BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
4.4. Proposi Varian
Untuk melihat proposi varian dari perilaku inovatif yang secara keseluruhan dapat
diterapkan pada 12 IV (mencemasakan ketidakpastian, mementingkan peraturan,
menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi berprestasi rendah,
memiliki tingkat stress tinggi, menghindari perubahan, meyakini pendapat ahli,
dan partisipasi rendah pada kegiatan sukarela, usia, lama berwirausaha, jenis
kelamin dan tingkat pendidikan), peneliti melakukan uji analisis regresi berganda
Tabel 4.11
Model Summary Analisis Regresi 12 Variabel
Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai R = 0,789 dengan nilai R2=
0,623. Artinya adalah proposi varians dari perilaku inovatif yang secara
keseluruhan dapat diterapkan pada 12 variabel ialah 62,3 %. Atau dengan kata
lain, 12 IV memberi pengaruh sebesar 62,3% terhadap perilaku inovatif.
Sedangkan sisanya 37,7 % dapat dijelaskan dengan variabel lain.
Tabel 4.12
Anova Analisis Regresi 12 Variabel ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12378.453 12 1031.538 11.985 .000a
Residual 7488.057 87 86.070
Total 19866.510 99
a. Predictors: (Constant), Tingkat pendidikan, Partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela, lama berwirausaha, Mementingkan peraturan, Menghindari konflik dan kompetisi, Memiliki tingkat stress tinggi, Jenis kelamin, Meyakini pendapat ahli, Memiliki motivasi berprestasi rendah, Menghindari perubahan, Mencemaskan ketidakpastian, Usia
b. Dependent Variable: Perilaku inovatif
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 11,985 dengan
signifikansi 0,000. Artinya ke 12 IV dapat digunakan untuk memprediksi variabel
perilaku inovatif. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .789a .623 .571 9.27737
a. Predictors: (Constant), Tingkat pendidikan, Partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela, lama berwirausaha, Mementingkan peraturan, Menghindari konflik dan kompetisi, Memiliki tingkat stress tinggi, Jenis kelamin, Meyakini pendapat ahli, Memiliki motivasi berprestasi rendah, Menghindari perubahan, Mencemaskan ketidakpastian, Usia
69
Sedangkan untuk mengetahui proposi varians dari nilai budaya uncertainty
avoidance (8 variabel : mencemasakan ketidakpastian, mementingkan peraturan
menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi berprestasi rendah,
memiliki tingkat stress tinggi, menghindari perubahan, meyakini pendapat ahli,
dan partisipasi rendah pada kegiatan sukarela) terhadap perilaku inovatif, dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.13
Model Summary Analisis Regresi 8 Variabel Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .784a .614 .581 9.17426
a. Predictors: (Constant), Partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela, Mementingkan peraturan, Meyakini pendapat ahli, Memiliki motivasi berprestasi rendah, Memiliki tingkat stress tinggi, Menghindari konflik dan kompetisi, Menghindari perubahan, Mencemaskan ketidakpastian
Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai R = 0,784 dengan nilai R2=
0,614. Artinya adalah proposi varians dari perilaku inovatif yang secara
keseluruhan dapat diterapkan pada 8 variabel (mencemasakan ketidakpastian,
mementingkan peraturan menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi
berprestasi rendah, memiliki tingkat stress tinggi, menghindari perubahan,
meyakini pendapat ahli, dan partisipasi rendah pada kegiatan sukarela) ialah 61,4
%. Atau dengan kata lain, 8 IV (mencemasakan ketidakpastian, mementingkan
peraturan menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi berprestasi
rendah, memiliki tingkat stress tinggi, menghindari perubahan, meyakini pendapat
61,4% terhadap perilaku inovatif. Sedangkan sisanya 38,6 % dapat dijelaskan
dengan variabel lain
Berikut ini ditampilkan tabel koefisien analisis regresi dari ke 8 variabel
(mencemasakan ketidakpastian, mementingkan peraturan menghindari konflik dan
kompetisi, memiliki motivasi berprestasi rendah, memiliki tingkat stress tinggi,
menghindari perubahan, meyakini pendapat ahli, dan partisipasi rendah pada
kegiatan sukarela) , sebagai berikut:
Tabel 4.14
Tabel Koefisien Analisis Regresi 8 Variabel Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 205.277 9.474 21.666 .000 Mencemaskan ketidakpastian -3.419 .820 -.326 -4.172 .000 Mementingkan peraturan 1.257 .825 .101 1.523 .131
Menghindari konflik dan
kompetisi -.927 .544 -.120 -1.702 .092
Memiliki motivasi
berprestasi rendah -.692 .944 -.054 -.733 .465
Memiliki tingkat stress
tinggi .447 .575 .060 .778 .439
Menghindari perubahan -5.177 .743 -.512 -6.965 .000
Meyakini pendapat ahli .561 .805 .047 .697 .488
Partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela
-1.602 .614 -.193 -2.611 .011
71
Adapun persamaan regresi berdasarkan nilai B pada tabel 4.14 diatas
yaitu:
Perilaku inovatif (y’) = 205,277 3,419 X1 + 1,257 X2 0,927 X3 0,692 X4 + 0,447 X55,177 X6 + 0,561 X7 1,602 X8
Keterangan:
y’ = Perilaku inovatif, X1 = Mencemasakan ketidakpastian, X2 = Mementingkan
peraturan, X3 = Menghindari konflik dan kompetisi, X4 = Memiliki motivasi
berprestasi rendah, X5 = Memiliki tingkat stress tinggi, X6 = Menghindari
perubahan, X7 = Meyakini pendapat ahli, X8 = Partisipasi rendah pada kegiatan
Dari Tabel 4.14 dapat diketahui:
1. Nilai p untuk mencemaskan ketidakpastian = 0,000. Karena p < 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa mencemaskan keidakpastian memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap perilaku inovatif.
