• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program-program Peningkatan Pendidikan Kabupaten Samosir

BAB III Deskripsi Lokasi Penelitian

3.4 Program-program Peningkatan Pendidikan Kabupaten Samosir

a. Program Pendidikan Anak Usia Dini

Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan pada tingkat taman kanak-kanak, kelompok bermain, kelompok belajar dan lain- lain yang sederajat. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan kualitas pendidikan anak usia dini antara lain :

1. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, membantu biaya operasional, pemanfaatan fasilitas yang ada, seperti ruang kelas SD untuk penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, memberikan

subsidi, imbal swadaya, serta menumbuhkan partisipasi masyarakat, termasuk organisasi sosial masyarakat untuk menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan anak usia dini.

2. Peningkatan pemahaman mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini, kepada orang tua melalui penyuluhan sebagai upaya membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan lebih lanjut untuk memasuki jenjang pendidikan formal di tingkat SD dan selanjutnya.

3. Pengembangan kebijakan, melakukan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan terhadap pembangunan dan pengembangan anak usia dini.

b. Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan pada tahun 2012 menunjukkan bahwa penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA berjumlah sebesar 32,32 %. Penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (sarjana muda dan sarjana) yaitu 6,41 %. Profil penduduk berdasar tingkat pendidikan cenderung mirip antar tingkat kecamatan dan tidak terlalu Nampak perbedaan yang mencolok.

Data dinas pendidikan kabupaten samosir pada tahun 2012 menunjukkan bahwa APK untuk tingkat SD rata-rata 118,17 dan APM 98,58 %, untuk jenjang SMP dan sederajat APK 116,9% dan APM hanya 89,32%. Sedang APK dan APM untuk jenjang SMA masing masing 107,34 % dan 87,03%. Program wajib belajar pandidikan dasar 9 tahun

bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan dasar yang terjangkau dan berkualitas melalui sekolah dasar (SD), Madrasah Ibtidayyah (MI) atau yang sederajat dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyyah (MTs) atau yang sederajat sehingga seluruh anah yang berusia 7 – 15 tahun baik laki-laki maupun perempuan dapat memperoleh pendidikan.

Penekanan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun adalah : 1. Peningkatan partisipasi usia sekolah SD/MI dan SMP/MTs

2. Penurunan angka putus sekolah pada usia 7-15 tahun.

3. Penyediaan bantuan bagi anak-anak yang tidak dapat melanjutkan ke SMP melalui program sekolah jauh, Sanggar Kegiatan Belajar

Masyarakat (SKBM) dan lain-lain.

4. Penyediaan sarana dan sarana pendidikan yang berkualitas 5. Perbaikan sarana pendidikan yang rusak

c. Program Pendidikan Menengah

Program pembinaan pendidikan menengah dibuat untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan menengah yang bermutu dan terjangkaku bagi masyarakat. Program untuk pendidikan menengah meliputi pembinaan dan pengembangan sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah.

Berkaitan dengan pengembangan dan pembinaan tersebut, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain :

1. Peningkatan sarana dan prasana pendidikan 2. Pemberian bantuan untuk anak berprestasi

3. Penyelenggaraan sekolah unggulan dan peningkatan peran SMA dan SMK, dalam peningkatan angka partisipasi kasar.

4. Terselenggaranya kerjasama antara pendidikan menengah dan dunia usaha.

5. Pengembangan manajemen berbasis sekolah

d. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka Pemerintah Kabupaten Samosir berlandaskan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Peraturan Pemerintah tersebut mencakup input, ouput dan proses yang terdiri dari standar isi, tenaga pendidikan, sarana prasarana, pembiyaan proses pendidikan, proses pengolahan, penilaian dan komptensi lulusan. Apabila kita melihat secara garis besar dalam Standar Nasional Pendidikan, maka Standar Pendidikan Nasional tersebut dapat diartikan sebagai berikut : 1. Standar kompetensi lulusan adalah yang berkaitan dengan kemampuan minimal peserta didik yang mencakup kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus dimiliki oleh setiap peserta sehingga dapat lulus dari satuan pendidikan, 2. Standar isi pendidikan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan keluasan dan kedalaman materi pelajaran pada satu satuan pendidikan

untuk mencapai standar kompetensi lulus,3. Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai suatu standar kompetensi lulusan, 4. Standar pendidik dan tenaga pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan, 5. Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan persyaratan minimal tentang lahan, ruang kelas, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi, perabot, alat dan media pendidikan, buku dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan, 6. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan, perencanaan,pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan, 7. Standar pembiayaan ( biaya operasional satuan pendidikan) adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar pendidikan yang teratur dan berkelanjutan, 8. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrument penilaian prestasi belajar peserta didik.

Program pengingkatan kualiatas agar minimal mencapai standar sebagaimana tersebut diatas dimulai dari pembinaan tenaga pendidikan. Pembinaan pendidikan dibuat unutk suatu tujuan meningkatan kualiatas, kuantitas, profesionalitas tenaga kependidikan agar mampu melaksanakan pengelolaan, pengembangan, pengawasan, administrasi, evaluasi dan pelayanan tehnis, dalam menunjang proses pembelajaran pada satuan pendidikan.

Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain :

1. Memfasilitasi untuk peningkatan pemberdayaan sumberdaya manusia bagi tenaga pendidik, untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2. Peningkatan layanan kualitas pendidikan, dengan melakukan

pendidikan dan pelatihan, penataran, workshop dan lain-lain bagi pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik dan kependidikan dengan mengembangkan system jaminan sosial yang pantas dan memadai, pemberian penghargaan sesuai tugas dan prestasi kerja. e. Program Bantuan Operasional Sekolah

Melalui program BOS yang terkait pendidikan dasar 9 tahun, setiap pengelola program pendidikan harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses

2. BOS harus memberi kepastian bahwa tidak ada siswa miskin putus

sekolahkarena alasan finansial seperti tidak mampu membeli baju seragam/alat tulis sekolah dan biaya lainnya

3. BOS harus menjamin kepastian lulusan setingkat SD dapat

melanjutkan ke tingkat SMP;

4. Kepala sekolah SD/SDLB menjamin semua siswa yang akan lulus

dapat melanjutkan ke SMP/SMPLB;

5. 5epala sekolah berkewajiban mengidentifikasi anak putus sekolah

dilingkungannya untuk diajak kembali ke bangku sekolah;

6. Kepala sekolah harus mengelola dana BOS secara transparan dan

akuntabel;

7. BOS tidak menghalangi siswa, orang tua yang mampu, atau

walinya memberikan sumbangan sukarela yang tidak mengikat kepada sekolah. Sumbangan sukarela dari orang tua siswa harus bersifat ikhlas, tidak terikat waktu dan tidak ditetapkan jumlahnya, serta tidak mendiskriminasikan mereka yang tidak memberikan sumbangan.

Dana BOS diterima oleh sekolah secara utuh, dan dikelola secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan dewan guru dan Komite Sekolah dengan menerapkan MBS, yaitu:

1. Sekolah mengelola dana secara profesional, transparan dan akuntabel

2. Sekolah harus memiliki Rencana Jangka Menengah yang disusun 4 tahunan;

3. Sekolah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dimana dana BOSmerupakan bagian integral dari RKAS tersebut;

4. Rencana Jangka Menengah dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh SKPD Pendidikan Kabupaten/kota (untuk sekolah negeri) atau yayasan (untuk sekolah swasta).

Dokumen terkait