• Tidak ada hasil yang ditemukan

Carbon Stock Analysis as Landscape Services of Golf Course in JABOPUNJUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Carbon Stock Analysis as Landscape Services of Golf Course in JABOPUNJUR"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

STEVE MUALIM

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Analisis Cadangan Karbon Sebagai Jasa Lanskap Padang Golf di JABOPUNJUR adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2013

Steve Mualim

(3)

STEVE MUALIM. Carbon Stock Analysis as Landscape Services of Golf Course in JABOPUNJUR. Under supervision of HADI SUSILO ARIFIN and SANDRA ARIFIN AZIZ.

 

Golf courses as man-made landscapes have an important contribution to ecosystem dynamics. Up to now there is still few information of potential carbon stock from golf course vegetation. The presence of vegetations in golf course that able to sequestrate the carbon dioxide were needed for climate change mitigation in order to creating low Carbon as one of the environmental services. This research was conducted at three study sites of golf courses in Jakarta, Bogor, Puncak, and Cianjur (JABOPUNJUR), i.e Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club, and the Golf Pantai Indah Kapuk. Those study sites were selected due to the different elevation, Cibodas Golf Park 1330 m above sea level (m asl), Bogor Golf Club 230 m asl, the Golf Pantai Indah Kapuk 3 m asl, respectively. The objectives of this research were: 1) to analyse potential carbon stock in turfgrass, 2) to analyse potential carbon stock of trees and 3) to analyse the structure composition and type of vegetation. There were 42 sampling plot scattered and observed at Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club, and the Golf Pantai Indah Kapuk. Carbon stock estimation was calculated by non-destructive sampling method using existing allometric equation. Based on the results turfgrass contributes smaller carbon stock than tree stands on game area, only less than 25 % of the total value from carbon stock in all golf courses. Turfgrass carbon stock increased following by decreasing elevation 7530.26, 9531.36, and 10828.34 kg/ha in Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club, and the Golf Pantai Indah Kapuk respectively. On the other side, the highest trees carbon stock was found in Bogor Golf Club 35931.42 kg/ha, following by the Golf Pantai Indah Kapuk 23496.40 kg/ha, and Cibodas Golf Park 10332.97 kg/ha. According to vegetation analysis the level of species diversity was medium at Cibodas Golf Park (H’ = 2.73) and high at Bogor Golf Club (H’ = 4.19), and the Golf Pantai Indah Kapuk (H’ = 3). The difference of carbon stock in turfgrass and trees were strongly influenced by the elevation, age and structure of the trees, as well as basal area of vegetation stands.

(4)

RINGKASAN

STEVE MUALIM. Analisis Cadangan Karbon Sebagai Jasa Lanskap Padang Golf di JABOPUNJUR. Dibimbing oleh HADI SUSILO ARIFIN dan SANDRA ARIFIN AZIZ.

Padang golf memiliki kontribusi penting untuk dinamika ekosistem dalam lanskap buatan manusia, dan sampai saat ini masih terdapat sedikit informasi mengenai potensi cadangan karbon dari sebuah padang golf. Keberadaan vegetasi yang mampu menyerap karbondioksida dalam lanskap padang golf diperlukan dalam mitigasi perubahan iklim yaitu menciptakan olahraga golf yang rendah karbon serta sebagai salah satu jasa lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada tiga lokasi padang golf daerah Jakarta, Bogor, Puncak, dan Cianjur (JABOPUNJUR) dengan ketinggian lokasi yang berbeda yaitu Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club, dan the Golf Pantai Indah Kapuk dengan tujuan: 1) menganalisis potensi cadangan karbon dalam rumput golf area permainan 2) menganalisis potensi cadangan karbon pohon pada area permainan dan non permainan 3) menganalisis komposisi dan jenis vegetasi yang terdapat di padang golf tersebut. Analisis cadangan karbon pohon dilakukan dengan membuat 42 plot pengamatan yang tersebar pada Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club, dan the Golf Pantai Indah Kapuk. Pendugaan cadangan karbon dilakukan dengan cara non destruktif sampling dengan menggunaan persamaan alometrik yang sudah ada. Rumput golf pada area permainan memberikan kontribusi cadangan karbon yang lebih kecil dibandingkan tegakan pada area permainan, yaitu hanya sebesar < 25 % dari nilai total cadangan karbon di tiga lokasi penelitian. Analisis cadangan karbon rumput golf di area permainan menunjukkan terjadi peningkatan cadangan karbon diikuti dengan penurunan elevasi lokasi penelitian mulai dari Cibodas Golf Park 1330 m dpl, Bogor Golf Club 230 m dpl, dan the Golf Pantai Indah Kapuk 4 m dpl dengan nilai cadangan karbon masing-masing 7530.26, 9531.36, dan 10828.34 kg/ha. Demikian juga halnya dengan cadangan karbon pohon yang cenderung meningkat dengan menurunnya elevasi lokasi penelitian dengan nilai cadangan karbon tegakan masing-masing 10332.97, 35931.42, dan 23496.40 kg/ha. Hasil analisis keanekaragaman tegakan menunjukkan keragaman spesies pada lokasi penelitian berada pada level sedang di Cibodas Golf Park dengan nilai indeks Shannon (H’ =2.73) dan tinggi (H > 3) pada Bogor Golf Club dan the Golf Pantai Indah Kapuk dengan nilai masing-masing 4.14 dan 3. Terdapat juga beberapa jenis tanaman yang jarang dijumpai dan jenis-jenis tersebut juga mempunyai daya serap karbon yang tinggi sehingga potensial untuk dijadikan pilihan jenis dalam peningkatan cadangan karbon sekaligus upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Perbedaan cadangan karbon pada rumput golf dan pohon tersebut dipengaruhi elevasi, umur dan struktur tegakan, serta luas bidang dasar vegetasi penyusun tegakan.

(5)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

(6)

ANALISIS CADANGAN KARBON SEBAGAI JASA LANSKAP

PADANG GOLF DI JABOPUNJUR

STEVE MUALIM

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

NIM : P052100081

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S. Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, M.S.

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

(8)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Hyang Adi Buddha yang telah memberikan berkatnya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema yang dipilih untuk tesis ini adalah mitigasi perubahan iklim dengan analisis cadangan karbon dengan judul Analisis Cadangan Karbon Sebagai Jasa Lanskap Padang Golf di JABOPUNJUR. Penelitian mengenai aspek cadangan karbon pada padang golf didasarkan pada masih belum terdapatnya kajian cadangan karbon pada padang golf yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya.

Penulis menyadari bahwa terlaksananya penelitian hingga penyusunan tesis ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S. dan Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, M.S. sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing saya sejauh ini, dan terus memberikan masukan dan arahan kepada penulis selama ini.

2. Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr. dan Dr. Ir. Hariyadi, M.S. selaku dosen penguji tesis. Penghargaan juga disampaikan pada segenap staf dan dosen program studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan atas masukan dan dukungan moril selama ini.

3. Pengelola Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club, dan the Golf Pantai Indah Kapuk yang telah memberikan izin penelitian di padang golf tersebut. 4. Orang tua, saudara, dan teman-teman program stdi yang telah memberikan

dukungan dengan semangat persaudaraanya yang begitu kuat.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ide bagi para pembacanya.

Bogor, Januari 2013

(9)

Penulis dilahirkan di Palembang, pada tanggal 1 Oktober 1988 dari ayah Eddy Mualim dan ibu Alice Lulu. Penulis merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

(10)

DAFTAR ISI

2.3. Pendugaan dan Pengukuran Biomassa Serta Karbon ... 10

III. METODOLOGI ... 15

3.3.3. Komposisi dan Jenis Vegetasi ... 17

3.4. Metode Penelitian ... 18

3.4.1. Penarikan Contoh Rumput Golf (Destruktif) ... 18

3.4.2. Penentuan Petak Ukur Permanen Pohon ... 18

3.4.3. Analisis Keanekaragaman Vegetasi ... 19

3.5. Prosedur Analisis ... 19

3.5.1. Penentuan Kadar Karbon Rumput Golf ... 19

3.5.1.1. Penentuan Biomassa Rumput Golf ... 19

3.5.1.2. Pengukuran Kadar Air ... 19

3.5.1.3. Penentuan Kadar Zat Terbang ... 20

3.5.1.4. Penentuan Kadar Abu ... 20

3.5.1.5. Penentuan Kadar Karbon ... 21

3.5.2. Analisis Cadangan Karbon Pohon ... 21

3.5.2.1. Penentuan Biomassa Pohon dalam Skala Plot... 21

3.5.2.2. Penentuan Cadangan Karbon dan Serapan CO2 dalam Skala Lanskap ... 22

3.5.3. Analisis Keanekeragaman Vegetasi ... 22

(11)

