• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : Bab ini adalah bab penutup yang terdiri dari simpulan yang merupakan jawaban dari masalah penelitian dan saran untuk

PROFIL LOKASI PENELITIAN A.IKADI PUSAT

4. Program-Program Unggulan

a. Pengajian Akbar PTPN XII

Pengajian akbar ini merupakan program IKADI Jember sejak tahun 2007

hingga sekarang. Selama 6 tahun, lapangan PTPN XII yang beralamat di Jalan

Gajah Mada Jember dapat menampung ratusan jama’ah IKADI dan menjadi

wadah silaturrahim di antara jama’ah. Pengajian ini diadakan setiap bulan di

minggu ketiga tepatnya hari Ahad. Pengajian di mulai pada pukul 07.00-09.00

WIB.

Berawal dari pengajian akbar inilah, partisipasi jama’ah tersalurkan melalui

infak kursi, sumbangan Al-Qur’an Braile untuk penyandang tuna netra, hingga pendirian ma’had tahfidzul Qur’an Ibnu Katsir.

b. Pemberantasan Buta Aksara Al-qur’an Braille

Umat Islam memiliki kewajiban untuk membaca dan memahami isi

Al-Qur’an. Karena penyandang tuna netra merupakan kelompok berkebutuhan

khusus, maka diperlukan Alqur’an yang khusus pula. Namun, tidak semua tunanetra muslim memiliki Alqur’an braille. Sebab, harganya relative mahal.

Atas dasar inilah, IKADI Jember bekerja sama dengan ITMI (Ikatan

Tunanetra Muslim Indonesia) menghimpun wakaf tunai Al-Qur’an Braille dari berbagai lembaga dan donatur. Harga satu set Al-Qur’an Braille 30 juz sekitar Rp 2.000.000,-. Berbekal pertolongan Allah Swt lewat infaq dari para jama’ah IKADI, terkumpulah dana sebesar Rp 60.000.000,- sehingga sebanyak 30 set

Alqur’an Braille lengkap 30 juz dapat terdistribusikan ke-4 kabupaten di Jawa

Timur. Cara mendistribusikannya pun unik. Pengurus IKADI Jember

bersilaturrahim dengan genk motor dari kalangan anak muda untuk membantu

mendistribusikan Al-Qur’an Braille kepada para tunanetra yang membutuhkan.

c. Ma’had Tahfidzul Qur’an Ibnu Katsir

Ma’had Tahfid Ibnu Katsir adalah lembaga pendidikan Tahfidz Al-Qur’an

yang didirikan oleh IKADI Jember di bawah naungan Yayasan Ibnu Katsir.

Tujuannya, untuk mendirikan dan mengembangkan pola pendidikan tahfidzul

Qur’an terpadu berbasis pesantren dengan metode integrated dan modern yang

teradopsi dari kurikulum Ma’had Tahfidz Qur’an Syiria serta bekerja sama dengan Univeristas Terbuka (UT).

Ma’had Ibnu Katsir memberikan beasiswa penuh selama 4 tahun bagi para remaja lulusan SMA atau sederajat yang memenuhi kriteria dan lulus seleksi.

Selain sebagai da’iyah, output dari proses pendidikan ma’had Ibnu Katsir yaitu, alumni akan dipromosikan menjadi manajer dan pengelola lembaga pendidikan

yang dikembangkan Ibnu Katsir sebagai investasi SDM yang diharapkan mampu

menjawab tantangan dan kebutuhan umat.

Mulanya, didasari sebagai bentuk pelayanan kepada para donatur Ma’had Tahfidzul Qur’an Ibnu Katsir, khususnya bagi mitra yang telah banyak membantu IKADI Jember yaitu Puslit Kakao Indonesia. Maka, untuk mempererat ukhuwah

antar lembaga, keduanya bersepakat me-launching pengajian akbar yang dinamai “Majlis Dhuha”. Tepat pada tanggal 27 Mei 2012, Majlis Dhuha digelar pertama kalinya di Aula Puslit Kakao Indonesia di Jalan P.B. Sudirman dan berlangsung

setiap satu bulan sekali di minggu ke-4.

