BAB V : Bab ini adalah bab penutup yang terdiri dari simpulan yang merupakan jawaban dari masalah penelitian dan saran untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Analisa Data Deskriptif Karakteristik Responden
D. Strategi Komunikasi Dakwah Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Jember Entitas Islam adalah dakwah. Agama Islam tidak akan hidup dan berkembang
tanpa dakwah. Dakwah bersifat dinamis secara praktis, menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Namun, tetap mengamalkan
dakwah teoritis yang telah dirumuskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Maka ia pula berinovasi.
Sebagaimana dunia bisnis, agar dapat bertahan dalam persaingan maka perlu
ada inovasi. Baik dari segi produk, marketing, financial, desain, kemasan, dan
lain-lain. Begitu pula dakwah yamg dipahami oleh Ikatan Da’I Indonesia (IKADI) Jember yang bergerak dalam dakwah berlandaskan tiga prinsip:
1. Kerja ikhlas
3. Strategi dan prioritas
Sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz Agus Rahmawan, pengurus
IKADI Jember bahwa manusia pada hakikatnya akan mengikuti kebaikan.
Kebanyakan mereka yang tidak melaukan hal baik alasannya bukan karena
tidak mau, akan tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Maka, peran inilah yang
akhirnya dijalankan oleh IKADI Jember, yaitu menyediakan ladang amal bagi jama’ah IKADI untuk menanam dan menyemai kebaikan itu di kemudian hari. Dalam penyediaan ladang amal tidak jauh berbeda dengan menjual
produk. Orang akan cenderung membeli suatu barang jika barang tersebut
mempunyai daya tarik dan mendatangkan manfaat yang besar. Dua hal itulah
yang akan membuat seseorang tidak akan segan mengeluarkan uang dalam
jumlah besar. Tentunya ada banyak orang, organisasi, institusi, dan lembaga
masyarakat yang menjual produk serupa. Maka perlu disusun strategi
marketing yang tepat. Yaitu, strategi komunikasi.
Dengan strategi komunikasi, meski produk yang ditawarkan sama-sama
bermanfaat dan memiliki daya tarik, namun disampaikan dengan cara dan
kemasan yang berbeda, hasilnya pun tidak akan sama. Partisipasi adalah
bentuk kerelaan seseorang erat kaitannya dengan hati. Maka tidak cukup
dengan hanya memberikan pengetahuan tentang produknya. Oleh karena itu,
IKADI Jember menerapkan tiga tahapan strategi komunikasi yaitu strategi rekrutmen jama’ah, strategi pembinaan loyalis, dan strategi peningkatan
jama’ah. Strategi komunikasi yang dilakukan pada rekrutmen jama’ah di
1. Strategi Pemilihan Kata
Seorang da’i sejatinya harus memaknai kondisi sasaran dakwahnya. Baik dari segi psikologis maupun sosiologis. Pembahasaan yang tepat akan
menghasilkan pemahaman yang sama (mutual understanding). Oleh karena
itu, IKADI Jember yang memposisikan sebagai organisasi para da’i harus memahami dan mengamalkan etika komunikasi dalam Al-Qur’an yang terdiri dari:
• Qaulan Sadida, yakni pembicaraan, ucapan dan perkataan yang benar, baik dari segi substansi (isi) maupun redaksi (tata bahasa).
• Qaulan Baligha, yakni pembicaraan yang menggunakan kata-kata efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah mengerti, langsung ke pokok masalah
dan tidak berbelit-belit.
• Qaulan Ma’rufa, yakni perkataan yang baik dan pantas, sesuai dengan adat dan sasaran dakwah yang miskin dan lemah.
• Qaulan Karima, yakni perkataan yang mulia, diiringi dengan penghormatan dan bertatakrama kepada posisi yang lebih tinggi.
• Qaulan Layina, yakni perkataan yang lemah lembut, enak didengar dan ramah. Pada umumnya, ditujukan kepada penguasa yang dzalim.