4.1. Analisis Situasional ... 25

4.1.1. Letak Geografis dan Administratif ... 25

4.1.2. Kondisi Iklim ... 28

4.1.3. Jenis Tanah dan Topografi ... 29

4.2. Potensi Cadangan Karbon Rumput Golf Area Permainan ... 30

4.3. Potensi Cadangan Karbon Pohon di Tiga Lokasi Penelitian ... 32

4.4. Potensi Cadangan Karbon Total dan Serapan CO2 dalam Skala Lanskap ... 36

4.5. Keanekaragaman Vegetasi dan Struktur Tegakan ... 40

4.5.1. Keanekaragaman Vegetasi di Lokasi Penelitian ... 40

4.5.2. Struktur Tegakan di Lokasi Penelitian ... 46

V. PEMBAHASAN ... 53

5.1. Estimasi Kondisi Eksisting Potensi Cadangan Karbon ... 53

5.1.1. Potensi Cadangan Karbon Rumput Golf Area Permainan ... 53

5.1.2. Potensi Cadangan Karbon Pohon di Tiga Lokasi Penelitian ... 54

5.1.3. Estimasi Potensi Cadangan Karbon Total dan Serapan CO2 dalam Skala Lanskap ... 56

5.2. Keanekaragaman dan Struktur Pohon ... 57

5.2.1. Keanekaragaman Vegetasi di Lokasi Penelitian ... 57

5.2.2. Struktur Pohon di Lokasi Penelitian ... 58

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1. Simpulan ... 61

5.2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Persamaan alometrik pendugaan biomassa pohon ... 21

2. Aspek geografis, administratif, dan informasi umum lokasi penelitian ... 25

3. Kondisi iklim lokasi penelitian ... 28

4. Penggunaan jenis rumput, luasan area, dan nilai cadangan karbon pada tiap area permainan di tiga lokasi penelitian ... 31

5. Nilai cadangan karbon pada berbagai kelas DBH di tiga lokasi penelitian ... 32

6. Korelasi antara kerapatan pohon dan luas bidang dasar dengan cadangan karbon di tiga lokasi penelitian ... 36

7. Luas dan persentase luas pada area permainan di tiga lokasi Penelitian ... 37

8. Jenis vegetasi yang ditemukan di Cibodas Golf Park ... 41

9. Jenis vegetasi dengan INP tertinggi di Cibodas Golf Park ... 41

10. Jenis vegetasi yang ditemukan di Bogor Golf Club ... 43

11. Jenis vegetasi dengan INP tertinggi di Bogor Golf Club ... 44

12. Jenis vegetasi yang ditemukan di the Golf Pantai Indah Kapuk ... 45

(13)

Halaman

1. Bagar alir kerangka pemikiran... 4

2. Desain padang golf (sumber: Beelman, 2004) ... 5

3. Desain padang golf 18 holes (sumber: Nurhayati, 2009) ... 7

4. Peta lokasi Cibodas Golf Park (sumber: Google earth) ... 15

5. Peta lokasi Bogor Golf Club (sumber: Google earth) ... 16

6. Peta lokasi the Golf Pantai Indah Kapuk (sumber: Google earth) ... 16

7. Posisi sampling rumput golf ... 18

8. Bentuk plot sampling petak kuadrat ... 19

9. Lanskap water hazard di padang golf Cibodas Golf Park ... 26

10. Lanskap area fairway di padang golf Bogor Golf Club ... 26

11. Lanskap menuju area green di padang golf the Golf Pantai Indah Kapuk……. ... 27

12. Area green (kiri atas), teebox (kanan atas), fairway (kiri bawah), dan rough (kanan bawah) di lokasi penelitian ... 30

13. Potensi cadangan karbon pada rumput golf area permainan di tiga lokasi penelitian ... 31

14. Sebaran cadangan karbon pohon pada berbagai kelas DBH di Cibodas Golf Park ... 33

15. Sebaran cadangan karbon pohon pada berbagai kelas DBH di Bogor Golf Club ... 33

16. Sebaran cadangan karbon pohon pada berbagai kelas DBH di the Golf Pantai Indah Kapuk ... 33

17. Sebaran cadangan karbon pohon berdasarkan famili pada Cibodas Golf Park ... 35

18. Sebaran cadangan karbon pohon berdasarkan famili pada Bogor Golf Club ... 35

19. Sebaran cadangan karbon pohon berdasarkan famili pada the Golf Pantai Indah Kapuk ... 35

20. Hubungan antara kerapatan pohon dan luas bidang dasar dengan cadangan karbon pada tiga lokasi penelitian ... 36

(14)

Halaman

22. Total cadangan karbon dan serapan CO2 di tiga lokasi penelitian ... 38

23. Rataan cadangan karbon antara rumput golf dan pohon di tiga Lokasi penelitian ... 39

24. Total rataan cadangan karbon dan serapan CO2 antara rumput golf dan pohon di tiga lokasi penelitian ... 39

25. Beberapa jenis vegetasi yang terdapat di Cibodas Golf Park : cemara laut (kiri atas); kecubung gunung (kanan atas); pakis monyet (kiri bawah) dan angsana (kanan bawah) ... 40

26. Beberapa jenis vegetasi yang terdapat di Bogor Golf Club : resak (kiri atas); sengon (kanan atas); cemara norfolk (kiri bawah) dan petai cina (kanan bawah) ... 42

27. Beberapa jenis vegetasi yang terdapat di the Golf Pantai Indah Kapuk : Palem Bismarck (kiri atas); palem merah (tengah atas); palem kipas (kanan atas); palem segitiga (kiri bawah); sukun (tengah bawah) dan saga (kanan bawah) ... 44

28. Kerapatan dan tinggi pohon di Cibodas Golf Park ... 47

29. Kerapatan dan tinggi pohon di Bogor Golf Club... 47

30. Kerapatan dan tinggi pohon di the Golf Pantai Indah Kapuk ... 47

31. Rataan DBH dan tinggi pohon di Cibodas Golf Park ... 49

32. Rataan DBH dan tinggi pohon di Bogor Golf Club ... 49

33. Rataan DBH dan tinggi pohon di the Golf Pantai Indah Kapuk... 49

34. Kerapatan pohon dan luas bidang dasar di Cibodas Golf Park ... 50

35. Kerapatan pohon dan luas bidang dasar di Bogor Golf Club ... 50

(15)

Halaman

1. Hasil analisis vegetasi di Cibodas Golf Park ... 69 2. Hasil analisis vegetasi di bogor Golf Club ... 70 3. Hasil analisis vegetasi di the Golf Pantai Indah Kapuk ... 71 4. Kadar zat terbang, kadar abu, dan kadar karbon

di rumput golf pada Cibodas Golf Park ... 72 5. Kadar zat terbang, kadar abu, dan kadar karbon

di rumput golf pada Bogor Golf Club... 73 6. Kadar zat terbang, kadar abu, dan kadar karbon

di rumput golf pada the Golf Pantai Indah Kapuk ... 74

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peran ekosistem daratan khususnya ruang terbuka hijau perkotaan seperti

padang golf dalam siklus karbon merupakan topik yang menarik bagi peneliti dan

pembuat kebijakan lingkungan. Ruang terbuka hijau yang selanjutnya disingkat

(RTH) adalah area memanjang dan mengelompok, yang penggunaannya lebih

bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah

maupun yang sengaja ditanam (UU no 26, 2007).

Permasalahan terbatasnya RTH terkait erat dengan perubahan penutupan

dan penggunaan lahan. Persatuan Golf Indonesia (2011) menyatakan terdapat 53

klub golf yang berada di kawasan Jakarta, Bogor, Puncak, dan Cianjur

(JABOPUNJUR). Pembangunan lapangan golf dari tahun ke tahun yang

cenderung meningkat mengakibatkan komunitas pencinta golf dikaitkan dengan

dampak lingkungan negatif yang timbul dari lapangan golf (Terman, 1997).

Perubahan penutupan dan penggunaan lahan berdampak pada keberadaan

vegetasi. Selain dari sisi estetika manfaat ekologis dari keberadaan vegetasi pada

tingkat pohon di suatu lanskap yang saat ini menjadi perhatian banyak orang

adalah sebagai pengendali iklim terkait dengan penyerapan karbondioksida

melalui proses fotosintesis. Pendugaan karbon baik dari sink maupun source yang menghasilkan gas rumah kaca (GRK) merupakan salah satu cara yang digunakan

untuk mengurangi emisi akibat dampak lingkungan global. Penurunan gas rumah

kaca di atmosfer seperti CO₂ tidak hanya dilakukan dengan menurunkan emisi,

tetapi perlu diiringi dengan peningkatan penyerapan GRK (Valenti, 2010).

Peningkatan kadar CO2 yang diyakini memberikan dampak terhadap

terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim telah menjadi isu global, salah

satu solusi untuk mengurangi dampak ini adalah melakukan penanaman pohon

yang mampu menyerap CO2 dan tetap mempertahankan kawasan yang telah

tertutupi vegetasi (Ulumuddin et al. 2005).

Padang golf dengan penataan lingkungan sebagai lanskap buatan dan habitat

(17)

antara daerah perkotaan dan pedesaan yang menarik secara visual bagi para

pemain golf. Arifin dan Nakagoshi (2011) menambahkan ruang terbuka hijau di

perkotaan merupakan lanskap potensial untuk konservasi biodiversitas ketika

ditopang oleh jaringan ekologi yang baik.

Pada sektor pertanian manajemen input seperti pemupukan, aplikasi

herbisida dan pestisida, serta pengolahan lahan merupakan faktor penting dalam

menciptakan karbon sink yang potensial (Pouyat et al. 2009). Hal yang sama berlaku untuk sebuah padang golf dimana pengelolaan turfgrass seperti penggunaan jenis rumput, umur rumput, dan teknik pemangkasan yang baik akan

meningkatkan kapasitas penyimpanan karbon pada ekosistem padang golf (Huh et al. 2008).

Terlepas dari berbagai isu lingkungan yang ditimbulkan dengan

pembangunan lapangan golf seperti alih fungsi dan perubahan penutupan lahan,

maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk melihat potensi rumput

golf maupun tegakan di lapangan golf sebagai penyerap karbon. Peran vegetasi

dalam kaitannya dengan penyerapan karbon merupakan salah satu jasa lingkungan

yang potensial untuk dikembangkan untuk mendukung sebuah harmonisasi

pembanguan yang berkelanjutan pada lanskap padang golf.

 

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang perlu dicari

jawabannya adalah sebagai berikut :

1. Berapa potensi cadangan karbon pada rumput golf yang terdapat di area

permainan Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club, dan the Golf Pantai

Indah Kapuk ?

2. Berapa potensi cadangan karbon pada pohon yang terdapat pada ketiga

padang golf tersebut ?

3. Bagaimanakah keanekaragaman dan struktur pohon yang terdapat pada

(18)

 

1.3. Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang muncul maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis cadangan karbon dalam rumput golf area permainan yang

terdapat pada Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club, dan the Golf Pantai

Indah Kapuk

2. Menganalisis cadangan karbon pada pohon yang terdapat pada ketiga

padang golf tersebut

3. Menganalisis keanekaragaman dan struktur pohon yang terdapat pada

ketiga padang golf tersebut

1.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini yaitu :

1. Terdapat perbedaan cadangan karbon pada rumput golf area permainan

di padang golf Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club, dan the Golf Pantai

Indah Kapuk

2. Terdapat perbedaan cadangan karbon pada pohon di ketiga padang golf

tersebut

3. Terdapat perbedaan pada keanekaragaman dan struktur pohon di ketiga

padang golf tersebut

1.5. Kerangka Pemikiran

Vegetasi pada lanskap padang golf memiliki potensi untuk dikembangkan

sebagai ruang terbuka hijau yang mampu menyimpan cadangan karbon. Penelitian

ini difokuskan pada cadangan karbon pohon dan rumput golf di RTH permanen

padang golf mengingat bahwa jumlah cadangan karbon pada RTH non permanen

jauh lebih kecil daripada hutan (Rahayu et al. 2009).

Cadangan karbon pohon pada kondisi saat ini akan diduga dengan

persamaan alometrik sedangkan cadangan karbon rumput golf akan dihitung

dengan metode destruktif melalui analisis karbon terikat. Berikut ini adalah

kerangka pikir dari kajian yang akan dilakukan tentang cadangan karbon pada

(19)

Alih Fungsi dan Perubahan Tutupan Lahan

Arena Permainan Club House

Perairan

Pasir Rumput

Eksisting Desain Penanaman dan Jenis Vegetasi pada Padang Golf

Bangunan Vegetasi

Keanekaragaman Vegetasi

Biomassa Rumput

Rasio C-Stok Rumput dan Vegetasi Emisi C Akibat

Pemangkasan

C sequestration dalam Rumput

Pendekatan Alometrik

C-Stok

Potensi C-Stok pada Padang Golf Vegetasi Area Non-Permainan

Padang Golf JABOPUNJUR

 

Gambar 1. Bagan alir kerangka pemikiran.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

potensi cadangan karbon yang terdapat dalam padang golf dan bermanfaat bagi

sektor mitigasi pemanasan global.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

 

   

2.1. Struktur dan Desain Padang Golf

Area permainan suatu lapangan golf terdiri dari fairway, green, hazard, rough, dan teebox (Gambar 2). Fairway adalah daerah rumput antara teebox dan

putting green yang merupakan area yang benar untuk jatuhnya bola sebelum masuk ke green dan atau sesudah memukul dari teebox (Brosnan, 2008). Fairway

berbentuk bulat, lonjong memanjang, berpola organik atau membelok sesuai

kondisi tapak dan luasan yang tersedia dengan ketinggian rumput 13-20 mm

(Emmons, 2000).

Gambar 2. Desain padang golf (sumber : Beelman, 2004).

 

Green merupakan daerah sasaran utama pukulan yang di dalamnya terdapat

hole atau lubang tempat masuknya bola. Green biasanya berbentuk bulat atau berpola organik dengan kemiringan yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan.

Green yang baik ditumbuhi rumput yang merata, rapat, berwarna hijau segar, permukaan rumput tegak halus sehingga bola dapat menggelinding dengan baik

(Nasrullah dan Tunggalini, 2000). Jenis rumput yang digunakan adalah rumput

(21)

kekeringan, tahan terhadap kadar garam tinggi, hama dan penyakit (Emmons,

2000). Ukuran green sangat bervariasi, berkisar antara 465-697 m2 dengan kemiringan sebesar 1-2% dan ketinggian rumput 4-6 mm.

Hazard merupakan suatu rintangan di lapangan, dapat berupa bak pasir (sand bunker), collar, vegetasi yang tumbuh di sepanjang rough dan rintangan air yang berupa danau. Rintangan berupa danau dapat diletakkan di fairway, rough

atau sekitar green, yang dapat berfungsi sebagai tempat akhir pembuangan air, drainase dan bermanfaat sebagai air irigasi.

Rough adalah lapangan rumput yang memisahkan antara area permainan

hole yang satu dengan hole yang bersebelahan atau merupakan area yang berada di luar area permainan. Daerah rough biasanya menggunakan rumput manila (Zoysia matrella) yang mempunyai daun lebih lebar, padat dan agak tegak jika dibandingkan dengan rumput Bermuda (Emmons, 2000). Ketinggian rumput

sekitar 30-135 mm sehingga dari jauh penampakan rough akan berbeda dengan

fairway (Nick, 2004). Pada daerah ini dibangun sirkulasi pelayanan dan ditanami pohon yang berfungsi sebagai pembatas. Rough merupakan area yang membutuhkan pemeliharaan yang relatif minimum.

Teebox adalah tempat memulai permainan golf atau suatu area di hole

permainan golf yang khusus disiapkan untuk pemukulan pertama pada setiap hole.

Teebox mempunyai posisi tinggi dengan kemiringan sebesar 1-2 %. Bentuk teebox

bisa bulat, persegi maupun lonjong dan dibuat mengarah ke fairway. Jenis rumput yang biasanya digunakan adalah rumput bermuda dengan ketinggian 7-10 mm

(Guntoro et al. 2007). Teebox memerlukan tingkat pemeliharaan yang lebih tinggi dibandingkan fairway namun lebih rendah dibandingkan green (Nurhayati, 2009).

Aspek estetis adalah hal yang utama dalam permainan golf, yang berarti

keadaan alam yang sepatutnya dipertahankan sehingga apa yang dilihat oleh

pemain dapat dirasakan keunikannya. Menurut Nurhayati (2009) terdapat lima

tipe rancangan dasar untuk lapangan golf 18 holes yang dapat menampung kebutuhan-kebutuhan khusus melalui penentuan lokasi dengan cara penelaahan

topografi dan sifat khas alamiah tapak (Gambar 3), yaitu :

(22)

 

3. Lapangan 18 holes berjalur ganda dengan sembilan balikan. 4. Lapangan 18 holes dengan jalur ganda menerus.

5. Lapangan 18 holes yang merupakan lapangan golf inti.

Gambar 3. Desain padang golf 18 holes (sumber: Nurhayati, 2009).

 

Lapangan 18 holes berjalur tunggal dengan sembilan balikan dirancang apabila lahan yang tersedia cukup luas dengan letak club house di tengah-tengah. Hal ini akan memudahkan pemain untuk memulai permainan dari hole satu atau

hole sepuluh terlebih dahulu sehingga jika terdapat banyak pemain tidak perlu mengantri terlalu lama.

2.2. Struktur Vegetasi Padang Golf

Lapangan golf tanpa adanya pohon akan terlihat gundul dan pemain akan

merasakan pentingnya pohon dan tanaman ornamental. Keberadaan tanaman baik

pohon dan ornamental dapat menaikkan kualitas lapangan golf dengan melakukan

pemilihan jenis tanaman yang tepat dan mengetahui penempatan yang baik di

lapang akan memperlihatkan empat fungsi utama tanaman, yaitu fungsi secara

arsitektural, teknik, estetika, dan ekonomi (Nick, 2004).

Fungsi pohon secara arsitektural yaitu:

1. Sebagai rintangan alami bagi pegolf dalam penempatan bola di permainan

(23)

2. Sebagai alat penentu jarak yang alami.

3. Referensi point saat bola mendarat pada garis area permainan.

4. Sebagai kontrol dalam penempatan bola agar tidak keluar area permainan

dan menciptakan target utama yaitu daerah green serta melindungi pegolf dari sinar matahari yang menyilaukan.

Fungsi pohon secara ekologis yaitu:

1. Mempengaruhi dan mengontrol aliran udara dan sirkulasi.

2. Sebagai alat konservasi seperti pengontrol erosi dan preservasi habitat

satwa.

3. Memodifikasi lingkungan contohnya sebagai pemecah angin.

4. Sebagai pengaman dari pukulan yang tidak terarah bagi pegolf maupun

properti lainnya.

5. Sebagai pagar dari sesuatu yang mengganggu serta pemberi rasa nyaman

bagi pegolf.

Fungsi pohon secara estetika yaitu:

1. Sebagai pemecah kemonotonan di sepanjang daerah permainan.

2. Memberi kesan tertentu seperti menghasilkan kontras, variasi dan

menarik perhatian.

3. Sebagai pemberi tekanan terhadap suatu titik yang menjadi pusat

perhatian.

4. Sebagai penghubung dari bentukan-bentukan yang ada di lapangan golf.

Fungsi pohon secara ekonomi yaitu menghasilkan produk yang ekonomis

seperti buah, kayu, kayu bakar, kompos, daun, kacang-kacangan, dan produk

lainnya. Jenis tanaman yang tumbuh sesuai iklim setempat akan mempengaruhi

jenis produk yang dihasilkan.

Lapangan golf yang baik harus mampu memenuhi dua jenis kualitas yang

ditentukan, yaitu kualitas fungsional dan kualitas visual (Nurhayati, 2009).

(24)

 

Secara umum berdasarkan daerah sebaran dan daya adaptasinya terhadap

suhu lingkungan, ada dua kelompok besar rumput yaitu rumput daerah panas, dan

rumput daerah dingin. Rumput daerah panas tumbuh paling baik di daerah yang

suhunya antara 27°-35° C, sedangkan rumput daerah dingin lebih baik

pertumbuhannya pada suhu antara 15°-24° C. Rumput yang tumbuh di daerah

panas yang popular antara lain adalah bermudagrass (Cynodon dactylon),

zoysiagrass (Zoysia matrella), dan carpetgrass (Axonopus compresus) (Nick, 2004).

Pemilihan rumput untuk lansekap termasuk untuk lapangan golf, didasarkan

pada berbagai pertimbangan. Ketahanan dan kualitas hamparan yang diinginkan

dan kecepatan pertumbuhan/penutupan tanah merupakan kriteria utama.

Pertumbuhan dan penutupan yang cepat diinginkan untuk stabilisasi tanah,

mengurangi perawatan sesudah tanam dan penggunaan tapak secara keseluruhan

Tingkat kepentingan kriteria ditentukan juga oleh peruntukannya, misalnya

kriteria mana yang utama untuk green berbeda dengan teebox maupun fairway. Guntoro et al. (2007) menyatakan jenis rumput yang digunakan untuk area green

harus memiliki persyaratan antara lain :

1. Rendah, tumbuh menjalar, dan berdaun tegak.

2. Toleran terhadap pemangkasan pendek (sampai 0.5 cm),

3. Tajuknya sangat rapat

4. Daunnya bertekstur halus

5. Keseragaman tinggi

6. Bebas dari biji gulma yang berlebihan

7. Mempunyai daya pemulihan yang cepat

Sifat-sifat lain yang juga diinginkan adalah ketahanan terhadap hama dan

penyakit, toleran terhadap deraan lingkungan dan lalu-lintas. Warna hijau tua

tidak mempengaruhi kualitas putting tetapi dapat meningkatkan nilai estetikanya.

Sifat penting yang harus diperhatikan untuk daerah teebox antara lain memiliki daya pulih yang tinggi, adaptif untuk pemangkasan 0.8-2 cm, rapat dan

kuat, serta toleran terhadap pemadatan tanah. Sifat yang diinginkan untuk daerah

(25)

Bermudagrass meliputi 10 spesies, termasuk spesies hibrida (Cynodon magennisii). Varietasnya sangat banyak dan beragam misalnya varietas Tifgreen

dan Tifdwarf sangat bagus untuk green, sedangkan Tifway cocok untuk fairway

(Harjanto, 1995). Ketiga contoh varietas tersebut adalah hasil perkawinan antara

C. dactylon dan C. transvaalensis. Zoysiagrass memiliki beberapa spesies dan diantaranya banyak digunakan untuk lansekap, termasuk lapangan golf seperti

rumput jepang (Zoysia japonica) dan rumput manila (Zoysia matrella).

Spesies-spesies zoysia dibedakan terutama berdasarkan kecepatan pertumbuhan, tekstur dan toleransinya terhadap suhu rendah. Rumput jepang

bertekstur sedang, pertumbuhan lambat, dan toleran terhadap suhu rendah.

Varietasnya yang paling banyak ditanam adalah Meyer. Varietas Emerald

merupakan hasil perkawinan antara Z. japonica dengan Z. tenuifolia, memiliki pertumbuhan rapat, berwarna hijau tua dan membentuk hamparan yang indah.

2.3. Pendugaan dan Pengukuran Biomassa serta Karbon  

Penghitungan untuk karbon sequestration harus mencakup seluruh gudang karbon yaitu biomassa hidup bagian atas, biomassa hidup bagian bawah,

nekromassa, dan biomassa tanah. Biomassa merupakan jumlah total dari bahan

organik hidup yang dinyatakan dalam bobot kering oven ton per unit area. Brown

(1997) mengemukakan bagian terbesar gudang karbon (carbon pool) dalam proyek berbasis hutan adalah dalam biomassa hidup, meliputi komponen bagian

atas dan bagian bawah (akar), pohon, palma, tumbuhan herba (rumput dan

tumbuhan bawah), semak, dan paku-pakuan.

Dalam inventarisasi karbon hutan, terdapat setidaknya ada empat gudang

karbon yang diperhitungkan (Hairiah et al. 2001). Keempat gudang karbon tersebut yaitu : biomassa atas permukaan, biomassa bawah permukaan, bahan

organik mati dan karbon organik tanah. Biomassa atas permukaan adalah semua

material hidup di atas permukaan. Termasuk bagian dari pool karbon ini yaitu :

batang, tunggul, cabang, kulit kayu, biji dan daun dari vegetasi baik dari strata

pohon maupun dari strata tumbuhan bawah di lantai hutan.

Biomassa mati meliputi serasah halus, sisa kayu kasar, tanah termasuk

(26)

11 

 

biomassa dari akar tumbuhan yang hidup. Pengertian akar ini berlaku hingga

ukuran diameter tertentu yang ditetapkan. Hal ini dilakukan sebab akar tumbuhan

dengan diameter yang lebih kecil dari ketentuan cenderung sulit untuk dibedakan

dengan bahan organik tanah dan serasah (Cesylia, 2009).

Bahan organik mati meliputi kayu mati dan serasah. Serasah dinyatakan

sebagai semua bahan organik mati dengan diameter yang lebih kecil dari diameter

yang telah ditetapkan dengan berbagai tingkat dekomposisi yang terletak di

permukaan tanah (Hairiah, 2001). Kayu mati adalah semua bahan organik mati

yang tidak tercakup dalam serasah baik yang masih tegak maupun yang roboh di

tanah, akar mati, dan tunggul dengan diameter lebih besar dari diameter yang

telah ditetapkan. Karbon organik tanah mencakup karbon pada tanah mineral dan

tanah organik termasuk gambut.

Namun untuk mengukur keseluruhan gudang karbon mengalami banyak

kendala dan biaya yang sangat besar serta beberapa komponen gudang karbon

dalam vegetasi memiliki perubahan cadangan karbon sangat kecil sehingga tidak

perlu diukur. Cessylia (2009) merekomendasikan gudang karbon utama yang

dapat diperhitungkan untuk kegiatan proyek karbon yakni biomassa di atas

permukaan tanah (above ground biomass), biomassa di bawah permukaan tanah (belowground biomass), serasah, kayu-kayu mati, dan karbon tanah.

Pengukuran biomassa vegetasi dapat memberikan informasi tentang karbon

dalam vegetasi secara keseluruhan, atau jumlah bagian-bagian tertentu seperti

kayu yang sudah diekstrasi (Langi, 2007). Menurut Sutaryo (2009) metode

pendugaan biomassa diatas permukaan tanah secara garis besar dikelompokkan

menjadi dua yaitu:

1. Metode pemanenan (destruktif)

a) Metode pemanenan individu tanaman, metode ini digunakan pada kerapatan

tanaman individu tumbuhan cukup rendah dan komunitas tumbuhan dengan

jumlah yang sedikit. Nilai total biomassa dengan metode ini diperoleh dengan

menjumlahkan biomassa seluruh individu dalam suatu unit area contoh.

b) Metode pemanenan kuadrat, metode ini mengharuskan menanam semua

(27)

diperoleh dengan mengkonversi bobot bahan organik yang dipanen dalam suatu

unit area.

c) Metode pemanenan individu pohon yang mempunyai luas bidang dasar, metode

ini biasanya diterapkan pada tegakan yang memiliki ukuran individu seragam.

Nilai total biomassa diperoleh dengan menggandakan nilai berat rata-rata dari

pohon contoh yang ditebang dengan jumlah individu pohon dalam suatu unit area

dengan jumlah luas bidang dasar dari semua pohon.

2. Metode pendugaan tidak langsung (non-destruktif)

a) Metode hubungan alometrik, metode ini didasari pada persamaan alometrik

dengan mencari korelasi paling baik antara dimensi pohon (diameter dan tinggi)

dengan biomassanya. Sebelum pembuatan persamaan pohon-pohon yang

mewakili sebaran kelas diameter ditebang dan ditimbang. Nilai total biomassa

diperoleh dengan menjumlahkan semua bobot individu pohon dalam suatu unit

area.

b) Crop meter, metode pendugaan biomassa ini dilakukan dengan cara menggunakan peralatan elektroda listrik. Menurut Marklund dan Schoene (2006)

terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk menduga biomassa dari pohon,

yakni pertama berdasarkan pendugaan volume kulit sampai batang bebas cabang

yang kemudian diubah menjadi kerapatan biomassa (ton/ha), sedangkan

pendekatan kedua secara langsung dengan menggunakan persamaan regresi

biomassa.

Pendugaan biomassa pada pendekatan pertama menggunakan persamaan :

Biomassa di atas tanah (ton/ha) = VOB x WD x BEF (Brown, 1997) dimana

VOB = Volume batang bebas cabang dengan kulit (m3/ha)

WD = Kerapatan kayu (biomassa kering oven (ton) dibagi volume

biomassa inventarisasi (m3)

BEF = Perbandingan total biomassa pohon kering oven di atas tanah dengan

biomassa kering oven hasil inventarisasi hutan.

Pendugaan biomassa dengan pendekatan kedua menggunakan persamaan :

Biomassa di atas tanah Y = aDb dimana :

Y = biomassa pohon (kg)

(28)

13 

 

Menurut Ketterings et al. (2001) metode yang paling akurat dalam pengukuran biomassa tegakan di atas permukaan tanah adalah dengan cara

menimbang biomassa pohon secara langsung di lapangan. Tetapi metode tersebut

membutuhkan banyak waktu, sangat merusak, dan pada umumnya terbatas pada

area yang sempit serta ukuran pohon yang kecil.

Pendugaan biomassa meggunakan metode non-destruktifdengan allometrik

bisa lebih cepat dilaksanakan dan area yang lebih luas bisa dijadikan contoh.

Persamaan allometrik sering digunakan pada studi-studi ekologi dan inventarisasi

hutan dalam menduga hubungan antara diameter setinggi dada (DBH) atau

variabel-variabel lain yang mudah diukur dengan volume pohon atau biomassa

pohon.

Beberapa ahli mengembangkan pendugaan biomassa hubungan alometrik

dengan membangun hubungan diameter (DBH) pohon dengan tinggi pohon

(Hairiah et al. 2001). Menurut Marklund dan Schoene (2006) analisis dimensional (DBH dan tinggi) suatu pohon telah terbukti dan mampu menjelaskan lebih dari

95% variasi biomassa pohon.

Lebih lanjut Rahayu et al. (2009) mengemukakan bahwa kandungan biomassa dari hutan berbeda-beda tergantung dari tipe hutan, kesuburan tanah,

tempat tumbuh, dan bagian-bagian biomassa pohon. Pada bagian batang bobotnya

lebih besar daripada bobot akar, cabang dan daun, meskipun demikian bagian

tersebut sangat penting dalam inventarisasi hara, dan kandungan hara pada bagian

batang cenderung mendominasi semua komponen di dalam hutan.

Pendugaan biomassa juga dapat dilakukan dengan pendekatan volume kayu

berdiri mulai dari volume tunggak, batang utama, bebas cabang, cabang beraturan,

dan volume total batang dengan mengalikan volume tiap-tiap bagian ini dengan

kerapatan kayu. Model matematik merupakan salah satu jenis model yang banyak

digunakan pada tanaman. Model ini dicirikan oleh persamaan matematik yang

terdiri dari peubah dan parameter serta adanya korespondensi (fungsi) antar

peubah (Marklund dan Schoene, 2006).

Para ahli ekologi dan kehutanan mengasumsikan bahwa cadangan karbon

dalam pohon diperkirakan 40–50% dari total biomassa, sehingga pendugaan

(29)

menggunakan asumsi bahwa 50% dari total biomassa adalah karbon (Brown,

(30)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di tiga padang golf yaitu Cibodas Golf Park dengan

koordinat 6044’18.34” LS dan 107000’13.49” BT pada ketinggian 1339 m di atas

permukaan laut (m dpl) (Gambar 4), Bogor Golf Club dengan koordinat

6035’04.58” LS dan 106046’42.87” BT pada ketinggian 230 m dpl (Gambar 5),

dan padang golf the Golf Pantai Indah Kapuk dengan koordinat 6006’48.18” LS

dan 106044’56.32” BT pada ketinggian 3 m dpl (Gambar 6). Analisis biomassa

dan kadar karbon dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Januari

2012 sampai dengan Mei 2012.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk analisis laboratorium penentuan kadar karbon

rumput golf adalah sampel rumput golf. Alat yang digunakan antara lain

timbangan kasar, timbangan analitik, eksikator, oven, tanur, dan cawan

aluminium.

Peralatan yang digunakan dalam survei untuk analisis keanekaragaman dan

pendugaan biomassa tegakan adalah global positioning system (GPS), tally sheet, tali tambang, hagameter, meteran, pita ukur, kalkulator.

3.3. Peubah Pengamatan

Peubah yang diamati dalam penelitian ini yaitu rumput golf, tegakan pohon,

serta komposisi dan jenis vegetasi.

3.3.1. Rumput Golf

Kelompok vegetasi yang diambil sebagai sampel adalah jenis rumput golf

yang ditanam pada green, teebox, fairway, dan rough di padang golf tempat penelitian dan masuk dalam sub plot ukuran 0.5 m x 0.5 m dengan kedalaman

0-10 cm. Peubah yang diukur di lapangan adalah bobot basah, sedangkan di

laboratorium yang diukur adalah bobot kering, kadar abu, kadar zar terbang, dan

(31)

Gambar 4. Peta lokasi Cibodas Golf Park (sumber: Google earth).

(32)

17 

 

Gambar 6. Peta lokasi the Golf Pantai Indah Kapuk (Sumber: Google earth).

3.3.2. Pohon

Kelompok vegetasi yang diambil sebagai sampel adalah jenis pohon yang

dominan ditanam di padang golf tempat penelitian, kemudian diukur dan diamati

dengan kriteria sebagai berikut: yakni semua tumbuhan berkayu yang memiliki

diameter batang setinggi dada atau diameter at breast height (DBH) > 5 cm. Peubah vegetasi berupa pohon yang diamati terdiri dari nama jenis, jumlah

individu, diameter, dan tinggi pohon.

3.3.3. Komposisi dan Jenis Vegetasi

Vegetasi pada area permainan maupun non permainan padang golf

diklasifikasikan berdasarkan tingkat pertumbuhannya, yaitu (a) pancang yaitu

permudaan yang memiliki diameter mulai dari 2-10 cm, (b) tiang yaitu permudaan

yang memiliki diameter mulai dari 10-20 cm, dan (c) pohon yaitu pohon yang

(33)

3.4. Metode Penelitian

3.4.1. Penarikan Contoh Rumput Golf (Destruktif)

Pendugaan Cadangan Karbon rumput golf dilakukan dengan cara destruktif.

Menurut Hairiah et al. (2001) untuk sampling destruktif rumput golf yang masuk ke

dalam plot dipangkas kemudian ditimbang bobot basahnya di lapangan dan ditimbang

bobot keringnya setelah dioven.

Pengambilan sampel rumput golf pada bagian fairway, teebox, dan green,

dan rough dilakukan secara komposit dan random masing-masing sebanyak tiga

ulangan (Gambar 7). Biomassa total rumput golf adalah total biomassa setiap

sortimen dari rumput tersebut. Setelah penimbangan bobot basah, diambil sub

sampel sebanyak 250 g dan dimasukkan ke dalam paper bag serta diberi kode

untuk dianalisis di laboratorium.

Gambar 7. Posisi sampling rumput golf.

3.4.2. Penentuan Petak Ukur Permanen Pohon

Penentuan petak ukur permanen dilakukan dengan menggunakan petak

contoh berupa bujur sangkar dengan beberapa ukuran. Bagian petak contoh yang

besar berukuran 20 m x 20 m untuk vegetasi yang berupa pohon, bagian petak

contoh yang kecil berukuran 10 m x 10 m untuk tiang, petak contoh ukuran 5 m x

5 m untuk pancang. Untuk mengetahui karbon stok pada pohon maka sebelumnya

dilakukan tahapan yaitu: inventarisasi dan pengukuran fisik pohon yang bertujuan

untuk mengetahui jumlah dan jenis pohon yang terdapat di lokasi penelitian.

Pengukuran fisik pohon dilakukan untuk memperoleh data mengenai

diameter batang. Pengukuran DBH dilakukan pada ketinggian 130 cm dari atas

permukaan tanah dengan menggunakan meteran. DBH dibagi 4 kategori, yaitu: <

(34)

19 

 

3.4.3. Analisis Keanekaragaman Vegetasi

Penentuan titik sampling di dalam setiap area lapangan golf dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode ini merupakan metode penentuan lokasi penelitian secara sengaja yang dianggap representatif.

Pengambilan contoh vegetasi dilakukan dengan menggunakan petak contoh

berupa bujur sangkar dengan beberapa ukuran. Bagian petak contoh yang besar

berukuran 20 m x 20 m untuk vegetasi yang berupa pohon, bagian petak contoh

yang kecil berukuran 10 m x 10 m untuk tiang, petak contoh ukuran 5 m x 5 m

Gambar 8. Bentuk plot sampling petak kuadrat.

