• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.5. Prosedur Analisis

3.4.3. Analisis Keanekaragaman Vegetasi

Penentuan titik sampling di dalam setiap area lapangan golf dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode ini merupakan metode penentuan lokasi penelitian secara sengaja yang dianggap representatif.

Pengambilan contoh vegetasi dilakukan dengan menggunakan petak contoh berupa bujur sangkar dengan beberapa ukuran. Bagian petak contoh yang besar berukuran 20 m x 20 m untuk vegetasi yang berupa pohon, bagian petak contoh yang kecil berukuran 10 m x 10 m untuk tiang, petak contoh ukuran 5 m x 5 m untuk pancang, 2 m x 2 m untuk semai (Gambar 8).

5 m

2  m 

5 m 

10 m 20 m

Gambar 8. Bentuk plot sampling petak kuadrat.

3.5. Prosedur Analisis

3.5.1. Penentuan Kadar Karbon Rumput Golf  3.5.1.1. Penentuan Biomassa Rumput Golf

Setiap sampel bagian tanaman yang sudah ditimbang dikeringkan dalam oven dengan suhu 800C selama 48 jam dan kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot keringnya. Setelah diketahui bobot kering sampel, maka dapat dihitung nilai total bobot kering sampel atau biomassa dari masing-masing bagian yang diukur dengan persamaan :

Bobot kering total kg

m2 = Bobot basah total kg x Bobot kering subsampel (g) Bobot basah subsampel g x Luas area sampling (m2

3.5.1.2. Pengukuran Kadar Air

Pengukuran kadar air contoh uji dari beberapa bagian pohon dilakukan berdasarkan standar TAPPI T 268 OM 88 dengan tahapan sebagai berikut :

a. Sebelum pengujian dimulai, cawan aluminium yang akan digunakan dipanaskan terlebih dahulu di dalam oven pada suhu 105⁰ C selama 1 jam. Setelah 1 jam,

cawan aluminium didinginkan ke dalam eksikator, kemudian ditimbang untuk mengetahui berat cawan.

b. Selanjutnya contoh uji sebanyak 1–2 g ditimbang (Bo), kemudian dimasukan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan aluminium yang berisi contoh uji tersebut kemudian dimasukan ke dalam oven selama 3 jam pada suhu 105 ± 3o C.

c. Setelah 3 jam, cawan aluminium yang yang berisi contoh uji tersebut dikeluarkan dari oven, kemudian dimasukkan ke dalam eksikator, selanjutnya ditimbang sebagai berat contoh uji dalam cawan aluminium. Contoh uji dalam cawan aluminium dikurangi berat cawan aluminium dan dinyatakan sebagai berat kering oven dari contoh uji (BKT). Nilai kadar air (KA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Kadar air = Bo-BKT

BKT × 100%  3.5.1.3. Penentuan Kadar Zat Terbang

Cawan porselen diisi contoh uji berupa serbuk, kemudian cawan ditutup rapat-rapat dengan penutupnya, lalu dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 9500C dengan cara sebagai berikut: mula-mula cawan dimasukkan ke bagian depan pintu tanur dengan suhu 3000C selama 2 menit, kemudian dipindahkan pada sisi tanur dengan suhu 5000C selama 3 menit, dan terakhir cawan dipindahkan pada bagian dalam tanur dengan suhu 9500C selama 6 menit.

Kemudian cawan berisi serbuk yang sudah dipanaskan dalam tanur tersebut kemudian di dinginkan dalam eksikator selama 1 jam dan di timbang. Kadar zat yang mudah menguap dinyatakan dalam persen berat dengan rumus :

Kadar zat terbang = A-BA × 100% 

dimana A adalah berat kering tanur pada suhu 1050C, B adalah berat contoh uji dikurangi berat cawan dan sisa contoh uji pada suhu 9500C.

3.5.1.4. Penentuan Kadar Abu

Serbuk contoh uji sebanyak 2 g dimasukkan kedalam cawan porselen yang telah ditetapkan baretnya, kemudian dimasukkan kedalam tanur pada suhu mulai 00C sampai 6000C selama 6 jam. Kemudian cawan dikeluarkan dari tanur

21   

selanjutnya didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai beratnya tetap. Besarnya kadar abu dihitung dengan rumus:

Kadar abu =  Bobot abu

Bobot contoh uji kering oven ×100% 

3.5.1.5. Penentuan Kadar Karbon.

Penentuan kadar karbon terikat (fixed carbon) ditentukan berdasarkan rumus: Kadar karbon terikat arang = 100% - kadar zat terbang – kadar abu.

3.5.2. Analisis Cadangan Karbon Pohon

3.5.2.1. Penentuan Biomassa pohon dalam Skala Plot

Penentuan biomassa pohon pada skala plot dari beberapa jenis pohon dilakukan dengan metode non-destruktif sampling yaitu dengan menggunakan persamaan alometrik spesifik (Tabel 1). Dalam penelitian ini jika persamaan spesifik jenis tidak tersedia maka akan digunakan persamaan Chave et al. (2005).