• Qaulan Maisuran, yakni perkataan yang menyenangkan, mudah dicerna, ringkas dan tepat digunakan kepada sasaran dakwah yang bersedih,
keluarga dekat, musafir, dan miskin.
Jika seorang da’i telah dicintai oleh mad’u nya, maka pesan-pesan dakwah
dan berkelanjutan. Pemilihan kata yang tepat sasaran akan menghasilkan komunikasi yang efektif. Da’i adalah wajah Islam. Berbekal komunikasi yang efektif, kebaikan universal yang ada pada Islam dapat tersampaikan kepada
ummat manusia.
Dengan memahami konsep ini, IKADI Pusat dan IKADI Jember bersinergi
dalam program pelatihan da’i. Di mana da’i-da’i muda yang akan diterjunkan ke
masyarakat haruslah faham dan mengamalkan keenam etika komunikasi. Agar
mad’u yang berasal dari strata mana pun dapat menerima Islam secara
keseluruhan. Agar tidak ada da’i yang mengkomersialisasikan dakwah untuk pencitraan diri.
2. Strategi Top-Down
Inti dari strategi ini adalah menjalin silaturahim dengan beberapa kolega
pengurus IKADI Jember yang memungkinkan dapat membantu
program-program IKADI ke depannya. Diupayakan jaringan yang terbentuk adalah
sekolompok orang yang memiliki kekuasaan dan otoritas. Sehingga dapat
menggerakkan massa dalam jumlah besar yang diharapkan nantinya menjadi
basis jama’ah IKADI Jember. Maka, diperlukan mad’u yang berjiwa
kepemimpinan.
Menurut Kartono1, pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan
khusus, dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat memengaruhi kelompok
yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama yang mengarah pada
pencapaian sasaran tertentu. Pemimpin yang menerapkan komunikasi dakwah
sebagai salah satu alternatif pencapaian tujuan berarti pribadi yang memiliki
1
Kartini Kartono, Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), h. 193.
kecakapan mental spiritual, mempunyai posisi penting di sebuah kelompok
dan mampu mengendalikan bawahannya.2
Alat dari strategi ini adalah komunikasi interpersonal yang dilakukan
secara tatap muka. Konten pesan yang disampaikan tidak serta merta
menjelaskan program-program IKADI, namun disisipi dengan muatan dakwah
fardiyah dengan karakteristik sebagai berikut3:
Adanya mukhathabah (berbincang-bincang) dan muwajahah (tatap muka) dengan mad’u secara dekat dan intens. Hal ini mempermudah terbukanya berbagai macam permasalahan dan problem yang tidak mungkin
dilakukan ketika menghadapi orang banyak.
Istimrariyah. Terjaganya keberlanjutan dakwah, khususnya di saat-saat sulit dan dalam kesempitan.
Berulang-ulang. Dapat dilakukan setiap saat tanpa menunggu momen tertentu.
Mudah, bisa dilakukan setiap orang.
Bisa terhindar dan tertutupi dari pandangan manusia, terutama musuh.
Dapat menghasilkan asas dan pilar-pilar amal.
Dakwah fardiyah dapat membantu mengungkap potensi dan bakat terpendam.
Tahapan dalam dakwah fardiyah:
Membina hubungan dan mengenal setiap orang yang hendak didakwahi
Membangkitkan iman yang mengendap dalam jiwa
2
Rafy Saputri, Psikologi Islam Tuntutan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta. Rajawali Press, 2009), hlm. 409.
3
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Tangerang: UIN Jakarta Press, 2003), hlm. 115.
Membantu memperbaiki keadaan mad’u dengan memperkenalkan perkara -perkara yang bernuansa ketaatan kepada Allah dan bentuk-bentuk ibadah
yang diwajibkan.
Menjelaskan tentang pengertian ibadah secara menyeluruh.
Menjelaskan bahwa keberagaman kita tidak cukup hanya dengan keislaman diri sendiri.
