• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program-Program Pembangunan

Dalam dokumen RPJMD 2010 2015 Kota Denpasar 462670 (Halaman 113-116)

PEMBANGUNAN DAERAH

D. Program-Program Pembangunan

Pelaksanaan arah kebijakan di atas akan dilakukan terutama melalui: 1. Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi

Program ini bertujuan membangun citra sebagai kota tujuan investasi yang menarik. Untuk mewujudkan tujuan di atas, kegiatan-kegiatan dalam lima tahun kedepan adalah:

1)

Pengembangan potensi unggulan daerah (pembinaan dan evaluasi kelompok

pengerajin) ditiap kecamatan

2)

Promosi produk unggulan daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Denpasar 2010-2015

VII-17

2. Program Peningkatan Iklim Investasi Dan Realisasi Investasi

Program ini bertujuan menciptakan iklim investasi yang berdaya saing. Untuk mewujudkan tujuan di atas, kegiatan-kegiatan dalam lima tahun ke depan adalah sebagai berikut:

1)

Memfasilitasi dan koordinasi kerjasama dibidang investasi

2)

Promosi investasi

3)

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

2. Program Kerjasama Pembangunan

Program ini bertujuan menanggulangi masalah-masalah sosial dan lingkungan di Kota Denpasar dan terlaksananya pembangunan di Kota Denpasar yang terarah dan tepat sasaran, kegiatan-kegiatan dalam lima tahun ke depan adalah sebagai berikut:

1) Fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha/lembaga

2) Menjalin sinergi antara pemerintah dengan swasta dalam CSR

3) Terlaksananya bantuan social kepada masyarakat dibidang sosbud, sarana prasarana ekonomi, kesehatan, pendidikan, penanganan kemiskinan dan penanggulangan bencana

4) Evaluasi dan pelaporan

VII.2.2. Pemberdayaan Masyarakat dan Institusi Lokal. A.Permasalahan

Pesatnya perkembangan Kota Denpasar saat ini tak terlepas dari potensi budaya yang dimilikinya. Nilai-nilai budaya tersebut termasuk budaya Bali secara keseluruhan yang khas dan unik, telah menarik keingin tahuan berbagai pihak. Karena budaya tersebutlah kemudian industri pariwisata berkembang pesat yang kemudian mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat Bali dan Denpasar khususnya. Namun disamping nilai positif, berkembang juga beberapa hal-hal yang kemudian membebani Kota Denpasar.

Nilai-nilai budaya mempunyai nilai luhur dan merupakan dasar dalam rangka pengembangan sikap dan prilaku berbudaya. Karenanya pembangunan Kota tak mungkin terlepas dari budaya masyarakat yang sangat erat kaitannya dengan unsur-

unsur pendukung pembangunan seperti adat – agama, sistem kelembagaan dan

kemasyarakatan serta pola dan ruang daerah.

Nilai-nilai budaya luhur yang berbasis tradisi lokal dalam sinergi dengan nilai- nilai kebangsaan dan nilai-nilai universal yang multikultural dijadikan acuan pembangunan Depasar berwawasan budaya.

Kegiatan-kegiatan adat dan agama yang masih eksis antara lain upacara Panca Yadnya (Dewa Yadnya, Resi Yadnya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya dan Bhuta Yadnya)

Upacara Pemlaspas, melasti dan upacara-upacara piodalan. Kegiatan–kegiatan tersebut

masih berlangsung di semua lapisan masyarakat yang beragama hindu di Kota Denpasar. Pelaksanaan pendidikan di Kota Denpasar diharapkan mampu melestarikan dan

menggali lebih dalam nilai – nilai tersebut diatas.

Potensi budaya dan seni di Kota Denpasar tersebar disetiap banjar-banjar seperti seni sastra, seni musik/tabuh, seni ukir, seni tari serta parawatan situs-situs budaya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Denpasar 2010-2015

VII-18

Berkaitan dengan potensi seni dan budaya yang dimiliki Kota Denpasar sebagai kota Kreatif berbasis budaya unggulan terus diupayakan pelestarian seni dan budaya ini dilandasi dengan kebudayaan Bali dan kearifan lokal.