Tabel 1. Persamaan alometrik pendugaan biomassa pohon

Jenis Tegakan Persamaan Sumber

Akasia Jati Mahoni Y = 0.0000478 D2.76 Y = 0.153 D2.382 Y = 0.048 D2.68 Hairiah et al. (2011) Hairiah et al. (2011) Hairiah et al. (2011)

Kayu Putih Y = 0.206 D2.305 Krisnawati et al. (2012) Resak Pinus merkusii Y = 0.0002264 D2.423 Y = 0.0000169D2.3169 Krisnawati et al. (2012) Hairiah et al. (2011) Bambu Y = 0.1312 D2.2784 Hairiah et al. (2011) Sengon Y = 0.0272 D2.831 Hairiah et al. (2011) Karet Puspa Palem Ki Putri Y = 419-16.9D+0.322 D2 Y = 0.000093 D2.505 Y = 4.5 + (7.7 x H) Y = 0.000179((D+1)2.102H0.37) Hairiah et al. (2011) Krisnawati et al. (2012) Chave et al. (2005) Krisnawati et al. (2012) Pohon lain* Pohon lain** Pohon lain*** Y = 0.012 (ρD2H)0.916 Y = 0.0509 (ρD2H) Y = 0.0776 (ρD2H)0.94 Chave et al. (2005) Chave et al. (2005) Chave et al. (2005) Keterangan :

Y = biomassa pohon (kg/pohon) D = diameter batang (cm) ρ = berat jenis kayu (gr/cm3)

* pohon yang belum tersedia persamaannya di lokasi dengan curah hujan < 1500 mm/tahun ** pohon yang belum tersedia persamaannya di lokasi dengan curah hujan 1500 - 4000 mm/tahun

Model tersebut digunakan karena model ini merupakan hasil pengembangan dan koreksi dari beberapa model sebelumnya dan beberapa lokasi penelitiannya di Indonesia serta spesifik untuk kondisi dengan curah hujan <1500 - >4000 mm/tahun, yang kurang lebih sama dengan curah hujan di tiga lokasi penelitian. Sedangkan untuk data berat jenis kayu diakses dari database wood density of trees world agroforestry (www.worldagroforestry.org) dan FAO (www.fao.org).

3.5.2.2 Penentuan Cadangan Karbon dan Serapan CO2 dalam Skala Lanskap

Cadangan karbon dihitung dengan menggunakan pendekatan biomassa, dimana karbon dioksida yang diserap tanaman melalui proses fotosintesis disimpan dalam bentuk biomassa. Biomassa total dapat digunakan untuk mengkonversi/ menghitung total karbon yang tersimpan dengan menggunakan asumsi bahwa kandungan karbon kira-kira 50% dari biomassa (Brown, 1997).

Berhubung kandungan biomassa totalnya sudah diketahui dari pengukuran di lapangan maka diperoleh rumus: Cadangan karbon = Biomassa x 0.5 (ton/ha). Adapun serapan CO2 dihitung dengan menggunakan perbandingan massa molekul relatif CO2 (44) dan massa atom relatif C (12), yaitu serapan CO2 = 3.67 x cadangan karbon.

3.5.3. Analisis Keanekaragaman Vegetasi

Pendugaan struktur vegetasi pada padang golf dilakukan dengan menggunakan analisis vegetasi dan indeks keragaman pada setiap titik sampling. Pengukuran parameter ekologi mencakup kerapatan, frekuensi, dominansi dan indeks nilai penting masing-masing pohon.

Pengukuran kerapatan mutlak, kerapatan relatif, frekuensi mutlak, frekuensi relatif, dominasi mutlak, dominasi relatif dan indeks nilai penting (INP) masing-masing pohon dilakukan setelah data lapangan dikumpulkan melalui metode petak kuadrat.

Menurut Soerianegara dan Indrawan (2008) penentuan komposisi jenis pohon dominan menggunakan INP dengan melihat nilai frekuensi relatif dan kerapatan relatif yang dihitung dengan menggunakan rumus :

23   

Kerapatan = Jumlah Individu Luas Contoh  

Kerapatan relatif KR = Jumlah Kerapatan dari spesies

Kerapatan seluruh jenis x 100 % 

Dominansi = Jumlah bidang dasar uas ontoh

L C  

Dominansi relatif DR = Dominansi suatu jenis

Dominansi seluruh jenisx 100 % 

Frekuensi = Jumlah plot ditemukannya suatu spesies Jumlah seluruh plot  

Frekuen =

Fr u

si relatif FR Frekuensi suatu jenis

ekuensi dari sel ruh jenisx 100 %  Indeks nilai penting  INP = KR+DR+FR 

Secara kuantitatif gambaran umum mengenai keanekaragaman tegakan pada suatu area dapat dilihat dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon wiener, yang dihitung dengan menggunakan persamaan :

H'= - [ni n Ln

ni n ] Keterangan :

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon ni = Nilai INP jenis ke-i

N = Nilai INP total

Nilai perhitungan indeks keragam (H’) tersebut menunjukkan bahwa H’ ≥ 3, keragaman spesies tinggi;

1 < H’ < 3, keragaman spesies sedang; H’ ≤ 1, keragaman spesies rendah.

3.5.4. Analisis Data Cadangan Karbon Rumput dan Pohon

Nilai cadangan karbon pada rumput golf pada masing-masing area permainan sebanyak 3 ulangan dianalisis menggunakan software SAS 9.1 dengan ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test

dan tegakan pada masing-masing lokasi padang golf dibandingkan dan dianalisis dengan menggunakan uji lanjut t-student’s pada taraf nyata (α) 5 %.

IV. HASIL

Dokumen terkait