• Tidak ada hasil yang ditemukan

95 2.2 Program satelit Himawari 8/9

MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI)

95 2.2 Program satelit Himawari 8/9

 Misi Satelit Himawari 8/9 mempunyai misi khusus meteorologi yang dikembangkan dari satelit sebelumnya, antara lain:

- menjaga kesinambungan dan meningkatkan pengamatan cuaca melalui satelit untuk bencana dan ramalan cuaca,

- meningkatkan kemampuan ramalan cuaca dalam jangka waktu yang pendek (6 jam) untuk deteksi dan prediksi cuaca buruk,

- meningkatkan akurasi prediksi cuaca numerik,

- meningkatkan pemantauan iklim dan masalah lingkungan.

 Spesifikasi Data

Satelit Himawari 8/9 dilengkapi dengan sensor Advance Himawari Imager (AHI), dengan memiliki 16 band yang terdiri dari 3 band visible, 3 band NIR (Near Infrared), dan 10 band Infra merah (IR) atau thermal. Resolusi spasial yang dimiliki satelit Himawari 8/9 pada band

visible 0,5 km x 0,5 km dan 1 km x 1 km

per piksel, pada band Infrared 2 km x 2 km per piksel, pada band near infrared (NIR) 1 km x 1 km dan 2 km x 2 km per piksel. Resolusi temporal pada satelit Himawari 8/9 sebesar 10 menit. Sedangkan untuk pengamatan khusus dan wilayah Jepang resolusi temporal setiap 2,5 menit.

 Operasional Satelit Himawari 8/9 Satelit Himawari 8 diluncurkan pada tahun 2014 dan mulai beroperasi pada tahun 2015, selanjutnya satelit Himawari 9 diluncurkan pada tahun 2016 dan akan menunggu di orbit selama satelit Himawari 8 beroperasi. Satelit Himawari 9 rencana akan dioperasikan pada tahun 2022 setelah satelit Himawari 8 berhenti dioperasikan. (Johnson and Zajic, 2014).

 Perolehan Data

Perolehan data satelit Himawari 8/9 akan distribusikan langsung kepada pengguna oleh JMA (Japan

Meteorological Agency) melalui internet

dalam waktu beberapa saat setelah diterima dari satelit melalui stasiun bumi. Data selanjutnya didistribusikan setiap 10 menit sekali untuk data seluruh band AHI yang telah terkoreksi pada level 1. Data satelit Himawari 8/9 hanya akan diterima di Stasiun Bumi JMA di Jepang. Data yang memuat seluruh band AHI sangat besar dan membutuhkan sistem penerima data sehingga data hanya di terima di Stasiun Bumi JMA di Jepang. Data yang sudah diproses untuk daerah tertentu dapat diperoleh melalui situs JMA dengan alamat web sebagai berikut: http://mscweb.kishhou.go.jp/sat_dat/i mg/reg/sat_img.htm

Tabel 2-3: SPESIFIKASI BAND AHI (ADVANCED HIMAWARI IMAGER) PADA HIMAWARI 8/9

Bands Gelombang (μm) Panjang Spasial (km) Resolusi

Band 1–Blue } 0.43 – 0.48 1 km Band 2–Green }-RGB 0.50 – 0.52 1 km Band 3–Red } 0.63 – 0.66 0.5 km Band 4 0.85 –0.87 1 km Band 5 1.60 –1.62 2 km Band 6 2.25 –2.27 2 km Band 7 3.74 –3.96 2 km

Band 8 - Water Vapor 6.06 –6.43 2 km

Band 9 - Water Vapor 6.89 –7.01 2 km

Band 10- Water Vapor 7.26 –7.43 2 km

Band 11- SO₂ 8.44 –8.76 2 km Band 12- Oᶾ 9.54 –9.72 2 km Band 13 } Atmos- 10.3 –10.6 2 km Band 14 }-pheric 11.1–11.3 2 km Band 15 } Window 12.2 –12.5 2 km Band 16- CO₂ 13.2 –13.4 2 km Sumber: JMA, 2013

96

Tabel 2-4:PELAYANAN HIMAWARI CAST Tipe Data Format Catatan

Himawari -8/9

Imagery (Full Disk)

File HIRIT File LRIT

- Compatible dengan

MTSAT, layanan HRIT dan

LRIT

- Setiap 10 menit, 41 GB/hari

- HRIT: 5 band; LRIT: 3 band

- Resolusi spasial lebih kasar dari pada

HSD (Himawari Standart Data)

NWP Products (GPV) Format SATAID

- JMA Global Model (GSM)

product

- Setiap 6 jam, 40 MB/ hari

In-situ Observation (surface,ship,upper)

Format SATAID

- Data pengamatan dikumpulkan dari Asia Timur dan daerah Pasifik Barat - 5MB/hari ASCAT Ocean Surface Wind (EUMETSAT) Format SATAID

- Awalnya disediakan oleh

EUMETSAT OSI SAF dan

dikonversi ke dalam

format SATAID oleh JMA

- 5MB/hari Sumber: JMA, 2014.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan data satelit Himawari-8 ini berpotensi untuk mendeteksi liputan awan penghasil hujan dengan menggunakan variabel suhu kecerahan dari kanal inframerah, serta pengamatan cuaca dan iklim, yang selanjutnya dapat digunakan untuk analisis penyebab bencana terutama bencana banjir dan longsor yang merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia. Menurut statistik bencana dimana kejadian bencana banjir ini mempunyai frekuensi sangat tinggi mencapai sekitar 31,4 % dari kejadian bencana yang terjadi di Indonesia. (BNPB, 2017; Yulianto et al., 2015).

