• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pembentukan Keputusan Gubernur Jamb

Dalam dokumen Pembentukan Keputusan Gubernur Jambi Ber (Halaman 61-80)

JAMBI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ”.

B. Prosedur Pembentukan Keputusan Gubernur Jamb

Kehadiran suatu produk hukum daerah disamping memberikan landasan untuk bertindak bagi pemerintah daerah juga dapat menggambarkan arah kebijaksanaan yang ditempuh untuk terselenggaranya pemerintahan dan pembangunan daerah yang berdaya guna dan berhasil guna.

Untuk terwujutnya suatu produk hukum daerah khususnya Keputusan Gubernur Jambi yang akomodif dan memenuhi rasa keadilan, diperlukan adanya

kinerja yang dapat merumuskan atau menyusun dan mempunyai kemampuan yang baik dalam penyusunan rancangan Keputusan Gubernur Jambi.

Menurut Imam Perdana Sumapra,

“Keputusan Gubernur memiliki sifat konkrit, individual dan final. Konkrit artinya objek yang diputuskan dalam keputusan tersebut tidak abstrak, tetapi berwujut, tertentu atau dapat ditentukan; Individual artinya keputusan itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju; Final artinya sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum”.89

Acuan di dalam pemebentukan Keputusan Gubernur ialah perintah atau amanat dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan keputusan kebijakan. Yang dimaksud keputusan yang mengacu dengan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi ialah keputusan yang lahir atau dibentuk atas perinatah atau amanat dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Selanjutnya yang dimaksud keputusan yang didasari oleh suatu kebijakan adalah keputusan yang lahir atau dibentuk atas dasar keadaan yang memaksa yang

bersifat urgen.90

Dalam mekanisme pembentukan Keputusan Gubernur Jambi baik yang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi maupun mengacu pada keputusan kebijakan, wajib untuk tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kepentingan umum, dan Hak Asasi Manusia.

89Wawancara dengan Imam Perdana Sumapra, Kabag Perundang-undangan Biro Hukum

Setda Provinsi Jambi, jambi, tanggal 12 Januari 2016.

90

Wawancara dengan Jaelani, Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, Jambi, tanggal 4 September 2015.

Ada 3 (tiga) standar penting dalam pembentukan suatu keputusan Gubernur, yaitu

filosofis, sosiologis, dan yuridis formal.91

Selanjutnya, ada 7 (tujuh) asas yang harus dicermati di dalam pembentukan Keputusan Gubernur:

1. Kejelasan tujuan;

2. Kelembagaan atau pejabat pembentukan yang tepat;

3. Kesesuai antar jenis, hierarki, dan materi muatan;

4. Dapat dilaksanakan;

5. Kedayagunaan dan kehasilgunan;

6. Kejelasan rumusan; dan

7. Keterbukaan92

Dikatakan oleh Affandi bahwa “ada 2 (dua) tahapan sebelum Keputusan Gubernur Jambi dibentuk:

1. SKPD pengusul harus membuat Nota Dinas yang dituju kepada

Gubernur Jambi dengan perihal permohonan pembentukan Keputusan Gubernur Jambi;

2. Gubernur Jambi memberikan Disposisi dengan keterangan:

a. Dipelajari (dipelajari oleh Biro Hukum Setda Provinsi Jambi),

b. Proses (Jika Gubernur memberikan disposisi untuk diproses, maka

SKPD harus menyiapkan draf keputusan Gubernur Jambi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

selanjutnya dikorksi oleh Biro Hukum).93

Disampaikan oleh Imam Perdana Sumapra, dalam menyiapkan draf Keputusan Gubernur seorang legislator harus mempunyai sifat kepercayaan diri dan kejujuran yang tinggi. Selain dari pada itu seorang legislator harus memahami

91Wawancara

dengan Imam Perdana Sumapra, Kabag Perundang-undangan Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, jambi, tanggal 12 Januari 2016.

92Wawancara dengan Jaelani, Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, Jambi, tanggal 4

September 2015.

