• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS DAN EVALUASI

B. Prosedur Pelaksanaan Penyitaan

2. Berita Acara Pelaksanaan Sita (BAPS)

Pada setiap pelaksanaan penyitaan, Jurusita Pajak membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita (BAPS) yang ditanda tangani oleh Jurusita Pajak, wajib pajak atau penanggung pajak dan saksi-saksi.

Penyitaan harus dilakukan secara benar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Prosedur Pelaksanaan Penyitaan. Oleh karena itu dalam melaksanakan Penyitaan Jurusita Pajak harus :

A. Memperlihatkan kartu tanda pengenalan Jurusita Pajak. B. Memperlihatkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP) C. Memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan.

Apabila penanggung pajak adalah badan maka penandatanganan Berita Acara Pelaksanaan Penyitaan (BAPS) dilakukan sebagai berikut:

a. Untuk perseroan terbatas oleh pengurus, meliputi direksi, komisaris, pemegang saham tertentu, dan orang yang nyata – nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijakan dan atau mengambil keputusan dalam menjalankan perseroan. Pengertian komisaris meliputi komisaris sebagai orang yang lazim disebut dewan komisaris dan komisaris sebagai orang perseorangan yang lazim disebut anggota komisaris. Yang dimaksud dengan pemegang saham tertentu adalah pemegang saham pengendali atau pemegang saham mayoritas dari perseroan terbatas terbuka dan seluruh pemegang saham dari perseroan tertutup.

b. Untuk BUT oleh kepala perwakilan, kepala cabang atau penanggung jawab.

c. Untuk badan usaha lainnya seperti persekutuan, perseroan komanditer dan firma oleh direktur, pemilik modal atau orang yang ditunjuk melaksanakan dan bertanggung jawab atas perusahaan tersebut.

d. Untuk yayasan oleh ketua atau orang yang melaksanakan dan mengendalikan serta bertanggung jawab atas yayasan tersebut.

Apabila penanggung pajak menolak untuk menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita (BAPS), juru sita pajak harus mencantumkan penolakan tersebut dalam BAPS. Sebagai bukti bahwa juru sita pajak telah melakukan penyitaan, BAPS

tersebut ditanda tangani oleh juru sita pajak dan para saksi. Jika demikian BAPS tersebut tetap sah dan mempunyai kekuatan mengikat dalam pelaksanaa penyitaan terhadap barang milik penanggung pajak.

BAPS merupakan berita resmi yang menyatakan telah melakukan penyitaan terhadap barang milik penanggung pajak.Penyitaan ini perlu diketahui oleh para pihak dan instansi pemerintah yang memiliki kaitan dengan objek penyitaan, sehingga kepada mereka juga perlu disampaikan pemberitahuan resmi.Pemberitahuan resmi ini diwujudkan dengan menyampaikan BAPS kepada pihak yang berkepentingan. Salinan BAPS yang dilakukan oleh juru sita pajak disampaikan kepada:

a. Penanggung pajak;

b. Polisi untuk barang bergerak yang kepemilikannya terdaftar;

c. Badan Pertanahan Nasional untuk tanah yang kepemilikannya sudah terdaftar;

d. Direktorat Jenderal Perhubungan laut, untuk kapal.

Salinan BAPS dapat ditempelkan pada barang-barang bergerak atau barang yang tidak bergerak yang disita, atau ditempat barang bergerak atau barang yang tidak bergerak disita berada ditempat-tempat umum kecuali uang tunai ataupun sebidang tanah.

3.Jangka Waktu Pelaksanaan sita

Penyitaan dilaksanakan apabila utang pajak tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam terhitung sejak tanggal surat paksa diberitahukan kepada penanggung pajak.

4.Penyitaan Tanpa Kehadiran penanggung Pajak

Undang-Undang Penagihan pajak dengan Surat Paksa tahun 2000 Pasal 4 menyatakan bahwa penyitaan dapat dilaksanakan sekalipun penanggung pajak tidak hadir sepanjang salah seorang saksi berasal dari pemerintah daerah setempat, sekurang-kurangnya setingkat sekretaris desa yang dimaksud dengan seorang saksi dari pemerintah daerah setingkat sekretaris kelurahan atau sekretaris desa adalah pegawai pemerintah daerah setempat sekurang-kurangnya golongan II/a di Kantor kelurahan / desa atau di kantor kecamatan. Ketentuan ini diperlukan untuk mencegah penanggung pajak menghalangi penyitaan dengan cara tidak menghadiri penyitaan. Apabila pelaksanaan penyitaan tidak dihadiri oleh penanggung pajak, BAPS ditandatangani oleh juru sita pajak dan para saksi-saksi.

