• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS

B. Prosedur Pembiayaan Dana Berputar

Menurut Karnaen Anwar Perwataatmadja (mantan Direktur Eksekutif Islamic Development Bank mewakili Indonesia, Malaysia dan Brunei selama dua periode): 2009 menyatakan bahwa:

1. Bank-bank syariah dan BMT dalam menyalurkan pembiayaan pada umumnya mempergunakan dua pendekatan, yaitu : pertama, dengan mendatangi calon nasabah yang potensial (jemput bola) dan/atau kedua, dengan menunggu calon nasabah yang datang ke bank. Pada pendekatan

xl pertama, insya Allah petugas bank syariah/BMT (marketing) telah dibekali dengan pemahaman tentang bisnis/profesi calon nasabah sehingga petugas itu selain berfungsi sebagai da’i juga berfungsi sebagai kosultan bisnis atau penasehat. Ada formulir permohonan pembiayaan yang harus diisi dan ditanda tangani oleh calon nasabah beserta persetujuan dari istri/suami/orang tua nasabah bila calon nasabah belum menikah dan masih ikut orang tua.

Pada pendekatan kedua, nasabah akan diterima oleh petugas Costumer Sevice yang akan mewawancarai calon nasabah dan membantu pengisian formulir permohonan pembiayaan. Hasil wawancara dan pengisian formulir permohonan pembiayaan yang juga harus disetujui istri/suami/orang tua nasabah bila calon nasabah belum menikah dan masih ikut orang tua akan ditindaklanjuti dengan kunjungan ke ketempat usaha nasabah atau alamat tinggal serta agunan-agunan yang disediakan.

2. Formulir permohonan pembiayaan yang telah diisi termasuk jumlah nominal pembiayaan yang diperlukan dan dengan dilengkapi semua dokumen yang disyaratkan, kemudian oleh petugas marketing atau Account Officer bank syariah atau BMT diajukan kepada Komite Pembiayaan yang akan membahas kelayakan pembiayaan yang diajukan permohonannya oleh calon nasabah. Tergantung kepada kebijakan internal bank syariah atau BMT yang bersangkutan tentang jumlah-jumlah tertentu yang ditetapkan sebagai

xli kewenangan pejabat untuk meluluskan suatu permohonan pembiayaan calon nasabah. Ada jumlah nominal tertentu yang cukup disetujui oleh Account Officer, ada jumlah nominal tertentu yang harus disetujui oleh atasan langsung Account Officer, ada jumlah nominal tertentu yang harus disetujui oleh jajaran Direksi, dan ada pula jumlah nominal tertentu yang harus disetujui oleh jajaran Komisaris.

3. Setelah permohonan pembiayaan disetujui oleh pejabat yang berkewenangan untuk menyetujui, maka calon nasabah dan pendampingnya akan dipanggil untuk menanda tangani akad pembiayaan (jenis dan jumlah nominalnya) dihadapan Legal Officer dan/atau Notaris.

4. Sesuai dengan bunyi akad pembiayaan maka pencairan dana sudah bisa dilakukan yang pada umumnya tergantung kepada jenis akad yang dipilih dan disetujui bersama:

a. Untuk Keperluan bisnis dan sarana kerja

1) Pada akad murabahah, salam, istisnaa, ijarah, mudharabah, musyarakah, khusus untuk pembelian barang/jasa lebih utama dilakukan melalui transfer ke rekening atas nama pemasok/supplier/kontraktor barang/jasa yang diperlukan nasabah. Pada kasus-kasus tertentu untuk pembelian barang/jasa itu bisa saja bank syariah atau BMT mewakilkan kepada nasabahnya untuk

xlii bertindak atas nama bank syariah atau BMT melakukan pembayaran kepada pemasok/suppllier/kontraktor.

2) Pada akad istisna/ijarah/mudharabah/musyarakah, khusus untuk biaya operasional lebih utama dilakukan melalui transfer ke rekening atas nama nasabah.

b. Untuk keperluan konsumtif semata

Pada akad qarhul hasan berupa barang/jasa yang dananya bersumber dari dana bergulir infaq/shadaqah, lebih utama dilakukan melalui transfer ke rekening atas nama pemasok/supplier/ barang/jasa yang diperlukan nasabah. Tetapi apabila yang diperlukan adalah untuk biaya hidup atau biaya operasional sebagai awal usaha, lebih utama dilakukan melalui transfer ke rekening atas nama nasabah.