Menjelaskan bahwa cita-cita Islam yang besar tidak akan dapat tertunaikan jika umat Islam tidak bersatu padu mewujudkannya.
Menjelaskan tentang kesadaran seorang mad’u terhadap kepentingan
sebuah jama’ah.
Beberapa jama’ah yang telah bermitra dalam program IKADI Jember
adalah Dr. IR. Teguh Wahyudi M.Eng, direktur Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia yang menjadi fasilitator pengajian akbar Majlis Dhuha dan
manajer wilayah II PTPN XII Jember, yaitu Bapak Endang Sulaiman. Kedua
pemimpin lembaga ini telah membantu menyediakan tempat secara gratis
untuk pengajian akbar setiap bulannya. Sehingga dapat menghemat anggaran
organisasi dan dapat dialokasikan kepada program bina santri atau santunan
anak yatim.
3. Strategi Iqro’
Iqro’ adalah perintah Allah yang pertama kali diberikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Jibril. Iqro’ dalam bahasa Arab merupakan kata perintah yang berarti „bacalah’. Tidak hanya sekedar membaca tulisan secara
tekstual, namun dapat menyiratkan secara kontekstual dan mengkonstruknya
menjadi sebuah realitas.
Makna ini telah dioperasionalisasikan secara taktis oleh tim kreatif IKADI
Jember dengan mengabadikan setiap kegiatan dalam bentuk foto. Foto
merupakan gambaran realitas yang dimiliki oleh masing-masing orang. Setiap
orang telah dibekali kemampuan untuk menafsirkan apapun yang dilihatnya.
Foto yang baik, adalah representasi dari realita dan akan terpersepsi ke dalam
benak setiap individu yang akhirnya menciptakan kesan.
`Pernah suatu ketika, Ustadz Abu Hasanudin ketua umum IKADI Jember
mendapatkan undangan untuk menjadi khotib Jumat di Bank Indonesia. Maka,
kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh IKADI Jember. Berangkatlah
Ustadz Abu Hasanudin bersama Ustadz Agus Rahmawan selaku humas
IKADI Jember. Tidak banyak orang yang berpeluang untuk bertemu dengan
pejabat Bank Indonesia. Di momen itulah, mereka sempatkan untuk
bersilaturrahim dengan petinggi-petinggi Bank Indonesia dan menyampaikan
program-program IKADI Jember. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki
oleh pejabat tersebut, tentunya tidak dapat menjelaskan banyak hal. Namun,
kesempatan emas tidak bisa dilewatkan begitu saja. Setidaknya ada
dokumentasi pertemuan mereka yang akan memperkuat kepercayaan jama’ah kepada IKADI Jember.
Setelah proses rekrutmen jama’ah, maka diperlukan strategi untuk membina loyalitas dan meningkatkan kepercayaan jama’ah. Beberapa cara yang dilakukan IKADI Jember untuk membina loyalitas dan kepercayaan
Menerbitkan buletin gratis bagi jama’ah IKADI Jember setiap satu bulan sekali.
IKADI Jember bekerja sama dengan percetakan Soerabaja’45 dalam pembuatan buletin. Juliyanto Ari Wibowo owner CV. Soerabaja’45 adalah salah satu jama’ah IKADI yang telah mewakafkan tiga rukonya kepada Ma’had Tahfidz Ibnu Katsir binaan IKADI Jember. Sistem kerja sama antara kedua lembaga ini adalah profit sharing. Buletin IKADI dicetak secara gratis,
dan Soerabaja’45 boleh beriklan dalam buletin tersebut. Tidak hanya
Soerabaja’45 yang berpartisipasi dalam pembuatan buletin ini. Beberapa
pengiklan juga melirik potensi beriklan di buletin IKADI Jember yang telah memiliki ribuan jama’ah.