Potensi data satelit Himawari dapat dimanfaatkan untuk analisis mitigasi bencana sebagai contoh kejadian banjir

yang terjadi pada bulan Februari 2017 di Kabupaten Minahasa Utara, yang menggenangi beberapa desa yang terdapat di 4 kecamatan, antara lain: Kecamatan Likupang Timur, kejadian banjir meliputi 4 desa yaitu di Desa Maen, Desa Kampung Ambon, Desa Likupang I, dan Desa Rinondoran. Kejadian banjir di Kecamatan Likupang Barat terjadi di Desa Munte, sedangkan kejadian banjir di Kecamatan Kema terjadi di Desa Kema III, dan kejadian banjir di Kecamatan Kalawat terjadi di Desa Kaweruan.

Banjir yang terjadi di Kabupaten Minahasa Utara pada bulan Februari 2017 disebabkan oleh terjadinya curah hujan yang tinggi, maka saluran air sudah tidak mampu menampung air lagi sehingga air sungai akan meluap dan terjadi banjir.

Potensi Pemanfaatan Data Satelit Himawari (Nanik Suryo Haryani)

97

Hasil analisis curah hujan dari data satelit Himawari-8, seperti pada Gambar 3-1, menunjukkan terjadinya curah hujan yang tinggi di wilayah Minahasa Utara. Gambar 3-1 terlihat pada lingkaran berwarna biru, menunjukkan saat kejadian banjir tanggal 22 Februari 2017. Pada Gambar 3-1 peluang curah hujan ditunjukkan dengan warna biru muda, hijau hingga merah, yakni terjadi curah hujan mencapai sebesar 30-125 mm/hari.

Contoh lain dari kejadian banjir di Kota Garut, pada Gambar 3-2 terlihat segi empat berwarna merah muda, yang terjadi pada tanggal 20 September 2016. Banjir besar yang terjadi di Kota Garut

akibat luapan sungai Cimanuk yang membelah kawasan perkotaan Garut. Berdasarkan analisis potensi banjir dengan menggunakan data liputan awan dari Himawari-8 seperti pada Gambar 2, dimana liputan awan yang berpotensi hujan pada tanggal 20 September 2016 pada jam 18 dan jam 21 waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) terlihat di Kota Garut terjadi potensi hujan lebat hingga sangat lebat, saat kejadian banjir ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2 liputan awan yang berpotensi hujan berwarna kuning dan merah.

(http://pusfatja.lapan.go.id/banjir.php).

Gambar 3-1: Curah hujan dari data Himawari-8 pada tanggal 22 Februari 2017 di Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara

Gambar 3-2: Liputan awan potensi hujan dari data Himawari-8 pada tanggal 20 September 2016 di Garut, Provinsi Jawa Barat

98

4 PENUTUP

Berdasarkan kajian dan analisis data satelit Himawari bahwa satelit Himawari ini memiliki peningkatan kemampuan yaitu band bertambah menjadi 16 band, pengamatan cuaca menjadi setiap 10 menit. Sehingga

Japan Meteorological Agency (JMA) akan

meningkatkan sistem penerima data yang lebih cepat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak, khususnya para pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) - LAPAN yang telah memberikan dukungan dan masukan serta saran-saran sampai makalah ini selesai dan dapat diterbitkan

DAFTAR RUJUKAN

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 2017. Statistik Bencana Banjir

2017. Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPB). Jakarta.

Johnson, M. And Zajic, J., 2014. Himawari

Overview. Proving Ground Oconus/

User Readiness Conference. July 29, 2014. Japan.

Kamura, T., 2013. Up to date Information on

Japanese Next-Generation Himawari – 8/9 Satelites for User’s Preparedness.

Side event “Insuring the Preparedness of User’s to The New Generation of Satelites”. Japan Meteorological Agency (JMA). May 2013. Japan.

Yulianto F., et al., 2015. Detecting Areas

Affected by Flood Using Multi-temporal ALOS PALSAR Remotely Sensed Data in Karawang, West Java, Indonesia.

Springer. Natural Hazards. June 2015, Vol. 77, 959-985. http://www.jma.go.jp/jma-eng/ satelite/ http://mscweb.kishou.go.jp/himawari89/ http://ds.data.jma.go.jp/mscweb/data/himaw ari/ http://pusfatja.lapan.go.id/banjir.php.

Japan Meteorological Agency (JMA), 2013.

Himawari 8/9 Satellite Data. Japan

Meteorological Agency (JMA). Japan. Japan Meteorological Agency (JMA), 2014.

Himawari 8/9 Data Distribution/ Dissemination Plan. World Meteorological

Organization: Commission for Basic Systems Open Programme Area Group on Integrated Observing System. Expert Team on Satellite Utilization and Products Eighth Session, April 14-17, 2014. Geneva, Switzerland.

Human Task Analysis dan Sherpa... (Herry Purnomo dan Setiadi)

99

Dokumen terkait