaksanakan Program Prioritas Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dengan Kegiatan Pelatihan Aparatur Pemerintahan Desa dalam Bidang Manajemen Pemerintahan Desa. Kegiatan Pelatihan Aparatur Pemerintahan Desa dalam Bidang Manajemen Pemerintahan Desa dilaksanakan melalui penguatan manajemen kelurahan Se- Kalimantan Timur dan penguatan kapasitas Badan Permusawatan Desa (BPD) Se-Kalimantan Timur. Untuk Tahun 2015 pelaksanaan kegiatan penguatan manajemen Kelurahan di targetkan diikuti oleh 80 (delapan puluh) Lurah dari 196 Kelurahan Se-Kalimantan Timur yang hadir sebanyak 57 (lima puluh tujuh) orang dan Penguatan kapasitas BPD di targetkan diikuti oleh 60 (enam puluh) orang dari 836 Desa Se-Kalimantan Timur diikuti sebanyak 58 (lima puluh delapan) orang.

(21)

Penguatan Manajemen Kelurahan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintah Kelurahan, dengan harapan pemerintah Kelurahan lebih dekat kepada masyarakat dan pelayanan yang diberikan menjadi semakin baik (the closer goverment, the better it serves). Kelurahan merupakan unsur pelaksana lini/pelaksana kewilayahan mampu memberikan kinerja yang optimal dalam menjalankan fungsi utamanya memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat di wilayahnya. Dengan adanya penguatan manajemen Kelurahan diharapkan pelayanan kepada masyarakat semakin baik ditandai dengan adanya standar pelayanan pada Kelurahan yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan telah disiapkan survey Indeks Kepuasan Masyarakat yang mengacu pada Permenpan Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2014. Sedangkan Penguatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keterampilan dan kemampuan teknis dalam mewakili masyarakat terutama dalam hal menampung dan menyalurkan aspirasi masayarakat desa serta merumuskan kebijakan ke dalam Peraturan Desa/Kampung sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Penguatan manajemen kelurahan dan penguatan kapasitas BPD dilaksanakan untuk mendukung Indikator Kinerja Utama “Presentase Kelurahan dan Desa yang memiliki Pelayanan Prima” dimana berdasarkan data diatas capaian kinerja untuk tahun 2015 adalah sebesar 11,14% meningkat dari tahun 2014 yaitu 7,3%.

Pemberian pelayanan publik yang terukur, cepat, tepat, efektif dan efisien serta tidak dipungut biaya merupakan harapan masyarakat merupakan perwujudan Misi Keempat Provinsi Kalimantan Timur “mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional dan beroreintasi pada pelayanan publik”. untuk mendukung Misi Keempat tersebut, Badan Pemberdayaaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi telah mencanangkan untuk mewujudkan “Desa dan Kelurahan Mandiri Menuju Kaltim Maju 2018” ini merupakan wujud dari komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk mensejahterakan masyarakatnya.

(22)

Mewujudkan Desa dan Kelurahan mandiri merupakan salah satu dari Visi dan Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan timur yang bertujuan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel dengan hasil akhir aparatur Pemerintahan Desa dan Kelurahan mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Untuk pelaksanaan program diatas, tidak ditemui permasalahan dan kendala yang berarti, hanya saja Program peningkatan kapasitas aparatur Pemerintahan Desa dan Kelurahan perlu didukung oleh Pemerintah Kabupaten dan Kota Se-Kalimantan Timur dalam singkronisasi program dan kegiatan sehingga tujuan pemberian pelayanan prima kepada masyarakat dapat tercapai.

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 1 Persentase Desa dan

Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan

4 % 5.14% 128.

5%

Tabel diatas menggambarkan bahwa realisasi dari sasaran “Meningkatnya partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan” dengan indikator “Persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan Pembangunan” target 4% atau 42 profil desa dan realisasi 5.14% atau 53 profil desa. Melihat realisasi indikator ini dapat dikatan berhasil.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 yaitu 4.9% atau 50 profil desa, dapat dikatakan tahun ini capaian kinerja meningkat.

Sasaran ini diungkit melalui 2 program dan 4 kegiatan dengan uraian sebagai berikut:

1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan, yang terlaksana dengan 3 kegiatan sebagai berikut:

(23)

a. Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan.

b. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat.

c. Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd).

Uraiann untuk masing-masing kegiatan diatas adalah sebagai berikut:

 Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan. Capaian indikator utama terkait dengan kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang telah dibina dari target 203 lembaga realisasinya sebesar 203, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 100%

2. Lembaga Adat yang telah dibina dari target 203 lembaga realisasinya sebesar 203, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 100%

3. Posyandu yang telah dibina dari target 950 lembaga realisasinya sebesar 950, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 100%

4. PKK yang telah dibina dari target 203 lembaga realisasinya sebesar 203, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 100%

5. Pembinaan PMT-AS terbaik yang telah dibina dari target 3 Kab/Kota realisasinya 2 Kab/Kota, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 66%

6. Pelaksana PMT-AS terbaik yang telah dibina dari target 3 Sekolah realisasinya 2 Sekolah, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 66%

7. Desa/Kampung dan Kelurahan berhasil dalam pembangunan yang telah dibina dari target 6 Desa/Kampung dan Kelurahan realisasi 6 Desa/Kampung dan Kelurahan, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 100%

8. Kades/Kepala Kampung dan Lurah Berprestasi yang telah dibina dari target 6 Orang realisasinya 0 Orang, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 0%. Dikarenakan hampir semua kades/kepala kampung dan lurah yang menjabat pada

(24)

Desa/Kampung dan Kelurahan Juara dari Kabupaten dan Kota yang dikutsertakan dalam Penilaian Kades/Kepala Kampung dan Lurah Berprestasi tidak memenuhi syarat dalam penilaiannya dikarenakan masih selaku Penjabat dan terdapat beberapa Kades /Kepala Kampung dan Lurah Berprestasi tersebut masa jabatan kerja belum mencapai 2 tahun sehingga belum bisa dinilai kinerjanya.

