• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proporsi Penderita Kejang Demam pada Balita Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

HASIL PENELITIAN

5.3. Analisa Statistik

6.1.12. Proporsi Penderita Kejang Demam pada Balita Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi keadaan sewaktu pulang penderita kejang demam pada balita rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.12.Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kejang Demam pada Balita Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011.

Dari gambar 6.12. dapat dilihat bahwa proporsi penderita kejang demam pada balita berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang sembuh yaitu 50,0% dan terendah pulang meninggal 0,9%, maka diperoleh CFR (Case Fatality Rate) 0,9%.

Tingginya proporsi sembuh pada penderita kejang demam diasumsikan penderita cepat mendapatkan penanganan dan belum terlalu parah ketika sampai di rumah sakit. Penderita yang pulang berobat jalan akan melanjutkan pengobatan setelah keluar dari rumah sakit untuk pemulihan kondisi penderita. Penderita yang pulang atas permintaan sendiri kemungkinan memiliki berbagai alasan diantaranya

50,0%

25,5% 23,6%

0,9%

Keadaan Sewaktu Pulang pulang sembuh

pulang atas permintaan sendiri (PAPS)

pulang berobat jalan (PBJ)

merasa bayi atau anaknya sudah lebih baik, tidak mampu lagi membayar pengobatan dan penginapan di rumah sakit dsb. Satu orang penderita yang pulang meninggal dengan lama rawatan 2 hari berhubung dengan kondisi pasien yang sudah dalam keadaan parah dikarenakan mengalami kejang demam kompleks disertai gastroenteritis dan status gizinya kurang. Penderita merupakan pasien rujukan dari RS.Muhammadiyah yang sebelumnya sudah dirawat selama 3 hari di rumah sakit tersebut.

6.2. Analisa Statistik

6.2.1. Klasifikasi Kejang Demam Berdasarkan Umur

Proporsi klasifikasi kejang demam berdasarkan umur penderita kejang demam pada balita rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.13. Diagram Bar Proporsi Klasifikasi Kejang Demam Berdasarkan Umur Penderita Kejang Demam pada Balita Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011

73.1 58.7 42.9 26.9 41.3 57.1 0 10 20 30 40 50 60 70 80 >4 minggu -<1 tahun 1-3 tahun >3 - 5 tahun Pr o po rs i ( % ) Umur

Klasifikasi Kejang Demam kejang demam sederhana

Dari gambar 6.13. dilihat bahwa pada penderita dengan kelompok umur >4 minggu - <1 tahun dan kelompok umur 1-3 tahun paling banyak menderita kejang demam sederhana yaitu masing- masing 73,1% dan 58,7%. Pada kelompok umur >3-5 tahun paling banyak menderita kejang demam kompleks yaitu >3-57,1%. Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-Square di dapat nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara klasifikasi kejang demam berdasarkan umur.

6.2.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Klasifikasi Kejang Demam

Proporsi jenis kelamin penderita kejang demam pada balita berdasarkan klasifikasi kejang demam rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 6.14. Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Penderita Kejang Demam pada Balita Berdasarkan Klasifikasi Kejang Demam Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011

52.3 64.4 47.7 35.6 0 10 20 30 40 50 60 70

kejang demam sederhana kejang demam kompleks

P ropo rs i ( % )

Klasifikasi kejang demam

Jenis Kelamin laki-laki perempuan

Dari gambar 6.14. dapat dilihat bahwa proporsi penderita kejang demam sederhana lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki yaitu 52,3% dan lebih rendah pada jenis kelamin perempuan yaitu 47,7%. Proporsi penderita kejang demam kompleks lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki yaitu 64,4% dan dan lebih rendah pada jenis kelamin perempuan yaitu 35,6%. Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-Square di dapat nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan klasifikasi kejang demam.

6.2.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Klasifikasi Kejang Demam

Lama rawatan rata-rata penderita kejang demam pada balita berdasarkan klasifikasi kejang demam rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 6.15. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kejang Demam pada Balita Berdasarkan Klasifikasi Kejang Demam Rawat Inap

4.02 3.98

1 2 3 4 5

kejang demam sederhana kejang demam kompleks

Lama rawatan rata-rata (hari)

K la si fi k a si k e ja ng de m a m

Dari gambar 6.15. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita kejang demam pada balita, penderita kejang demam sederhana memiliki lama rawatan rata-rata 4,02 hari dan penderita kejang demam kompleks memiliki lama rawatan rata-rata 3,98 hari. Hasil analisa statistik menggunakan uji t-test di dapat nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan klasifikasi kejang demam.

6.2.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Lama rawatan rata-rata penderita kejang demam pada balita berdasarkan keadaan sewaktu pulang rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 6.16. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kejang Demam pada Balita Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011

Dari gambar 6.16. dapat dilihat bahwa penderita kejang demam pada balita yang pulang sembuh memiliki lama rawatan rata-rata 4,65 hari, penderita yang

4.65 3.96 2.82 2 0 1 2 3 4 5 pulang sembuh PBJ PAPS Pulang meninggal

Lama rawatan rata-rata (hari)

K e a da a n se w a k tu pula ng

pulang berobat jalan memiliki lama rawatan rata-rata 3,96 hari, penderita yang pulang atas permintaan sendiri memiliki lama rawatan rata-rata 2,82 hari dan penderita yang pulang meninggal memiliki lama rawatan rata-rata 2 hari.

Berdasarkan uji statistik anova diperoleh nilai p<0,05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang. Penderita kejang demam pada balita yang pulang dalam keadaan sembuh secara bermakna memiliki lama rawatan yang paling lama dibandingkan dengan pulang berobat jalan, pulang atas permintaan sendiri dan meninggal.

Lama rawatan yang lebih lama tersebut dikarenakan lamanya masa pengobatan pada penderita untuk memulihkan kondisi penderita kejang demam yang juga disertai dengan penyakit infeksi lain.

6.2.5. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Klasifikasi Kejang Demam

Dokumen terkait