• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS KREDIT DAN SARANA PENYULUHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA DOLOK MERAWAN KECAMATAN DOLOK MERAWAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FASILITAS KREDIT DAN SARANA PENYULUHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA DOLOK MERAWAN KECAMATAN DOLOK MERAWAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Fasilitas Kredit Dan Sarana Penyuluhan

Terhadap Pendapatan Petani Karet di Desa Dolok Merawan Kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai”.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen, Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung

penulis dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya :

1. Bapak Prof. Drs. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan

3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan

4. Bapak Drs. Ahmad Hidayat, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

5. Ibu T. Teviana, SE, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen

(5)

iv 6. Bapak Dr. Saidun Hutasuhut, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

arahan dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan.

8. Buat Kak Yohana selaku pegawai jurusan manajemen.

9. Bapak Fujiono S.Pd, selaku Kepala Desa Dolok Merawan yang telah

memberikan izin penulis melakukan penelitian di Desa Dolok

Merawan.

10.Seluruh pegawai Di kantor Kepala Desa Dolok Merawan yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian di Desa Dolok

Merawan.

11.Dan buat semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu oleh

penulis namun sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis mengucapkan

terima kasih.

Medan, Oktober 2014

Penulis,

Satriawan

(6)

ABSTRAK

Satriawan, NIM. 7103210056. Pengaruh fasilitas Kredit dan Sarana Penyuluhan Terhadap Pendapatan Petani Karet di Desa Dolok Merawan Kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi. Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan. Oktober 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fasilitas kredit dan sarana penyuluhan terhadap pendapatan petani di Desa Dolok Merawan Kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 117 orang, sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan metode Random Sampling dengan jumlah 54 orang. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah observasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear ganda dengan rumus Ỳ = a + b1X1 + b2X2 + e. Analisis data pada masing-masing variabel diperoleh hasil persamaan regresi ganda = -1,888 + 0,965 X1+ 0,073 X2 + e. Selanjutnya diperoleh koefisien (R2) sebesar 93,6% dan sisanya 6,4% dijelaskan oleh faktor lain diluar dari analisis variabel dalam penelitian ini. Nilai 0,936 menunjukan adanya arah yang sama dari kedua variabel tersebut, artinya semakin tinggi tingkat variabel X yang terjadi maka semakin tinggi pendapatan karet di Desa Dolok Merawan.

(7)

ABSTRACK

Satriawan, NIM. 7103210056. The effect of credit facilities and Means of Counseling to the Income Rubber Farmers in Dolok Merawan, Distrik Dolok Merawan, Serdang Bedagai regency. Thesis. Management, Faculty of Economics, University of Medan. October 2014.

This study aims to determine how much influence the credit facility and means of counseling to the income of farmers in Dolok Merawan, distrik Dolok Merawan Bedagai Serdang regency. The population in this study amounted to 117 people, while the sampling technique in the study using random sampling method by the number of 54 people. Data collection techniques used were observation.

The data analysis technique used is multiple linear regression formula Ỳ = a + b1x1 + b2X2 + e. Analysis of data on each variable results obtained multiple regression equation Ỳ = -1.888 + 0.965 X1 + 0.073 X2 + e. Furthermore coefficient (R2) of 93.6% and the remaining 6.4% is explained by other factors outside of the analysis variables in the study. Value of 0.936 indicates the presence of the same direction of the two variables, meaning that the higher the level of variable X that occurs, the higher revenues in Dolok Merawan rubber.

(8)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Perumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

Bab II Kajian Pustaka 2.1 Kerangka Teori ... 9

2.1.1 Kredit ………..... 9

2.1.1.1 Unsur-Unsur Kredit ... 12

2.1.1.2 Fungsi kredit ... 10

2.1.1.3 Jenis-jenis kredit ... 12

2.1.2 Penyuluhan ... 12

2.1.2.1 Tujuan Penyuluhan ... 20

2.1.2.2 Pelaku/Fasiliator penyuluhan ... 20

2.1.2.3 Penerima manfaat kegiatan penuluhan ... 22

(9)

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi pendapatan petani ... 27

2.2 Penelitian Relevan ... 29

2.3 Kerangka Berfikir ... 30

2.4 Hipotesis Penelitian ... 31

Bab III Metode Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian ... 32

3.2 Populasi dan Sampel ... 32

3.2.1 Populasi ... ... 32

3.2.2 Sampel ... 33

3.2.2 Sumber Data ... 33

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 34

3.3.1 Variabel Penelitian ... 34

3.3.2 Defenisi Operasional Variabel ... 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5 Teknik Analisis Data... 35