9. Pembinaan Desa/Kampung dan Kelurahan pelaksana terbaik Gotong Royong Masyarakat yang telah dibina dari target 6 Desa/Kampung dan Kelurahan realisasinya 5 Desa/Kampung dan Kelurahan, sehingga capaian pada akhir kegiatan sebesar 83%

Target dan realisasi pada hakekatnya menunjukkan hasil sasaran yang akan dicapai sub bidang Kelembagaan pada tahun anggaran 2015 adalah ”Meningkatnya Partisipasi masyarakat dalam pembangunan”, dengan indikator persentase Desa dan Kelurahan yang berhasil dalam melaksanakan pembangunan. Untuk mencapai target tersebut dilakukan melalui Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat di Perdesaan.

Penguatan pembinaan desa dan kelurahan lebih menekankan pada pemahaman fungsi dan peran lembaga kemasyarakatan. Penguatan lembaga masyarakat yang ada di desa dan kelurahan menjadi prioritas dalam pembangunan desa, dimana lembaga masyarakat desa merupakan unsur yang sangat menunjang pemerintahan desa dan kelurahan dalam menyusun perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pembangunan .

Penekanan program tersebut telah sejalan dengan arah kebijakan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana jangka panjang menengah daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 – 2018, yaitu ”peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pengembangan kemampuan kerja serta peningkatan peran lembaga masyarakat desa ”.

Keberhasilan pembangunan desa dan kelurahan mempunyai peran yang penting dalam menopang pelaksanaan pembangunan nasional secara keseluruhan. Keberhasilan pembangunan desa tidak terlepas dari dukungan lembaga- lembaga masyarakat yang ada di pedesaan, oleh karena itu diharapkan lembaga kemasyarakatan di desa dan kelurahan agar mampu mendukung secara terus menerus proses pembangunan

(25)

di desa dan kelurahan sehingga kehidupan warga masyarakat terselenggara semakin baik.

Pembangunan desa dan kelurahan dibangun dengan semangat kebersamaan yang telah mengakar dan melembaga dalam kehidupan masyarakat Indonesia senantiasa menjadikan masyarakat hidup rukun dan damai serta mampu membangun kehidupan bersama dalam suasana penuh kekeluargaan, kekerabatan dan gotong royong.

Nilai-nilai gotong royong yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sebagai bagian dari system nilai budaya bangsa, perlu dilestarikan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperkuat integrasi sosial masyarakat di desa dan kelurahan serta memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mendukung pelaksanaan pelestarian nilai-nilai gotong royong melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, perlu dilaksanakan kegiatan bulan bhakti gotong royong masyarakat yang mengikutsertakan seluruh komponen bangsa termasuk unsur departemen, dan lembaga pemerintah non departemen. LPM maupun Lembaga Adat merupakan mitra Pemerintah mempunyai peran yang cukup penting dalam menggelorakan semangat gotong royong dan menumbuhkan swadaya masyarakat. Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat merupakan kegiatan kerjasama masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan yang diarahkan kepada penguatan persatuan dan kesatuan masyarakat serta peningkatan peran aktif masyarakat dalam pembangunan.

Dalam rangka kesinambungan program gotong royong masyarakat Tahun 2015, Pemerintah akan mengapresiasi perkembangan pelaksanaan gotong royong dan tingkat keswadayaan masyarakat dalam pembangunan dengan menilai program/kegiatan kegotongroyongan masyarakat selama kurun waktu 2 (dua) tahun mulai Tahun 2013 dan 2014 secara berjenjang dari Tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi sampai tingkat Nasional.

(26)

Pelaksana Terbaik Gotong Royong Masyarakat Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 untuk kategori Desa/Kampung adalah :

1. Juara I : Desa Tanah Datar, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara

2. Juara II : Kampung Suko Mulyo, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat

3. Juara III : Kampung Labanan Makmur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau.

Pelaksana Terbaik Gotong Royong Masyarakat Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 untuk kategori Kelurahan hanya ada 2 (Dua) Kelurahan adalah :

1. Juara I : Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan

2. Juara II : Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara

Pembangunan dalam arti luas, pada dasarnya menjadi tanggung jawab bersama antara seluruh warga masyarakat, kelompok yang berkepentingan dan pemerintah. Interaksi antara pemerintah dan masyarakat diharapkan sedemikian rupa dapat berinteraksi secara terpadu sehingga mampu menggugah partisipasi, swadaya dan keterlibatan seluruh unsur masyarakat dalam tiap tahapan pembangunan itu sendiri. Dengan demikian kepentingan masyarakat tentunya akan menjadi pertaruhan, pembahasan hangat, dan bahkan akan selalu bergulir sebagai prioritas utama dalam pencapaian mufakat pada forum-forum perencanaan pembangunan.

Secara etis dan sosiologis, partisipasi masyarakat tersebut sangat penting artinya dalam tahap dan proses pembangunan yang sustainable (berkelanjutan). Secara etis, pembangunan harus memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi sebagai pelaku pembangunan bukan hanya obyek pembangunan. Sedangkan secara sosiologis, keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan akan ditentukan oleh keterlibatan masyarakat dengan segenap sumberdayanya. Partisipasi dapat diartikan

(27)

sebagai keikutsertaan dalam sesuatu kegiatan pembangunan. Berdasarkan pengertian ini, maka dapat difahami bahwa berbagai macam faktor akan terlibat dan mempengaruhi eksistensi partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut.

Beberapa faktor penting yang terindikasi dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan antara lain, latar belakang pendidikan, komunikasi dengan dunia luar dan kepercayaan masyarakat terhadap implementasi regulasi dan kebijakan pembangunan. Pendidikan akan membuat orang berpandangan lebih luas, berpikir dan bertindak secara rasional dan akan membentuk skill (ketrampilan) yang dapat diandalkan. Dengan demikian, latar belakang pendidikan seseorang akan menentukan dan mempengaruhi jangkauannya ke masa depan. Wawasan ke masa depan inilah yang pada hakekatnya akan mempengaruhi tingkat partisipasinya dalam pembangunan, yang dianggapnya mampu memperbaiki keadaan daerahnya di masa yang akan datang.

Kepercayaan masyarakat terhadap implementasi regulasi kebijakan pembangunan menjadi modal dasar yang sangat penting dalam menentukan tingkat partisipasi. Kepercayaan masyarakat ini bisa muncul setelah melakukan observasi atas bukti-bukti nyata atau karena keyakinan terhadap aparat pelaksana kebijakan atau juga keyakinan atas para pengambil kebijakan pembangunan di wilayahnya. Dengan demikian pandangan masyarakat terhadap segenap tingkah polah aparat pemerintah akan menjadi kunci penting bagi peningkatan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Sebagai upaya dalam rangka pemberdayaan masyarakat, dilaksanakan berbagai upaya melalui penguatan kelembagaan desa dan kelurahan, peningkatan partisipasi dan swadaya masyarakat di desa serta kelurahan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mendorong usaha pembangunan masyarakat yang bertumpu pada usaha dan kemampuan sendiri dan sekaligus dalam rangka mengevaluasi keberhasilan usaha-usaha masyarakat dalam pembangunan desa

(28)

dan kelurahan adalah dengan menggelar event Perlombaan Desa dan Kelurahan.

Perlombaan Desa dan Kelurahan secara teoritik, bertujuan untuk mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan di Desa dan Kelurahan dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir dengan melihat pada orisinalitas gagasan, kreatifitas, aktifitas, motivasi, serta semangat swadaya gotong royong masyarakat.

Adapun evaluasi keberhasilan usaha-usaha masyarakat dalam pembangunan desa dan kelurahan dinilai dari lonjakan perkembangan beberapa aspek vital kehidupan masyarakat, antara lain : Bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Keamanan dan Ketertiban, Partisipasi Masyarakat, Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Kelembagaan Masyarakat dan PKK.

Peserta Perlombaan Desa Tk. Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 adalah :

1. Kelurahan Margo Mulyo Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan

2. Kelurahan Bontang Kuala Kec. Bontang Utara Kota Bontang; 3. Kelurahan Karang Anyar Kec. Sungai Kunjang Kota

Samarinda;

4. Kelurahan Muara Kembang Kec. Muara Jawa Kabupaten Kutai Kartanegara;

5. Kelurahan Teluk Bayur Kecamatan Teluk Bayur Kabupaten Berau;

6. Kelurahan Maridan Kecamatan Penajam Kabupaten PPU; 7. Kampung Pantai Harapan Kecamatan Biduk -Biduk Kabupaten

Berau;

8. Desa Suatang Kecamatan Paser Balengkong Kabupaten Paser;

9. Desa Loa Janan Ulu Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara;

(29)

10.Kampung Tukuq Kecamatan Bentian Besar Kabupaten Kutai Barat.

11.Desa Babulu Darat Kecamatan Babulu Kabupaten PPU.

Pemenang Juara Lomba Desa Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 adalah :

1. Juara I Desa Suatang Kecamatan Paser Balengkong Kabupaten Paser;

2. Juara II Desa Loa Janan Ulu Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

3. Juara III Desa Babulu Darat Kecamatan Babulu Kabupaten PPU.

Pemenang Juara Lomba Kelurahan Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 adalah :

1. Juara I Kelurahan Bontang Kuala Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang;.

2. Juara II Kelurahan Margo Mulyo Kecamatan Balikpapan Barat kota Balikpapan; .

3. Juara III Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda.

Pemerintah Desa dan Pemerintah Kelurahan yang dibawah tanggungjawab Pemerintah Kabupaten/Kota merupakan bagian dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, untuk itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur selalu memfasilitasi dan memotivasi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya di Pemerintah Desa dan Pemerintah Kelurahan yaitu salah satu diantaranya melalui Penilaian Kepala Desa dan Lurah Berprestasi Tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Penilaian Kepala Desa/Kepala Kampung dan Lurah Berprestasi Tingkat Provinsi Kalimantan Timur, diharapkan dapat memacu semangat kerja Kepala Desa dan Lurah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya untuk meningkatkan kinerja selaku Kepala Desa dan Lurah yang membawa perubahan sikap dan perilaku kearah lebih baik sehingga dapat meningkatkan

(30)

kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya untuk membangun Desa/Kampung dan Kelurahan menjadi lebih baik.

Pembinaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM ) sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 5 tahun 2007 menekankan pada tugas - tugas perencanaan pembangunan dan memberdayakan masyarakat. Lembaga ini sebagai mitra kerja Pemerintah Desa/ Kampung dan Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten Kota, dan Provinsi mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

Dari hasil pemantauan di lapangan, menunjukkan bahwa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang ada di tingkat kelurahan sebagian besar kinerjanya sudah cukup baik, sementara untuk LPM di tingkat pedesaan masih belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain gedung sekretariatnya belum ada, pengurusnya masih belum lengkap dan kebanyakan disibukkan oleh pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, disisi lain juga belum ditunjang dengan penyediaan dana operasionalnya.

Kegiatan koordinasi dan pembinaan lembaga pemberdayaan masyarakat untuk penguatan kapasitas LPM telah dilaksanakan secara koordinasi dengan instansi/lembaga terkait serta pembinaan pembenahan data 203 LPM Kab/Kota. Dengan diterapkannya Undang undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa, serta telah terbitnya Peraturan Pemerintah No 47 tahun 2014, pengganti Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014, maka Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM ) mempunyai peran sangat strategis dalam pembangunan desa, sebagaimana tertuang dalam Permendagri No. 114 Tahun 2015 pada Paragraf 2 tentang Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa. Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat merupakan salah satu modal sosial yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan sehingga perlu dilakukan upaya pelestarian dan pengembangan sesuai dengan

(31)

karakteristik dari masyarakat adat. Aparat Pemerintah pada semua tingkatan mempunyai kewajiban untuk membina dan mengembangkan adat istiadat yang hidup dan bermanfaat dalam pembangunan di Kalimantan Timur. Lembaga Adat berfungsi bersama pemerintah merencanakan, mengarahkan, mensinergikan program pembangunan agar sesuai dengan tata nilai adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat demi terwujudnya keselarasan, keserasian, keseimbangan, keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Lembaga Adat selaku mitra kerja Pemerintah membantu pemerintah dalam kelancaran dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang terutama dalam bidang keagamaan, kebudayaan dan kemasyarakatan, melaksanakan hukum adat dan istiadat dalam desa adatnya,memberikan kedudukan hukum menurut adat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan hubungan sosial dan keagamaan. Pembinaan Lembaga Adat seperti yang diamanatkan dalam Permendagri Nomor 52 Tahun 2007 lebih menekankan pada peran dan fungsi lembaga adat. Pembinaan Lembaga Adat dilaksanakan dengan pola melaksanakan ceramah-ceramah pembinaan penyuluhan, terhadap Tokoh Adat, yang pada dasarnya bertujuan untuk mencapai , melestarikan kesejahteraan masyarakat, dan mewujudkan hubungan manusia dengan manusia sesama makhluk ciptaan Tuhan. Selain itu pembinaan lembaga adat sebagai usaha melestarikan adat istiadat serta memperkaya khasanah kebudayaan masyarakat. Lembaga adat telah menjalankan fungsinya mengelola hak-hak dan/atau harta kekayaan adat untuk meningkatkan kemajuan dan taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik, menyelesaikan perselisihan yang menyangkut perkara adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat sepanjang penyelesaiannya tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memusyawarahkan berbagai hal yang menyangkut masalah-masalah adat dan agama, sebagai penengah dalam kasus-kasus adat yang tidak dapat di selesaikan pada tingkat desa, membantu penyelenggaraan upacara keagamaan, menjadi

(32)

fasilitator dan mediator dalam penyelesaian perselisihan yang menyangkut adat istiadat dan kebiasaan masyarakat. Suasana terpeliharanya kebhinekaan masyarakat adat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari budaya nasional akan memperkokoh persatuan bangsa.

Program Makanan Tambahan Anak Sekolah ( PMT – AS ) adalah merupakan Program Nasional yang terkait Lintas Sektor dan melibatkan berbagai pihak baik pemerintahan maupun masyarakat, sehingga dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara kordinatif untuk keterpaduan program tersebut. Upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah adalah satu wujud partisipasi masyarakat secara langsung dan nyata untuk membantu anak sekolah terutama Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI), Pesantren di Desa / Kelurahan yang masyarakatnya miskin seperti diamanatkan Permendagri Nomor 18 Tahun 2011. Dalam Pelaksanaan Program PMT – AS di Daerah kebijakan Pemerintah Kabupaten / Kota hendaknya berfungsi sebagai pelayan, fasilitator dan sebagai pendorong peran serta masyarakat, dalam upaya penanggulangan masalah – masalah sosial di lingkungannya termasuk pemenuhan kebutuhan makanan tambahan bagi anak sekolah. Dengan demikian PMT – AS benar – benar dapat berfungsi sebagai alat pendukung penanggulangan kemiskinan, selanjutnya terwujud generasi penerus yang kuat, sehat dan cerdas.