Membagikan kalender
Menjelang akhir tahun, IKADI Jember membagikan kalender kepada jama’ah. Dalam kalender tersebut berisikan jadwal pengajian akbar PTPN XII dan
Majlis Dhuha. Ada pula program-program wakaf bagi calon donatur sebagai
bentuk sosialisasi. Gambar di dalam kalender pun dipilih dengan selektif yang
kira-kira dapat menjadi sarana iqro’ bagi para jama’ah.
Gathering donatur.
Adanya pengajian VIP untuk para eksekutif yang dikemas elegan dan materi pun disesuaikan dengan latar belakang pendidikan jama’ah. Memberikan pelayan khusus kepada donatur merupakan prinsip IKADI Jember untuk
Melampirkan transparansi dana infak jama’ah melalui buletin.
Mengeluarkan harta di jalan Allah memang berat untuk dilakukan. Apalagi
dengan kebutuhan manusia yang beragam dan terus bertambah seiring dengan
perkembangan zaman. Walaupun ayat-ayat Allah Swt telah sangat jelas
menerangkan bahwa pahala dan rizki yang jauh lebih besar akan datang, jika
kita berinfaq di jalanNya.
Program-program dakwah tentunya tidak akan mudah terlaksana tanpa bantuan dari jama’ah. Oleh karena itu, IKADI berinovasi dengan menyediakan paket-paket wakaf yang sekiranya meringankan bagi jama’ah.
Beberapa program fundraising yang dikhususkan untuk Ma’had Tahfidz Ibnu Katsir adalah:
a) Wakaf Tunai Mobil-QU
Mobil Qur’an pertama di Indonesia. Merupakan kendaraan operasional
untuk menyukseskan GeMMA (Gerakan Mencintai dan Memuliakan Al-Qur’an) sejak September 2012. Cicilan Rp 4.400.000 per bulan selama 35 kali dan telah tertanggung sebanyak 15 kali. Paket cicilan yang disediakan;
1 bulan penuh (4,4 juta), ½ bulan (2,2 juta), ¼ bulan (1,1 juta), suka-suka
(ditentukan oleh donatur sendiri).
b) Ortas-QU
Program orang tua asuh Qur’an yang merupakan program beasiswa untuk
biaya pendidikan ma’had, asrama, makan mahasantri Ma’had Tahfidz Ibnu
Katsir. Program ini ditawarkan sebagai investasi strategis dalam rangka
sinergi amal sholeh untuk menyukseskan GeMMA dengan menanggung
institusional). Paket yang ditawarkan: paket A = Rp 1.000.000,-, paket B =
Rp 500.000,-, paket C = Rp 250.000,- dan paket suka-suka.
c) Wakaf Tunai Gedung-QU
Program wakaf tunai untuk pembelian asrama santri, pembangunan
gazebo, Aula dan bangunan pennjang lainnya. Paket yang ditawarkan:
paket A (Rp 6.500.000,-), paket B (Rp 3.250.000,-), paket C (Rp
1.625.000,-) dan paket Spesial (paket gedung Asrama, kelas, kamar mandi,
dapur, dan lain-lain).
d) Wafak Tunai Tanah-QU
Program wakaf tunai dalam rangka pengembangan kampus 1 dengan
membebaskan tanah 3.000 m untuk menambah komplek Ma’had Ibnu
Katsir. Paket sertifikat wakaf tunai; 20 meter (Rp 1.000.000,-), 10 meter
(Rp 500.000,-), 5 meter (Rp 250.000,-) dan paket special.
e) Masjid-QU
Adalah program donasi baik aad wakaf maupun infaq terikat untuk
pembangunan masjid Kampus II Ibnu Katsir baik bangunan masjid
maupun sarana dan prasarana. Donatur bebas memilih bila akan
mendukung barang/kebutuhan bangunan.
f) Jariyah-QU
Adalah program pendayagunaan ZIS (Zakat, Infaq, Shodaqoh) kaum
muslimin yang terikat khusus peruntukan. Dalam hal ini, IKADI Jember
melalui ma’had Ibnu Katsir wajib melaksanakan amanah sebaik-baiknya
Jama’ah IKADI Jember yang telah mendonasikan hartanya, akan dilampirkan laporannya setiap terbit buletin IKADI. Para donatur juga akan
mendapatkan kiriman buletin ini sebagai laporan secara gratis.