93

Wawancara dengan Affandi, Kasubag Rancangan Hukum Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, Jambi, tanggal 11 Januari 2016.

teknik perundang-undangan dan ilmu perundang-undangan.94 Disampaikan oleh Affandi, ada beberapa tahapan didalam penyusunan draf Keputusan Gubernur yang di atur di dalam PERMENDAGRI No. 1 Tahun 2014 adalah sebagai beriku:

1. Judul

a. Judul memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun penetapan,

dan nama keputusan;

b. Nama keputusan dibuat secara singkat dengan hanya menggunakan

1 (satu) kata atau frasa tetapi secara esensial maknanya telah dan mencerminkan peraturan perundang-undangan;

c. Judul keputusan ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang

diletakkan di tengan margin tanpa diakhiri tanda baca;

d. Judul keputusan tidak boleh ditambah dengan singkatan atau

akronim;

e. Pada nama keputusan perubahan ditambahkan frasa “perubahan atas” didepan judul keputusan yang diubah;

f. Jika keputusan sudah diubah lebih dari 1 (satu) kali, diantara kata

“perubahan” dan kata “atas” disisipkan keterangan yang menunjukkan berapa kali perubahan tersebut sudah dilakaukan, tanpa merinci perubahan sebelumnya;

g. Pada nama keputusan pencabutan ditambahkan kata “pencabutan” di depan judul keputusan yang dicabut.

2. Konsiderans menimbang

Uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi latar belakang dan alasan pembentukan keputusan gubernur:

a. Unsur filosofis, berisi landasan kewenangan suatu instansi atau

lembaga dalam menyusun keputusan (masalah sosial yang ingin diselesaikan dengan keputusan);

b. Unsur sosiologis, berisi fakta yang diatur (penyebab utama

masalah sosial);

c. Unsur yuridis, memuat pernyataan tentang pentingnya pengaturan

(solusi atau permasalahan). Selain itu juga menggambarkan bahwa keputusan yang dibentuk untuk mengatasi permasalah hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah atau yang akan dicabut guna menjamin kepastiann hukum dan rasa keadilan masyarakat.

3. Konsiderans mengingat atau dasar hukum mengingat

a. Dasar hukum diawali dengan kata mengingat;

1). Dasar kewenangan pembentuakan keputusan,

94Wawancara

dengan Imam Perdana Sumapra, Kabag Perundang-undangan Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, jambi, tanggal 12 Januari 2016.

2). Peraturan perundang-undangan yang memerintah pembentukan keputusan.

b. Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar

hukum hanya peraturan perundang-undangan yang tingkatnya lebih tinggi;

c. Jika jumlah peraturan perundang-undangan yang dijadika dasar

hukum lebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan tata urutan peraturan perundang-undangan secara heirarki dan jika tingkatnya sama disusun secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau penetapan dan atau nomor peraturan perundang-undangan.

d. Hierarki konsiderans mengingat atau dasar hukum mengingat:

1). UU atau PERPU; 2). PP; 3). PERPRES; 4). KEPRES; 5). PERMEN 6). PERDA; dan 7). PERGUB.

e. Dasar hukum wajib untuk provinsi Jambi:

1). Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swantantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75) sebagaimana telah telah diubah dengan Undang- Undang Darurat Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swantantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646):

2). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

3). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5659);

4. DIKTUM

b. Kata “memutuskan” ditulis dengan huruf kapital tanpa spasi diantara suku kata dan diakhiri dengann tanda baca titik dua dan diletakkan di tengah margin;

c. Kata “menetapkan” dicantumkan sesudah kata memutuskan yang

disejajarkan kebawah dengan kata menimbang dan

mengingat.huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.

5. Bentuk fisik dari keputusan Gubernur

a. Penulisan harus diketik dengan jenis huruf bookman old style

dengan font size 12;

b. Ukuran kertas F4.95

Dari penjelasan di atas, hal tersebut sesuai dengan apa yang diatur secara baku dalam PERMENDAGRI No. 1 Tahun 2014 tentang Produk Hukum Daerah. Dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, tentunya akan tercapainya suatu keharmonisan di dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk khususnya keputusan Gubernur Jambi.

Dikatakan oleh Iman Perdana Semapra bahwa“dalam tahapan koordinasi pembentukan keputusan Gubernur Jambi, setelah draf disusun oleh SKPD pengusul maka, keputusan tersebut harus diajukan ke Biro Hukum Setda Provinsi Jambi untuk dilakukan suatu pengkoreksian. Pengkoreksian Keputusan Gubernur yang diajukan oleh SKPD dikoreksi melalui KASUBAG Rancangan Hukum yang dimana pengkoreksian berpedoman dengan pertimbangan hukum dan

mengkoreksi dari segi penulisan untuk terwujutnya legal drafting”.96

95Wawancara dengan Affandi, Kasubag Rancangan Hukum Biro Hukum Setda Provinsi

Jambi, Jambi, tanggal 11 Januari 2016.

96Wawancara

dengan Imam Perdana Sumapra, Kabag Perundang-undangan Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, jambi, tanggal 12 Januari 2016.

Dalam mekanisme pengkoreksian Keputusan Gubernur Jambi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh legislator yang melaksanakan pengkoreksian keputusan tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Keputusan Gubernur tidak boleh bertentangan dengan kepentingan

umum;

2. Keputusan Gubernur tidak boleh Melanggar Hak Asasi Manusia;

3. Keputusan Gubernur tidak boleh betertentangan dengan hukum;

4. Penulisan isi, subtansi dan bentuk fisik keputusan Gubernur, harus

mengindahkan amanat dari peraturan perundang-undangan yang

berlaku;97

Dari penjelasan yang tertulis di atas, sangat banyak suatu kendala yang ditemukan oleh Biro Hukum Setda Provinsi Jambi yang mengakibatkan terhambatnya penetapan Keputusan Gubernur Jambi tersebut. Disampaikan oleh Imam Perdana Sumapra bahwa yang menjadi kendala yang menghambat penetapan keputusan tersebut ialah:

1. Tidak kuatnya dasar hukum yang dicantumkan di dalam keputusan

tersebut,

2. Teknis penulisan yang bertentangan dengan amanat peraturan

perundang-undangan,

3. Kerap terjadi tabrakan norma antar kementerian,

4. Tingginya ego sektoral yang dimiliki setiap SKPD,

5. Tidak sigap dan kurangnya keseriusan dari SKPD untuk membentuk

keputusan Gubernur Jambi.98

Selain dari pada itu, penulis sudah melihat secara lansung kendala-kendala yang terjadi di dalam pemebentukan Keputusan Gubernur Jambi pada saat melaksanakan program PKL yang diadakaln oleh Fakultas Hukum Universitas

97Wawancara dengan Jaelani, Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, Jambi, tanggal 4

September 2015.

98Wawancara

dengan Imam Perdana Sumapra, Kabag Perundang-undangan Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, jambi, tanggal 12 Januari 2016.

Jambi pada tanggal 3 Agustus 2015 sampai dengan 8 September 2015. Selanjutnya, untuk memperkuat argumentasi di dalam penulisan skripsi ini, penulis juga sudah menganalisis dan mengkoreksi dari sampel yang ditentukan di dalam penilitian ini.

Melaksanakan program PKL yang diadakan oleh fakultas hukum Universitas jambi pada tanggal 3 Agustus 2015 sampai dengan 8 September 2015 dan selama masa penelitian skripsi ini, penulis tidak pernah menemukan satu pun keputusan yang diajukan oleh setiap SKPD yang sudah memiliki standar sesuai yang diamanatkan di dalam peraturan perundang-undangan. Dari permasalahan yang ditemukan, penulis merincikannya sebagai berikut:

1. Ada beberapa judul keputusan yang dicantumkan tidak mencerminkan

dari isi keputusan tersebut,

2. Pada konsiderans menimbang, banyak keputusan-keputusan yang

lemah akan landasan pembentukan keputusan tersebut,

3. Pada konsiderans mengingat,

a. Keputusan-keputusan yang ditemukan masih mencantumkan

landasan hukum yang sudah dicabut atau tidak berlaku lagi,

b. Keputusan-keputusan yang ditemukan tidak mengindahkan dari

hierarki peraturan perundang-undangan,

c. Keputusan-keputusan yang ditemukan dalam pencantuman nomor

Lembaran Negara Republik Indonesia yang tidak sesuai dengan senyatanya,

4. Pada diktum “menetapkan”, kerap ditemukan isi yang sulit untuk dipahami dalam artian, kalimat yang tidak sempurna.

5. Secara umum, permasalah pokok yang kerap ditemukan penulis adalah

kesalahan-kesalahan di dalam penulisan kalimat dan format keputusan sebagaimana yang diatur di dalam KEMENDAGRI No. 1 Tahun 2014.