3.5. Prosedur Analisis

3.5.1. Penentuan Kadar Karbon Rumput Golf  3.5.1.1. Penentuan Biomassa Rumput Golf

Setiap sampel bagian tanaman yang sudah ditimbang dikeringkan dalam

oven dengan suhu 800C selama 48 jam dan kemudian ditimbang untuk

mengetahui bobot keringnya. Setelah diketahui bobot kering sampel, maka dapat

dihitung nilai total bobot kering sampel atau biomassa dari masing-masing bagian

yang diukur dengan persamaan :

Bobot kering total kg m2 =

Bobot basah total kg x Bobot kering subsampel (g) Bobot basah subsampel g x Luas area sampling (m2) 

3.5.1.2. Pengukuran Kadar Air

Pengukuran kadar air contoh uji dari beberapa bagian pohon dilakukan

berdasarkan standar TAPPI T 268 OM 88 dengan tahapan sebagai berikut :

a. Sebelum pengujian dimulai, cawan aluminium yang akan digunakan dipanaskan

(35)

cawan aluminium didinginkan ke dalam eksikator, kemudian ditimbang untuk

mengetahui berat cawan.

b. Selanjutnya contoh uji sebanyak 1–2 g ditimbang (Bo), kemudian dimasukan ke

dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan aluminium yang berisi contoh

uji tersebut kemudian dimasukan ke dalam oven selama 3 jam pada suhu 105 ± 3o

C.

c. Setelah 3 jam, cawan aluminium yang yang berisi contoh uji tersebut

dikeluarkan dari oven, kemudian dimasukkan ke dalam eksikator, selanjutnya

ditimbang sebagai berat contoh uji dalam cawan aluminium. Contoh uji dalam

cawan aluminium dikurangi berat cawan aluminium dan dinyatakan sebagai berat

kering oven dari contoh uji (BKT). Nilai kadar air (KA) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

Kadar air = Bo-BKT

BKT × 100% 

3.5.1.3. Penentuan Kadar Zat Terbang

Cawan porselen diisi contoh uji berupa serbuk, kemudian cawan ditutup

rapat-rapat dengan penutupnya, lalu dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 9500C

dengan cara sebagai berikut: mula-mula cawan dimasukkan ke bagian depan pintu

tanur dengan suhu 3000C selama 2 menit, kemudian dipindahkan pada sisi tanur

dengan suhu 5000C selama 3 menit, dan terakhir cawan dipindahkan pada bagian

dalam tanur dengan suhu 9500C selama 6 menit.

Kemudian cawan berisi serbuk yang sudah dipanaskan dalam tanur tersebut

kemudian di dinginkan dalam eksikator selama 1 jam dan di timbang. Kadar zat

yang mudah menguap dinyatakan dalam persen berat dengan rumus :

Kadar zat terbang = A-B

A × 100% 

dimana A adalah berat kering tanur pada suhu 1050C, B adalah berat contoh uji

dikurangi berat cawan dan sisa contoh uji pada suhu 9500C.

3.5.1.4. Penentuan Kadar Abu

Serbuk contoh uji sebanyak 2 g dimasukkan kedalam cawan porselen yang

telah ditetapkan baretnya, kemudian dimasukkan kedalam tanur pada suhu mulai

(36)

21 

 

selanjutnya didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai beratnya tetap.

Besarnya kadar abu dihitung dengan rumus:

Kadar abu =  Bobot abu

Bobot contoh uji kering oven ×100% 

3.5.1.5. Penentuan Kadar Karbon.

Penentuan kadar karbon terikat (fixed carbon) ditentukan berdasarkan rumus: Kadar karbon terikat arang = 100% - kadar zat terbang – kadar abu.

3.5.2. Analisis Cadangan Karbon Pohon

3.5.2.1. Penentuan Biomassa pohon dalam Skala Plot

Penentuan biomassa pohon pada skala plot dari beberapa jenis pohon

dilakukan dengan metode non-destruktif sampling yaitu dengan menggunakan

persamaan alometrik spesifik (Tabel 1). Dalam penelitian ini jika persamaan

spesifik jenis tidak tersedia maka akan digunakan persamaan Chave et al. (2005).

Tabel 1. Persamaan alometrik pendugaan biomassa pohon

Jenis Tegakan Persamaan Sumber

Akasia

Y = biomassa pohon (kg/pohon) D = diameter batang (cm) ρ = berat jenis kayu (gr/cm3)

* pohon yang belum tersedia persamaannya di lokasi dengan curah hujan < 1500 mm/tahun ** pohon yang belum tersedia persamaannya di lokasi dengan curah hujan 1500 - 4000 mm/tahun

(37)

Model tersebut digunakan karena model ini merupakan hasil pengembangan

dan koreksi dari beberapa model sebelumnya dan beberapa lokasi penelitiannya di

Indonesia serta spesifik untuk kondisi dengan curah hujan <1500 - >4000

mm/tahun, yang kurang lebih sama dengan curah hujan di tiga lokasi penelitian.

Sedangkan untuk data berat jenis kayu diakses dari database wood density of trees world agroforestry (www.worldagroforestry.org) dan FAO (www.fao.org).

3.5.2.2 Penentuan Cadangan Karbon dan Serapan CO2 dalam Skala

Lanskap

Cadangan karbon dihitung dengan menggunakan pendekatan biomassa,

dimana karbon dioksida yang diserap tanaman melalui proses fotosintesis

disimpan dalam bentuk biomassa. Biomassa total dapat digunakan untuk

mengkonversi/ menghitung total karbon yang tersimpan dengan menggunakan

asumsi bahwa kandungan karbon kira-kira 50% dari biomassa (Brown, 1997).

Berhubung kandungan biomassa totalnya sudah diketahui dari pengukuran

di lapangan maka diperoleh rumus: Cadangan karbon = Biomassa x 0.5 (ton/ha).

Adapun serapan CO2 dihitung dengan menggunakan perbandingan massa molekul

relatif CO2 (44) dan massa atom relatif C (12), yaitu serapan CO2 = 3.67 x

cadangan karbon.

3.5.3. Analisis Keanekaragaman Vegetasi

Pendugaan struktur vegetasi pada padang golf dilakukan dengan

menggunakan analisis vegetasi dan indeks keragaman pada setiap titik sampling.

Pengukuran parameter ekologi mencakup kerapatan, frekuensi, dominansi dan

indeks nilai penting masing-masing pohon.

Pengukuran kerapatan mutlak, kerapatan relatif, frekuensi mutlak, frekuensi

relatif, dominasi mutlak, dominasi relatif dan indeks nilai penting (INP)

masing-masing pohon dilakukan setelah data lapangan dikumpulkan melalui metode petak

kuadrat.

Menurut Soerianegara dan Indrawan (2008) penentuan komposisi jenis

pohon dominan menggunakan INP dengan melihat nilai frekuensi relatif dan

(38)

23 

 

Kerapatan = Jumlah Individu Luas Contoh  

Kerapatan relatif KR = Jumlah Kerapatan dari spesies

Kerapatan seluruh jenis x 100 % 

Dominansi = Jumlah bidang dasar uas ontoh

L C  

Dominansi relatif DR = Dominansi suatu jenis

Dominansi seluruh jenisx 100 % 

Frekuensi = Jumlah plot ditemukannya suatu spesies Jumlah seluruh plot  

Frekuen =

Fr u

si relatif FR Frekuensi suatu jenis

ekuensi dari sel ruh jenisx 100 % 

Indeks nilai penting  INP = KR+DR+FR 

Secara kuantitatif gambaran umum mengenai keanekaragaman tegakan pada

suatu area dapat dilihat dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon

wiener, yang dihitung dengan menggunakan persamaan :

H'= - [ni n Ln

ni n ]

Keterangan :

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon

ni = Nilai INP jenis ke-i

N = Nilai INP total

Nilai perhitungan indeks keragam (H’) tersebut menunjukkan bahwa

H’ ≥ 3, keragaman spesies tinggi;

1 < H’ < 3, keragaman spesies sedang;

H’ ≤ 1, keragaman spesies rendah.

3.5.4. Analisis Data Cadangan Karbon Rumput dan Pohon

Nilai cadangan karbon pada rumput golf pada masing-masing area

permainan sebanyak 3 ulangan dianalisis menggunakan software SAS 9.1 dengan

ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test

(39)

dan tegakan pada masing-masing lokasi padang golf dibandingkan dan dianalisis

(40)

IV. HASIL

4.1 Analisis Situasional

4.1.1 Letak Geografis dan Administratif

Berdasarkan hasil pengamatan padang golf pada ketiga lokasi penelitian

memiliki karakteristik dan ciri khas masing-masing yang berbeda, adapun

informasi umum mengenai ketiga lokasi penelitian selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Aspek geografis, administratif, dan informasi umum lokasi penelitian

Informasi Umum Letak Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor Jakarta Utara

Kabupaten Cianjur Sumber : Data Pengelola

a). Cibodas Golf Park

Cibodas Golf Park terletak pada koordinat geografis 6044’18.34” LS dan

107000’13.49” BT. Luas wilayah Cibodas Golf Park berdasarkan data pengelola

adalah seluas 19.8 ha dan terletak pada kisaran ketinggian 1350-1390 m dpl.

Secara administratif Cibodas Golf Park berada dalam 3 kabupaten, yaitu;

Kabupaten Bogor (sebelah utara dan barat, Cianjur (sebelah barat dan timur) dan

Sukabumi (sebelah barat dan selatan). Padang golf ini mulai beroperasi pada

(41)

Gambar 9. Lanskap water hazard di padang golf Cibodas Golf Park.

b). Bogor Golf Club

Bogor Golf Club terletak pada koordinat geografis 6035’04.58” LS dan

106046’42.87” BT. Luas wilayah Bogor Golf Club berdasarkan data pengelola

adalah seluas 22 ha dengan total 9 holes dan memiliki kisaran ketinggian lokasi 210-230 m dpl. Secara administratif padang golf Bogor Golf Club berada dalam

wilayah kecamatan Bogor barat, dan dilewati oleh daerah aliran sungai Cisadane

pada bagian barat dan selatan. Padang golf ini memiliki lanskap yang indah dan

didominasi oleh pepohonan berukuran besar (Gambar 10).