C. Analisis pembiayaan

Dalam suatu analisis pembiayaan perlu diperhatikan beberapa hal menurut Muhammad (2002:304-309) yaitu:

1. Pendekatan analisis pembiayaan, meliputi

a. Pendekatan jaminan, bank dalam memberikan pembiayaan selalu memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh peminjam.

xliii b. Pendekatan karakter, bank mencermati secara sungguh-sungguh terkait

dengan karakter nasabah.

c. Pendekatan kemampuan pelunasan, bank menganalisis kemampuan nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil.

d. Pendekatan dengan studi kelayakan, bank memperhatikan kelayakan usaha yang dijalankan nasabah peminjam.

e. Lembaga intermediari keuangan, mengatur mekanisme dana yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.

2. Prinsip analisis pembiayaan, menggunakan prinsip 5 C, yaitu: a. Character, sifat atau karakter nasabah peminjam

b. Capacity, kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil

c. Capital, besarnya modal yang diperlukan peminjam d. Colateral, jaminan yang dijaminkan nasabah pada bank e. Condision, keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak 3. Tujuan analisis pembiayaan

Ada tujuan umum dan khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan yaitu pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan konsumsi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

xliv Tujuan khususnya yaitu: untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam, menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.

4. Prosedur analisis pembiayaan Aspek pentingnya yaitu:

a. Berkas dan pencatatan

b. Data pokok dan analisis pendahuluan:

1) Realisasi pembelian, produksi dan penjualan 2) Rencana pembelian, produksi dan penjualan 3) Jaminan

4) Laporan keuangan

5) Data kualitatif dari calon debitur c. Penelitian data

d. Penelitian atas realisasi usaha e. Penelitian atas rencana usaha

f. Penelitian dan penilaian barang jaminan g. Laporan keuangan dan penelitiannya 5. Keputusan permohonan pembiayaan:

a. Bahan pertimbangan pengambilan keputusan b. Wewenang pengambilan keputusan

xlv a. Aspek yuridis: Calon debitur cakap hukum, usahanya legal

b. Aspek pemasaran: siklus hidup produk, produk substitusi, perusahaan pesaing, tingkat kemampuan daya beli masyarakat, program promosi, daerah pemasarannya, factor musim, manajemen pemasaran, kontrak penjualan.

c. Aspek teknis: lokasi usaha, fasilitas gedung bangunan usaha, mesin-mesin yang dipakai, proses produksi.

d. Aspek keuangan; kemampuan memperoleh untung, sisa-sisa pinjaman dengan pihak lain, beban rutin di luar kegiatan usaha, arus kas.

e. Aspek jaminan: syarat-syarat jaminan, syarat ekonomis, syarat yuridis 7. Alat analisis: Alat analisis pembiayaan dapat berupa angket.

8. Rumusan hasil analisis

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hasil analisis pembiayaan:

a. Identitas pemohon:

1) Umur calon antara 22 – 50 tahun

2) Alamat rumah jelas, jika kontrak: masih berapa tahun calon kontrak 3) Tempat calon usaha berada didekat wilayah kerja bank syariah yang

bersangkutan b. Identitas usaha:

1) Pengalaman usaha minimal 2 tahun 2) Lokasi usaha strategis

xlvi 3) Status usaha bukan sambilan

4) Status tempat usaha diprioritaskan milik sendiri

c. Aspek pasar: Barang yang dijual/diproduksi tidak terlalu banyak pesaing dan memang dibutuhkan banyak orang. Upaya kreatif dan inovatif perlu dimiliki agar dapat melihat peluang-peluang pasar yang dapat dimasuki sekaligus dapat memperoleh untung

d. Sumber bahan baku: Sumber bahan baku yang dipakai mudah diperoleh, cukup murah, dan jika memungkinkan dapat didaur ulang

e. Aspek pengelola:

1) Mempunyai perencanaan usaha kedepan yang detail 2) Mempunyai pengalaman dan tenaga terampil

3) Mempunyai catatan usaha, seperti: buku jurnal, laporan transaksi, catatan laba/rugi, dll.

f. Aspek ekonomi:

1) Produk yang diproduksi dan dijual tidak merusak lingkungan, baik barang jadi maupun limbahnya

