• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.2 Keterangan Para Informan Mengenai Strategi Pengembangan

4.2.3 Promosi

Kegiatan promosi/penawaran merupakan kegiatan penting dalam menunjung keberhasilan kegiatan wisata. Promosi kepariwisataan mempunyai tujuan untuk menarik perhatian umum terhadap komponen-komponen produk pariwisata yang ditawarkan dan mempengaruhi wisatawan untuk mengkonsumsi produk tersebut untuk kebutuhan dirinya. Untuk mengetahui bagaimanakah dinas melakukan promosi objek wisata pemandian air panas Doulu, penulis bertanya kepada Kepala Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata Ibu Pintamuli Pinem. Pertanyaanya adalah : Promosi merupakan salah satu komponen pariwisata yang cukup penting. Apa langkah yang dilakukan untuk mengembangkan objek wisata pemandian air panas Doulu ini dari segi promosi ? Jalur promosi apa yang di tempuh ?

Beliau menjawab :

“ Untuk promosi, kami telah mengadakan banyak upaya promosi, diantaranya dengan mencetak buklet, brosur-brosur dan foto-foto objek wisata pemandian air panas berlatarkan Gubung Sibayak. Pada saat ini, sudah ada situs resmi mengenai kepariwisataan Karo yang bisa diakses melalui internet, disana bisa di lihat seluruh destinasi pariwisata yang ada di Karo, salah satunya adalah Objek Wisata Pemandian Air Panas Raja Berneh yang ada di desa Doulu. Pada tahun 2006, kami melakukan promosi ke luar provinsi yaitu ke Jakarta. Pada kesempatan itu, kami mempromosikan objek wisata ini dan membawa serta buklet-buklet maupun foto yang dicetak. Dengan demikian, orang-orang disana memperoleh informasi gambaran yang jelas tentang objek wisata yang ada di Kabupaten Karo. Selain itu, kami juga telah mengeluarkan surat ke berbagai ogranisasi kepariwisataan yang tidak hanya ada di Kabupaten Karo, juga di daerah luar Karo. Brosur-brosur juga disebarkan ke hotel-hotel.”

Berdasarkan jawaban informan diatas dapat diketahui bahwa Dinas telah melakukan promosi untuk memperkenalkan objek wisata pemandian air panas kepada

brosur dan foto objek wisata tersebut dan menyebarkannya kepada umum. Kegiatan promosi juga dilakukan melalui akses internet mengenai situs kepariwisataan di Kabupaten Karo. Dinas juga telah berhasil menjangkau daerah luar provinsi untuk mempromosikan kawasan wisata tersebut, seperti jakarta. Langkah promosi selanjutnya adalah dengan mengedarkan surat-surat kepada organisasi kepariwisataan yang tidak hanya ada di wilayah Kabupaten Karo, tetapi juga yang ada di luar Kabupaten Karo. Promosi juga dilakukan dengan menyebarkan brosur ke hotel-hotel. Hal ini menunjukkan bahwa Dinas telah menempuh usaha promosi yang cukup berarti dalam rangka memperkenalkan objek wisata ini kepada masyarakat luas.

Kemudian penulis kembali bertanya kepada beliau tentang keterlibatan pihak-pihak lain dalam upaya mempromosikan objek wisata pemandian air panas Doulu. Pertanyaan yang diajukan oleh penulis adalah : Apakah ada kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain untuk mempromosikan objek wisata ini ?

Beliau menjawab :

“ Ada untuk promosi, kami bekerjasama dengan Depperindagkom. Mereka membantu kami dalam memberikan informasi kepada umum tentang pariwisata di Karo. Selain itu dengan pihak hotel di Karo, kami memberikan brosur ke hotel-hotel untuk diberikan kepada setiap pengguna hotel.”

Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa Dinas telah menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam hal promosi objek wisata tersebut. Adapun pihak-pihak yang menjadi rekan Dinas dalam mempromosikan objek wisata pemandian air panas Doulu adalah Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Komunikasi (Depperindagkom) serta pihak hotel yang ada di Karo.

Selanjutnya penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai langkah promosi lain yang pernah dilakukan oleh Dinas. Penulis kembali bertanya kepada beliau dengan pertanyaan : Menurut Ibu, apakah langkah promosi yang telah dilakukan selama ini

sudah bagus dan sesuai dengan kebutuhan objek wisata ini ataukah perlu ditempuh strategi promosi yang lain ?

Beliau menjawab :

“ Menurut kami langkah promosi tersebut masih sesuai dengan kondisi saat ini. Pernah juga kami melakukan promosi melalui kegiatan tahunan seperti Pesta Bunga dan Buah di Berastagi ini. Selain melaksanakan even budaya dan seni, di pesta ini sekaligus diperkenalkan seluruh objek wisata yang ada di Kabupaten Karo, tidak terkecuali objek wisata pemandian air panas ini. Kegiatan tersebut secara tidak langsung telah membantu kami untuk memperkenalkan kawasan wisata tersebut kepada orang yang datang ke kegiatan tersebut. Sampai saat ini kami belum memikirkan strategi promosi yang lain.”

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa langkah promosi yang telah ditempuh oleh Dinas dinilai cukup bagus dan sesuai dengan kebutuhan objek wisata pemandian air panas saat ini. Ternyata, Dinas juga melakukan promosi di sela-sela kegiatan tahunan yakni Pesta Bunga dan Buah. Menurut beliau, kegiatan tersebut sangat membantu Dinas dalam mempromosikan objek wisata pemandian air panas Doulu kepada setiap orang yang hadir dalam kegiatan tersebut. Beliau juga mengatakan bahwa untuk saat ini Dinas belum memikirkan langkah promosi yang lain.

Lebih lanjut penulis ingin mengetahui tentang pendanaan /anggaran yang diberikan kegiatan promosi pariwisata, terutama untuk promosi objek wisata alam tersebut. Oleh karena itu, penulis kembali bertanya kepada beliau dengan pertanyaan : Bagaimana dengan ketersediaan dana atau anggaran untuk kegiatan promosi ? Apakah anggaran yang ditentukan cukup memadai ?

Beliau menjawab :

“ Terus terang, dari dulu anggaran yang disediakan untuk kegiatan promosi sangat terbatas. Demikian halnya dengan promosi objek wisata ini. Oleh karena itu, kegiatan promosi untuk tahun 2010 hanya pencetakan buklet saja. Dana yang diberikan tidak cukup untuk melaksanakan langkah promosi yang lain. Mudah-mudahan saja tahun depan anggarannya dapat ditingkatkan sehingg kegiatan promosi dapat dilakukan sebagaimana mestinya dan lebih maksimal.”

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dana yang disediakan untuk kegiatan promosi untuk tahun 2010 hanya dengan pencetakan buklet. Beliau berharap semoga tahun berikutnya anggaran diberikan kepada Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata dapat meningkat sehingga kegiatan promosi juga dapat dilakukan sebaik mungkin.

Sebagai pertanyaan penutup tentang promosi, penulis ingin mengetahui tentang permasalahan yang dihadapi oleh Kasi Informasi dan Promosi Pariwisata dalam upaya mempromosikan objek wisata di Kabupaten Karo dan bagaimana mereka menanganinya. Untuk itu penulis kembali bertanya kembali kepada beliau dengan pertanyaan : Apa masalah yang dihadapi oleh Seksi Informasi dan Promosi sendiri dalam mempromosikan objek wisata di Kabupaten Karo ? Bagaimana pula cara menanganinya ?

Beliau menjawab :

“ Masalah yang paling besar adalah masalah dana atau anggaran. Semua kegiatan harus kembali kepada ketersediaan dana anggaran yang diberikan. Dana yang sangat minim kami memanfaatkan sebaik mungkin untuk melaksanakan kegiatan promosi. Kegiatan promosi harus kami tekan supaya dana tadi cukup.”

Keterangan tersebut menjelaskan bahwa masalah dana atau anggaran merupakan masalah yang paling besar yang dihadapi oleh Kasi Informasi dan Promosi. Kondisi keuangan yang sangat minim mengakibatkan kegiatan promosi harus ditekan dan disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada.

Dokumen terkait