(42)

27 

 

Bogor Golf Club merupakan padang golf tertua di Indonesia yang memiliki

total area sebanyak 9 holes dengan luas ± 20 ha, terletak dekat aliran sungai

(DAS) Cisadane kota Bogor dan dibangun pada tahun 1935. Padang golf ini

awalnya memiliki konsep berupa taman yang diselaraskan dengan area permainan

golf, sehingga dari desainnya padang golf memberikan pengalaman bermain golf

yang berbeda. Dalam perkembangannya sampai saat ini, Bogor golf club tidak

banyak mengalami perubahan dalam desain lapangannya.

c). The Golf Pantai Indah Kapuk

The Golf Pantai Indah Kapuk terletak pada koordinat geografis 6006’48.18”

LS dan 106044’56.32” BT. Luas wilayah the Golf Pantai Indah Kapuk

berdasarkan data pengelola adalah seluas 80 ha dan terletak pada kisaran

ketinggian 5-21 m dpl. Secara administratif padang golf ini terletak di kelurahan

Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara (Gambar

11).

Gambar 11. Lanskap menuju area green di padang golf the Golf Pantai Indah Kapuk.

The Golf Pantai Indah Kapuk adalah salah satu salah satu padang golf

Damai Indah yang terletak di sepanjang pantai Laut Jawa. Padang Golf ini

merupakan pembangunan komprehensif real estate yang mulai dibangun pada

(43)

serta menggabungkan antara keindahan alami dan real estate yang modern.

Padang golf ini terletak berdekatan dengan laut Jawa di Jakarta Utara dan Bandar

Udara Internasional Soekarno-Hatta, padang golf ini banyak disorot karena

menampilkan suatu tema yang berbeda dengan padang golf gaya Eropa. Padang

golf ini terdiri dari 80 hektar dengan total par 72 sepanjang 6535 meter dan 18

holes. Fasilitas pada padang golf ini dirancang untuk memberikan perspektif permainan golf yang unik dengan mengintegrasikan keindahan alami rawa di

sekitar pantai yang mengelilingi setiap holes yang ada

4.1.2 Kondisi Iklim

Ketiga padang golf masing-masing Cibodas Golf Park, Bogor Golf Club,

dan the Golf Pantai Indah Kapuk memiliki ketinggian tempat yang berbeda satu

sama lainnya, hal ini mengakibatkan kondisi iklim pada lokasi penelitian memiliki

perbedaan yang signifikan (Tabel 3).

Tabel 3. Kondisi iklim lokasi penelitian

Lokasi

Sumber : Data Pengelola dan Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (2012)

Berdasarkan laporan Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

periode tahun 2011-2012 kawasan Taman Nasional memiliki jumlah bulan basah

7-9 bulan berurutan, dan jumlah bulan kering < 2 bulan setiap tahunnya.

Berdasarkan klasifikasi Schmidt and Ferguson Cibodas Golf Park masuk kedalam

tipe iklim B1 dimana curah hujan rata-rata berkisar antara 3.000-4.200 mm/tahun

dengan rata-rata curah hujan bulanan 200 mm. Suhu berkisar antara 18-25⁰ C dan

kelembaban relatif berkisar antara 70-90 %.

Berdasarkan data BMKG Stasiun Klimatologi Darmaga, Bogor curah hujan

lokasi penelitian menurut stasiun klimatologi terdekat selama tahun 2011-2012

(44)

29 

 

mm. Suhu berkisar antara 24-27⁰C dengan kelembaban relatif berkisar antara

65-70%.

Curah hujan di the Golf Pantai Indah Kapuk adalah sebesar 483.6 mm/tahun

dengan rata-rata curah hujan bulanan 40.35 mm/bulan (BMKG Stasiun

Klimatologi Cengkareng, 2011-2012). Suhu berkisar antara 23-33.1⁰C dengan

kelembaban relatif berkisar antara 45-76%.

4.1.3 Jenis Tanah dan Topografi

a). Cibodas Golf Park

Sesuai peta tinjauan tanah untuk Kabupaten Bogor dan Kota Bogor skala

1:250.000 dari Balai Penelitian Tanah Bogor, jenis tanah yang terdapat di Cibodas

meliputi komplek alluvial kelabu, andosol coklat, dan latosol coklat kemerahan.

Tanah ini mengandung liat dan lapisan sub soil gembur, mudah ditembus air dan

lapisan bawahnya melapuk. Tanah sangat gembur dan agak peka terhadap erosi.

Secara topografi daerah wilayah studi merupakan dataran tinggi dengan variasi

kelerengan lahan bergelombang sampai dengan curam.

b). Bogor Golf Club

Berdasarkan data pengelola jenis tanah di wilayah studi didominasi oleh

jenis latosol dengan reaksi tanah cenderung masam karena tingginya pencucian

akibat curah hujan yang relatif tinggi sepanjang tahun. Kondisi topografi pada

daerah studi relatif datar karena sebelumnya lahan merupakan areal persawahan

dan tegalan dengan tingkat kemiringan 0-25% yang melintasi DAS Cisadane tepat

disamping beberapa titik sebagai batas areal permainan. Kelerengan lahan yang

curam sangat berpengaruh pada terjadinya erosi tanah yang berlebihan, oleh

karenanya untuk membentuk desain yang sesuai diperlukan proses cut and fill

dengan rata-rata elevasi lahan sebesar 4% untuk di hole 1 - 3 sedangkan sebesar 2 % untuk hole 4 - 9.

c.) The Golf Pantai Indah Kapuk

Jenis Tanah di kawasan the Golf Pantai Indah Kapuk dipengaruhi oleh hasil

endapan sungai yang mengalir di wilayah tersebut. Kondisi tanah aslinya

merupakan endapan tanah liat bercampur pasir dengan jenis aluvial kelabu dan

(45)

permukaan tanah datar dan subur karena dipengaruhi oleh endapan sungai yang

mengandung sedimen bahan organik dengan tekstur tanah lunak. Kondisi ini

menyebabkan daya dukung tanah rendah dan proses intrusi air laut tinggi. Variasi

kelerengan pada wilayah studi relatif datar dan landai, kondisi ini dipertahankan

sehingga kawasan permainan the golf Pantai Indah Kapuk menjadi lebih

menantang.

4.2. Potensi C-Stock Rumput Golf Area Permainan

Rumput golf yang dijadikan sampel pada 3 lokasi penelitian adalah rumput

yang berada pada area green, teebox, fairway, dan rough (Gambar 12). Penggunaan jenis rumput dan luasan pada masing-masing area permainan di 3

lokasi penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Gambar 12. Area green (kiri atas), teebox (kanan atas), fairway (kiri bawah), dan rough (kanan bawah) di lokasi penelitian.

Secara keseluruhan pada 3 lokasi penelitian yaitu Cibodas Golf Park, Bogor

Golf Club, dan the Golf Pantai Indah Kapuk luasan pada area permainan fairway

(46)

31 

 

green maupun teebox. Penggunaan jenis rumput pada tiap area permainan di masing-masing lokasi penelitian relatif sama, kecuali pada area teebox di Cibodas Golf Park yang menggunakan rumput jenis Zoysia var matrella.

Tabel 4. Rataan biomassa, nilai fixed carbon, dan nilai cadangan karbon rumput golf pada tiap area permainan di tiga lokasi penelitian

Lokasi Area Biomassa Fixed Carbon Above ground Above ground (kg/ha) (%) C-Stock (kg/ha) C-Stock

Cibodas Green 5553.22 17.57 975.70 ab Cibodas Golf Park Golf Park Teebox 6355.91 18.94 1203.81 ab vs

Fairway 8104.38 19.88 1611.15 ab Bogor Golf Club

Rough 17581.62 21.27 3739.61 ab

Total 37595.13 - 7530.26 *

Bogor Golf Green 6404.36 17.88 1145.10 ab Cibodas Golf Park Club Teebox 9838.84 19.93 1960.88 ab vs

Fairway 11574.67 25.66 2970.06 a the Golf Pantai

Rough 12102.73 28.55 3455.33 ab Indah Kapuk

Total 39920.60 - 9531.36 *

the Golf Green 7037.86 22.69 1596.89 a Bogor Golf Club Pantai Indah Teebox 7917.77 29.15 2308.03 a vs

Kapuk Fairway 8488.69 24.66 2093.31ab the Golf Pantai

Rough 10885.98 44.37 4830.11 a Indah Kapuk

Total 34330.30 - 10828.34 tn

Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada area yang sama di lokasi berbeda tidak berbeda nyata menurut uji DMRT (P > 0.05). Untuk total C-Stock * = berbeda

nyata (P < 0.05), tn = tidak berbeda nyata (P > 0.05) menuju uji t student.

Gambar 13. Potensi cadangan karbon rumput golf area permainan di tiga lokasi penelitian (Keterangan untuk total C-Stock: * = berbeda nyata, tn =

green teebox fairway rough total

tn tn

(47)

Ketinggian rumput golf pada area permainan green berkisar antara 3-8 mm,

teebox 10 mm, fairway 15 mm, dan rough 70 mm. Hasil analisis kadar karbon sampel rumput golf untuk ketiga lokasi penelitian menunjukkan kadar karbon

cenderung meningkat mulai dari area green, teebox, fairway, dan rough

(Lampiran 4-6).