Dari 3 (tiga) sampel Keputusan Gubernur Jambi yang diteliti oleh penulis yaitu:

1. Keputusan Gubernur Jambi Nomor ... /KEP. GUB/BPBD-2.2/IX/2015

Tentang Personil Dan Organisasi Pos Komando (POSKO) SATGAS Tanggap Darurat Pengendalian Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Jambi Tahun 2015.

2. Keputusan Gubernur Jambi Nomor ... /KEP. GUB/D.

PENDIDIKAN/2015 Tentang Penetapan Pemenang Pemilihan Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah Berprestasi, Guru PLB Berdedikasi, Tutor Paket A, B, Dan C Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2015.

3. Keputusan Gubernur Jambi Nomor ... /KEP. GUB/BKP/IX/2015

Tentang Penetapan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Provinsi Jambi Tahun 2015.

Dari 3 (tiga) sampel yang tertulis di atas, dapat penulis paparkan permasalahan-permasalahan yang penulis temukan pada Keputusan Gubernur Jambi yang di usulkan oleh setiap SKPD sebagai berikut:

1. Keputusan Gubernur Jambi Nomor ... /KEP. GUB/BPBD-2.2/IX/2015 Tentang Personil Dan Organisasi Pos Komando (POSKO) SATGAS Tanggap Darurat Pengendalian Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Jambi Tahun 2015.

a. Pada konsideran menimbang

1) Penulis menemukan ada 1 (satu) kekeliruan dalam

penulisan kata yang ditulis sehingga sulit untuk dimengerti.

Contohnya, kata kebakaran hutan yang di tulis karhutla.

2) Penulisan kalimat yang kurang tepat yang berbunyi “bahwa

berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b, dan huruf c di atas, maka perlu menetapkan Keputusan Gubernur Jambi tentang Darurat Pengendalian Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Jambi Tahun 2015;”. Seharusnya menurut

pemahaman penulis kalimat yang benar adalah “bahwa

berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b, dan huruf c di atas, maka perlu ditetapkan denganKeputusan Gubernur Jambi tentang Darurat Pengendalian Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Jambi Tahun 2015;”.

b. Pada konsideran mengingat,

1) penulis banyak menemukan kesalahan dalam penulisan

hierarki perundang-undangan. Salah satunya Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 yang ditulis setelah Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014. Seharusnya, pencantuman peraturan perundang-undangan di dalam konsideran mengingat harus ditulis sesuai hierarki atau peraturan perundang-undangan yang mana yang lebih awal terbentuk. 2) “Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 09 Tahun 2009

tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi

Jambi”. Seharusnya penulisan yang lebih tepat adalah “Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Jambi. Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang perubahan kedua atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 (Lembaran Provinsi Jambi Tahun 2013 Nomor ...);

2. Keputusan Gubernur Jambi Nomor ... /KEP. GUB/D.

PENDIDIKAN/2015 Tentang Penetapan Pemenang Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah Berprestasi, Guru PLB Berdedikasi, Tutor Paket A, B, Dan C Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2015.

a. Pada font penulisan keputusan ini menggunakan jenis hurufTimes

New Roman. Sesungguhnya yang telah di atur di dalam Pasal 111 ayat (1) PERMENDAGRI No. 1 Tahun 2014 bahwa “penulisan

produk hukum daerah diketik dengan menggunakan jenis huruf Bookman Old Styledengan huruf 12”.

b. Pada judul, “Penetapan Pemenang Pemilihan Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah Berprestasi, Guru PLB Berdedikasi, Tutor Paket A, B, Dan C Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2015”.