Semenjak diluncurkan pertama kali sejak 27 Mei 2012, Majlis dhuha

memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat Jember. Majlis dhuha bahkan

menjadi pengajian alternatif yang dinantikan. Di Usianya yang terbilang muda, ia telah berhasil meenyejukkan dahaga rohani jama’ahnya. Tidak heran, mengapa

Majlis Dhuha senantiasa disesaki oleh jama’ah. Aula PUslit kakao yang dapat

menambung 500 orang tanpa kursi, ternyata tidak dapat memenuhi kebutuhan

jama’ah yang datang. Masih banyak yang terlihat berdiri di luar Aula,

berpanas-panasan, namun tak surut semangatnya menuntut ilmu hingga acara selesai.

Bahkan antara jama’ah yang satu dengan yang lain rela berbagi dan bergantian tempat duduk. Majlis Dhuha seolah memiliki magnet yang kuat untuk menarik

para peminatnya. Magnet ini tentunya tidak serta merta datang dengan sendirinya,

tetapi berproses lewat suatu strategi komunikasi yang terencana dan terukur.

Beberapa strategi yang dilakukan oleh tim Majlis Dhuha adalah:

a) Differensiasi

Sejak awal, Majlis Dhuha telah disiapkan menjadi pengajian akbar yang

berbeda dengan Pengajian Akbar PTPN XII. Perbedaan tersebut nampak dari segi

Sehingga, diharapkan orang yang datang ke acara ini, dapat membawa serta

keluarga dan teman-temannya. Jama’ah dikondisikan seperti berada dalam wisata religi yang bernuansa kekeluargaan. Dengan mengangkat tagline menebar rahmat,

kokohkan ukhuwah, meraih berkah, Majlis Dhuha ingin menampilkan wajah

Islam yang satu, damai dan 100% murni terlepas dari tendensi kelompok atau

golongan tertentu. Berlandaskan satu tujuan yaitu menebarkan ilmu Al-Qur’an dan Sunnah.

b) Segmentasi

Salah satu cara untuk menghasilkan komunikasi yang efektif adalah dengan

mengetahui siapa sasaran komunikannya. Lapisan masyarakat yang heterogen

tentunya memiliki respon atau daya tangkap pesan yang berbeda. Untuk

mempermudah proses komunikasi, maka Majlis Dhuha memfokuskan segmen

jama’ah kelas atas secara akademik. Karena pada umumnya,orang-orang yang

berpendidikan telah mengoptimalkan daya kognitifnya sehingga lebih mudah

menerima ilmu. Allah Swt menyeru manusia dalam surah Ali-Imron: ayat 9

untuk senantiasa mengoptimalkan daya berpikirnya:

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

Jika daya kognitif telah kuat, tentunya akan lebih mudah untuk mengarahkan

jama’ah menyuburkan daya afektif dengan merasakan dan mencintai Islam lewat

iman.

c) Passioning

Passion merupakan emosi yang melibatkan perasaan, antisuasme, atau

keinginan yang kuat akan sesuatu. Passion setiap orang berbeda-beda.

Menemukan passion sangatlah penting, karena dengan passion seseorang bisa

mere-charge energy dan semangat dalam bekerja. Semangat itulah yang akhirnya

akan menghasilkan totalitas kerja yang manfaatnya dapat dirasakan orang lain.

Dalam Islam, passion berarti ghirah. Tim majlis dhuha pun menyadari akan hal ini. Dakwah akan sampai pada mad’u apabila da’I menyampaikannya dengan ghirah. Bukan semata-mata substansi pesan yang menjadi faktor penentu.

Setelah memiliki differensiasi dan menentukan segmentasi, tim majlis dhuha

mulai menemukan passion untuk menghadirkan pengajian akbar yang unik dan

menarik. Melalui kemasan semi-training, pemilihan narasumber menjadi poin

penting. Karena narasumber merupakan representasi dari citra Majlis Dhuha selanjutnya. Jama’ah mengikuti pengajian lagi atau tidak sangat bergantung pada kredibiltas narasumber. Untuk itu, tim majlis dhuha sangat selektif dan memiliki

standart pelayanan tertentu bagi narasumber, di antaranya:

1) Nara sumber diupayakan memiliki basic trainer berskala nasional

2) Transpot narasumber yang dipatok minimal RP 5.000.000,-

3) Tiket pulang-pergi untuk Narasumber

Selain dari segi penceramah dan metode penyampaian, majlis dhuha juga

mengusung Islam yang satu, beberapa kegiatan sunnah dapat dilakukan secara berjama’ah. Misalnya, sebelum memulai pengajian akbar, jama’ah diajak untuk membaca dzikir pagi (al-ma’surat) secara bersama-sama. Setelah ceramah,

jama’ah kembali dihanyutkan dalam doa dan muhasabah yang menyentuh hati.