5.Tata Cara Penyitaan Barang Milik Penangung Pajak

Penyitaan terhadap uang tunai termasuk mata uang asing dilaksanakan oleh juru sita pajak dengan cara antara lain :

a. Menghitung terlebih dahulu uang tunai yang disita dan membuat rincian dalam satu daftar yang merupakan lamppiran BAPS.

b. Membuat BAPS;

c. Menyimpan uang tunai yang telah disita dalam tempat penyimpanan yang selanjutnya di tempeli dengan segel sita dan kemudian menitipkan kepada penanggung pajak atau menitipkan kepada bank.

B. Penyitaan terhadap Perhiasan

Penyitaan terhadap perhiasan seperti emas, permata, dan sejenisnya dilaksanakan oleh juru sita dengan cara antara lain:

a. Membuat rincian tentang jenis, jumlah, dan harga perhiasan yang disita dalam suatu daftar yang merupakan lampiran BAPS; dan

b. Membuat BAPS.

Untuk mengetahui nilai perhiasan yang disita juru sita dapat meminta bantuan jasa penilai untuk mendapatkan taksiran harga perhiasan yang tidak diketahui harganya.

C.Penyitaan terhadap Kekayaan Penanggung Pajak yang disimpan di Bank

Penyitaan terhadap kekayaan penanggung pajak yang disimpan di bank berupa deposito, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pejabat yang berwenang mengajukan permintaan pemblokiran kepada bank disertai dengan penyampaian salinan Surat Paksa dan Surat perintah Melaksanakan penyitaan.

b. Bank wajib memblokir seketika setelah menerima permintaan pemblokiran dari pejabat yang berwenang dan membuat berita acara pemblokiran serta menyampaikan salinannya kepada pejabat yang berwenang dan penanggung pajak.

c. Jurusita setelah menerima berita acara pemblokiran dari bank memerintahkan penanggung pajak untuk memberi kuasa kepada bank agar memberitahukan saldo kekayaannya yang tersimpan pada bank tersebut kepada juru sita.

d. Apabila penanggung pajak tidak memberikan kuasa kepada bank sebagaimana dimaksud dalam huruf c, pejabat meminta Bank Indonesia melalui Menteri Keuangan untuk memerintahkan bank dimaksud untuk memberitahukan saldo kekayaan penaggung pajak yang tersimpan pada bank tersebut.

e. Setelah saldo kekayaan yang tersimpan pada bank tersebut diketahui, juru sita pajak melaksanakan penyitaan dan membuat berita acara pelaksanaan sita, kemudian menyampaikan salinan berita acara pelaksanaan sita kepada penanggung pajak dan bank yang bersangkutan.

f. Pejabat yang berwenang mengajukan permintaan pencabutan pemblokiran kepada bank setelah penanggung pajak melunasi hutang pajak dan biaya penagihan pajak. g. Pejabat yang berwenang mengajukan permintaan

pencabutan pemblokiran terhadap kekayaan penanggung pajak setelah dikurangi dengan jumlah yang disita apabila hutang pajak dan biaya penagihan pajak tidak dilunasi oleh penanggung pajak sekalipun telah dilakukan pemblokiran. h. Tata cara lebih lanjut tentang pemblokiran diatur dengan

D.Penyitaan terhadap Surat Berharga

Penyitaan terhadap Surat Berharga berupa obligasi, saham dan sejenisnya yang diperdagangkan di bursa efek dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pemblokiran rekening efek pada kustodian dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari Direktorat Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuknya kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dengan menyebut nama pemegang rekening atau nomor pemegang rekening sebagai penanggung pajak, sebab, dan alasan perlunya pemblokiran tersebut dilakukan.

