• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 4 Prosedur analisis sifat fisik dan kandungan giz

1. Analisis Tekstur/ Kekerasan

Kekerasan flakes diukur dengan menggunakan alat Texture-Analyzer versi XT2i, dengan spesifikasi probe P/0.25s ¼ inch sph. stainless, kecepatan probe 1 mm/detik, distance 2.0 mm, dan rriger auto-5 gr. Lalu, hasilnya diolah menggunakan Software Texture Expert. Nilai yang ditampilkan adalah nilai gram force, yang kemudian dikonversi menjadi satuan g/mm.

2. Indeks Penyerapan Air (IPA) (Muchtadi et al. 1988)

Sebanyak 1 gram sampel yang sudah halus dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse. Kemudian ditambahkan 3 ml aquades, kemudian dibiarkan sampai air meresap seluruhnya ke dalam sampel. Kemudian, larutan disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh dipindahkan ke cawan porselen kering yang sudah diketahui berat kosongnya; sedangkan tabung sentrifus beserta residunya ditimbang beratnya. Lalu, berat sisa residu yang tertinggal di cawan porselen ditimbang dan dijumlahkan dengan berat residu awal. Daya serap air dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

A = Berat tabung sentrifuse kosong (gram) B = Berat sampel awal (gram)

C = Berat tabung sentrifuse+residu (gram) D = Berat cawan+sisa residu kering (gram) E = Berat cawan kosong kering (gram)

3. Analisis Densitas Kamba (Muchtadi et al. 1992)

Sejumlah contoh dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml hingga volumenya mencapai 100 ml kemudian ditimbang. Pengisian diusahakan tepat tanda tera dan tidak dipadatkan. Densitas kamba (Bulk Density) dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

a = berat gelas ukur berisi sampel 100 ml (g) b = berat gelas ukur kosong (g)

4. Analisis Kadar Air (AOAC 1995)

Cawan porselen kosong yang bersih dikeringkan dalam oven suhu 105ºC sekitar 60 menit, kemudian didinginkan dalam desikator sampai cawan porselen dingin (sekitar 30 menit) kemudian cawan porselen ditimbang berat kosongnya. Sebanyak 3 gram sampel dimasukkan kedalam cawan, kemudian dimasukkan

dalam oven dengan suhu 105 ºC selama 3-6 jam. Setelah itu, cawan berisi sampel diangkat kembali kemudian didinginkan di dalam desikator sampai dingin, lalu ditimbang. Persentase kadar air (berat basah) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

a = berat sampel basah (sebelum dioven) (gram) b = berat cawan kering (gram)

c = berat (cawan + sampel) kering (gram) 5. Analisis Kadar Abu (AOAC 1995)

Cawan porselen kosong dikeringkan dalam tanur selama 1 jam kemudian didinginkan dalam desikator sampai dingin (sekitar 1 jam). Kemudian, sampel ditimbang kurang lebih 3 gram dan diletakkan dalam cawan, kemudian dibakar dalam kompor listrik sampai sampel tidak berasap. Cawan kemudian diabukan ke dalam tanur pada suhu 5000C. Pengabuan dilakukan selama 3 sampai 4 jam sampai sampel seluruhnya menjadi abu putih. Kemudian, cawan porselen didinginkan di dalam desikator sampai cawan dingin, kemudian cawan beserta sampel ditimbang. Persentase dari kadar abu dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

6. Analisis Kadar Lemak (AOAC 1995)

Penentuan kadar lemak dilakukan berdasarkna metode ekstraksi Soxhlet. Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya.

Kemudian sampel sebanyak 3 gram ditimbang dan dibungkus dengan kertas saring. Kertas saring yang sudah berisi sampel kemudian dimasukkan ke dalam alat ekstraksi Soxhlet bersama dengan pelarut hexane, dan pada bagian bawah diletakkan labu lemak untuk menampung lemak hasil ekstraksi. Sampel direfluks selama 6 jam sampai pelarut yang berada di alat ekstraksi berwarna bening jernih.

Pelarut dalam labu lemak didestilasi dan ditampung kembali. Kemudian labu lemak berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105ºC sampai pelarut menguap seluruhnya, dan hanya meninggalkan lemak di dalam labu lemak. Kemudian labu lemak didinginkan dalam desikator sekitar 20-30 menit. Selanjutnya labu berserta lemak di dalamnya ditmbang. Persentase kadar lemak dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

35 a = berat labu dan lemak (gram)

b = berat labu kosong (gram)

7. Kadar Protein Metode Mikro-Kjeldahl (Fardiaz et al. 1989)

Sampel sebanyak 0,1 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl, kemudian ditambahkan 7 ml H2SO4 dan 0.5 gram selenium-mix. Sampel didestruksi sampai

larutan berwarna jernih kemudian labu didinginkan. Isi labu dituangkan ke dalam alat destilasi. Labu Kjeldahl dibilas 5-6 kali dengan aquades 20 ml, air bilasan juga dimasukkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan larutan NaOH 30% sebanyak 20 ml.

Cairan dalam ujung kondensor ditampung dalam Erlenmeyer 125 ml berisi larutan asam borat (H3BO3) dan 4 tetes indikator (cairan metil merah dan metilen

biru) yang ada di bawah kondensor. Destilasi dilakukan hingga diperoleh larutan destilat yang bercampur dengan H3BO3 dan indikator sebanyak 3 kali volume

larutan awal dalam Erlenmeyer. Destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari hijau menjadi merah ungu. Persentase kadar protein dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

8. Analisis Kadar Karbohidrat (by difference)

Penentuan kadar karbohidrat dilakukan dengan menggunakan perhitungan karbohidrat by difference. Perhitungan ini bukan berdasarkan analisis tetapi berdasarkan perhitungan menggunakan rumus berikut:

Kadar karbohidrat (%) = 100% - A – B – C – D Keterangan: A = kadar air (%bb) B = kadar abu (%bb) C = kadar protein (%bb) D = kadar lemak (%bb) 9. Kandungan Energi

Kandungan energi dari sampel dihitung berdasarkan rumus konversi berat karbohidrat, lemak dan protein sampel menjadi energi. Penetapan kandungan energi dihitung berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

10. Analisis Kadar Ca dengan metode Atomic Absorption Spectrofotometry (AAS) (Apriyantono 1989)

Preparasi sampel untuk kadar Ca dilakukan dengan menggunakan pengabuan basah. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 -1.0 gram dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Lalu ditambahkan 10 ml larutan H2SO4 pekat dan 10 ml

sampai dingin. Kemudian larutan diencerkan dan ditera dengan air bebas ion di labu takar sampai volume 100 ml. Kemudian larutan dihomogenkan dengan menggunakan stirrer. Larutan disaring dengan kertas saring Whatman 42 kemudian dibaca dengan menggunakan AAS. Prosedur yang sama dilakukan terhadap blanko. Kurva standar Ca perlu dibuat terlebih dahulu untuk perhitungan kadar Ca pada sampel. Perhitungan kadar Ca sampel dapat dilihat pada rumus perhitungan berikut: Keterangan:

mm sampel = panjang kurva sampel pembacaan AAS mm blanko = panjang kurva blanko pembacaan AAS

11. Analisis Kadar Fe dilakukan dengan Metode Atomic Absorption Spectrofotometry (AAS) (Fardiaz et al. 1986)

Analisis kadar Fe sampel memiliki prosedur yang sama dengan analisis kadar Fe, yang membedakan hanyalah kurva standar yang digunakan. Kadar Ca menggunakan kurva standar Ca, sementara kadar Fe menggunakan kurva standar Fe. Perhitungan kadar Fe sampel dilakukan menggunkan rumus di bawah ini:

Keterangan:

mm sampel = panjang kurva sampel pembacaan AAS mm blanko = panjang kurva blanko pembacaan AAS

12. Analisis Kadar Phospor Metode Spektrofotometry (Fardiaz et al. 1986) a. Pembuatan larutan fosfat standar

Sebanyak 0.9585 gram potassium dihidrogen fosfat kering dilarutkan di dalam air bebas ion dan diencerkan hingga tera di labu takar volume 250 ml. Sebanyak 25 ml larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml dan diencerkan sampai tanda tera (1 ml = 0.2 P2O5).

b. Pembuatan kurva standar

Larutan fosfat standar diambil sebanyak 0, 0.5, 2, 3, 4, 5, 15, dan 20 ml lalu dimasukkan dalam labu takar 100 ml dan masing-masing ditambah 25 ml pereaksi vanadate-molibdat kemudian ditera dengan air bebas ion. Lalu, larutan dihomogenkan dengan stirrer. Selanjutnya, larutan didiamkan selama 30 menit kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 445 nm.

c. Penetapan sampel

Sampel ditimbang sebanyak 3-5 gram, kemudian di destruksi secara kering, dengan cara mengabukan sampel. Setelah sampel menjadi abu seluruhnya, ditambahkan 5 ml HCL pekat ke dalam cawan dan dipanaskan sampai menjadi

37 jernih dan didinginkan. Cawaan dan larutan yang sudah dingin dibilas dengan air bebas ion dan ditera sampai 100 ml di labu takar.

Larutan yang telah dipreparasi dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml dan ditambahkan 25 ml pereaksi vanadate-molibdat pada masing- masing labu takar dan diencerkan dengan air bebas ion sampai tanda tera. Setelah didiamkan selama 30 menit, sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang 445 nm. Konsentrasi fosfor dapat diketahui melalui kurva standar berdasarkan absorbansi yang terbaca. Perhitungan kadar Ca sampel dapat dilihat pada rumus dibawah ini:

Keterangan: [P] = Bobot atom P [P2O5] = Bobot molekul P2O5

Dokumen terkait