• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 2

Dalam dokumen Buku Panduan Guru Seni Tari (Halaman 28-33)

E. Asumsi Capaian Pembelajaran dan Alokasi Waktu

III. Prosedur Kegiatan Pembelajaran 2

Pada kegiatan pembelajaran 2, peserta didik mulai diajak untuk mengenal pengertian makna tari dan menganalisis mengapa sebuah tarian memiliki makna jika dilihat berdasarkan fungsi tari.

A. Deskripsi Materi

Setelah peserta didik diajak untuk mengingat definisi tari, pada pertemuan kedua, peserta didik mulai diperkenalkan dengan pengertian makna tari, makna tari yang dimaksud pada kegiatan 2 ini adalah makna tari yang berkaitan dengan fungsinya di masyarakat. Peserta didik menganalisis makna tari dari kegiatan mengamati video atau gambar tari yang berkaitan dengan fungsi serta elemen-elemen tari yang nampak ke dalam sebuah tabel. Berikut, materi yang dapat menjadi bahan pembelajaran singkat bagi peserta didik, yaitu menganalisis hubungan makna tari berdasarkan fungsi di masyarakat.

Makna Tari Berdasarkan Fungsi di Masyarakat

Tari adalah sebuah produk budaya yang merupakan kesatuan yang utuh dengan elemen lainnya, seni tari erat kaitannya dengan cabang seni lain seperti seni musik dan seni rupa. Setiap karya tari juga memiliki makna tersendiri bagi masyarakat. Makna pada tari berkaitan dengan pesan-pesan, nilai, dan juga alasan mengapa tari tersebut dibuat, hal itu tentunya berkaitan juga dengan fungsi tari. Oleh karena itu makna tari tidak bisa terlepas begitu saja dari fungsinya di masyarakat.

Fungsi tari di Indonesia digolongkan menjadi empat bagian, yaitu fungsi upacara, fungsi hiburan, fungsi pertunjukan dan fungsi sebagai media pendidikan (Jazuli, 1994). Fungsi tari yang paling dikenal oleh masyarakat saat ini terbagi menjadi tiga fungsi, yaitu sebagai upacara, hiburan dan pendidikan.

Tari memiliki fungsi sebagai sarana upacara yang erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat, yaitu ritual keagamaan atau kepercayaan seperti animisme, totemisme dan dinamisme.

Contoh tari yang erat kaitannya dengan ritual keagamaan adalah tari Hudoq dari Kalimantan. Makna tari Hudoq yang berkaitan dengan fungsinya terdapat pada aspek waktu pelaksanaan tari Hudoq serta properti yang digunakan. Tari Hudoq tidak dapat ditarikan di sembarang waktu, tari Hudoq biasanya dilaksanakan hanya pada saat tertentu seperti saat memasuki masa tanam padi di ladang. Busana tari Hudoq juga berkaitan dengan fungsi serta makna tari dalam masyarakat suku Dayak. Busana yang menggunakan daun pisang melambangkan keabadian, keselamatan, kesuburan dan kesuksesan (Herjayanti: 2014). Busana dalam tari Hudoq juga tidak bisa digantikan oleh material lain, misalnya daun kelapa atau daun singkong, karena makna tari akan berubah dan fungsi tari sebagai upacara pun menjadi tidak sakral.

Keberadaan Hudoq memiliki makna kebaikan dilihat dari elemen tata busana serta waktu pertunjukannya, karena Hudoq dianggap dapat menghilangkan wabah-wabah penyakit, baik penyakit pada tanaman maupun wabah penyakit dan energi buruk pada manusia.

Seiring perkembangan zaman, makna dalam busana itu tidak lagi dianggap penting saat Hudoq telah berkembang menjadi sebuah tarian hiburan. Busana Hudoq dibuat dengan daun pisang tiruan yang terbuat dari kain. Hudoq tidak lagi harus ditampilkan pada kegiatan upacara. Kini Hudoq seringkali ditampilkan dalam acara-acara hiburan ataupun promosi pariwisata daerah Kalimantan.

Gambar 1.1 Tari Hudoq saat pesta adat Laili Ugal Dayak Bahau Saq di Tering Lama.

Sumber: Jelajahi Kubar/Muhamad Kadafi (2019)

Tari sebagai media hiburan merupakan fungsi tari yang saat ini seringkali ditemui di masyarakat. Bahkan terdapat beberapa jenis tari yang awalnya berfungsi sebagai sarana upacara kini beralih fungsi menjadi hiburan, misalnya Tari Pendet di Bali. Pada zaman dahulu, tari Pendet merupakan tarian pura yang fungsinya untuk memuja para dewa-dewi yang berdiam di pura selama upacara odalan berlangsung (Kusmayati dkk, 2003). Makna pendet sebagai tari upacara nampak pada gerak-gerak maknawi seperti gerak sembah dan menabur bunga sebagai simbol penghormatan kepada Dewa.

Seiring perkembangan zaman, saat ini tari Pendet kerap kali menjadi hiburan dalam acara-acara promosi pariwisata atau acara-acara penyambutan tamu.

Gambar 1.2 Tari Pendet tampil pada acara pertemuan Presiden Jokowi dan wakil Presiden Amerika Mr. Mike Pence di Istana Negara tahun 2016

Tari hiburan awalnya berkembang di lingkungan sosial masyatrakat sebagai tari pergaulan. Salah satu contohnya adalah tari Doger Kontrak.

Doger muncul pada masa pemerintahan Hindia-Belanda pada tahun 1870-an.

Aktualisasi dari tari Doger di perkebunan mengalami kemajuan pesat sejak diberlakukan Undang-undang Agraria (Agraris-chewet), untuk memenuhi kebutuhan hiburan di akhir pekan (Herdiani, 2014).

Seiring perkembangan teknologi yang sejalan dengan kemajuan dalam bidang pertelevisian dan sosial media, bidang tari sebagai hiburan masyarakat dapat dengan mudah disaksikan di berbagai stasiun televisi.

Saat ini seni tari juga kerap kali menjadi pendukung pertunjukan lain dalam sebuah penampilan musik, yang dikenal dengan penari latar. Akibat fenomena tersebut, banyak bermunculan sanggar maupun perusahaan jasa tari atau yang dikenal dance company sebagai penyedia jasa tari sebagai media hiburan.

Tari bagi senimannya menjadi sebuah mata pencaharian, sedangkan tari bagi penontonnya memiliki fungsi sebagai media hiburan. Untuk memenuhi tuntutan pasar, fungsi tari sebagai hiburan maupun tontonan selalu mengedepankan kualitas serta trend yang berlaku sesuai zamannya. Makna tari yang erat kaitannya dengan fungsi saat ini dapat terlihat dalam desain gerak, musik, busana dan tata rias. Gerak, musik, tata rias dan busana yang ditampilkan merupakan hasil cipta kreatif dan tidak terpaku aturan-aturan baku dalam kaidah tari tradisi. Tata rias dan tata busana yang digunakan merupakan karya kreatif yang bertujuan memanjakan mata penonton (eye cathing) dengan warna dan bentuk yang unik.

Fungsi tari sebagai media pendidikan, memiliki pengertian bahwa seni tari merupakan sarana bagi masyarakat untuk dapat belajar memperoleh pengetahuan serta nilai-nilai melalui seni tari. Fungsi tari sebagai media pendidikan salah satunya adalah menjadi materi dalam pembelajaran seni tari di sekolah, contohnya tari-tari pendidikan untuk anak yang bertemakan lingkungan, seperti tari Semut dan tari Kupu–kupu, dengan mempelajari tari Kupu-kupu peserta didik dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik dan percaya diri. Selain itu, peserta didik juga dapat mengetahui disiplin ilmu lain yaitu ilmu pengetahuan alam yang menceritakan proses metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu melalui tari.

B. Kegiatan Pembelajaran 2 1. Persiapan Pembelajaran

Persiapan mengajar pada tahap kegiatan pembelajaran 2 ini disarankan agar guru mempersiapkan video pertunjukan tari sebagai usaha untuk merangsang minat peserta didik dalam mempelajari seni tari. Dalam memilih tayangan video dari media sosial sebagai materi guru harus mempertimbangkan beberapa aspek, misalnya kualitas video, pencipta tariannya, serta video tidak mengandung unsur negatif maupun SARA.

2. Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Langkah yang perlu dilakukan saat kegiatan belajar bersama peserta didik di kelas adalah menemukan makna tari berdasarkan fungsi di masyarakat,  kegiatan utamanya:  

a. Membuka Pelajaran

1) Guru memberi salam sebagai pembuka pelajaran dan berdoa memulai pembelajaran, kemudian memeriksa kehadiran peserta didik;

2) Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan di dalam kelas dengan cara bertanya pada peserta didik tarian apa yang menjadi favorit peserta didik.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan makna tari yang dilihat berdasarkan fungsi tari;

4) Guru mengulas kembali kegiatan pembelajaran sebelumnya dan memberikan pertanyaan tentang makna tari yang peserta didik ketahui berdasarkan fungsi tari;

5) Guru menayangkan pertunjukan tari Indonesia yang pernah tampil secara internasional. Hal ini bertujuan agar peserta didik tertarik dan mengenal tarian Indonesia yang mendunia.

b. Kegiatan Inti

1) Guru membagi peserta didik menjadi 4 sampai 5 kelompok,  kemudian guru menayangkan video tari dengan berbagai jenis tarian;

2) Peserta didik diminta untuk mengamati dan menganalisis makna tari

3) Peserta didik berdiskusi dengan kelompok masing-masing berkaitan dengan permasalahan yang disajikan, dan bertanya pada guru apabila ada yang belum dipahami;

4) Peserta didik membuat deskripsi hasil pengamatan dari hasil diskusi dengan kelompok;

5) Peserta didik membacakan hasil diskusi di depan kelas, lalu peserta didik dari kelompok lain memberikan tanggapan dengan mengajukan pertanyaan ataupun memberikan masukan.

c. Menutup Pelajaran

1) Guru memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang makna tari dilihat berdasarkan fungsi tari;

2) Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan manfaat mengetahui makna tari dilihat berdasarkan fungsi tari dalam kehidupan sehari-hari maupun permasalahan seni tari;

3) Guru menjelaskan bahwa di pertemuan selanjutnya materi yang akan dilaksanakan yaitu menganalisis makna tari yang terdapat pada gerak dan musik;

4) Guru menutup pembelajaran dan memberi salam.

3. Kegiatan Pembelajaran Alternatif

Jika anda sebagai guru kesulitan melaksanakan prosedur kegiatan belajar utama dikarenakan berbagai alasan. Maka lakukan kegiatan pembelajaran alternatif yang dapat dilihat pada tabel media audio-visual sebagai media pembelajaran atau dengan cara membuat permainan sederhana terkait materi yang diajarkan misalnya membuat permaian tebak ciri–ciri tarian Indonesia. Jadi peserta didik mengambil undian nama tarian, kemudian peserta didik menyebutkan ciri–ciri busana, gerak, properti dan asal daerah tarian tersebut. Peserta didik dari kelompok lain akan menebak nama tarian tersebut.

Dalam dokumen Buku Panduan Guru Seni Tari (Halaman 28-33)