Kegiatan PMT – AS di Kalimantan Timur yang telah dilakukan di tahun 2015 Rapat Koordinasi dengan instansi/lembaga terkait Kabupaten/Kota dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan PMT-AS Tahun 2015. Dalam rangka mendorong masyaraat untuk menerapkan perilaku sehat bagi anak-anak agar menjadi generasi yang sehat, cerdas dan berbudi, melalui pemberian asupan gizi berupa makanan tambahan pada waktu disekolah. Untuk meningkatkan pelaksanaan PMT-AS dan sebagai bagian dari upaya pembinaan akan dilaksanakan pemberian penghargaan bagi pelaksanaan

(33)

PMT-AS di daerah. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan Penilaian Pelaksana Terbaik PMT-AS Tahun 2015. Penghargaan diberikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pelaksana PMT-AS di sekolah. Penilaian PMT-AS dilakukan melalui mekanisme pengusulan nama Kabupaten/Kota dan Sekolah Pelaksana PMT-AS yang disertai dengan dokumen dan foto pelaksanaan PMT-AS yang dikirim ke Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015. Berdasarkan hasil penilaian tim penilai pelaksana Terbaik PMT-AS Tingkat Provinsi Kalimantan Timur menetapkan bahwa Juara I Pelaksana Terbaik PMT-AS kepada SDN 015 Balikpapan Utara, Kota Balikpapan dan sebagai Juara II Pelaksana Terbaik PMT-AS Tingkat Provinsi Kalimantan Timur adalah SDN 001 Batu Putih, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Berau.

Anggaran yang dialokasikan Kota Balikpapan untuk pelaksanaan PMT-AS Tahun 2015 adalah sebesar Rp. 986.000.000,- diperuntukkan bagi 3.081 siswa. Berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai Pelaksana Terbaik PMT-AS Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 menetapkan bahwa Juara I Pelaksana Terbaik PMT-AS kategori sekolah dan Kabupaten/Kota adalah SDN 015 Balikpapan Utara, Kota Balikpapan.

Anggaran yang telah dialokasikan untuk pelaksanaan PMT-AS tahun 2015 di Kabupaten Berau yang bersumber dari dana APBD II melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Berau sebesar Rp 1.392.552.000,- untuk 7.368 siswa, berdasarkan hasil penilaian tim penilai Pelaksana Terbaik PMT-AS Tingkat Provinsi Kalimantan Timur menetapkan bahwa Juara II Pelaksana Terbaik PMT-AS kategori sekolah dan kabupaten/kota adalah SDN 001 Batu Putih, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Berau. Untuk Kabupaten/Kota lainnya yang tidak menganggarkan dana pelaksanaan PMT-AS disebabkan Kabupaten/Kota bersangkutan mengalami defisit anggaran.

(34)

Upaya pencapaian RPJMD Kaltim untuk mengurangi tingkat kematian anak dan RPJMD Kaltim untuk meningkatkan kesehatan ibu di Indonesia sampai saat ini masih berat. Banyak hambatan baik dari segi teknis program maupun dari faktor pembiayaan kesehatan yang mempengaruhi upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan. Sistem desentralisasi kesehatan yang telah diterapkan selama bertahun-tahun memberi kesempatan daerah untuk lebih berperan dalam merencanakan dan melaksanakan program kesehatan khususnya untuk kesehatan ibu dan anak, namun di dalam pelaksanaannya banyak menghadapi kendala.

Rasio tenaga medis yang ada pada rumah sakit di Provinsi Kalimantan Timur tertinggi mencapai 28 dokter berbanding satu rumah sakit yaitu pada Kota Balikpapan dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Angka paramedis yang ada belum tersebar secara merata pada kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Timur dan masih mengalami kekurangan pada angka tenaga dokter spesialis dasar dan tenaga ahli kesehatan.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah membantu upaya peningkatan pelayanan Puskesmas 24 jam yang kini berada di 10 Kabupaten/kota dan 10 puskesmas 24 jam di daerah perbatasan. Pembinaan Pokjanal Posyandu diperoleh data posyandu aktif sebanyak 950 posyandu yang tersebar di 10 kabko dimana posyandu tersebut sangat berperan ditengah-tengan masyarakat dan sebagian besar sudah terintegrasi serta memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara dini serta merupakan lini terdepan dari deteksi dini di bidang kesehatan yang dilakukan dilakukan oleh masyarakat. Selain hal tersebut, Posyandu tersebut juga merupakan rujukan kesehatan yang pertama dari masyarakat sehingga Posyandu mempunyai daya ungkit yang sangat besar terhadap penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (Akbal), Angka Kematian Ibu Hamil (Akbumil).

(35)

Kondisi keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai arti yang besar dalam proses pembangunan,

karena kondisi keluarga dapat merupakan barometer bagi kesejahteraan masyarakat untuk dapat membina keluarga secara langsung dan menjangkau sasaran sebanyak mungkin, dibentuk Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, yang mekanisme gerakannya dikelola dan dilaksanakan oleh suatu Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP. PKK) di setiap jenjang. Peran aktif segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan harus lebih ditingkatkan, merata dan berkualitas dalam memikul beban dan tanggung jawab pembangunan, maupun dalam menerima kembali hasil pembangunan itu sendiri. Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari mekanisme pembinaan dan pengembangan operasional program/kegiatan dan merupakan fungsi melekat yang sangat diperlukan dalam suatu proses administrasi dan managemen, sehingga pelaksanaan program/kegiatan dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan monitoring dimaksud untuk mengamati pelaksanaan program/kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan evaluasi untuk menilai perkembangan pelaksanaan program/kegiatan yang sudah dan sedang berjalan, dan kegiatan pelaporan untuk mengetahui informasi tentang hasil pelaksanaan kegiatan pembinaan organisasi PKK baik Tingkat Kabupaten Kota, Kecamatan maupun Tingkat Desa / Kampung dan Kelurahan di Kalimantan Timur.