2) Produk yang dibuat tidak dilarang oleh agama maupun Negara g. Permodalan (minimal 30% dari pembiayaan yang diajukan ke bank) h. Data keuangan: Korelasi persentase kemampuan membayar anggota

pembiayaan harus 30% dari kemampuan menabungnya. 9. Rekomendasi analisis

xlvii

ASPEK KONDISI

KARAKTER ANGGOTA

1 apakah bersi kap t enang dan t erbuka ? Ya/ Ti dak 2 Apakah rum ah t angganya rukun dan t ent eram ? Ya/ Ti dak 3 Apakah di kenal bai k ol eh RT/ Ul am a ? Ya/ Ti dak 4 Apakah kondi si ekonom i nya bai k/ meni ngkat ? Ya/ Ti dak

5 Apakah t epat j anj i ? Ya/ Ti dak

6 Apakah anggot a pengaj i an ? Ya/ Ti dak ASPEK KELAYAKAN USAHA

1 apakah merupakan usaha pokok ? Ya/ Ti dak 2 t el ah m em i l i ki pengal am an usaha yang sam a ? Ya/ Ti dak 3 apakah bahan mudah di perol eh ? Ya/ Ti dak 4 apakah prospek pasar bagus ? Ya/ Ti dak 5 t el ah m em i l i ki pel anggan t et ap ? Ya/ Ti dak 6 apakah usaha sej eni s di seki t ar t i dak banyak ? Ya/ Ti dak 7 apakah om set nya st abi l ? Ya/ Ti dak 8 persent ase keunt ungan di at as 20% ? Ya/ Ti dak 9 apakah pem ohon mengal am i kendal an dal am usaha ? Ya/ Ti dak

KEM AM PUAN M ENGEM BALIKAN PINJAM AN

1 apakah kew aj i ban angsuran < 1/ 3 peneri maan kas ? Ya/ Ti dak 2 aset usaha > pi nj aman ? Ya/ Ti dak 3 t i ngkat keunt ungan l ayak di bandi ng m ark-up ? Ya/ Ti dak

M ODAL USAHA

1 m odal sendi ri < 30% dari ni l ai pi nj am an ? Ya/ Ti dak 2 t i dak m em i l i ki pi nj am an l ai n ? Ya/ Ti dak 3 pi nj aman akan di pakai usaha ? Ya/ Ti dak

JAM INAN

1 suam i / i st ri / anak bersedi a i kut akad ? Ya/ Ti dak 2 bersedi a m enyerahkan j am i nan ? Ya/ Ti dak 3 ni l ai j am i nan l ebi h t i nggi dari pi nj am an ? Ya/ Ti dak

4 ada penj am i n ? Ya/ Ti dak

5 bersedi a i nf aq ? Ya/ Ti dak

KONDISI EKONOM I

1 pasang surut harga t i dak membahayakan usaha ? Ya/ Ti dak 2 t i dak ada l arangan pemeri nt ah t ent ang produk ? Ya/ Ti dak 3 t i dak ada l arangan pemeri nt ah t ent ang t em pat ? Ya/ Ti dak 4 pem asaran produk t ersebut t i dak sporadi s ? Ya/ Ti dak 5 t i dak di t ent ang adat i st i adat set em pat ? Ya/ Ti dak 6 usaha t i dak mengganggu kesehat an dan l i ngkungan ? Ya/ Ti dak F No. A B C D E

Gambaran kesimpulan rekomendasi analisis pembiayaan di bank syariah dapat disimpulkan dalam form rekomendasi pembiayaan (Muhammad: 2002) disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Rekomendasi Analisis

xlviii BAB III

LAPORAN OBJEK

A. Gambaran Umum

1. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri (BSM)

Latar belakang didirikannya Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah dengan adanya krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 tepatnya bulan Juli krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didorong oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat yang menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merekonstruksi dan merekapitalisasi sebagian bank Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut telah memungkinkan baik beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang syariah.

PT. Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mandiri Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank

xlix Mandiri pada tanggal 31 Juli 1999 rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah dengan nama Bank Syariah Sakinah diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (persero).