Turut melibatkan jama’ah dalam program ma’had tahfidz Ibnu Katsir
Sebelum pengajian Majlis Dhuha (Ahad, 22 Desember 2013) dimulai, MC
yang memandu acara memberikan selingan ice breaking kepada jama’ah. Yaitu berupa kuis tebak gambar yang tersembunyi dalam angka. Kuis
semacam ini tentulah pernah dijumpai di televise. Biasa, para peserta kuis
diwajibkan untuk memilih satu nomor. Di dalam nomor tersebut tersimpan
nominal hadiah yang akan didapatkan. Namun berbeda dengan kuis pengajian
Majlis Dhuha kala itu. Salah satu jama’ah secara bergantian diminta untuk memilih angka 1-12 secara acak. Di dalam nomor tersebut tersimpan
program-program wakaf dan seruan kepada jama’ah untuk melakukan kebaikan. Seperti
program wakaf mobil pesantren, wakaf orang tua asuh, wakaf tanah, dan
lain-lain. Strategi ini berhasil mendorong semangat jama’ah yang hadir untuk berpartisipasi secara aktif membantu terealisasinya kegiatan dakwah.
Setelah menerapkan strategi peningkatan kepercayaan dan loyalitas jama’ah,
maka perlu diimbangi dengan peningkatan partisipasi jama’ah agar tetap semangat dalam beramal sholeh. Pada point ini, sangat ditentukan faktor reward yang diperoleh jama’ah. Dengan adanya reward, jama’ah akan senang untuk hadir di setiap pengajian dan mengajak yang lain untuk ikut bergabung. Beberapa
cara-cara sederhana yang dilakukan oleh IKADI Jember adalah sebagai berikut:
Memberikan doorprize
Mengapreasiasi semangat jama’ah yang berusia lanjut
Mengapresiasi jama’ah yang membawa massa ke pengajian.
E. Aplikasi Strategi Komunikasi Dakwah Terhadap Tingkat Partisipasi Jama’ah Ikatan Da’I Indonesia (IKADI) Jember
Efektivitas strategi komunikasi pada IKADI Jember sangat menetukan tingkat
partisipasi jama’ah. Hal ini terlihat dari temuan data di lapangan yang menggambarkan beberapa aspek dari komponen komunikasi menurut Laswell
(who says what, in what channel, to whom, with what effect), yaitu;
a. Aspek Komunikator
Tingkat popularitas narasumber ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat partisipasi jama’ah IKADI Jember. Hal ini ditunjukkan oleh data yang menyatakan 93,3% responden tidak mempermasalahkan tingkat popularitas
narasumber. Siapapun pembicaranya, jama’ah akan tetap hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Di sisi lain, metode penyampaian narasumber justru sangat berpengaruh terhadap tingkat kehadiran jama’ah Pernyataan ini dibuktikan oleh 48,7% responden yang menyatakan metode ceramahlah yang paling disukai
jama’ah. Metode ceramah yang menggunakan komunikasi publik dan dikemas
dalam bahasa semi training motivasi menjadi andalan strategi komunikasi IKADI
Jember. Metode penyampaian yang berbeda dengan ceramah-ceramah pada
umunya yang bersifat kaku dan linear.
IKADI Jember di setiap kegiatannya yang melibatkan jama’ah menggunakan metode repeating (pengulangan pesan) yang tujuannya mendorong jama’ah agar terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan fundrising. Sedangkan dalam
pengajian-pengajian akbar yang diselenggerakan, IKADI Jember sebagai fasilitator, berupa
mengarahkan narasumber untuk menggunakan metode canalizing dalam
ceramahnya. Sehingga, jama’ah IKADI yang awalnya datang dengan berbagai
alasan dan tujuan, dapat menyatu ke dalam acara tersebut dan pesan dapat
tersampaikan.
