• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.5.1 Prosedur Kerja

3 2 Lanjutan Gambar 3.1 3.5.1 Prosedur kerja 1. Memasukan Data

Data yang dibutuhkan diambil dari P.T. PLN (Persero) yaitu data one line diagram dari PM6 yang telah di lumped load dimana pada data ini besar beban terendah pada jaringan PM6 terdapat pada bus 3 dengan besar 275 kVA dan beban terbesar pada jaringan PM6 ialah sebesar 1423 kVA. Gambar 3.2 adalah one line

diagram dari jaringan PM6 Pematang Siantar dan dilanjutkan dengan data bus dan

data saluran dari PM6.

Tentukan data yang paling baik berdasarkan

rugi-rugi dan profil tegangan

Selesai 4

39

40

Gambar diatas dilengkapi dengan data – data seperti data tipe bus, beban atau generator pada bus, serta panjang penyulang serta impedansi saluran. Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 akan menunjukan data – data tersebut.

Tabel 3.2 Data Bus Bus Kode

Bus V Theta

Generator Load Injected

MW MVAR MW MVAR Qmax MVAR

1 1 1 0 2 3 1 0 48.117 29.819 3 3 1 0 0.208 0.129 4 3 1 0 5 3 1 0 0.823 0.51 6 3 1 0 7 3 1 0 0.827 0.512 8 3 1 0 9 3 1 0 0.224 0.139 10 3 1 0 0.37 0.229 11 3 1 0 12 3 1 0 0.468 0.29 13 3 1 0 14 3 1 0 0.199 0.123 15 3 1 0 16 3 1 0 0.494 0.306 17 3 1 0 18 3 1 0 0.273 0.169 19 3 1 0 0.422 0.262 20 3 1 0 21 3 1 0 0.127 0.079 22 3 1 0 23 3 1 0 0.628 0.389 24 3 1 0 0.263 0.163 25 3 1 0 26 3 1 0 0.329 0.204 27 3 1 0 28 3 1 0 0.353 0.179 29 3 1 0 30 3 1 0 31 3 1 0 0.288 0.179 32 2 1 0 0.4 0 33 2 1 0 8.2 0 34 3 1 0

41

no Kode

Bus V Theta

Generator Load Injected

MW MVAR MW MVAR Qmax MVAR

35 3 1 0 0.159 0.098

36 3 1 0

37 3 1 0 0.289 0.179

38 3 1 0 0.253 0.157

39 3 1 0 0.222 0.137

Pada tabel di atas, terdapat 10 kolom yang terdiri dari bus, kode bus, V, theta, MW(Generator), MVAR (Generator), MW(Load), MVAR (Load), Qmax (Injected), MVAR (Injected). Kolom bus menyatakan nomor bus sesuai dengan Gambar 3.2. Kolom Kode menyatakan kode bus seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 2.1. V dan theta secara berturut – turut menjelaskan mengenai besar tegangan dan sudut tegangan pada tiap – tiap bus. Kolom MW dan MVAR pada Generator menunjukan besar kapasitas daya aktif dan reaktif yang dihasilkan oleh sebuah pembangkit. Kolom MW dan MVAR pada Load, menunjukan besar kapasitas MW dan MVAR dari beban terpasang pada masing – masing bus. Sedangkan Qmax dan MVAR pada kolom Injected biasanya diisi untuk menunjukan penggunaan kapasitor bank pada jaringan.

Namun, untuk kebutuhan proses perhitungan, pada kolom tegangan dan sudut fasa harus diisi secara lengkap. Maka pada kolom tegangan, pada awal perhitungan dianggap semuanya bernilai satu (pu), dan sudut tegangan dianggap semuanya bernilai nol. Dengan begitu tabel data bus siap untuk diproses dalam program. Selain itu,dalam menjalankan program load flow diiperlukan juga data saluran. Tabel 3.2 merupakan data saluran dari PM6 Pematang siantar.

42

Tabel 3.3 Data Saluran

From Bus To Bus R X

1 2 0.000015 0.0007 2 3 0.42525 0.7374375 3 4 0.42525 0.7374375 4 5 0.106895 0.1884563 4 6 0.14175 0.2458125 6 7 0.909625 0.84246 6 8 0.38745 0.6718875 8 9 0.033075 0.062076 8 10 0.240975 0.4178813 8 11 0.1701 0.294975 11 12 0.335125 0.31038 11 13 0.16426 0.2048438 13 14 0.6426 1.11435 13 15 0.378 0.6555 15 16 1.997175 0.881454 15 17 0.33075 0.5735625 17 18 1.0308 0.454944 17 19 4.08025 1.80082 17 20 0.10395 0.1802625 20 21 1.24085 0.7626455 20 22 0.7371 1.278225 22 23 3.8655 1.70604 22 24 0.618975 1.0733813 11 25 0.189 0.32775 25 26 0.4725 0.819375 25 27 0.189 0.32775 27 28 0.864675 1.4994563 27 29 0.14175 0.2458125 29 30 0.240875 0.4178813 30 31 3.588 2.20524 30 32 0.2442775 0.4188238 29 33 0.8505625 1.47612 29 34 0.240975 0.4178813 34 35 0.8426 0.780384 34 36 1.346625 2.3352188 36 37 0.5154 0.227472 36 38 1.954225 0.862498 36 39 2.298 2.12832

43

Tabel 3.2 di atas terdiri dari lima buah kolom yang berisikan From Bus, To Bus, R, X, B/2, dan Tap. Kolom From Bus dan To Bus menunjukan saluran dari

sebuah bus “From Bus” ke bus “To bus”. Kolom R dan X menunjukan nilai

resistansi dan reaktansi dari saluran tersebut. Kolom Tap adalah kolom taping dari transformer, namun untuk sebuah saluran yang tidak mengalami taping transformer di salah satu ujung busnya, pada kolom tersebut diisikan angka satu.

2. Menjalankan program nrlfppg untuk melakukan perhitungan aliran daya pada keadaan existing

Perhitungan dilakukan untuk mengetahui aliran daya pada sistem pada saat sistem masih dalam keadaan existing.

3. Menentukan besar DG yang akan di interkoneksi

Besar Kapasitas DG yang akan di interkoneksi pada tiap bus, dimulai dari besar 0,1 MW.

4. Menentukan kandidat bus tempat interkoneksi DG tiap masing –

masing wilayah

Kandidat bus dimulai dari bus 3. Tidak dimulai dari bus satu dan dua, karena bus 1 merupakan slack bus dan bus 2 bukan bagian dari PM6.

5. Menaikan besar DG, sebesar 0,05 MW

Besar DG dinaikan secara bertahap sambil menjalankan program aliran daya, sampai besar DG mencapai besar tegangan maksimum pada tiap bus sebesar 1.05 pu.

44

6. Menseleksi tempat interkoneksi yang terbaik

Menentukan nilai interkoneksi yang terbaik dengan melihat nilai rugi –

rugi yang terkecil untuk tiap tiap besar DG yang berbeda dengan Fuzzy Logic

Toolbox.

Dimana pada Fuzzy Logic Toolbox ini terdapat 2 masukan dan satu keluaran. Dimana masukannya adalah rugi-rugi dan tegangan lalu keluarannya adalah nilai kesesuaian DG. Rugi-Rugi terdiri dari L LM M HM H dan Tegangan terdiri dari L LN N HN H lalu nilai kesesuaian DG terdiri dari L LM M HM H. Prosesnya Fuzzy Logic nya dilakukan dengan perhitungan Mamdani. Dimana pada prosesnya terdapat 25 aturan, yaitu :

a. Jika tegangan adalah L dan rugi-rugi adalah H maka Kesesuaian DG adalah L

b. Jika tegangan adalah L dan rugi-rugi adalah HM maka Kesesuaian DG adalah L

c. Jika tegangan adalah L dan rugi-rugi adalah M maka Kesesuaian DG adalah LM

d. Jika tegangan adalah L dan rugi-rugi adalah LM maka Kesesuaian DG adalah LM

e. Jika tegangan adalah L dan rugi-rugi adalah L maka Kesesuaian DG adalah LM

f. Jika tegangan adalah LN dan rugi-rugi adalah H maka Kesesuaian DG adalah L

g. Jika tegangan adalah LN dan rugi-rugi adalah HM maka Kesesuaian DG adalah LM

45

h. Jika tegangan adalah LN dan rugi-rugi adalah M maka Kesesuaian DG adalah LM

i. Jika tegangan adalah LN dan rugi-rugi adalah LM maka Kesesuaian DG adalah M

j. Jika tegangan adalah LN dan rugi-rugi adalah L maka Kesesuaian DG adalah M

k. Jika tegangan adalah N dan rugi-rugi adalah H maka Kesesuaian DG adalah LM

l. Jika tegangan adalah N dan rugi-rugi adalah HM maka Kesesuaian DG adalah LM

m. Jika tegangan adalah N dan rugi-rugi adalah M maka Kesesuaian DG adalah M

n. Jika tegangan adalah N dan rugi-rugi adalah LM maka Kesesuaian DG adalah M

o. Jika tegangan adalah N dan rugi-rugi adalah L maka Kesesuaian DG adalah HM

p. Jika tegangan adalah HN dan rugi-rugi adalah H maka Kesesuaian DG adalah LM

q. Jika tegangan adalah HN dan rugi-rugi adalah HM maka Kesesuaian DG adalah M

r. Jika tegangan adalah HN dan rugi-rugi adalah M maka Kesesuaian DG adalah M

s. Jika tegangan adalah HN dan rugi-rugi adalah LM maka Kesesuaian DG adalah HM

46

t. Jika tegangan adalah HN dan rugi-rugi adalah M maka Kesesuaian DG adalah HM

u. Jika tegangan adalah H dan rugi-rugi adalah H maka Kesesuaian DG adalah M

v. Jika tegangan adalah H dan rugi-rugi adalah HM maka Kesesuaian DG adalah M

w. Jika tegangan adalah H dan rugi-rugi adalah M maka Kesesuaian DG adalah HM

x. Jika tegangan adalah H dan rugi-rugi adalah LM maka Kesesuaian DG adalah HM

y. Jika tegangan adalah H dan rugi-rugi adalah L maka Kesesuaian DG adalah H

7. Menghubungkan DG dengan semua Bus mulai dari bus 3 ,4, 5, . . . n , secara bergantian

Satu per satu titik interkoneksi yang telah dipilih, diinterkoneksikan dan disimulasikan untuk memperoleh data aliran daya tiap-tiap koneksi.

8. Menghitung total nilai rugi–rugi pada masing–masing wilayah apabila terhubung dengan DG

Apabila seluruh tegangan sudah diselidiki dihitung nilai rugi–rugi yang terjadi pada jaringan tersebut.

9. Menseleksi tempat interkoneksi yang terbaik

Dalam menentukan titik interkoneksi yang terbaik, nilai dari profil tegangan dan total dari rugi-rugi sistem untuk tiap-tiap besar DG optimal untuk tiap-tiap koneksi pada bus dibandingkan. Tempat koneksi bus, yang memiliki

47

profil tegangan paling baik dan rugi-rugi sistem yang paling kecil, merupakan titik interkoneksi yang terbaik.

48

Dokumen terkait