Dilanjutkan dengan sholat dhuha bersama di masjid Puslit Kakao.

d) Branding

Segala bentuk upaya dilakukan oleh tim majlis dhuha untuk meningkatkan

partisipasi jama’ah. Salah satunya dengan strategi branding. Branding mencakup

kesan, citra, dan identitas seperti apa yang ingin dibangunmajlis dhuha di benak

jama’ahnya. Branding pun menentukan popularitas majlis dhuha di mata

masyarakat luas. Untuk itu, tim majlis dhuha membuat logo agar mudah dikenali

oleh masyarakat.

Gambar 2 Logo majlis Dhuha

Branding tidak selalu identik dengan logo. Tim majlis dhuha berinovasi

dengan kostum pengajian yang disunnah muakad-kan menggunakan warna putih.

Putih melambangkan kesucian dan menambah kesyahduan kegiatan majlis dhuha

Untuk mengimbangi pembangunan citra majlis dhuha melalui branding, tim majlis dhuha mempromosikan setiap kegiatan terbaru kepada jama’ah melalui media social facebook, sms, promosi melalui iklan di Jtv dan radio prosalina, dan

tentunya di pengajian akbar PTPN XII yang telah lebih dulu mempunyai basis

massa. Selain social media dan media elektronik, tim majlis dhuha pun

memanfaatkan media cetak melalui bulletin Ibnu Katsir, kalender IKADI Jember,

dan brosur majlis dhuha yang secara gratis dibagikan kepada jama’ah. Pemanfaatan media komunikasi tentunya membawa pengaruh yang besar terhadap tingkat partisipasi jama’ah karena dengan maraknya informasi melalui media

komunikasi akan menambah kepercayaan jama’ah.

e. Layanan Konsultasi Syariah

Setelah acara majlis dhuha, para jama’ah IKADI Jember juga dapat menikmati konsultasi syariah gratis yang sengaja disiapkan oleh tim majlis dhuha.

Khususnya untuk menangani masalah zakat, infaq, dan shadaqoh atau pun

permasalahan syariat lainnya. Layanan ini tidak dipungut biaya dan bebas terbuka

untuk siapapun.

f. Layanan Kesehatan

Kesehatan merupakan harta yang berharga. Selama enam hari penuh

kebanyakan orang beraktivitas dan kurang mempedulikan kesehatannya. Majlis

dhuha yang hadir di hari Minggu dengan konsep rekreatif diharapkan dapat memberikan angin segar bagi kesehatan jasmani dan rohani para jama’ah. Keluhan-keluhan kesehatan yang dirasakan jama’ah difasilitasi oleh pihak IKADI bersama tim majlis dhuha dengan menyelenggarakan layanan kesehatan yang

Jember. Tidak hanya selepas pengajian, para jama’ah pun dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis melalui surat yang dikirimkan ke redaksi

bulletin Ibnu Katsir.

g. GeMMA (Gerakan Mencintai dan Memuliakan Al-Qur’an)

Ramadan disebut pula sebagai bulan Alquran. Di bulan suci inilah Alquran kali pertama diturunkan Allah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Ma’had Tahfizh Quran Ibnu Katsir menjadikan Ramadhan 1434 H sebagai momen

meluncurkan GeMMA (Gerakan Mencintai dan Memuliakan Alquran). GeMMA

yang telah berjalan beberapa bulan terakhir, kini melahirkan beberapa anak

program, yaitu:

 Rumah Qur’an

Saat ini yang telah aktif berjalan antara lain: Rumah Qur’an di jalan Pattimura di kediaman Bapak H. Kholik dengan program tadabbur Qur’an dan tafsir Qur’an.