Seharusnya kalimat yang lebih tepat adalah “Penetapan Pemenang Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah Berprestasi, Guru PLB Berdedikasi, Tutor Paket A, B, Dan CTerbaik Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2015”.99

c. Pada konsidern mengingat,

1) penulis banyak menemukan kesalahan dalam penulisan

peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan hierarki perundang-undangan.

2) Masih banyak mencantumkan peraturan perundangan-

undangan yang sudah diubah sebagai dasar hukum keputusan tersebut. Contohnya, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. sesungguhnya pencantuman yang lebih tepat adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah.

d. Diktum menetapkan

1) Isi ketentuan dari poin kesatu tidak sesuai dengan apa yang

dituliskan pada judul Keputusan. Tertulis pada minut

99

Wawancara dengan Affandi, Kasubag Rancangan Hukum Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, Jambi, tanggal 11 Januari 2016.

menetapkan poin kesatu adalah “Menetapkan Pemenang Guru TK, SD dan SMK, Pengawan Sekolah TK/SD, SMP, SMA dan SMK Berprestasi, Guru PLB Berdedikasi dan Tutor Paket A, B, dan C Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2015”, sedangkan judul yang tercantum pada Keputusan tersebut adalah “Penetapan Pemenang Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah Berprestasi, Guru PLB Berdedikasi, Tutor Paket A, B, Dan C Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2015”.

Menurut Affandi, “bunyi diktum menetapkan harus sesuai judul Keputusan”.100

2) Isi ketentuan dari poin kedua yang berbunyi “Kepada Pemenang Pemilihan sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU diberikan penghargaan uang pembinaan juara I (pertama) sebesar Rp. 10.000.000,-, Juara II (kedua) sebesar Rp. 8.000.000,-, Juara III (ketiga) sebesar Rp. 6.000.000,- sertifikat dan angka kredit yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat sesuai dengan peraturan perundang- undangan”.

Menurut Affandi, penulisan yang tertulis di keputusan tersebut adalah salah karna menurutnya “penulisan yang tepat adalah ditulis dengan subpoin yang dirincikan dengan jelas”.101

100Wawancara dengan Affandi, Kasubag Rancangan Hukum Biro Hukum Setda Provinsi

Jambi, Jambi, tanggal 11 Januari 2016.

101

Wawancara dengan Affandi, Kasubag Rancangan Hukum Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, Jambi, tanggal 11 Januari 2016.

3) Pada lampiran III (tiga), untuk pemenang Pengawas Sekolah berprestasi kategori Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya mencantumkan pemenang juara I (satu) dan pemenang juara II (dua), sedangkan pemenang juara III (tiga) tidak dicantumkan. Selanjutnya, kategori Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hanya dicantumkan pemenang juara I (satu) tanpa ada juara II (dua) dan III (tiga).

Menurut pemahaman penulis, hal ini harus di berikan keterangan yang jelas agar tidak menjadi suatu permasalahan di hadapan hukum.

4) Pada lampiran IV (empat), untuk penerima penghargaan Guru

PLB berdedikasi hanya mencantumkan penerima juara I (satu) dan II (dua) tanpa ada pemenang juara III (tiga).

Hal ini sama halnya dengan yang sudah di sampaikan oleh penulis di atas. Menurut pemahaman penulis, hal ini harus di berikan keterangan yang jelas agar tidak menjadi suatu permasalahan di hadapan hukum.

3. Keputusan Gubernur Jambi Nomor ... /KEP. GUB/BKP/IX/2015

Tentang Penetapan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Provinsi Jambi Tahun 2015.

a. Tidak ada mencantumkan lambang Garuda di atas judul keputusan.

1) penulis banyak menemukan kesalahan dalam penulisan peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan hierarki perundang-undangan.

2) Nomor Lembaran Negara yang salah atau keliru.

3) Masih mencantumkan peraturan perundang-undangan yang

sudah dicabut seperti Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentralisasi dan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantu. Peraturan Pemerintah yang disebutkan sebelumnya sudah dicabut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentralisasi dan Tugas Pembantu.

c. Pada lembaran lampiran, tidak ada mencantumkan judul lampiran.

