• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2. Metode Pemetaan Konseptual

2.2.3. Prosedur Pembuatan Peta Konsep

Pembuatan peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Peta konsep sebaiknyadisusun secara hirarki, artinya konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta, sehingga makin ke bawah konsep akandiurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif. Karena peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, tetapi juga menghubungkan antara konsep-konsep itu.

Metode pemetaan konseptual pertama kalidikemukakan oleh Novak dan Gowin (1986) dengan melibatkan serangkaian langkah-langkah sebagai berikut:(Canas, Coffey, et al. 2003, 16)

1. Define the topic or focus question. Concept Maps that attempt to cover more than one question may become difficult to manage and read.

2. Once the key topic has been defined, the next step is to identify and list the most important or “general” concepts that are associated with that topic.

3. Next, those concepts are ordered top to bottom in the mapping field, going from most general and inclusive to the most specific, an action that fosters the explicit representation of subsumption relationships (i.e., a hierarchical arrangement or morphology). 4. Once the key concepts have been identified and ordered, links are

5. Linking phrases are added to describe the relationships among concepts.

6. Once the preliminary Concept Map has been built, a next step is to look for cross- links, which link together concepts that are in different areas or sub-domains on the map. Cross-links help to elaborate how concepts are interrelated.

7. Finally, the map is reviewed and any necessary changes to structure or content are made.

Berdasarkan pendapat di atas, ada beberapa langkah sebagai berikut: 1) Menetapkan topik atau pertanyaan utama yang lebih spesifik;

2) Selanjutnya, lakukan identifikasi dan urutkan konsep paling penting atau umum yang berkaitan dengan topik tersebut;

3) Kemudian mengurutkan konsep-konsep dari atas ke bawah pada bidang pemetaan, dengan penyusunan yang di mulai dari yang paling umum dan inklusif ke yang paling spesifik atau khusus;

4) Setelah itu menambahkan link atau hubungan untuk membentuk persiapan peta konsep;

5) Lalu frase penghubung ditambahkan untuk menggambarkan hubungan antara konsep-konsep;

6) Kemudian mencari cross-link, yang menghubungkan konsep secara bersama-sama yang berada di daerah berbeda atau sub-domain pada peta. Cross-link membantu menguraikan bagaimana konsep-konsep dapat saling terkait;

7) Langkah terakhir adalah melakukan peninjauan terhadap peta dan perubahan yang diperlukan untuk struktur atau konten yang dibuat. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa ada beberapa metode yang harus diikuti dalam menyusun peta konsep. Dahar (1989, 126- 128)menyatakanbahwa ada beberapa metode pembuatan peta konsep sebagai berikut:

1. Pilihlah suatu bacaan dari buku pelajaran 2. Tentukan konsep-konsep yang relevan

3. Urutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif

4. Susunlah konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif.

5. Hubungkanlah konsep-konsep itu dengan kata atau kata-kata penghubung

Sejalan dengan pendapat di atas, Erniwaty (2011)pada artikelnya berjudul “Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Mapping (Peta Konsep)” menyatakan bahwa prosedurpembuatan peta konsep sebagai berikut:

1. Memilih suatu bahan bacaan

2. Menentukan konsep-konsep yang relevan

3. Mengelompokkan (mengurutkan) konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif

4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep- konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut

5. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya “merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (2002, 4) bahwa untuk membuat peta konseptual, ada enam langkah yang harus dilakukan.

1. Masing-masing subdisiplin ilmu atau spesialisasi dianggap sebagai elemen pengetahuan dari domain tertentu, dinyatakan di peta dalam bentuk kotak/ kerangka tunggal.

2. Besaran isi pengetahuan dalam sebuah elemen, misalnya diukur dengan jumlah publikasi, paten, pengarang aktif dan lain-lain. Dinyatakan berdasarkan besaran (atau ketebalan kotak) elemen di peta. Dengan demikian besaran tersebut bersifat relatif.

3. Tingkat pengetahuan diungkapkan berdasarkan ketebalan atas warna masing-masing elemen. Tingkat pengetahuan ini terbagi atas 5 tingkatan yaitu: (1) tingkat 1: realita-data empiris mengenai realita, persepsi, deskripsi; (2) tingkat 2: realita ke model-syarat dan kondisi persamaan, perkiraan, asumsi dan pemodelan; (3) tingkat 3: Model, merupakan representasi realita diwujudkan dalam model; (4) tingkat 4: Model ke pernyataan-teknik verifikasi, algoritma, dan ketentuan penalaran; (5) tingkat 5: pernyataan berupa teori, inferensi, penjelasan dan penilaian. 4. Kedekatan elemen pengetahuan, dinilai oleh pakar atau diukur

berdasarkan indeks kedekatan bibliometrika. Teknik ini digunakan untuk menentukan lokasi relatif masing-masing elemen.

5. Lokasi elemen di peta hendaknya mencerminkan asal usul dan daya tarik menarik dengan disiplin eksternal (sumber pengetahuan)

6. Koneksi antara elemen pengetahuan hendaknya mencerminkan arah dan intensitas dampak atau arus pengetahuan. Koneksi ditunjukkan dengan panah dan garis. Asesmen terhadap hubungan

dilakukan dengan menggunakan data sitasi, pengulangan kata dan/ atau pendapat pakar dalam bidang tersebut.

Dari pendapat Sulistyo di atas diketahui bahwa terdapat enam langkah untuk membuat peta konsep.Langkah pertama yaitu memilih elemen pengetahuan yang dapat diperoleh dari masing-masing subdisiplin ilmu atau bidang spesialisasi. Langkah kedua yaitu menentukan besaran isi pengetahuan dalam suatu elemen supaya bersifat relatif. Langkah ketiga yaitu menentukan tingkat pengetahuan yang terbagi atas 5 (lima) tingkatan. Langkah keempat yaitu menilai kedekatan elemen pengetahuan. Langkah kelima yaitu menyusun elemen berdasarkan lokasi yang menjelaskan mengenai sumber pengetahuan. Langkah keenam yaitu memberi koneksi antara elemen pengetahuandengan mencerminkan arah dan arus pengetahuan yang ditunjukkan menggunakan panah dan garis.

Berdasarkan keseluruhan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa prosedur pembuatan peta konsep dapat diuraikan menjadi beberapa langkah seperti: (1) Memilih dan mempelajari suatu topik yang akan dibahas, misalnya kurikulum bidang Ilmu Perpustakaan. (2)Mengidentifikasi subjek yang berkaitan dengan topik utama, seperti subjek-subjek atau kata kunci pada setiap mata kuliah wajib PSIP.(3) Menentukan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan topik terkait, contohnya pembagian konsep berdasarkan kelompok kurikulum, tingkat semester, serta subdisiplin ilmu.(4) Mengurutkan subjek-subjek pada setiap konsep dari topik pembahasan secara hierarkis, mulai dari konsep paling umum sampai konsep paling khusus.(5) Menyusunsubjek-subjek pada setiap konsep yang sudah diurutkan ke dalam suatu bagan, dengan cara menempatkan konsep paling inklusif di bagian paling atas.(6) Menghubungkan konsep-konsep tersebut dengan kata penghubung, seperti kata ‘berdasarkan’ dan sebagainya. (7) Sertameninjau peta serta perubahan untuk struktur atau konten yang dibuat menggunakan aplikasi pembuat peta konsep, seperti CmapTools.

BAB III

METODE PENELITIAN