3.5.1 Transformasi skala data ordinal menjadi data interval ... 35

3.5.2 Uji Validitas Dan Reabilitas ... 36

3.5.2.1 Uji Validitas ... 36

3.5.2.2 Uji Reliabilitas ... 37

3.5.3 Uji Normalitas ... 38

3.5.4 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.5.4.1 Uji Multikolinearitas ... 38

3.5.4.2 Uji Heterokedastisitas ... 39

(10)

3.5.5 Analisis Regresi Berganda ... 42

3.5.5.1 Uji Signifikan Simultan (UJi F) ... 43

3.5.5.2 Uji T (Parsial) ... 43

3.5.6 Identifikasi Koefisien Determinasi ... 44

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Wilayah Desa Dolok Merawan ... 43

4.1.2 Penduduk Desa Dolok Merawan ... 43

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Karakteristik Respoden ... 44

4.2.2 Uji Validitas Dan Reabilitas ... 46

4.2.3 Uji Normalitas Data ... 47

4.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 48

4.2.4.1 Uji Multikolinearias ... 48

4.2.4.2 Uji Heterokedastisitas ... 49

4.2.4.3 Uji Autokorelasi ... 50

4.3 Hasil Analisis Regresi ... 51

4.4 Pengujian Hipotesis ... 52

4.4.1 Pengujian Hipotesis Dengan Uji F ... 53

4.4.2 Pengujian Hipotesis Dengan Uji T ... 53

4.4.3 Uji Koefisien Determinan ... 54

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

(11)

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 58

Daftar Pustaka ... 59

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Perkembangan Posisi Kredit Menurut Sektor Pertanian Di Indonesia ...3

3.1 Lay Out Angket...34

3.2 Uji Autokorelasi Dengan DW Test ...40

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Klamin ...44

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...45

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...45

4.4 Nilai rhitung Untuk Variabel Sarana Penyuluhan ...46

4.5 Reability Statistics ...46

4.6 One Simple Kolmogorov-Smirnov Test ...47

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ...48

4.9 Model Summary...51

5.0 Hasil Perhitungan Regresi Linear berganda ...51

5.1 Anova ...53

[image:12.612.77.528.71.520.2]
(13)
[image:13.612.91.529.81.636.2]

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Kerangka Berpikir ... 30

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kosioner Penelitian

Lampiran 2 Hasil Angket Uji 54 Responden

Lampiran 3 Tabulasi Angket 54 Responden Variabel X2 (Sarana Penyuluhan)

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan

berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk

pembangunan nasional adalah pembangunan dalam bidang ekonomi. Pembangunan

ekonomi merupakan hal mutlak dan harus dilaksanakan untuk meningkatkan taraf

hidup dan kesejahteraan rakyat.

Menurut Wibowo (2004:106), struktur ekonomi Indonesia masih sangat

bersandar pada sektor pertanian, minyak dan gas alam. Untuk mencapai struktur

ekonomi yang seimbang beberapa perubahan pokok perlu dilakukan, salah satunya

adalah sektor pertanian. Perkembangan pertumbuhan sektor pertanian perlu

diperhatikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebagai negara agraris,

sebagian besar dari angkatan kerja dan kegiatan ekonomi nasional Indonesia berputar

di sekitar kegiatan sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian mempunyai

peranan strategis dalam menjamin keamanan pangan penduduk. Pembangunan sektor

pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

Sektor pertanian berperan dalam mendorong perekonomian masyarakat baik

di negara maju maupun negara – negara berkembang. Besar kecilnya sumbangan

sektor pertanian dalam pembangunan perekonomian masyarakat antara negara satu

(16)

2

dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan. Selain itu sektor pertanian berperan

sebagai pemicu pemulihan ekonomi.

Menurut Ashari (2009), walaupun perannya sangat strategis, sektor pertanian

masih menghadapi banyak permasalahan, diantaranya keterbatasan permodalan

petani dan pelaku usaha pertanian lain. Kebutuhan modal diperkirakan akan semakin

meningkat di masa mendatang seiring dengan semakin melonjaknya harga input

pertanian, baik pupuk, obat-obatan, maupun upah tenaga kerja. Untuk mengatasi

permasalahan tesebut, pemerintah telah membuat program – program yang

diharapkan mampu meningkatkan keuntungan petani. Salah satunya adalah program

kredit.

