• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

2. Prosedur Penelitian Siklus

Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian tindakan kelas yang berkolaborasi dengan melibatkan guru mata pelajaran IPS Terpadu yang bersama-sama melaksanakan penelitian. Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Adapun rencana tindakan dalam penelitian ini untuk setiap siklus akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Perencanaan

a) Mengumpulkan dan menganalisis hasil ulangan harian IPS Terpadu sebagai hasil observasi awal hasil belajar siswa. b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi

kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament.

c) Membuat daftar nama kelompok dari kelompok heterogen dan juga kelompok homogen.

d) Membuat media pembelajaran yaitu soal-soal pertanyaan untuk pelaksanaan game.

e) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa.

f) Membuat soal-soal tes evaluasi dan kunci jawabannya untuk melihat hasil tindakan kelas.

g) Menyiapkan hadiah. 2) Pelaksanaan Tindakan

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. b) Guru mengabsensi kehadiran siswa.

c) Guru memberikan apersepsi dan tujuan dari pembelajaran. d) Guru melakukan proses belajar mengajar dengan menerapkan

Metode Pembelajaran TGT. Langkah-langkah metode pembelajaran TGT adalah sebagai berikut:

(1)Tahap 1: Presentasi kelas

Guru Menyampaikan materi dengan menjelaskan inti dari pokok-pokok materi pelajaran.

(2)Tahap 2: Pembagian kelompok

Guru membagi siswa ke dalam setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang untuk kelompok heterogen dan membuat kelompok lagi berdasarkan meja turnamen dalam meja yang berbeda sesuai kemampuan

akademik siswa dari yang memiliki kemampuan tinggi dengan tinggi, sedang dengan sedang dan seterusnya. (3)Tahap 3: Turnamen

Guru menjelaskan tugas kelompok menurut meja turnamen, tanggung jawab kelompok, setiap anggota harus bekerja denggan baik, saling menghargai kelompok lain. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai waktu yang diberikan.

(4)Tahap 4: Penghargaan kelompok

Guru mengajak siswa mengoreksi secara bersama-sama hasil pekerjaan siswa dengan memberi lembar kunci jawaban soal dan menukarkan pekerjaan siswa pada teman yang sama dalam meja turnamen untuk diberi skor yang mana skor yang didapat masing-masing individu nantinya akan digunakan untuk dijumlahkan dengan anggota satu kelompok heterogen.

(5)Menganalisis dan mengevaluasi hasil game turnamen Guru bersama-sama membimbing siswa menghitung skor perolehan dan dijumlahkan pada kelompok heterogen. Dengan cara periksa poin-poin turnamen yang ada pada lembar skor permainan lalu pindahkan rangkuman poin pada kelompok masing-masing, tambah seluruh skor anggota kelompok dan bagilah dengan

jumlah anggota kelompok yang bersangkutan. kemudian dilanjutkan dengan pemberian penghargaan dan hadiah kepada tim pemenang. Selanjutnya kegiatan evaluasi dilakukan dengan melakukan tes secara individu. Nilai ini digunakan sebagai nilai perkembangan individu.

3) Pengamatan

Saat pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I, siswa dalam proses pembelajaran diobservasi oleh seorang peneliti. Peneliti mengisi lembar pengamatan aktivitas siswa yang berisi semua kegiatan siswa pada setiap pertemuannya dan memberi penilaian setiap butir pengamatannya.

4) Refleksi

Semua hasil dari implementasi tindakan dan hasil pengamatan serta hasil belajar oleh peneliti dikumpulkan, dianalisis dan dievaluasi, serta didiskusikan antara guru, pengamat dan siswa tentang kelebihan dan kelemahan tindakan pada siklus I sebagai bahan refleksi awal siklus II.

Dari hasil refleksi dan diskusi antara guru, pengamat dan peserta didik pada siklus I, segera guru menyiapkan perencanaan untuk kegiatan siklus II.

b. Siklus II

1) Perencanaan

a) Mengidentifikasi dan menganalisis penyebab masalah berdasarkan refleksi pada siklus I.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament.

c) Membuat daftar nama kelompok dari kelompok heterogen dan juga kelompok homogen.

d) Membuat media pembelajaran yaitu soal-soal pertanyaan untuk pelaksanaan game.

e) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa.

f) Membuat soal-soal tes evaluasi dan kunci jawabannya untuk melihat hasil tindakan kelas.

g) Menyiapkan hadiah. 2) Pelaksanaan Tindakan

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. b) Guru mengabsensi kehadiran siswa.

c) Guru memberikan apersepsi dan tujuan dari pembelajaran.

d) Guru melakukan proses belajar mengajar dengan menerapkan Metode Pembelajaran TGT. Guru menyampaikan materi mendeskripsikan kegiatan ekonomi meliputi: konsumsi, produksi

dan distribusi. Langkah-langkah metode pembelajaran TGT adalah sebagai berikut:

(1)Tahap 1: Presentasi kelas

Guru Menyampaikan materi dengan menjelaskan inti dari pokok-pokok materi pelajaran.