Walaupun narasumber yang didatangkan tidak semua narasumber yang
populer, namun narasumber-narasumber IKADI Jember dinyatakan memiliki
ethos dan kredibilitas yang tinggi. Ethos dan kredibilitas komunikator sangat
menetukan efektivitas komunikator sebagai penyampai pesan kepada khalayak.
Ethos ditentukan oleh tiga hal; good sense, good moral, dan good will. Sedangkan
kredibilitas dipengaruhi oleh keahlian dan kepercayaan.
Tipe narasumber IKADI Jember adalah tipe derived credibility yakni
kredibiltas yang diperoleh saat komunikasi berlangsung, bagi jama’ah yang belum mengenal sosok narasumber dengan baik. Kesimpulannya, yang membuat tingkat
kehadiran jama’ah pada pengajan-pengajian IKADI Jember tinggi adalah karena
metode penyampaian dakwahnya berbeda dengan ceramah-ceramah pada
umumnya.
b. Aspek pesan
Jama’ah dapat menangkap isi pesan sebelum mengikuti pengajian melalui tema. Tema yang menarik akan meningkatkan rasa kuriositas khalayak untuk
hadir dan berpartisipasi dalam acara tertentu. Perhatian menjadi tolak ukur untuk
menilai keberhasilan proses komunikasi.
Pada jama’ah IKADI Jember, strategi penyususnan pesan melalui tema telah berhasil mendapatkan perhatian 73,3% responden yang meyakini apapun tema
yang diusung oleh IKADI Jember pastilah bermuatan positif dan menarik. Tema
yang diangkat adalah both side issue di mana suatu permasalahan diungkap dari
sisi positif, negatif, gagasan yang sedang berkembang dan konsepsi dari
narasumber dipadupandakan menjadi suatu pemahaman tertentu untuk
memengaruhi khalayak.
Kondisi jama’ah IKADI Jember yang mayoritas berpendidikan, sangat cocok dengan materi atau tema yang mengandung both side issue sebagaimana yang
dikemukakan oleh Wilbur Schramm tentang penyajian masalah dalam pesan
sebagai berikut4:
1. Jika ingin berkomunikasi dengan orang-orang yang sejak awal berbeda
pendapat, maka gunakan both side issue
2. Pada orang-orang yang sudah memiliki pemahaman yang sama (mutual
understanding) gunakan one side issue.
3. Pada golongan terpelajar gunakan both side issue.
4. Pada orang awam gunakan one side issue.
c. Aspek Media Komunikasi
Media komunikasi yang digunakan oleh IKADI Jember cukup efektif untuk
meningkatkan partisipasi jama’ah. Dalam upaya branding suatu program, SMS
merupakan metode publikasi yang paling efektif. Strategi top down dalam tahap rekrutmen sangat efektif meningkatkan tingkat partisipasi jama’ah di kalangan institusi sebanyak 26,7%. Brosur dan kalender telah menghasilkan partisipasi aktif
sebanyak 41,5%. Pemanfaatan media elektronik massa (radio dan televisi) kurang
4
efektif menunjukkan bahwa peminatan TV lokal di daerah masih rendah. Di
samping itu, biaya pemasangan iklan relatif mahal jika menggunakan media
elektonik.
d. Aspek Komunikan
Data demografis responden menyatakan partisipasi jama’ah IKADI
Jember didominasi oleh orang dewasa dikisaran umur 20-40 tahun. Usia
ddewasa dimulai sejak berakhirnya kegoncangan kejiwaan yang menimpa
masa remaja. Elizabeth B. Hurlock, menentukan usia dewasa dini dimulai dari
usia 18 ahun sampai kira-kira 40 tahun. Rita Atkinson menentukan usia
dewasa dimulai dari 25-40 tahun, sedangkan di Indonesia batas kedewasaan
adalah usia 21 tahun.