Menurut Mosher (1987), kredit merupakan salah satu faktor pelancar

pembangunan di sektor pembangunan. Untuk meningkatkatkan hasil produksi, petani

membutuhkan modal yang besar supaya dapat menggunakan teknologi usaha tani

secara optimal. Namun, adopsi teknologi pada umumnya relatif mahal dan petani

kecil tidak mampu untuk membiayai teknologi tersebut, akibatnya pemanfaatan

teknologi pertanian sangat rendah. Pemberian kredit pedesaan diharapkan akan

mempercepat produksi pertanian dan produktivitas dan pada akhirnya akan

meningkatkan kesejahteraan petani. Berikut adalah data mengenai perkembangan

posisi kredit berdasarkan sektor pertanian tahun 2008-2012 berdasarkan data statistik

(17)
[image:17.612.69.555.118.660.2]

3

Tabel 1.1. Perkembangan Posisi Kredit Menurut Sektor Pertanian di Indonesia, 2008-2012

No Sektor Ekonomi/ Tahun Rata-Rata

Pertumbuh

an

2008-2012(%)

2008 2009 2010R) 2011R) 2012

1 Pertanian

-Tanaman Pangan

-Tanaman Hortikultura*)

-Tanaman

Perkebunan

-Perikanan

-Peternakan

-Kehutanan dan

Pemotongan kayu -Perburuan -Sarana Pertanian -Lainnya 66,159,676 3,473,389 - 45,211,721 2,763,996 4,920,654 1,009,394 378 - 7,864,368 76,616,369 4,144,803 - 52,152,885 3,337,172 4,903.133 1,207,282 846 941,789 9,928,459 89,525,769 2,731,858 - 73,211,564 4,250,064 5,681,966 1,817,735 2,987 11,877 1,817,718 113,078,083 3,918,855 2,399,683 87,844,637 4,746,574 8,598,518 2,708,933 15,135 126,651 85,467,014 146,963,043 8,176,707 4,584,917 111,334,441 5,295,888 10,813,089 3,546,609 45,880 184,459 121,237,643 22,17 34,34 - 25,61 17,84 23,15 37,53 246,68 - -1,54

Sumber : Bank Indonesia

Keterangan :R) Revisi data sebelumnya *)Sebelumnya termasuk dalam kredit lainnya

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa perkembangan posisi kredit terhadap sektor

pertanian pada tahun 2008-2012 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu

dengan rata-rata pertumbuhan 22,17%. Dengan demikian pemerintah telah ikut

(18)

4

Walaupun kredit sangat penting untuk pembangunan pertanian dan sudah

banyak skim kredit yang diintroduksikan oleh pemerintah, namun aksesibilitas petani

terhadap kredit masih terbatas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

aksesibilitas sebagian besar rumahtangga terhadap sumber kredit di pedesaan masih

sangat terbatas (Burhan Arief dan Mia Rosmiati 2012). Terbatasnya akses terhadap

kredit bagi rumah tangga berpendapatan rendah akan memperkuat lingkaran setan

kemiskinan, sehingga sulit bagi rumahtangga untuk meminjam kembali pada waktu

selanjutnya. Akibatnya mereka tidak mampu untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi

produktif, berinvestasi dalam kesahatan dan pendidikan anggota rumahtanganya.

Disamping itu, petani di Indonesia memiliki kualitas SDM yang masih

rendah. Rendahnya kualitas SDM ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang

rendah. Rata-rata petani Indonesia adalah petani yang tidak pernah sekolah, tidak

lulus SD, atau lulusan SD. Hanya sedikit yang lulus sekolah menengah atau

perguruan tinggi. Berdasarkan data statistik yang dimuat dalam Kompas.Com, 75

persen tingkat pendidikan petani Indonesia tidak tamat dan tamat SD, 24 persen lulus

SMP dan SMA, serta hanya 1 persen lulus perguruan tinggi.

Kondisi ini semakin diperparah dengan rendahnya minat generasi muda yang

memiliki pendidikan yang relatif lebih tinggi untuk berprofesi sebagai petani. Mereka

lebih memilih untuk bekerja di sektor lain sebagai buruh. Badan Pusat Statistik (BPS)

menyatakan bahwa pada tahun 2002 produktivitas sektor pertanian Rp 1,69 juta

rupiah per orang per bulan, tahun 2003 turun menjadi Rp 1,68 juta per orang per

(19)

5

Rp 54,94 juta per orang per bulan. Di sektor perdagangan besar, perdagangan eceran,

rumah makan dan hotel mencapai Rp 4,21 juta per orang per bulan, dan merupakan

urutan kedua terendah setelah pertanian. Angka produktivitas tersebut mengandung

arti bahwa kondisi pekerja di sektor pertanian sangat memprihatinkan.