(36)

Adapun Rekapitulasi banyaknya Lembaga dan Organisasi Masyarakat se Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :

Data TP PKK Desa/Kampung dan Kelurahan Terbina

NO KAB / KOTA BULAN JUMLAH TP PKK

DESA, KAMPUNG DAN KELURAHAN YANG DI

MONITORING

KETERANGAN

1 Kutai Kartanegara Januari 36

2 Kutai Barat Februari 25

3 Kutai timur Maret 27

4 Berau Mei 26

5 Paser Juni 16

6 Penajam Paser Utara Juli 10

7 Balikpapan Agustus 20

8 Samarinda September 28

9 Bontang Oktober 15

11 Jumlah keseluruhan 203

Data LPM Desa/ Kampung dan Kelurahan Terbina

NO KAB / KOTA BULAN

JUMLAH DESA, KAMPUNG DAN KELURAHAN

KETERANGAN

1 Paser Januari 25

2 Penajam Paser Utara Februari 15

3 Balikpapan Maret 27

4 Samarinda Mei 25

5 Kutai Kartanegara Juni 29

6 Bontang juli 15

7 Kutai Barat Agustus 20

8 Berau September 25

9 Kutai Timur Oktober 22

10 Jumlah keseluruhan : 203

Data Lembaga Adat Desa/Kampung dan Kelurahan Terbina

NO KAB / KOTA BULAN JUMLAH LEMBAGA ADAT DESA,

KAMPUNG DAN KELURAHAN YANG DI MONITORING

KET

1 Paser Januari 18

2 Penajam Paser Utara Februari 14

3 Balikpapan Maret 10

4 Samarinda Mei 19

5 Kutai Kartanegara Juni 20

6 Bontang juli 10

7 Kutai Barat Agustus 31

8 Berau September 28

9 Kutai Timur Oktober 31

10 Kutai Kartanegara November 22

(37)

Data Posyandu Desa/Kampung dan Kelurahan Terbina

NO

KAB / KOTA POSYANDU DESA/ KAMPUNG DAN

KELURAHAN YANG DI MONITORING KETERANGAN

1 Paser 35

2 Penajam Paser Utara 91

3 Balikpapan 293 4 Samarinda 168 5 Kutai Kartanegara 131 6 Bontang 15 7 Kutai Barat 26 8 Berau 36 9 Kutai Timur 104 10 Mahulu 51 JUMLAH 950

Adapun permasalahan-permasalahan pencapaian indikator kinerja utama melalui kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi masyarakat Perdesaan ini adalah sebagai berikut:

- Gotong Royong Masyarakat

a. Belum adanya konsistensi waktu pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat Tahun 2015 baik Tingkat Nasional maupun Tingkat Daerah sesuai dengan Permendagri No. 42 Tahun 2005 Bab 2 Pasal 2 ayat 2 bahwa Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat pada Bulan Mei setiap tahun diselenggarakan selama satu bulan. Tetapi dalam pelaksanaan waktunya masih belum bersamaan.

b. Tidak tersedianya dana sosialisasi dan monitoring dari Provinsi ke Kabupaten/Kota baik untuk persiapan maupun pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat sehingga terjadi penafsiran yang berbeda tentang teknis pelaksanaannya.

c. Belum semua Kabupaten/Kota membuat laporan sesuai dengan format yang telah ditetapkan sehingga tidak sistematis dan terlambatnya pembuatan laporan pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat.

d. Ada beberapa Kabupaten/Kota mengalokasikan anggaran yang sangat terbatas sehingga kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat tidak memberikan dampak yang nyata bagi pembangunan terutama di perdesaan.

(38)

- Posyandu

a. Masih tingginya angka kematian ibu, akibat perdarahan persalinan. b. Kurangnya pendidikan dan rendahnya informasi tentang kehamilan

dan persalinan.

c. Faktor ekonomi, sehingga masih banyak ibu yang melahirkan di dukun, karena mahalnya biaya persalinan di rumah sakit.

d. Faktor geografis, yaitu jauhnya layanan kesehatan, sehingga ibu dan keluarga terlambat mendapatkan penganan yang tepat.

e. Faktor budaya,nilai dan kepercayaan, yaitu adanya keyakinan terhadap mitos-mitos tertentu, seperti seorang ibu hamil tidak boleh makan terlalu banyak dan ibu postpartum tidak boleh makan telur, daging, dll.

f. Belum maksimalnya kader/pokjanal/petugas puskesmas terkait perelengkapan administrasi dalam kegiatan posyandu.

g. Kurang maksimalnya pembinaan lintas program dan sector terkait. h. Masih minimnya kemampuan dan keterampilan kader posyandu. i. Masih ditemukan beberapa posyandu yang belum terintegrasi

dengan program lain, seperti BKB, Desa Siaga, PAUD, dll.