Dari ketiga padang golf nilai cadangan karbon tertinggi rumput golf pada

area permainan terdapat di area rough berturut-turut sebesar 3739.61, 3455.33, dan 4830.11 kg/ha (Gambar 13). Penurunan ketinggian lokasi penelitian mulai

dari Cibodas Golf Park (1330 m dpl) sampai the Golf Pantai Indah Kapuk (3 m

dpl) meningkatkan potensi cadangan karbon rumput golf pada masing-masing

area permainan dengan nilai total cadangan karbon 7530.26, 9531.36, 10828.34

kg/ha.

4.3. Potensi Cadangan Karbon Pohon di Tiga Lokasi Penelitian

Cadangan karbon pohon meningkat dengan bertambahnya kelas DBH pada

masing-masing lokasi penelitian. Rekapitulasi hasil uji statistik pada ketiga lokasi

penelitian dengan variabel cadangan karbon dapat dilihat selengkapnya pada

Tabel 5.

Tabel 5. Nilai cadangan karbon pada berbagai kelas DBH di tiga lokasi penelitian

Kelas

DBH Cibodas Golf Park Bogor Golf Club the Golf PIK

(cm) Biomassa C-Stock Biomassa C-Stock Biomassa C-Stock

(kg/ha) (kg/ha) (kg/ha) < 10 1449.22 724.61c 192.5 96.25c 5.5 2.75bc

10 - 19.9 4224.88 2112.44b 4038.72 2019.36c 47.86 23.93bc 20 - 29.9 2135.08 1067.54c 5811.9 2905.95bc 3783.92 1891.96b 30- 39.9 12856.76 6428.38a 13253.66 6626.83b 4717.44 2358.72b > 40 48566.06 24283.03a 38438.08 19219.04a Total 20665.94 10332.97 71862.84 35931.42 46992.8 23496.40

Cibodas Golf Park Cibodas Golf Park Bogor Golf club

vs vs vs Bogor Golf Club the Golf PIK the Golf PIK

Total

C-Stock * * *

Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT (P > 0.05)

(48)

33 

 

Secara statistik nilai cadangan karbon di Cibodas Golf Park berbeda nyata di

kelas diameter 10-19.9 cm dengan nilai sebesar 2112.44 kg/ha dan pada kelas

diameter 30-39.9 cm dengan nilai cadangan karbon sebesar 6428.38 kg/ha. Nilai

cadangan karbon pada masing-masing kelas diameter untuk lebih lengkapnya

dapat dilihat pada (Gambar 14).

Gambar 14. Sebaran cadangan karbon pohon pada berbagai kelas DBH

0

Gambar 15. Sebaran cadangan karbon pohon pada berbagai kelas DBH

0

(49)

Bogor Golf Club dengan ketinggian lokasi 230 m dpl menghasilkan

cadangan karbon pohon pada berbagai kelas diameter yang cenderung meningkat

dengan bertambahnya kelas diameter (Gambar 15). Nilai cadangan karbon pohon

yang terendah terdapat pada kelas diameter < 10 cm sedangkan nilai C-Stock

tertinggi terdapat pada kelas diameter > 40 cm.

Secara statistik nilai cadangan karbon pohon pada Bogor Golf Club tidak

berbeda nyata antara pohon yang memiliki kelas diameter < 10 cm, 10-19.9 cm,

dan 20-29.9 cm. Pohon yang memiliki kelas diameter 30-39.9 cm dan > 40 cm

dengan nilai cadangan karbon masing-masing 6626.83 dan 24283.03 kg/ha

memiliki perbedaan nyata nilai cadangan karbon dengan kelas diameter pohon

lainnya (Gambar 15).

Cadangan karbon pohon dengan kelas diameter > 40 cm pada area the Golf

Pantai Indah Kapuk memiliki perbedaan nyata dengan nilai cadangan karbon pada

kelas diameter lainnya (Gambar 16). Nilai cadangan karbon pada berbagai kelas

diameter cenderung bertambah dengan meningkatnya kelas diameter. Nilai

cadangan karbon tertinggi dihasilkan oleh pohon dengan kelas diameter > 40 cm

yaitu sebesar 19219.04 kg/ha.

Gambar 17 menunjukkan bahwa spesies pohon dengan famili Casuarinaceae

seperti cemara laut dan cemara gunung merupakan vegetasi dominan yang

memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap nilai total cadangan karbon

yaitu sebesar 7105.54 kg/ha. Vegetasi lainnya pada Cibodas Golf Park yang

memberikan kontribusi untuk total cadangan karbon tertinggi antara lain pohon

dengan famili Fabaceae, Dicksoniaceae, Araucariaceae, dan Myrtaceae

masing-masing dengan nilai C-Stock sebesar 1482, 452.90, 431.77, dan 308.62 kg/ha.

Pada area Bogor Golf Club spesies pohon yang berasal dari famili Fabaceae

seperti angsana merupakan famili yang memberikan kontribusi total cadangan

karbon terbesar yaitu sebesar 8364.06 kg/ha (Gambar 18). Sedangkan famili

lainnya yang memberikan kontribusi terbesar untuk nilai total cadangan karbon

berasal dari famili Meliaceae, Anacardiaceae, dan Euphorbiaceae masing-masing

memiliki nilai total cadangan karbon sebesar sebesar 7477.18, 4795.30, 3926.20,

(50)

35 

 

Spesies pohon dari famili Fabaceae, Arecaceae, Moraceae, Acanthaceae,

dan Apocynaceae pada the Golf Pantai Indah Kapuk merupakan famili yang

memberikan kontribusi terbesar untuk total cadangan karbon masing-masing

sebesar 11969.75, 8801.34, 2185.52, 265.59, dan 247.51 kg/ha (Gambar 19).

Gambar 17. Sebaran cadangan karbon pohon berdasarkan famili pada

0

Gambar 18. Sebaran cadangan karbon pohon berdasarkan famili pada Bogor Golf Club.

Gambar 19. Sebaran cadangan karbon pohon berdasarkan famili pada

(51)

Gambar 20. Hubungan antara kerapatan pohon dan luas bidang dasar

Cadangan Karbon (ton/ha)

Power (Kerapatan Tegakan) Linear (Luas Bidang Dasar)

dengan cadangan karbon pada lokasi penelitian.

Tabel 6. Korelasi antara kerapatan pohon dan luas bidang dasar dengan cadangan karbon di lokasi penelitian

Koefisien Korelasi Kerapatan Pohon Luas Bidang Dasar

Cadangan Karbon 0.86* 0.99**

Keterangan : * Memiliki korelasi nyata pada taraf kepercayaan 95% ** Memiliki korelasi nyata pada taraf kepercayaan 100%

Fungsi persamaan power digunakan dalam pendugaan hubungan antara

kerapatan pohon dengan cadangan karbon. Terlihat bahwa seiring bertambahnya

kerapatan pohon maka pertambahan cadangan karbon cenderung meningkat

(Gambar 20). Begitu juga dengan peningkatan luas bidang dasar yang akan

meningkatkan cadangan karbon pada tegakan secara linier. Koefisien korelasi

antara cadangan karbon vs kerapatan dan cadangan karbon vs luas bidang dasar

berbeda nyata dan memiliki korelasi tinggi antara satu dengan yang lainnya

dengan nilai masing-masing sebesar 0.86 dan 0.99 (Tabel 6).

4.4. Potensi Cadangan Karbon Total dan Serapan CO₂ dalam Skala Lanskap

Untuk menghitung total cadangan karbon dan Serapan CO2 maka perlu

diketahui luas masing-masing area permainan di padang golf tersebut. Pada

penelitian ini area permainan padang golf yang digunakan untuk mengestimasi

cadangan karbon pada tiga lokasi penelitian berupa area yang ditanami rumput

Gambar

Gambar 4. Peta lokasi Cibodas Golf Park (sumber: Google earth).
Gambar 9. Lanskap water hazard di padang golf Cibodas Golf Park.
Gambar 12. Area green (kiri atas), teebox (kanan atas), fairway (kiri
Tabel 5. Nilai cadangan karbon pada berbagai kelas DBH di tiga lokasi penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah contoh, pembelajaran lain yang menerapkan pembelajaran aktif berpusat pada siswa dengan melibatkan teknologi abad 21....

Pokja I ULP Kota Depok memberikan kesempatan kepada peserta lelang/seleksi untuk menyampaikan sanggahan Kepada Pokja I ULP Kota Depok selama periode masa sanggah sesuai jadwal

Demikian Pengumuman Pemenang Pelelangan ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal dan bulan sebagaimana tersebut di atas untuk dipergunakan sebagaimana

Dans cette note, nous montrons que la dynamique d’un polynˆ ome quadratique sur un corps local peut ˆetre d´etermin´ee en temps fini, et que l’on a l’alternative suivante :

a. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian. Keduanya berguna dan sesuai

The survey notes that Indonesia’s economic growth is actually respectable in an international context, but the authors point to some possible headwinds, such as the risk

The classic functional calculus for bounded operators on Banach space is generalized for bounded elements of algebra Q P ( X )..

Penelitiannya membahas tentang faktor disiplin guru yang mencangkup kedisiplinan dalam memanfaatkan waktu, mengajar, mempunyai tanggung jawab terhadap profesi dan beretos