Pada masa dewasa, menurut konsep Islam adalah fase dimana seseorang
telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spiritual
dan agama. Agama mulai dipandang penting dalam hidup. Sedangkan
pengkajian nilai melalui kegiatan-kegiatan keagamaan diharapkan menjadi
pengokoh perjalanan hidup di dunia dan persiapan bekal di akhirat. Pekerjaan,
ideoelogi, kegiatan sosial, biasanya akan dikaitkan dengan tuntutan agama.
Kualitas ibadah saat ini akan terlihat jelas. Orang-orang dewasa dini lebih
memperhatikan hal-hal keagamaan jika tetangga, keluarga, dan
teman-temannya aktif dalam organisasi atau kegiatan keagamaan. Dan pada masa ini,
kegagalan-kegagalan hidup mulai diatasi dengan bantuan agama, sekalipun dia
selama hidupnya kurang mengamalkan agama atau kurang keyakinannya.5
5
Heny Narendrany Hidayati, Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 130.
Secara umum, perbedaan kategori umur berdasarkan perkembangan kognitf
dan psikososial adalah sebagai berikut6:
Tabel 5
Perkembangan Kognitif dan Psikososial Manusia
Tahap Perkembangan Kognitif Perkembangan Psikososial
Remaja
(11-20 tahun)
Kemampuan untuk
berpikir abstrak dan
menggunakan penalaran
ilmiah berkembang.
Pikiran yang belum
matang bertahan pada
beberapa sikap dan
perilaku.
Pencarian identitas,
mencakup identitas seksual,
menjadi pusat. Kelompok
teman seusia biasa
menimbulkan pengaruh
positif atau negatif.
Dewasa Muda
(20-40)
Pikiran dan penilaian
moral menjadi lebih rumt.
Membuat pilihan atas
pendidikan dan pekerjaan.
Berbagai trait dan gaya
kepribadian relatif stabil,
perubahan kepribadian
mungkin dipengaruhi oleh
tahapan dan peristiwa
kehidupan. Berbagai
keputusan dibuat mengenai
hubungan dekat dan gaya
hidup pribadi. Kebanyakan
orang menikah dan menjadi
6
orang tua.
Dewasa tengah
(40-60 tahun)
Kemampuan mental
berada kondisi puncak;
memiliki keahlian dan
keterampilan yang tinggi
dalam menyelesaikan
masalah praktis.
Pemahaman identitas terus
berkembang. Transisi
kehidupan paruh baya terjadi.
Anak-anak mulai
meninggalkan rumah
terjadilah empty nest.
Dewasa tua
(60 tahun ke atas)
Kebanyakan orang
waspada secara mental.
Meskipun kecerdasan dan
ingatan mengalami
kemunduran
Pensiun dari pekerjaan. Lebih
banyak mengembangkan
strategi untuk mengatasi
kehilangan pribadi dan
kematian yang sudah dekat.
Jama’ah IKADI mayoritas menumpuh jenjang pendidikan tinggi. 63,3% telah
memiliki pekerjaan tetap, sedangkan 36,7% diwakili oleh pelajar dan mahasiswa.
Sebanyak 40% PNS diwakili oleh kelompok dosen dan guru. Ini menunjukkan
segementasi khalayak IKADI Jember adalah kaum kelas atas yang berpendidikan
dan notabene berpenghasilan. Segmentasi inilah yang akan memengaruhi tingkat
partisipasi jama’ah sebagai efek komunikasi.
e. Aspek efek komunikasi
Bentuk-bentuk partisipasi merupakn efek dari keberhasilan proses
partisipasi jama’ah IKADI Jember sangat tinggi dengan melihat beberapa item kategori:
1. Keaktifan mengakses informasi jama’ah IKADI Jember 9,8 % melalui facebook, kalender dan brosur 41,5%, bertanya pada jama’ah lain 19,5%,