- Penyediaan Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (PMT-AS)

a. Kurangnya dukungan Pemerintah Daerah dalam Program PMT – AS karena masih mempunyai pandangan bahwa PMT – AS merupakan Program Nasional yang hanya didukung dana APBN seperti sebelum Otonomi Daerah.

b. Belum berperannya Forum Komunikasi PMT – AS yang merupakan wadah pembinaan PMT – AS secara lintas sektor karena dana yang dialokasikan pada Instansi terkait tidak dimanfaatkan untuk menunjang PMT – AS.

c. Keterbatasan Dana Pembinaan dan Sosialisasi Program PMT – AS Provinsi belum memadai untuk dilaksanakan pada 10 Kabupaten / Kota di Kalimantan Timur, sehingga Pemerintah Kabupaten / Kota belum mengalokasikan anggaran Program PMT – AS secara keseluruhan di Kabupaten / Kota.

(39)

- Penyelenggaraan Perlombaan Desa/Kelurahan

a. Kurang terkoordinirnya Anggaran Tim Penilai Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sebagai Leading Sector Pelaksanaan Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan Tingkat Provinsi Kalimantan Timur.

b. Belum sinkronnya waktu yang telah dijadwalkan Tim Penilai dengan Lembaga/Instansi terkait dalam mengikuti Pelaksanaan Penilaian Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan.

c. Keterlambatan pelaksanaan Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan pada beberapa Kabupaten/Kota sehingga merubah Jadwal Penilaian Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan Tingkat Provinsi Kalimantan Timur.

d. Proses perencanaan pembangunan belum berjalan sesuai yang diharapkan.

e. Perencanaan Pembangunan desa/kampung dan kelurahan masih didominasi melalui pendekatan Top Down.

f. Proses musrenbangdes/kel belum mampu mengakomodasi kebutuhan riel masyarakat mengingat proses penganggaran masih didominasi oleh SKPD diberbagai lintas sektor.

- Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

a. Peran dan fungsi PKK yang ada di desa kampung/kelurahan dan kecamatan maupun tingkat kabupaten / kota masih belum maksimal, hal ini disebabkan karena keterbatasan sarana dan prasarana pendukung.

b. Terbatasnya Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang sesuai dengan kompetensinya, sehingga penyelenggaraan 10 Program Pokok PKK masih belum maksimal.

c. Masih belum maksimalnya dukungan anggaran untuk menunjang program/kegiatan yang berbasis pemberdayaan Keluarga melalui Gerakan PKK.

(40)

Solusi dan pemecahan masalah pencapaian indikator kinerja utama melalui kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi masyarakat Perdesaan dalam melaksanakan kegitan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

- Gotong Royong Masyarakat

a. Perlu adanya keseragaman waktu pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat untuk tahun-tahun mendatang baik Tingkat Nasional maupun Tingkat Daerah dilaksanakan secara serentak. b. Perlunya dukungan dana untuk sosialisasi dan monitoring

pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dan sampai tingkat pelaksanaan di Desa/Kampung/Kelurahan.

c. Perlunya keseragaman dan tepat waktu pelaporan pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat sesuai format yang telah ditentukan.

- Penyediaan Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah

a. Perlu adanya sosialisasi ke Kabupaten / Kota di Kalimantan Timur tentang pentingnya Program PMT – AS dengan dukungan dan APBD Kabupaten / Kota karena anggaran pembangunan sudah berada di Daerah bukan lagi terpusat dari APBN.

b. Perlu Fasilitas dari Pembinaan PMT – AS Provinsi untuk Kabupaten / Kota dalam pembentukan dan aktivitas Forum Komunikasi PMT – AS (FK PMT – AS) di Kabupaten/Kota.

c. Perlu dukungan dana pembinaan dan pelaksanaan Program PMT – AS yang memadai sesuai kebutuhan baik untuk Tingkat Provinsi maupun Tingkat Kabupaten/Kota.

- Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan

a. Perlu perencanaan secara terpadu jadwal Penilaian Penilaian Desa/Kampung dan Kelurahan dengan Dinas/Instansi terkait karena adanya kegiatan yang sama metode penilaiannya dengan lomba-lomba lainnya.

b. Perlu ketegasan jadwal penilaian Kabupaten/Kota dan Provinsi sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan.

(41)

c. Perlu tambahan dukungan dana dan keterpaduan dana Tim Penilai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sebagai Leading Sector dan Instansi terkait sebagai Tim Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan Tingkat Provinsi Kalimantan Timur. d. Proses musrenbangdes/kel dan musrenbang kecamatan

dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan didesa/kelurahan termasuk pihak ketiga.

e. Usulan masyarakat yang disampaikan dalam musrenbang Kabupaten/Kota benar-benar prioritas kebutuhan masyarakat. f. Bappeda dalam merumuskan RKP Kabupaten/Kota mengakomodir

usulan masyarakat yang disampaikan dalam musrenbang Kabupaten/Kota.

g. Musrenbang Kecamatan dihadiri oleh seluruh stake holder antara lain Pemdes/kel, LPM, SKPD terkait termasuk anggota DPRD dari Kecamatan daerah pemilihan masing-masing.

- Pemberdayaan Kesejahteraan dan Keluarga (PKK)

a. Bergesernya peran lembaga kemasyarakatan dalam musyawarah pembangunan desa. Dalam undang-undang 6 tahun 2014, lembaga kemasyarakatan tidak lagi sebagai penyelenggara musrenbangdes akan tetapi ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa.

b. Dibutuhkan strategi serta komitmen dari pemerintah, pemerintah daerah maupun lembaga non pemerintah agar memberdayakan dan mendayagunakan lembaga kemasyarakatan setempat seperti PKK dalam melaksanakan programnya di desa maupun Kelurahan.

c. Perlu dimaksimalkan koordinasi antara pemerintah desa/kelurahan dengan lembaga kemasyarakatan.

Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan diatas adalah sebagai berikut: - Gotong Royong Masyarakat

a. Pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat baik tempat pencanangan maupun penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat tingkat Provinsi Kalimantan Timur 2015 sesuai dengan kesepakatan Rapat LPM Kabupaten/Kota se Kaltim Tahun 2014 yaitu pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat XII dan HKG-PKK ke 43 Tahun 2015 dilaksanakan di Kabupaten Kutai Barat

(42)

sedangkan penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat XII Tahun 2015 dilaksanakan di Kota Balikpapan.

b. Dana pelaksanaan kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat tingkat Provinsi baik pencanangan dan penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat berasal dari Kabupaten/Kota terkait.

c. Hasil kesepakatan rapat TP. PKK dan LPM Kabupaten/Kota se- Kaltim Tahun 2015 di Kabupaten Kutai Barat menetapkan bahwa Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat XIII dan HKG-PKK ke 44 Tahun 2016 bertempat di Kabupaten Paser dan Penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat XIII Tahun 2016 bertempat di Kabupaten Kutai Kartanegara.

- Penyediaan Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah

Dalam pelaksanaan PMT-AS di Provinsi Kalimantan Timur ada beberapa hal yang dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai berikut :

a. Penyediaan makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS) adalah sebagai salah satu upaya pembangunan SDM sejak dini maka Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) menjadi kegiatan prioritas Pembangunan.

b. Pelaksanaan PMT-AS Desa/Kampung dan Kelurahan melibatkan Pemerintah Desa/Kampung dan Kelurahan, TK/RA, SD/MI, Komite Sekolah/Madrasah, PKK dan Masyarakat yang didasarkan pada hasil kesepakatan unsur-unsur tersebut.

c. PMT-AS salah satu kegiatan dari program penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat sehingga pelaksanaannya dapat integrasikan dan program sektoral yang sedang dilaksanakan diwilayah masing-masing seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-MP), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan program terkait lainnya.

(43)

- Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan

Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan adalah upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat yang meliputi aspek ekonomi, sosial, budaya, politik dan lingkungan hidup melalui penguatan Pemerintahan Desa/Kelurahan, Lembaga Kemasyarakatan dan upaya Penguatan Kapasitas Masyarakat, sehingga masyarakat mampu memberdayakan serta membangun diri dan lingkungan secara mandiri.

Pembangunan Desa/Kampung dan Kelurahan merupakan seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung di Desa/Kampung dan Kelurahan yang dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong masyarakat.

Perlombaan Desa/Kampung dan Kelurahan di Provinsi Kalimantan Timur dilaksanakan sebagai evaluasi dan penilaian perkembangan pembangunan atas usaha pemerintah dan pemerintah daerah, bersama masyarakat desa/kampung dan kelurahan di Provinsi Kalimantan Timur.

Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa/kampung dan kelurahan, memberdayakan masyarakat dengan menerapkan hasil pengembangan Iptek untuk ekonomi dan pertanian, meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat desa/kampung dan kelurahan melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan maupun sosialisasi.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dengan pendampingan dalam perencanaan pelaksanaan dan pemantauan (monitoring) menjadikan desa dan kelurahan sebagai ujung tombak penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat sebagai mana sesuai visi dan misi pembangunan nasional yaitu membangun Indonesia dari pinggiran.

- Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

a. Salah satu lembaga kemasyarakatan yaitu PKK sebagai mitra kerja pemerintah desa/kelurahan memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan partisipasi masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam pembangunan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam area konservasi ex situ , provenans yang akan dipilih untuk ditanam dalam suatu lokasi sebaiknya merupakan kombinasi provenans yang memiliki kisaran nilai

For more information about renaming message log files for SAF agents, see "Configure SAF agent JMS message log rotation" in the Oracle WebLogic Server Administration

Demikian pula dengan tahu yang diproses oleh pengrajin, tahu dari kedelai varietas Dena 2 memiliki kadar protein dan rendemen hampir sama, namun memiliki tingkat kecerahan

Lampiran I : Peta Wilayah Kelurahan Ngenang Lampiran II : Peta Wilayah Kelurahan Sijantung Lampiran III : Peta Wilayah Kelurahan Karas Lampiran IV : Peta

Kompetensi Akademik Mahasiswa FKIE IKIP Jurusan Biologi, Fisika, dan Kimia Ditinjau dari Peranannya dalam Mengelola Kegiatan Inkuiri sebagai Dasar Pengembangan Pelajaran

Pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan Pemerintahan Pusat dalam Lapangan Perikanan Darat Kepada Propinsi Jawa Timur.. Pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan Pemerintahan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa rasio molar ChCl:D-Glukosa untuk menghasilkan DES dengan titik beku dan densitas terendah adalah pada rasio molar 2:1 dan

Pada kondisi awalnya Jembatan ini didesain dengan menggunakan tipe struktur jembatan lalu lintas atas, kemudian dalam tugas akhir ini dilakukan perancangan untuk