(2)Tahap 2: Pembagian kelompok

Guru membagi siswa ke dalam setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang untuk kelompok heterogen dan membuat kelompok lagi berdasarkan meja turnamen dalam meja yang berbeda sesuai kemampuan akademik siswa dari yang memiliki kemampuan tinggi dengan tinggi, sedang dengan sedang dan seterusnya.

(3)Tahap 3: Turnamen

Guru menjelaskan tugas kelompok menurut meja turnamen, tanggung jawab kelompok, setiap anggota harus bekerja denggan baik, saling menghargai kelompok lain. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai waktu yang diberikan.

(4)Tahap 4: Penghargaan kelompok

Guru mengajak siswa mengoreksi secara bersama-sama hasil pekerjaan siswa dengan memberi lembar kunci jawaban soal dan menukarkan pekerjaan siswa pada teman yang sama dalam meja turnamen untuk diberi skor yang mana skor yang

didapat masing-masing individu nantinya akan digunakan untuk dijumlahkan dengan anggota satu kelompok heterogen.

(5)Menganalisis dan mengevaluasi hasil game turnamen

Guru bersama-sama membimbing siswa menghitung skor perolehan dan dijumlahkan pada kelompok heterogen. Dengan cara periksa poin-poin turnamen yang ada pada lembar skor permainan lalu pindahkan rangkuman poin pada kelompok masing-masing, tambah seluruh skor anggota kelompok dan bagilah dengan jumlah anggota kelompok yang bersangkutan. kemudian dilanjutkan dengan pemberian penghargaan dan hadiah kepada tim pemenang. Selanjutnya kegiatan evaluasi dilakukan dengan melakukan tes secara individu. Nilai ini digunakan sebagai nilai perkembangan individu.

3) Pengamatan

Saat pelaksanaan tindakan kelas, siswa dalam proses pembelajaran diobservasi oleh seorang peneliti. Peneliti mengisi lembar pengamatan aktivitas siswa yang berisi semua kegiatan siswa pada setiap pertemuannya dan memberi penilaian setiap butir pengamatannya.

4) Refleksi

Semua hasil dari implementasi tindakan dan hasil pengamatan serta hasil belajar oleh pengamat dikumpulkan,

dianalisis dan dievaluasi, serta didiskusikan antara guru, peneliti dan siswa tentang kelebihan dan kelemahan tindakan pada siklus II. Dari hasil refleksi dan diskusi antara guru, pengamat dan peserta didik pada siklus II, jika hasil dari siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan dan rata-rata yang ditentukan oleh sekolah, maka tindakan kelas dicukupkan. Namun jika belum, dilanjutkan siklus III dengan pertimbangan refleksi siklus II.

F. Teknik Analisis Ujicoba Instrumen

1. Validitas

Uji validitas terhadap instrumen yang digunakan dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang dipergunakan tersebut dapat mengungkapkan data dari subyek yang diteliti secara tepat. Dengan menggunakan analisis butir dengan rumus korelasi product moment yaitu:

dengan pengertian (Suharsimi, 2009: 72)

xy

r : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : Jumlah responden

X : Skor item Y : Skor total

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka dengan membandingkan antara nilai (rhitung) dengan (rtabel)

  

 



 

  2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy

taraf signifikasi yang digunakan dalam bidang ekonomi yaitu 5%. Nilai r yang diperoleh dikonsultasikan dengan nilai r yang sesuai pada tabel. Apabila rhitung > rtabel maka instrumen dikatakan valid, apabila rhitung <rtabel

maka intrumen dikatakan tidak valid.

Diketahui rtabel = 0,381. Setelah dilakukan uji validitas pada siklus I dan siklus II maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.1 Hasil Soal Ujicoba Instrumen 1

Keterangan Ujicoba 1 Soal yang

dipakai

Soal yang dibuang

Jumlah soal ujicoba 1 45 1,2,3,5,6,9,11, 12,13,14,15,16, 17,18, 20,21,22, 23,24,25,27,28, 30, 32,33,35, 36,37,38,39,40, 41,42,43,44 4,7,8,10,19, 26,29.31,34, 45

Jumlah peserta tes (N) 27 siswa Jumlah soal yang

valid dan dipakai 37 Jumlah soal yang

tidak valid 8

soal yang dipakai 35 soal yang valid namun

dibuang 2

Jumlah 35 10

Sumber: Data hasil Ujicoba instrumen 2013

Terdapat 2 (dua) soal yang valid yakni nomor 10 dan 31 namun dibuang atau tidak dipakai karena terdapat soal lain pada indikator yang sama yang lebih tinggi nilai validitasnya.