 Tahsin Qur’an

Program ini baru berjalan khusus untuk ibu-ibu dan remaja putri yang

berminat untuk memperbaiki kualitas bacaan Al-Qur’annya.

 Kampung Qur’an

Merupakan program terbaru GeMMA yang mengusung system “one santri

one family” yaitu satu santri mengajar pada satu keluarga yang berminat

untuk belajar Al-Qur’an. Untuk sementara yang mendapat layanan ini adalah keluarga yang berada di sekitar Ma’had Ibnu Katsir. Tujuannya adalah agar santri mampu megaplikasikan ilmu yang sudah didapat dan

Cara-cara IKADI Jember dan Ma’had Ibnu Katsir dalam membumikan GeMMA ini pun terlihat unik antara lain: sosialisasi untuk mencintai dan

memuliakan Alquran dengan menggunakan angkutan umum sebagai salah satu

sarana sosialisasi karena efektifitas dan efisiensi. Angkutan umum setiap hari

berjalan ratusan kilometer, dilihat ribuan orang. Insya Allah sosialisasi lebih

efektif dan tentu saja murah karena para pemilik angkutan dengan sukarela tanpa

dibayar menyediakan mobil mereka untuk di-branding.

Untuk memperkuat sosialisasi, brand GeMMA yang dipasang di kaca-kaca

belakang angkutan bergambar Ustadz Abu Hasanuddin (pimpinan IKADI Jember

dan Mudir Ma’had Ibnu Katsir) bersama Anang Hermansyah, penyayi tenar

kelahiran Jember yang sangat mendukung kegiatan GeMMA.

Selain perorangan, IKADI Jember pun menggandeng berbagai pihak untuk terlibat dalam GeMMA. “GeMMA juga didukung manajemen PTPN XII, Pusat Penelitan Kopi dan Kakao, Radar Jember sendiri, serta sejumlah perusahaan yang

banyak sekali memberikan dukungan moril dan materiil terhadap GeMMA.

h. Pelatihan Khotib

Sejalan dengan misi IKADI Jember, yaitu menjadi lembaga dakwah yang

memberi pencerahan pada masyarakat dengan memberdayakan da’i-dai muda, maka program pelatihan khotib atau muballigh ini dianggap urgent. Pelatihan

khotib berjalan setiap satu bulan satu kali. Dengan memberdayakan Sumber Daya

Muda yang menjadi pengurus ataupun hasil rekrutan jama’ah yang ingin mendalami public speaking. Tempat latihan pun kondisional, disesuaikan dengan

kesepakatan peserta latihan secara bergilir untuk meningkatkan ukhuwah di antara

i. Sehari Bersama Alqur’an

Program baru yang tidak kalah seru dan bermanfaat dari IKADI Jember di

awal tahun 2014. Program Sehari Bersama Al-Qur’an merupakan kegiatan yang dirancang khusus untuk mengakrabkan para orang tua dan anak dengan Al-Qur’an. Rencananya, kegiatan ini berlangsung satu hari penuh. Di awali dengan

tasmi’ bacaan Al-Qur’an oleh mahasantri Ibnu Katsir, berlanjut pada tausyiah dan

diakahiri dengan tadarus Qur’an antar keluarga hingga khatam. Selain

mengakrabkan keluarga dengan Al-Qur’an, program ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat fastabiqul khoirat antar sesama keluarga jama’ah IKADI Jember.

j. Dakwah melalui Internet

Perkembangan tekhnologi yang semakin canggih, memacu IKADI Jember

untuk berinovasi dan berekspansi metode dakwah. Tidaknya hanya melalui

pengajian akbar dan kegiatan tatap muka lainnya, namun IKADI Jember ingin

menyapa dan menyentuh mad’u-mad’u dari dunia maya. Ada banyak persoalan

yang membelit kehidupan manusia. Padahal, Islam hadir secara kamil dan syamil

beserta dengan solusi-solusinya. Dan manusia bukannya tidak mau untuk mencari

solusi tersebut,namun lebih kepada tidak tahu bagaimana caranya. Masifnya

penggunaan internet juga menjadi faktor mengapa IKADI Jember perlu memiliki

website yang dikelola dengan layanan konsultasi seputar masalah keagamaan

maupun social kemasyarakatan. Saat ini, IKADI Jember telah berproses mebuat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN