• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.2. Proporsi Tingkat Kategori Berdasarkan Pengetahuan Responden Tentang HIV/AIDS

Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Tingkat Kategori Berdasarkan Pengetahuan Siswa/Siswi Kelas XI Tentang HIV/AIDS Di SMA Al-Azhar Medan Tahun 2014

Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat bahwa adanya variasi distribusi tingkat pengetahuan pada siswa/siswi kelas XI SMA Al-Azhar Medan Tahun 2014. Proporsi terbesar yaitu tingkat pengetahuan dengan kategori baik sebesar 70% dan proporsi terkecil tingkat pengetahuan dengan kategori kurang sebesar 30%. Hal ini sebabkan oleh adanya faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden yaitu sumber informasi yang didapatkan responden meliputi media elektronik dan media media cetak. Semakin baik dan semakin banyak informasi yang diterima siswa, maka semakin baik pula pengetahuan siswa dalam memahami HIV/AIDS.

Pengetahuan yang bervariasi dapat disebabkan oleh kemampuan belajar setiap orang yang berbeda-beda.20 Pengetahuan seseorang dapat berubah dan berkembang

sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman, tinggi rendahnya mobilitas. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap, perilaku dan tindakan seseorang. Pengetahuan yang benar tentang HIV/AIDS pada remaja dapat menghindari perilaku berisiko HIV/AIDS. Masa remaja (adolescent) merupakan peride yang kritis pada perkembangan manusia baik secara fisiologis, psikologis, dan sosial.

Pada penelitian ini didapatkan dari hasil kuesioner bahwa responden yang menjawab penyebab dari HIV/AIDS masih ada yang salah sebesar 14% disebabkan mereka berpresepsi bahwa virus human immunodeficiency virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan penyebab yang sama terhadap terjadi suatu penyakit HIV/AIDS dan yang menjawab benar menyatakan bahwa mereka sudah memahami jikalau berhubungan dengan penyebab dari HIV/AIDS karena mereka mendapatkan informasi dari media elektronik terutama internet. Pada HIV/AIDS menyerang pada sistem organ tubuh didapatkan frekuensi 65% yang menjawab benar dan 35% yang salah. Pada yang menyatakan salah sebesar 35% banyak menjawab menyerang pada sistem saraf dikarenakan menurut pemahaman mereka penderita HIV/AIDS dikarenakan narkoba sehingga efek samping dari penggunaan narkoba tersebut banyak menyerang syaraf sehingga sangat berkaitan dengan terjadinya HIV/AIDS.

24

Pada pertanyaan kuesioner HIV/AIDS termasuk golongan penyakit tertentu didapatkan hasil 88% menjawab benar dan 12% menjawab salah. Dalam frekuesi 12% banyak responden menjawab akut dikarenakan penderita HIV/AIDS tidak menderita salah satu penyakit saja tetapi mereka dapat terkena komplikasi dari

penyakit lainnya yang sering disebut infeksi opurtunistik. Pada pertanyaan selanjutnya yaitu tentang cara penularan HIV/AIDS didapatkan hasil 84% menjawab benar dan 16% menjawab salah. Pada pertanyaan penularan banyak siswa/siswi yang masih belum mengerti secara benar penularan HIV/AIDS tersebut didapatkan dari cara seperti apa sehingga dapat ditinjau dari hasil wawancara pada kuesioner masih banyak yang menjawab penularan HIV/AIDS didapatkan dari gigitan nyamuk, berpelukan dan berjabat tangan, satu toilet dan kolam berenang, makan sepiring, dan memakai pakaian si penderita yang mereka menganggapi bahwa apapun yang berhubungan dengan aktivitas si penderita merupakan suatu cara penularan.

Pertanyaan selanjutnya dengan pada cairan apa HIV/AIDS bisa didapati banyak yang menjawab benar sebesar 64% dan salah 36%. Pada gejala dini cirri-ciri penderita HIV/AIDS didapatkan hasil tertinggi pada jawaban salah sebesar 63% dan benar sebesar 37% dapat dilihat bahwa masih kurangnya pengetahuan siswa/siswi tentang gejala dini yang dilihat dari sipenderita HIV/AIDS, hal ini dikarenakan mereka tidak mendapatkan informasi secara spesifik mengenai gejala dini HIV/AIDS yang hanya mereka dapatkan cara penularan pada HIV/AIDS. Selanjutnya pada pertanyaan orang yang beresiko tertular banyak siswa/siswi sudah memahami dapat dilihat dari hasil frekuensi dengan jawaban benar sebesar 89% dan yang salah sebesar 11%. Pada kategori salah sebesar 11% dilihat dari kuesioner hanya menjawab 1 dari 4 jawaban yaitu hanya menjawab pengguna narkoba merupakan resiko tertinggi yang menyebabkan HIV/AIDS sedangkan pada yang banyak berganti pasangan tidak merupakan resiko tertinggi karena masih bisa dicegah dengan penggunaan kondom.

Pada pertanyaan pencegahan didapatkan hasil sebesar 74% jawaban benar dan salah 26%. Banyak responden yang belum mengetahui tentang pelayanan kesehatan terhadap ODHA didapatkan hasil 89% yang masih menjawab tidak tahu dan 11% mengetahui dan pada tempat memperoleh pelayanan kesehatan tes HIV/AIDS masih banyak yang salah dengan frekuensi tertinggi 71% dan benar 29%. Pada pertanyaan nama obat yang diberikan pada sipenderita ODHA masih banyak menjawab salah dengan frekuensi 77% dan salah 23%. Pada pertanyaan pengetahuan tentang tes mendeteksi virus HIV didapatkan jawaban yang salah 96% dan benar 4%. Hal ini dikarenakan informasi yang didapatkan dari media elektronik maupun media cetak tidak ada berkaitan tentang tempat maupun saran terhadap pelayanan kesehatan pada penderita HIV/AIDS dan pada pengobatan responden mengatakan tidak ada obat yang bisa mengobati penderita ODHA.

Hal ini menandakan masih belum komprehensifnya pengetahuan siswa/siswi SMA Al-Azhar Medan dikarenakan masih kurang informasi mengenai HIV/AIDS pada sistem belajar mengajar terhadap siswa/siswi. Agar dapat pengetahuan yang komprehensif pendidikan kesehatan seharusnya didapatkan siswa/siswi dari sistem pembelajaran.

Pada laporan perkembangan pencapaian tujuan Pembangunan Milenium Indonesia menyampaikan pada tahun 2002-2003, 65,8% wanita dan 79,4% pria usia 15–24 tahun telah mendengar tentang HIV/AIDS. Pada wanita usia subur usia 15–49 tahun, sebagian besar (62,4%) telah mendengar HIV/AIDS, tapi hanya 20,7% yang mengetahui bahwa menggunakan kondom setiap berhubungan seksual dapat

mencegah penularan HIV/AIDS, dan 28,5% mengetahui bahwa orang sehat dapat terinfeksi HIV/AIDS.

Sebuah penelitian pada tahun 2002 menunjukkan bahwa 38,4% dari pelajar sekolah menengah atas usia 15–19 di Jakarta secara benar menunjukkan cara mencegah penularan HIV dan menolak konsepsi yang salah tentang penularan HIV.

Penelitian lain di Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan NTT menunjukkan bahwa 93,3% anak muda usia 15–24 tahun mengetahui bahwa HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, tapi hanya 35% yang mengetahui bahwa penggunaan jarum suntik bersama dapat menularkan HIV dan 15,2% masih percaya bahwa kontak sosial biasa juga dapat menularkan HIV.

Penelitian yang dilakukan oleh Desilianty Sari tahun 2011 terhadap 50 orang pada setiap mahasiswa PSPD FK UNTAN angkatan 2008, 2009 dan 2010 sebanyak 141 responden (94%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai HIV/AIDS dan 9 responden (6%) memiliki pengetahuan kurang baik.

44

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lastianti pada tahun 2013 pada 232 siswa SMK Negeri 3 Tahuna sebagian besar responden berpengetahuan baik 84,9%, dan sebesar 15,1% responden berpengetahuan tidak baik tentang HIV/AIDS.

45

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Elisa Wiridna pada tahun 2011 didapatkan hasil pengetahuan baik sebesar 68,9% dan responden yang memiliki pengetahuan kurang 31,1%.

46

5.1.3. Proporsi Tingkat Kategori Berdasarkan Sikap Responden Tentang

Dokumen terkait