Rendahnya produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut dapat dipahami,

apabila dikaitkan dengan kondisi umur, tingkat pendidikan, curahan jam kerja, dan

luas garapan petani. Sebaran tenaga kerja pertanian (di luar perikanan dan kehutanan)

berdasarkan kelompok umur memperlihatkan bahwa sebagian besar berada pada

kisaran umur 25-44 tahun (46%), kelompok umur diatas 45 tahun (38%), dan

kelompok umur kurang dari 25 tahun (16%).

Mengamati komposisi umur tenaga kerja tersebut dikhawatirkan di masa

depan akan terjadi kekurangan tenaga kerja pertanian. Sektor pertanian menunjukan

trend aging agriculture, yaitu suatu kondisi di mana tenaga kerja yang berada di pertanian adalah tenaga kerja berusia lanjut, sampai saat ini didominasi oleh tenaga

kerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah yang jumlahnya mencapai 81% dari

tenaga kerja pertanian.

Masalah selanjutnya adalah akses petani terhadap informasi dan teknologi

baru masih sangat terbatas. Hal ini diakibatkan karena mayoritas petani tersebar di

daerah perdesaan yang relatif terbatas sarana dan prasarana transportasi dan

komunikasinya. Akibatnya tingkat serapan petani terhadap inovasi dan teknologi baru

(20)

6

Dalam membangun pertanian diperlukan membangun sumber daya

manusianya, agar kemampuan dan kompetensi kerja petani dapat meningkat, karena

merekalah yang langsung melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan

usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar dan mengajar dengan

mengembangkan sistem pendidikan non formal di luar sekolah secara efektif dan

efisien di antaranya adalah melalui Penyuluhan.

Baik Fasilitas kredit, ataupun sarana penyuluhan tersebut sama-sama

mempunyai fungsi yang berbeda namun memiliki keterkaitan satu sama lain. Bila

hanya tersedia fasilitas kredit tanpa adanya sarana penyuluhan maka hasil dari

produksi atau pendapatan tidak akan maksimal. Dan apabila hanya tersedia sarana

penyuluhan tanpa adanya fasilitas kredit maka kegiatan produksi sulit untuk berjalan

dengan baik.

Mendapatkan produksi yang tinggi, petani harus cermat dalam memanfaatkan

fasilitas kredit. Semakin besar modal yang dipinjam oleh petani, maka kegiatan

produksi yang dilakukan makin besar. Begitu juga dalam memanfaatkan sarana

penyuluhan. Semakin banyak petani mengikuti penyuluhan, maka semakin banyak

pula ilmu pengetahuan dan informasi yang didapatkan oleh petani.

Salah satu desa di Kabupaten Serdang Bedagai yang menjadi daerah penghasil

karet adalah Desa Dolok Merawan. Masyarakat di desa ini pada umumnya bermata

(21)

7

Desa ini tergolong miskin dan minim sarana dan prasarana, kurangnya modal,

dan taraf hidup rendah. Pada lingkungan masyarakat di Desa Dolok Merawan,

Kecamatan Dolok Merawan, terdapat rentenir yang memberikan bantuan permodalan

kepada para petani dengan menggunakan jaminan berupa harta benda yang dimiliki oleh

para petani. Hal ini dapat membantu petani, tetapi hanya dapat menyelesaikan secara

sementara dan setelah itu petani akan mendapat masalah baru yaitu pengembalian

pinjaman yang disertai dengan tingkat bunga tinggi yaitu sekitar 5% sampai dengan 15%

perbulan. Bagi petani yang terlambat membayar akan dikenakan denda dengan tingkat

suku bunga yang tinggi dan petani akan mengalami kesulitan dalam pengembangan

usahanya serta pengembalian pinjaman kepada pihak pemberi pinjaman.

Masalah selanjutnya adalah penyediaan kredit ke petani petani. Banyak lembaga

permodalan dengan berbagai skim kreditnya ditawarkan ke petani, tetapi pada

kenytaannya hanya dapat diakses oleh kelompok masyarakat tertentu sedangkan petani

kecil masih tetap kesulitan. Di desa ini juga banyak terdapat orang tua yang sebagian

besar hanya tamatan SD. Hal ini akan berdampak pada pola pikir dan kemampuan

mereka mereka dalam menerima informasi dan teknologi. Akibatnya, kondisi ini akan

berdampak pada kemampuan mereka dalam mengelola usaha tani karet.