Sistem kemasyarakatan yang masih dijadikan orientasi masyarakat adalah : (a) yang terbentuk dan dipengaruhi oleh keluarga inti (Dadia); (b) Yang merupakan kesatuan-kesatuan sosial atas dasar kesatuan teritorial administrasi adat, yang memberikan status persekutuan seperti pengayah pengarep, pengayah penyada dan pengayah pengele; (c) Yang merupakan sistem kekerabatan seperti ngayah medelokan, sangkep dsb; (d) yang merupakan hukum-hukum adat seperti awig-awig, rumusan hasil sangkep (perarem), dresta, dsb. Sistem kemasyarakan ini masih eksis diseluruh lapisan masyarakat yang beragama hindu.

Sistem Kelembagaan adat, secara umum tampak masih sangat kuat seperti keberadaan Desa Pakeraman, Banjar, Sekehe-sekehe atau pun subak. Kota Denpasar saat ini memiliki 35 Desa Pekraman (Adat) dan 392 Banjar Pekraman (Adat) dan 399 Banjar

Dinas. Dalam Desa Adat terdapat komponen– komponen seperti Sekehe Taruna, LPD,

Subak yang memiliki nilai-nilai sosial budaya tinggi sehingga sangat penting untuk dilestarikan dan dikembangkan. Pada tahun 2006 di wilayah Kota Denpasar terdapat 431 organisasi kesenian dalam berbagai jenis bentuk kesenian seperti gong, angklung, gambang, arja, wayang dan lainnya.

Subak sebagai salah satu lembaga tradisional bercirikan sosio, agraris, religius dan sudah menjadi kehidupan petani perlu tetap dipertahankan keberadaannya dan ditingkatkan keberdayaannya. Jumlah subak di Kota Denpasar tidak mengalami pengurangan di bandingkan dengan tahun sebelumnya, walaupun dilihat dari wilayah garapannya mengalami penyusutan setiap tahunnya. Tahun 2005 subak di Kota Denpasar berjumlah 41 unit, dengan luas wilayah garapan 2.768 ha, menyusut seluas 46 ha dari luas subak pada tahun 2004. Tahun 2009 jumlah subak kembali mengalami penyusutan menjadi 40 subak dengan 35 pekaseh.

Upaya pengembangan seni dan budaya di Kota Denpasar dilaksanakan dengan memberdayakan sekaa atau sanggar kesenian, seniman dan budayawan, melestarikan dan memberdayakan lembaga-lembaga tradisional, melestarikan nilai-nilai peninggalan budaya, sejarah, kepahlawanan dan potensi warisan budaya yang hidup di masyarakat, serta menyelamatkan mengkaji, merawat dan mendokumentasikan dan mengembangkan naskah budaya Bali.

Berkaitan dengan pemanfaatan ruang berlandaskan budaya Bali maka pola ruang yang masih dijadikan pegangan masyarakat dari seluruh lapisan utamanya masyarakat yang beragama Hindu di Kota Denpasar adalah pola ruang tempat tinggal (natah) sesuai status dalam sistem kemasyarakatan (Griya, Puri, Jero, Umah), pola ruang desa (Khayangan Tiga, Palemahan dan Pawongan), serta pola ruang tempat suci (Pura Pemrajan).

B. Sasaran

1. Pemberdayaan masyarakat, peningkatan partisipasi masyarakat dan institusi lokal dalam pembangunan

2. Penguatan eksistensi institusi lokal baik dari sisi kelembagaan maupun sisi pembiayaan

3. Menangkal penetrasi budaya asing yang bernilai negatif

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Denpasar 2010-2015

VII-19

5. Mengembangkan penerapan nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan budaya daerah yang terwujud dalam setiap aspek kebijakan pembangunan

6. Meningkatkan pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya C. Arah Kebijakan

1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah.

2. Meningkatkan ketahanan budaya lokal sebagai upaya untuk menangkal pengaruh negatif dari budaya asing dan berupaya meningkatkan apresiasi masyarakat dalam pengembangan budaya

3. Mempertahankan keberadaan organisasi kesenian di masing-masing Desa atau Banjar

4. Mengembangkan organisasi kesenian di masing-masing Desa atau Banjar 5. Mengendalikan peralihan fungsi lahan secara berlebihan

Dalam dokumen RPJMD 2010 2015 Kota Denpasar 462670 (Halaman 113-116)