b. Berdasarkan permintaan Direktorat Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuknya sebagai dimaksud pada huruf a, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dapat menyampaikan perintah tertulis kepada kustodian untuk melakukan pemblokiran terhadap rekening efek penanggung pajak.

c. Berdasarkan perintah tertulis dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal sebagai mana dimaksud pada huruf b, kustodian melakukan pemblokiran. d. Apabila permintaan pemblokiran tersebut disertai dengan permintaan

keterangan tentang rekening efek pada kustodian, permintaan tertulis dari Direktorat Jenderal Pajak harus memuat nama pejabat yang berwenang mendapat keterangan tersebut.

e. Kustodian yag melakukan pemblokiran dan memberikan keterangan tentang rekening efek pemegang reken ing. Pemegang rekening membuat Acara pemblokiran dan Berita Acara Pemberian keterangan.

f. Berita Acara pemblokiran dan berita acara pemberian keterangan tersebut disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak dan salinannya disampaikan kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan pemegang rekening sebagai penanggung pajak, selambat lambatnya dua hari kerja setelah pemblokiran dan pemberian keterang tersebut dilakukan.

g. Juru Sita pajak melaksanakan penyitaan atas efek dan atau dana dalam rekening pada kustodian segera menerima Berita Acara Pemblokiran Keterangan.

h. Juru Sita pajak yang melakukan penyitaan harus membuat BAPS yang ditanda tangani oleh juru sita pajak, penanggung pajak, dan saksi-saksi. i. Apabila penanggung pajak tidak hadir, BAPS ditandatangani oleh juru sita

dan saksi-saksi.

j. BAPS disampaikan kepada penanggung pajak, sedangkan salinannya disampaikan kepada Ketua Pengawas Pasar Modal dan kustodian.

k. Pejabat yang berwenang mengajukan permintaan pencabutan pemblokiran terhadap rekening efek penanggung pajak kepada kustodian setelah penanggung pajak melunasi utang pajak dan penagihan pajak.

l. Pejabat yang berwenang mengajukan permintaan pencabutan pemblokiran terhadap rekening efek penanggung pajak setelah dikurangi dengan

jumlah yang disita apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak tidak dilunasi oleh penanggung pajak sekalipun telah dilakukan pemblokiran. m. Efek yang diperdagangkan di bursa yang telah disita dijual di bursa

melalui perantara pedagang bursa efek anggota atas permintaan pejabat yang berwenang.

Penyitaan terhadap surat berharga berupa obligasi,saham, dan sejenisnya yang tidak diperdagangkan di bursa efek dilaksanakan oleh juru sita pajak dengan cara sebagai berikut:

a. Melakukan inventarisasi dan membuat rincian tentang jenis, jumlah, dan nominal atau perkiraan nilai lainnya dari surat berharga yang disita dalam suatu daftar yang merupakan lampiran BAPS;

b. Membuat BAPS;

c. Membuat Berita Acara Pengalihan Hak Surat Berharga atas nama dari penanggung pajak kepada pihak yang berwenang.

E.Penyitaan Terhadap Piutang

Penyitaan terhadap piutang dilaksanakan oleh juru sita pajak dengan cara antara lain:

a. Melakukan inventarisasi dan membuat rincian tentang jenis pajak dan jumlah piutang yang disita dalam suatu daftar yang merupakan lampiran BAPS;

b. Membuat BAPS;

c. Membuat berita acara persetujuan pengalihan hak menagih piutang dari penanggung pajak kepada pejabat yang berwenang, dan salinannya disampaikan kepada penanggung pajak dan pihak yang berkewajiban membayar utang.

F.Penyitaan terhadap Penyertaan Modal

Penyitaan terhadap penyertaan modal pada perusahaan lain yang tidak ada surat sahamnya dilaksanakan oleh juru sita pajak dengan cara antara lain: a. Melakukan inventarisasi dan membuat rincian tentang jumlah penyertaan

modal pada perusahaan lain dalam suatu daftar yang merupakan lampiran BAPS;

b. Membuat BAPS;

c. Membuat Akta Persetujuan Pengalihan Hak Penyertaan Modal pada perusahaan lain dari penanggung pajak kepada pejabat, salinannya disampaikan kepada perusahaan tempat penyertaan modal.

Dokumen terkait