Berdasarkan gambaran diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk

(22)

8

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, maka penulis

mengidentifikasikan masalah penelitian adalah :

1. Pendapatan petani karet tergolong rendah.

2. Aksesibilitas petani karet terhadap kredit masih terbatas

3. Kemampuaan petani karet dalam mengelola usaha tani masih rendah

4. Akses petani karet terhadap informasi dan teknologi baru masih sangat

terbatas.

1.3 Pembatasan Masalah

Kompleknya permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, maka penulis

membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian pada Fasilitas kredit dan sarana

penyuluhan yang dapat berpengaruh pada pendapatan petani.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh fasilitas kredit terhadap pendapatan petani karet di

Desa Dolok Merawan, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang

(23)

9

2. Apakah ada pengaruh sarana penyuluhan terhadap pendapatan petani karet

di Desa Dolok Merawan, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang

Bedagai.

3. Apakah ada pengaruh fasilitas kredit dan sarana penyuluhan terhadap

pendapatan petani karet di Desa Dolok Merawan, Kecamatan Dolok

Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar fasilitas kredit dan sarana penyuluhan dapat

mempengaruhi pendapatan petani karet di Desa Dolok Merawan, Kecamatan

Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Faktor mana yang paling dominasi berpengaruh terhadap pendapatan petani

karet di Desa Dolok Merawan, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten

Serdang Bedagai.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapum yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan dalam memperluas wawasan tentang fasilitas

kredit dan sarana penyuluhan dan pengaruhnya terhadap pendapatan serta

mengetahui sejauh mana hubungan antara teori yang diperoleh di perkuliahan

(24)

10

2. Bagi petani karet

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan petani karet dalam usaha

meningkatkan pendapatan.

3. Bagi Universitas Negeri Medan

Sebagai tambahan literatur keperpustakaan Universitas di bidang penelitian

tentang pengaruh fasilitas kredit dan sarana penyuuhan terhadap pendapatan

petani karet.

4. Bagi pihak lain

Sebagai bahan referensi bagi pihak yang ingin mengembangkan penelitian

(25)

BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka penulis membuat beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Fasilitas kredit dan sarana penyuluhan secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan petani karet di Desa Dolok Merawan Kecamatan Dolok

Merawan, dimana nilai Thitung > Ttabel atau 27,262 > 1,675 dengan level of

signifikan (α) 0,000 < 0,05 untuk fasilitas kredit dan Thitung > Tabel atau 2,053 >

1,675 dengan level of signifikan (α) 0,045 < 0,05 untuk sarana penyuluhan.

2. Fasilitas kredit dan sarana penyuluhan bersama-sama secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan petani karet di Desa Dolok Merawan Kecamatan

Dolok Merawan, dimana nilai Fhitung > Ftabel atau 373,491 > 3,18 dengan level

of signifikan (α) 0,000 < 0,005.

3. Hasil analisis regresi ganda Y = -1,888 + 0,965X1 + 0,073X2 + e. Menunjukan

bahwa secara parsial faktor fasilitas kredit memiliki kontribusi yang besar dalam

mempengaruhi pendapatan petani padi di Desa Dolok Merawan Kecamatan Dolok

Merawan dengan koefisien regresi 0,965 yang selanjutnya didukung dengan

sarana penyuluhan.

4. Koefisien determinasi 0,936 menunjukan bahwa besarnya pengaruh fasilitas kredit

dan sarana penyuluhan terhadap pendapatan petani karet di Desa Dolok Merawan

Kecamatan Dolok Merawan sebesar 93,6% dan sisanya 6,4% dipengaruhi oleh

(26)

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Para petani karet Desa Dolok Merawan, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten

Serdang Bedagai sebaiknya lebih memperhatikan penggunaan fasilitas kredit.

Dengan menimbang bahwa dalam penelitian ini Variabel Fasilitas Kredit

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan.

2. Kepada petani, diharapkan ikut berpartisipasi dalam penyuluhan pertanian untuk

meningkatkan pengetahuan petani dalam mengembangkan usahataninya sehingga

dengan bertambahnya pengetahuan petani maka usahataninya semakin baik.