2. Nilai p untuk mementingkan peraturan = 0,131. Karena p > 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa mementingkan peraturan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku inovatif.
3. Nilai p untuk menghindari konflik dan kompetisi = 0,092. Karena p > 0.05
maka dapat disimpulkan bahwa menghindari konflik dan kompetisi tidak
4. Nilai p untuk memiliki motivasi berprestasi rendah = 0,465. Karena p >
0.05 maka dapat disimpulkan bahwa memiliki motivasi berprestasi rendah
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku inovatif.
5. Nilai p untuk memiliki tingkat stress tinggi = 0,439. Karena p > 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa memiliki tingkat stress tinggi tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku inovatif.
6. Nilai p untuk menghindari perubahan = 0,000. Karena p < 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa menghindari perubahan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku inovatif.
7. Nilai p untuk meyakini pendapat ahli = 0,488. Karena p > 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa meyakini pendapat ahli tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku inovatif.
8. Nilai p untuk partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela = 0,011.
Karena p < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi rendah
terhadap kegiatan sukarela memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku inovatif.
Selanjutnya peneliti menganalisis proporsi varians untuk masing-masing
variabel. Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk melihat apakah signifikan
tidaknya penambahan (incremented) proporsi varians dari tiap IV, yang mana IV
tersebut dianalisis dengan menambahkan satu per satu IV, berikut ini ialah tabel
73
Tabel 4.15
Tabel Analisis Proposi Varians
No IV R2 R2 Change/ Kontribusi Varian (%) Sig 1 X1 0,242 24,2% SIGNIFIKAN 2 X12 0,245 0,3% TIDAK SIGNIFIKAN 3 X123 0,305 6% TIDAK SIGNIFIKAN 4 X 1234 0,308 0,3% TIDAK SIGNIFIKAN 5 X12345 0,317 0,9% TIDAK SIGNIFIKAN 6 X123456 0,584 26,7% SIGNIFIKAN 7 X1234567 0,586 0,2% TIDAK SIGNIFIKAN 8 X1245678 0.614 2,8% SIGNIFIKAN 9 X123456789 0,615 0,1 % TIDAK SIGNIFIKAN 10 X12345678910 0.615 0% TIDAK SIGNIFIKAN 11 X1234567891011 0, 617 0,2% TIDAK SIGNIFIKAN 12 X123456789101112 0,623 0,6% TIDAK SIGNIFIKAN Total 62,3 % Keterangan:
X1= mencemasakan ketidakpastian, X2= Mementingkan peraturan, X3=
Menghindari konflik dan kompetisi, X4= Memiliki motivasi berprestasi rendah,
X5= Memiliki tingkat stress tinggi, X6= Menghindari perubahan, X7= Meyakini
pendapat ahli, X8= Partisipasi rendah pada kegiatan sukarela, X9= Usia, X10=
Lama berwirausaha, X11 = Jenis Kelamin, X12 = Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tabel 4.15, diketahui kontribusi masing-masing IV terhadap
perilaku inovatif, yaitu:
1. Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian diperoleh R2 (R
Squere) sebesar 0,242. Artinya variabel mencemaskan ketidakpastian
inovatif. Selain itu pada tabel 4.10 diperoleh nilai B sebesar 3,268, artinya mencemaskan ketidakpastian secara negatif mempengaruhi
perilaku inovatif. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kecemasan
seseorang terhadap ketidakpastian, maka semakin rendah perilaku
inovatifnya dan juga sebaliknya.
2. Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian dan mementingkan
peraturan diperoleh R2 (R Squere) sebesar 0,245. Artinya variabel
mementingkan peraturan memiliki tambahan kontribusi sebesar 0,3 %
dalam mempengaruhi perilaku inovatif. Selain itu pada tabel 4.10
diperoleh nilai B sebesar 1,377, artinya mementingkan peraturan secara
positif mempengaruhi perilaku inovatif. Dapat disimpulkan bahwa
semakin seseorang mementingkan peraturan, maka semakin tinggi pula
perilaku inovatif seseorang dan juga sebaliknya, namun hal tersebut tidak
signifikan.
3. Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian, mementingkan
peraturan, dan menghindari konflik dan kompetisi diperoleh R2 (R Squere)
sebesar 0,305. Artinya variabel menghindari konflik dan kompetisi
memiliki tambahan kontribusi sebesar 6 % dalam mempengaruhi perilaku
inovatif. Selain itu pada tabel 4.10 diperoleh nilai B sebesar 0,837, artinya menghindari konflik dan kompetisi secara negatif mempengaruhi
perilaku inovatif. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi keinginan
seseorang menghindari konflik dan kompetisi, maka semakin rendah
75
signifikan.
4. Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian, mementingkan
peraturan, menghindari konflik dan kompetisi dan memiliki motivasi
berprestasi rendah diperoleh R2 (R Squere) sebesar 0,308. Artinya variabel
memiliki motivasi berprestasi rendah memiliki tambahan kontribusi
sebesar 0,3 % dalam mempengaruhi perilaku inovatif. Selain itu pada tabel
4.10 diperoleh nilai B sebesar 0,895, artinya memiliki motivasi berprestasi rendah secara negatif mempengaruhi perilaku inovatif. Dapat
disimpulkan bahwa semakin rendah motivasi berprestasi seseorang, maka
semakin tinggi perilaku inovatifnya dan juga sebaliknya, namun hal
tersebut tidak signifikan.
5. Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian, mementingkan
peraturan, menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi
berprestasi rendah dan memiliki tingkat stress tinggi diperoleh R2 (R
Squere) sebesar 0,317. Artinya variabel memiliki tingkat stress tinggi
memiliki tambahan kontribusi sebesar 0,9 % dalam mempengaruhi
perilaku inovatif. Selain itu pada tabel 4.10 diperoleh nilai B sebesar
0,373, artinya memiliki tingkat stress tinggi secara positif mempengaruhi
perilaku inovatif. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat stress
seseorang, maka semakin tinggi pula perilaku inovatifnya dan juga
6. Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian, mementingkan
peraturan, menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi
berprestasi rendah, memiliki tingkat stress tinggi dan menghindari
perubahan diperoleh R2 (R Squere) sebesar 0,584. Artinya variabel
menghindari perubahan memiliki tambahan kontribusi sebesar 26,7 %
dalam mempengaruhi perilaku inovatif. Selain itu pada tabel 4.10
diperoleh nilai B sebesar 5,077, artinya menghindari perubaan secara negatif mempengaruhi perilaku inovatif. Dapat disimpulkan bahwa
semakin seseorang menghindari perubahan, maka semakin rendah perilaku
inovatifnya dan juga sebaliknya.
7. Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian, mementingkan
peraturan, menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi
berprestasi rendah, memiliki tingkat stress tinggi, menghindari perubahan
dan meyakini pendapat ahli diperoleh R2 (R Squere) sebesar 0,586.
Artinya variabel meyakini pendapat ahli memiliki tambahan kontribusi
sebesar 0,2 % dalam mempengaruhi perilaku inovatif. Selain itu pada tabel
4.10 diperoleh nilai B sebesar 0,477, artinya meyakini pendapat ahli secara
positif mempengaruhi perilaku inovatif. Dapat disimpulkan bahwa
semakin seseorang meyakini pendapat ahli, maka semakin tinggi pula
perilaku inovatifnya dan juga sebaliknya, namun hal tersebut tidak
77
8. Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian, mementingkan
peraturan, menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi
berprestasi rendah, memiliki tingkat stress tinggi, menghindari perubahan
meyakini pendapat ahli dan partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela
diperoleh R2 (R Squere) sebesar 0,614. Artinya variabel partisipasi rendah
terhadap kegiatan sukarela memiliki tambahan kontribusi sebesar 2,8 %
dalam mempengaruhi perilaku inovatif. Selain itu pada tabel 4.10
diperoleh nilai B sebesar 1,733 artinya semaki rendah partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela secara negatif mempengaruhi perilaku inovatif.
Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah partisipasi seseorang terhadap
kegiatan sukarela, maka semakin tinggi perilaku inovatifnya dan juga
sebaliknya.
9. Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian, mementingkan
peraturan, menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi
berprestasi rendah, memiliki tingkat stress tinggi, menghindari perubahan
meyakini pendapat ahli, partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela dan
usia diperoleh R2 (R Squere) sebesar 0,615 Artinya variabel usia memiliki
tambahan kontribusi sebesar 0,1 % dalam mempengaruhi perilaku inovatif.
Selain itu pada tabel 4.10 diperoleh nilai B sebesar 0,130 artinya usia secara negatif mempengaruhi perilaku inovatif. Dapat disimpulkan bahwa
semakin tua usia seseorang, maka semakin rendah perilaku inovatif
10.Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian, mementingkan
peraturan, menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi
berprestasi rendah, memiliki tingkat stress tinggi, menghindari perubahan
meyakini pendapat ahli, partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela, usia
dan lama berwirausaha diperoleh R2 (R Squere) sebesar 0,615. Artinya
variabel lama berwirausaha memiliki tambahan kontribusi sebesar 0 %
dalam mempengaruhi perilaku inovatif. Selain itu pada tabel 4.10
diperoleh nilai B sebesar 0,108 artinya lama berwirausaha secara positif
mempengaruhi perilaku inovatif. Dapat disimpulkan bahwa semakin lama
seseorang berwirausaha , maka semakin tinggi perilaku inovatif seseorang
dan juga sebaliknya, namun hal tersebut tidak signifikan.
11.Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian, mementingkan
peraturan, menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi
berprestasi rendah, memiliki tingkat stress tinggi, menghindari perubahan
meyakini pendapat ahli, partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela,
usia, lama berwirausaha dan jenis kelamin diperoleh R2 (R Squere) sebesar
0,617. Artinya variabel jenis kelamin memiliki tambahan kontribusi
sebesar 0,2 % dalam mempengaruhi perilaku inovatif. Selain itu pada tabel
4.10 diperoleh nilai B sebesar 1,952 artinya jenis kelamin secara negatif mempengaruhi perilaku inovatif, namun hal tersebut tidak signifikan.
12.Perilaku inovatif dengan mencemaskan ketidakpastian, mementingkan
peraturan, menghindari konflik dan kompetisi, memiliki motivasi
79
meyakini pendapat ahli, partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela,
usia, lama berwirausaha, jenis kelamin dan tingkat pendidikan diperoleh
R2 (R Squere) sebesar 0,623. Artinya variabel tingkat pendidikan memiliki
tambahan kontribusi sebesar 0,6 % dalam mempengaruhi perilaku inovatif.
Selain itu pada tabel 4.10 diperoleh nilai B sebesar 1,288 artinya tingkat
pendidikan secara positif mempengaruhi perilaku inovatif. Dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
semakin tinggi pula perilaku inovatif seseorang dan juga sebaliknya,
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembahasan ini meliputi tiga bagian, yaitu kesimpulan, diskusi dan saran.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara nilai
budaya uncertainty avoidance terhadap perilaku inovatif pada wirausaha suku
minangkabau di Jakarta. Rinciannya ialah sebagai berikut:
a. Mencemaskan ketidakpastian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku inovatif pada wirausaha suku minangkabau di Pasar Tanah Abang
Jakarta.
b. Mememntingkan peraturan tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku inovatif pada wirausaha suku minangkabau di Pasar Tanah
Abang Jakarta.
c. Menghindari konflik dan kompetisi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku inovatif pada wirausaha suku minangkabau di
Pasar Tanah Abang Jakarta.
d. Memiliki motivasi berprestasi rendah tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku inovatif pada wirausaha suku minangkabau di
81
e. Memiliki tingkat stress tinggi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku inovatif pada wirausaha suku minangkabau di Pasar Tanah
Abang Jakarta.
f. Menghindari perubahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku inovatif pada wirausaha suku minangkabau di Pasar Tanah Abang
Jakarta.
g. Meyakini pendapat ahli tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku inovatif pada wirausaha suku minangkabau di Pasar Tanah Abang
Jakarta.
h. Partisipasi rendah terhadap kegiatan sukarela memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku inovatif pada wirausaha suku minangkabau di
Pasar Tanah Abang Jakarta.
2. Usia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku inovatif pada
wirausaha suku minangkabau di Pasar Tanah Abang Jakarta.
3. Usia lama berwirausaha tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku inovatif pada wirausaha suku minangkabau di Pasar Tanah Abang
Jakarta.
4. Jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
inovatif pada wirausaha suku minangkabau di Pasar Tanah Abang Jakarta.
5. Tingkat Pendidikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku