• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus penelitian tindakan kelas. Dua siklus ini didukung dengan observasi awal untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa. Penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan ini, mencakup dua perencanaan siklus penting, yakni Siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, dan siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan.

1. Prosedur Tindakan Siklus I

Prosedur Tindakan Siklus I terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran keterampilan menulis melalui penggunaan media visual dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan, melaksanakan perbaikan terhadap kondisi awal yang dinilai kurang baik dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang paragraf deskripsi.

2. Membuat lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa, membuat pedoman wawancara untuk guru dan siswa, dengan tujuan mengetahui segala hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

30

3. Membuat alat evaluasi yang sesuai, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman yang dimiliki siswa tentang materi yang dipelajari.

4. Menyusun rencana pembelajaran yang berhubungan dengan pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

5. Menyusun instrument tes dan nontes. Istrumen tes yaitu soal pemahaman, esai terbuka yang isinya menjelaskan tentang pembelajaran menulis beserta penilaiannya, sedangkan instrument nontes yaitu berupa lembar observasi, lembar judul, dan dokumentasi.

6. Berkolaborasi dengan guru dan teman sejawat. b. Pelaksanaan Tindakan

1. Kegiatan awal

a. Mengucapkan salam b. Memimpin siswa berdoa c. Mendata kehadiran siswa

d. Apersepsi, yaitu guru bercerita tentang pengalaman pribadinya. 2. Kegiatan inti

a. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang langkah-langkah mengarang dan jenis-jenis karangan

b. Siswa diminta mengemukakan idenya untuk dijadikan tema paragraf c. Siswa memilih salah satu tema untuk dikembangkan menjadi paragraf

yang utuh.

31

visual.

e. Siswa mengumpulkan hasil paragraf deskripnya. 3. Kegiatan Akhir

a. Melakukan tindak lanjut b. Menutup pembelajaran c. Pengamatan (Observation) c. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I adalah mengamati hasil tes siswa selama pembelajaran menulis berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengambil data berupa hasil tes setelah melakukan pembelajaran menulis di kelas. Pengamatan juga dilakukan oleh peneliti secara cermat pada setiap tindakan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti akan melihat hasil dari tahap tindakan dan pengamatan pada siklus I. Dari hasil tersebut jika masih banyak siswa yang bersikap negatif terhadap proses pembelajaran atau kekurangan seperti yang dijelaskan dalam hasil observasi, hal ini dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk tindakan pada siklus II.

Hasil evaluasi yang diperoleh dapat dijadikan dasar untuk melakukan refleksi, sebagai berikut:

1. Pengungkapan hasil pengamatan peneliti

2. Pengungkapan tindakan yang telah dilakukan oleh siswa.

32

selama proses pembelajaran. Apaila ada siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan yang dilakukan oleh siswa dan peneliti dalam kegiatan menulis paragraf deskripsi, pada siklus II akan ditindak lanjuti dan dilakukan dengan tindakan untuk memperbaiki.

2. Prosedur Tindakan Siklus II

Desain langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I. Setelah melakukan evaluasi pada siklus I, peneliti mengambil strategi pada siklus II sebagai berikut.

a. Perencanaan

1. Merancang tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I 2. Menyusun rencana pembelajaran

3. Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran dikelas ketika pelaksanaan tidak sedang berlangsung.

4. Perbaikan pengajaran sehingga indikator hasil belajar yang akan dicapai pada setiap pertemuan dapat tuntas pada pertemuan itu sehingga tidak ada murid memperbaiki tugasnya setelah diperiksa.

b. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah tindakan yang merupakan perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki temuan kelemahan-kelemahan yang menjadi penghambat kegiata pembelajaran siklus I, kemudian peneliti berusaha memperbaiki sikus I dalam proses pembelajaran siklus II.

33

c. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah mengamati perubahan hasil tes dan nontes pada proses pembelajaran menulis berlangsung. Observasi perubahan hasil tes siswa diamati oleh peneliti untuk mengetahui sejauh mana perubahan nilai selama proses pembelajaran. Hasil tes yang diamati juga sama seperti pada siklus I. Observasi tentang hasil tes ini dilakukan untuk mengambil data berupa hasil paragraf deskripsi siswa.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus II ini dimaksudkan untuk membuat simpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan serta sikap siswa yang terjadi selama pembelajaran pada siklus II. Pada bagian ini peneliti diharapkan dapat mengetahui jawaban tentang peningkatan dan perubahan perilaku siswa terhadap pembelajaran melalui penggunaan media visual pada siswa kelas X IPS MA Aisyiyah Sungguminasa.

D. Instrumen Penelitian 1. Tes Menulis

Nurgiyantoro (2010:440) menyatakan bahwa indikator penilaian keterampilan menulis meliputi: 1) Isi gagasan, 2) organisasi isi, 3) tata bahasa, 4) struktur dan kosa kata, 5) ejaan. Sebagai acuan untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidaknya dalam hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia setiap siklusnya. Bardasarkan pendapat diatas, rubrik untuk mengarang deskripsi adalah sebagai berikut.

34

Tabel 1.1 Rubrik Penilaian Karangan Deskripsi

Aspek yang dinilai Skor maksimal

1. Isi gagasan yang dikemukakan 30

2. Organisasi isi 25

3. Struktur tata bahasa 20

4. Gaya: pilihan struktur dan diksi 15

5. Ejaan dan tanda baca 10

Jumlah 100

(Nurgiyantoro 2010: 441) Pedoman penilaian karangan deskripsi akan mengacu pada kriteria berdasarkan Nurgiyantoro (2010: 441) dan akan dimodifikasi oleh penulis, maka dapat dijelaskan rentang skor penilaian keterampilan menulis mengarang setiap aspek sebagai berkut.

Tabel 1.2 Penjelasan rentang skor keterampilan menulis mengarang setiap aspek

a. Isi gagasan yang dikemukakan 1) Isi gagasan

Skor 13-15 apabila isi gagasan yang dikemukakan sesuai dengan tema, ditulis secara padat dan tuntas .

Skor 10-12 apabila isi gagasan sesuai dengan tema tetapi terbatas dan kurang tuntas.

35

Skor 1-5 apabila isi gagasan yang dikemukakan tidak sesuai dengan tema 2) Hasil Pendeskripsian

Skor 13-15 apabila penggambaran terhadap lingkungan atau tempat yang diamati sangat teliti dan melukiskannya secara jelas serta pengembangan ide-ide gagasan sangat mendalam.

Skor 10-12 apabila penggambaran terhadap lingkungan atau tempat yang diamati cukup teliti dan melukiskannya cukup jelas serta pengembangan ide-ide gagasan cukup mendalam.

Skor 6-9 apabila penggambaran terhadap lingkungan atau tempat yang diamati kurang teliti dan melukiskannya kurang jelas serta pengembangan ide-ide gagasan kurang mendalam.

Skor 1-5 apabila penggambaran terhadap lingkungan atau tempat yang diamati kurang teliti dan melukiskannya tidak teliti serta pengembangan ide-ide gagasan tidak mendalam.

b. Organisasi isi

Skor 12-25 apabila gagasan diungkapkan dengan jelas, tertata dengan baik, urutan logis, dan kohesif.

Skor 18-21 apabila gagasan kurang terorganisir, urutan logis, tetapi tidak lengkap.

Skor 14-17 apabila gagasan kacau, terpotong-potong, urutan tidak logis, dan kurang lengkap.

Skor 10-13 apabila gagasan tidak terorganisir, urutan tidak logis, dan tidak lengkap

36

c. Stuktur tata bahasa

Skor 18-20 apabila tata bahasa kompleks dan hanya sedikit terjadi kesalahan.

Skor 14-17

apabila tata bahasa sederhana tetapi efektif, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur

Skor 10-13 apabila terjadi kesalahan serius dalam tata bahasa, akna membingungkan dan kabur.

Skor 7-9 apabila tata bahasa tidak komunikatif, terdapat banyak kesalahan d. Gaya: pilihan struktur dan diksi

Skor 13-15 apabila pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat menguasai pembentukan kata.

Skor 10-12 apabila pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat namun tidak menganggu. Skor 7-9 apabila pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi

kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna

Skor 4-6 apabila pemanfaatan potensi kata asal-asalan, dan pengetahuan tentang kosakata rendah, tidak layak nilai.

e. Ejaan dan tanda baca

Skor 9-10 apabila menguasai aturan penulisan, hanya terjadi beberapa kesalahan ejaan.

Skor 7-8 apabila kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.

37

Skor 5-6 apabila terjadi kesalahan ejaan. makna membingunkan atau kabur.

Skor 3-4 apabila tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca.

2. Lembar observasi aktivitas siswa, yaitu untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas-aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung mengenai perhatian, kesungguhan, dan keberanian serta hasil belajar siswa pada pelajaran bahasa Indonesia.

3. Dokumentasi digunakan untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran dan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumen tersebut berupa foto yang akan memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan siswa, serta hasil tes yang dilaksanakn pada akhir pertemuan. Foto berfungsi untuk merekam berbagai kegiatan penting di dalam kelas dan menggambarkan partisipasi siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Dokumen terkait