Menurut Affandi, “pada lembaran lampiran harus ditulis judul lampiran yang ditulis disudut kanan atas”.102

Dari analisis penulis yang disampaikan di atas, penulis mengambil suatu kesimpulan yang menjadi kendala dalam penyusunan keputusan Gubernur Jambi ialah:

1. Kurangnya pemahaman dari SKPD pengusul tengtang teknik dan ilmu

perundang-undangan,

2. Kurangnya pemahaman dari SKPD pengusul terhadap hukum,

102

Wawancara dengan Affandi, Kasubag Rancangan Hukum Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, Jambi, tanggal 11 Januari 2016.

Disampaikan oleh Imam Perdana Sumapra bahwa:

“salah satu inti permasalahan dari kurangnya kualitas keputusan yang diajukan oleh setiap SKPD adalah terbatasnya SDM. Selanjutnya, tidak adanya anggaran dari Pemerintah untuk melaksanakan BIMTEK Kepegawaian. Pelaksanaan BIMTEK Kepegawaian terakhir diadakan oleh Pemerintah pada tahun 2008 dan tidak dilaksanakan untuk tahun selanjutnya hingga sekarang”.103

103Wawancara

dengan Imam Perdana Sumapra, Kabag Perundang-undangan Biro Hukum Setda Provinsi Jambi, jambi, tanggal 12 Januari 2016.

Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Beberapa pihak yang berwenang dalam pembentukan Keputusan

Gubernur Jambi ialah:

a. Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai pengusul,

b. Biro Hukum Setda Provinsi Jambi bertugas untuk mengkoreksi

Keputusan Gubernur Jambi yang diusulkan oleh Pimpinan SKPD,

c. Sekretaris Daerah Provinsi Jambi sebagai pejabat yang

mengusulkan keputusan kepada Gubernur Jambi untuk ditetapkan,

d. Gubernur Jambiberwenang menetapkan atau mengesahkan.

2. Prosedur pembentukan Keputusan Gubernur Jambi ialah sebagai

berikut:

a. SKPD pengusul harus membuat Nota Dinas yang dituju kepada

Gubernur Jambi dengan perihal permohonan pembentukan Keputusan Gubernur Jambi;

b. Gubernur Jambi memberikan Disposisi dengan keterangan:

1) Dipelajari (dipelajari oleh Biro Hukum Setda Provinsi Jambi),

2) Proses (Jika Gubernur memberikan disposisi untuk diproses,

maka SKPD harus menyiapkan draf keputusan Gubernur Jambi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan selanjutnya dikorksi oleh Biro Hukum).

c. Pimpinan SKPD menyusun draf Keputusan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

d. Draf Keputusan tersebut diajukan kepada Sekretaris Daerah setelah mendapat paraf koordinasi kepala Biro hukum Setda;

e. Sekretaris Daerah mengajukan rancangan Keputusan kepada kepala daerah untuk mendapat penetapan;

f. Kepala Daerah menandatangani keputusan; g. Penomoran oleh kepala Biro Hukum Setda; h. Autentifikasi;

i. Pendokumentasian naskah asli oleh (1) sekretaris daerah, (1) Biro Hukum, dan (1) SKPD pemrakarsa.

B. Saran

Dalam kesempatan ini penulis mencoba memberikan saran yang mudah- mudahan atas izin Allah SWT dapat berguna untuk mengatasi permasalahan terhadap kendala-kendala dalam penyusunan produk hukum daerah khususnya keputusan Gubernur Jambi. Adapun saran yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Dioptimalisasikannya suatu prosedur koordinasi dalam pembentukan

keputusan Gubernur Jambi dengat tetap mengacu pada kewenangan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Sehingga, terhambatnya birokrasi yang terdapat di Pemerintahan Provinsi Jambi dapat diminimalisasikan.

2. Perlunya dioptimalisasikan tenaga ahli yang memahami ilmu hukum, ilmu

disetiap SKPD dan Perlu diadakan suatu pendidikan rutin kepada setiap legislator atau PNS baru yang ada di setiap SKPD.

DAFTAR PUSTAKA

Dalam dokumen Pembentukan Keputusan Gubernur Jambi Ber (Halaman 61-80)

Dokumen terkait