Usaha tani yang semakin baik akan mempengaruhi peningkatan produksi usaha

tani sehingga produksinya meningkat dan pendapatan mereka juga ikut

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Rimsky, K, Judisseno. 2005. Sistem Moneter Dan Perbankan Di Indonesia. Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2.

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Asngari, P.S. 2003. Pentingnya Memahami Falsafah Penyuluhan Pembangunan Dalam

Rangka Pemberdayaan Masyarakat. IPB Press

Departemen Pertanian, 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006

Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Jakarta. Diakses pada tanggal 4 Mei 2014

Mardikanto, Totok. 2010. Sistem Penyuluhan Pertanian. Program Studi Pemberdayaan

Masyarakat-Program Studi Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Diakses pada tanggal 4 Mei 2014

Prasetyo, Bambang, dan Lina MJ. 2005. Metode Penelitian Kumulatif. Teori dan Aplikasi.

Penerbit raja Grafindo Persada. Jakarta.

Pambudy, R. 2003. Penyuluhan Dalam Sistem dan Usaha Agribisnis: Strategi Pengembangan

Modal Manusia. IPB (http://one.indoskripsi.com). Diakses pada tanggal 4 Mei 2014

Marliati, Sumardjo, Pang S. Asngari, Prabowo Tjitropranoto, dan Asep Saefuddin. 2008.

Faktor-Faktor Penentu Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Memberdayakan Petani (Kasus di Kabupaten Kampar Provinsi Riau). Jurnal Penyuluhan Vol 4 No. 2 Diakses pada tanggal 4 Mei 2014

Kurnia Suci Indraningsih. 2011. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Keputusan Petani Dalam

Adopsi Inovasi Teknologi Usahatani Terpadu. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 29 No.1 Diakses pada tanggal 5 Mei 2014

Mariyah. 2009. Pengaruh Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan

Dan Efisiensi Usaha Tani Padi Sawah Di Kabupaten Penajam Paser. EPP. Vol.6 No.1. Hal: 9-16. Diakses pada tanggal 5 Mei 2014

Sri Widodo. 2005. Pengaruh Pemberian Kredit Modal Kerja Terhadap Penghasilan Petani

Ikan. Studi kasus : Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Jurnal Agro Ekonomi, Vol 5 No.1 Diakses pada tanggal 4 Mei 2014

Noer Ayu Fajrina Okhta Nugraheni, Minar Ferichani, Widiyanto. 2012. Analsis Pengaruh

(28)

Burhan Arief dan Mia Rosmiati. 2012. Dampak Akses Kredit Terhadap Kesejahteraan

Rumah Tangga Petani Padi. Hal: 129:138 Diakses pada tanggal 24 Mei 2014

http://pusdatin.setjen.deptan.go.id. Statistik Makro Sektor Pertanian 2013. Diakses pada

tanggal 2 Juni 2014

Sukirno. 2003. Prospek Berkebun Buah. Penebar Swadaya: Jakarta

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Raja

Grafindo Persada. Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Kompas. Com. Sudahkah Petani Merdeka? Diakses pada tanggal 15 Juli 2014

pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/.../Penelitian_Pendidikan_SD_9_0.pdf

DR. Werner R. Murhadi. Validitas Dan Reabilitas.http://wernermurhadi.files.wordpress.com.

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan Posisi Kredit Menurut Sektor Pertanian Di Indonesia ................3
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir  .............................................................................................
Tabel 1.1. Perkembangan Posisi Kredit Menurut Sektor Pertanian di Indonesia, 2008-2012

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi geomorfologi tersebut dengan adanyaGelombang yang datang dari arah timur akan pecah dengan tinggi gelombang pecah sebesar 0,81 meter dengan kedalaman

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah, taufiq, dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Dalam kondisi yang demikian inilah, BMT sebagai lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah muncul dan mencoba menawarkan solusi bagi masyarakat untuk mengatasi permasalah

Selain itu pembangunan Citywalk dan Sport Village akan meningkatkan jumlah pengunjung ke Lippo Cikarang yang pada tahun 2010 telah mencapai 300 ribu orang per hari.

Marjinalisasi berlangsung dengan men- ciptakan stigma negatif terhadap kelompok aktivis dan sebaliknya membangun stigma positif terhadap public relations.Aktivisme

4.5 Analisis Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen organisasi Terhadap Kinerja karyawan pada Electronic Solution Bandung Indah Plaza

Membuat Website Toko Online dengan PHP dan MYSQL.. Aplikasi Bisnis dengan PHP dab