PT. Bank Mandiri (persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah dengan keinginan PT. Bank Mandiri (persero) untuk membuka bank syariah, langkah awalnya adalah merubah anggaran dasar tentang nama Bank Susilo Bakti menjadi menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Notaris Ny. Machrani M. S, S.H, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999 kemudian melalui Akta No 23 tanggal 8 September 1999 notaris, nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999 Bank Indonesia melalui surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No.1/24/KEP.BI/1999 telah memberikan perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berupa prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti selanjutnya dengan surat keputusan deputi Gubernur Bank Indonesia No.1/1/KEP. Dir, pada tanggal 25 Oktober 1999 Bank Indonesia telah menyetujui Bank Susila Bakti menjadi Bank Syariah Mandiri (BSM), pada tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri (BSM).

l Kelahiran Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan buah usaha dari para perintis Bank Syariah di PT. Bank Susila Bakti dan manajemen PT. Bank Mandiri (persero) memandang pentingnya kehadiran Bank Syariah di lingkungan PT. Mandiri (persero). Bank Syariah Mandiri (BSM) hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya.

Adapun untuk wilayah salatiga yaitu Bank Syari’ah Mandiri Salatiga berada di Ruko Diponegoro A6 A7 Jl. Diponegoro 77 Salatiga yang berdiri dan beroperasi pada tanggal 10 Januari 2011.

2. Profil PT Bank Syariah Mandiri

Nama : PT BANK SYARIAH MANDIRI

Alamat kantor pusat : Wisma Mandiri I Jl.MH. Thamrin No.5 Jakarta 10340

Alamat Cabang Salatiga : Ruko Diponegoro A6-A7, Jl.Diponegoro 77, Salatiga

Telepon kantor pusat : (62 - 21) 2300 509, 3983 9000 Faksimili : (62 - 21) 3983 2989 Homepage : www.syariahmandiri.co.id Tanggal berdiri : 25 Oktober 1999 Tanggal beroperasi : Sejak 1 November 1999 Modal dasar : Rp2.500.000.000.000

li Modal disetor : Rp858.243.565.000

Jumlah kantor cabang : 520 kantor layanan yang tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia

Jumlah jaringan ATM : Total 47.000 meliputi: ATM Syariah Mandiri, ATM Mandiri, ATM Bersama, ATM Prima dan Malaysia.

Jumlah karyawan : 7902 orang

Pemeringkatan : AA (idn), berdasarkan Fitch Rating 2010, Peringkat Nasional “AA” menandakan suatu kualitas kredit yang sangat kuat dibandingkan emiten-emiten atau surat-surat utang lainnya di negara yang sama. Risiko kredit yang tidak dapat dipisahkan di dalam kewajiban-kewajiban keuangan ini hanya berbeda sedikit dari emiten-emiten atau surat-surat utang yang mendapat peringkat tertinggi di suatu negara. Tanda “+” atau “-“ dapat ditambahkan pada suatu peringkat untuk menandakan posisi relatif dalam kategori-kategori utama pemeringkatan.

lii 3. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri (BSM)

a. Visi: Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. b. Misi:

1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

2) Mengutamakan penghimpunan dana consumen dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.

4) Mengembangkan nilai-nilai syari’ah universal.

5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.

4. Budaya perusahaan

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.

liii Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.

b. Teamwork:

Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. c. Humanity:

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religious d. Integrity:

Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. e. Customer Focus:

Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.

5. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga (BSM) Organisasi dalam menjalankan usahanya melakukan aktivitas-aktivitas pokok agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Bank perlu adanya struktur organisasi yang tepat dan dapat dengan jelas membagi wewenang dan tanggung jawab seseorang yang ada dalam organisasi tersebut.Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam rangka hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam setiap organisasi selalu terdapat rangkaian hirarkhi atasan dan bawahan.

liv Gambar3.1 :Strukturorganisasi BSM Cab Salatiga

Sumber: Bank Syariah Mandiri Salatiga

Berikut ini adalah bagan struktur organisasi BSM Salatiga masing-masing bagian: KepalaCabang Operation M anager Pelaksana D & C Pelaksana Admin Pelaksana M arketing Support Account Officer Pelaksana SDI & GA M arketing M anager Funding Officer CSRepresentatif Teller DKP PKP Pelaksana Security, M essenger, Driver, Office Boy

lv 6. Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri (BSM)

Bank Syariah Mandiri (BSM) menganut prinsip-prinsip operasi sebagai berikut:

1. Prinsip keadilan

Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan mengambil margin keuntungan yang disepakati bersama. 2. Prinsip kemitraan

Maksudnya adalah bahwa Bank Syariah Mandiri (BSM) menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha, hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank. Bank berfungsi sebagai intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.

3. Prinsip keterbukaan

Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank.

lvi 4. Universalitas

Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan

7. Produk-produk Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga 1. Produk-produk Pendanaan

a. Tabungan BSM

Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka dikonter BSM atau melalui ATM.

b. Tabungan Mabrur BSM

Tabungan Mabrur BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah.

c. Tabungan BSM Investa Cendekia

Tabungan BSM Investa Cendekia adalah tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment)dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi.

d. Tabungan Berencana BSM

Tabungan Berencana BSM adalah tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk pencapaian target dana yang telah disimpan pada waktu yang diinginkan

lvii Tabungan Simpatik BSM adalah tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat syarat yang disepakati.

f. Tabungan BSM Dollar

Tabungan BSM Dollar adalah tabungan dalam mata uang dollar yang penarikan dan setoranya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM.

g. Tabungan qurban BSM

Tabungan qurban BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu nasabah dalam merencanakan ibadah qurban dan aqiqah. Pelaksanaanya bekerjasama dengan Badan Amil Qurban.

h. Deposito BSM

Deposito BSM adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.

i. Deposito BSM Valas

Deposito BSM Valas adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah. j. Giro BSM

Giro BSM adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.

lviii k. Giro BSM Valas

Giro BSM Valas adalah Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dolar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip Wadiah yad dhamana.

2. Produk-produk Pembiayaan a. BSM Implan

BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok).

b. Pembiayaan Talangan Haji

Pembiayaan Talangan Haji adalah merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH.

c. Pembiayaan Griya BSM

Pembiayaan Griya BSM adalah Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non developer, dengan sistem merabahah.

lix d. Pembiayaan kendaraan bermotor

Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem murabahah. e. Edukasi BSM

Edukasi BSM adalah pembiayaan kepada calon pelajar dalam mendapatkan dana pendidikan yang dibutuhkan.

f. Pembiayaan Umrah

Pembiayaan Umrah adalah pembiayaan untuk mempermudah nasabah dalam memenuhi kebutuhan perjalanana umrah.

g. BSM Customer Network Financing (Modal Kerja)

BSM Customer Network Financing (Modal Kerja) adalah pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah untuk pembelian persediaan barang dari rekanan yang telah menjalin kerjasama dengan BSM.

h. Pembiayaan Dana berputar

Pembiayaan Dana berputar adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sementaradan bukan untuk permanent working capital. Bersifat self liquidating dengan menurunya aktivitas bisnis pada periode terkait.

i. Pembiayaan Pensiunan

Pembiayaan Pensiunan adalah pembiayaan yang diperuntukkan bagi

pensiunan.

lx Pembiayaan PKPA adalah fasilitas penyaluran pembiayaan kepada anggota

koperasi karyawan.

3. Produk Jasa

a. BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG)

BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) adalah layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS b. BSM Net Banking

BSM Net Banking adalah Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet.

c. BSM Card

BSM Card adalah kartu yang dapat digunakan untuk transaksi perbankan melalui ATM dan mesin kredit.

d. Sentra Bayar BSM

Sentra Bayar BSM adalah layanan pembayaran beragam tagihan seperti telepon, ponsel, maupun listrik.

e. PPBA (Pembayaran melalui menu pemindahbukuan di ATM)

PPBA (Pembayaran melalui menu pemindahbukuan di ATM) adalah layanan pembayaran tagihan institusi (lembaga pendidikan, asuransi, lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu pemindahbukuan di ATM.

lxi BSM Electronic Payroll adalah layanan administrasi pembayaran gaji

karyawan suatu institusi.

B. Data Deskriptif 1. Pengertian

Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.

2. Akad

Akad yang digunakan adalah akad musyarakah. Akad musyarakah adalah akad kerja sama usaha patungan dua pihak atau lebih pemiliki modal (syarik/shahibul maal) untuk membiayai suatu jenis usaha (masyru) yang halal dan produktif.

3. Manfaat

Pembiayaan ini mempunyai manfaat dalam membantu menanggulangi kesulitan likuiditas nasabah terutama kebutuhan dana jangka pendek dan nasabah dapat memanfaatkan pembiayaan bank secara optimal sesuai dengan kebutuhan riil dengan cara melakukan penarikan sesuai dengan kebutuhan

lxii 4. Ketentuan Umum

a. Segmentasi: Pembiayaan usaha komersial kecil, menengah, komersial

Dokumen terkait