Tabel 3.2 Hasil Soal Ujicoba Instrumen 2

Keterangan Ujicoba 2 Soal yang

dipakai

Soal yang dibuang

Jumlah soal ujicoba 1 30 1,3, 6,7,8,10, 11,15,18,22, 24,25,27,28,29 2,4,5,9,12,13, 14,16,17,19, 20,21,23,26, 30

Jumlah peserta tes (N) 27 siswa Jumlah soal yang valid 16 Jumlah soal yang tidak

valid 14

soal yang dipakai 15 soal yang valid namun

dibuang 1

Jumlah 15 15

Sumber: Data Ujicoba II 2013

Terdapat 1 (satu) soal yang valid yakni nomor 2 namun dibuang atau tidak dipakai karena terdapat soal lain pada indikator yang sama yang lebih tinggi nilai validitasnya.

2. Reliabilitas

Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Suharsimi, 2009:86). Reliabel berarti dapat dipercaya, dimana yang dipercaya adalah datanya, bukan hanya instrumennya. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47).

Dalam penelitian ini, reliabilitas yang digunakan adalah dengan rumus Kuder dan Richardson 20 (K-R 20) sebagai berikut:

Dengan pengertian (Suharsimi, 2009:100)

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

Ʃpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q n : Banyaknya item

2

S : Varians

Kemudian untuk mencari varians ( ) digunakan rumus:

Dengan pengertian (Suharsimi, 2009:97)

x : Simpangan X dari X , yang dicari dari X-X

N : Banyaknya subjek pengikut tes

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka dengan membandingkan antara nilai (rhitung) dengan (rtabel) taraf signifikasi yang digunakan dalam bidang ekonomi yaitu 5%. Apabila

rhitung > rtabel maka instrumen dikatakan reliabel, apabila rhitung <rtabel maka

intrumen dikatakan unreliabel.

                

2 2 11 1 S pq S n n r

Dari uji coba reliabilitas terhadap instrumen yang diujicobakan, selanjutnya diinterprestasikan atau tafsiran sesuai pedoman pada penggolongan berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah (Suharsimi, 2009:75)’

Setelah dilakukan analisis uji coba instrumen tes materi pokok kegiatan ekonomi menggunakan rumus dan berbantuan Microsoft Office Excel 2007 diperoleh hasil Uji reliabilitas didapat indeks korelasi reliabilitas pada ujicoba instrumen I yaitu 0,916 berada diantara 0,8000-1,000 yang artinya reliabilitas intrumen sangat tinggi, dan pada ujicoba instrumen II indeks korelasi reliabilitas yaitu 0,796 berada diantara 0,600-0,800 yang artinya reliabilitas intrumen tinggi.

3. Taraf Kesukaran Soal

Suharsimi (2009:207) menjelaskan soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal mudah menyebabkan kurang atau tidak merangsang siswa memecahkannya. Soal sukar mengakibatkan siswa menjadi putus asa memecahkannya (diluar jangkauannya). Besarnya indek kesukaran antara 0,00–1,0, soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu sukar,

sedangkan soal dengan indeks 1,0 menunjukkan soal terlalu mudah. Rumus yang digunakan dalam mencari indeks kesukaran (P) yaitu:

Dengan pengertian (Suharsimi, 2009: 208) P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Klasifikasi indeks tingkat kesukaran sebagai berikut: 0,00 < P < 0,30 soal sukar

0,31 < P < 0,70 soal sedang 0,71 < P < 1,00 soal mudah

Hasil perhitungan diperoleh dengan menggunakan rumus dan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 yaitu:

JS

B

Tabel 3.3 Hasil Tingkat Kesukaran

Krireria kesukaran

Uji coba I Uji coba II

Nomor soal Jumlah % Nomor

soal Jumlah % Sukar 8,12,19, 22,34,42, 6 13,33 7 1 3,33 Sedang 3,5,9,10,11, 13,14,15,17, 18,20,23,25, 26,28,31,32, 33,35,36,38, 41,43,44 24 53,33 1,2,3,4,5, 6,8,9,10, 11,12,13, 14,15,17, 18,19,20, 21,22,23, 24,25,26, 27,28,29, 30 28 93,33 Mudah 1,2,4,6,7,16, 21,24,27,29, 30,37,39,40, 45 15 33,33 16 1 3,33 Total 45 100 Total 30 100

Sumber: Data hasil analisis ujicoba I dan ujicoba II

Tabel di atas menunjukkan hasil analisis tingkat kesukaran soal ujicoba pada soal ujicoba I terdapat 6 soal mudah, 24 soal sedang dan 15 soal sukar sedangkan pada soal ujicoba II terdapat 1 soal mudah, 28 soal sedang dan 1 soal sukar.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Suharsimi, 2009: 211). Daya beda dicari dengan mengambil skor 50% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 50 % skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB). Rumus yang digunakan untuk pilihan ganda sebagai berikut:

Dengan pengertian (Suharsimi, 2009: 212-214) yaitu: J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda (Suharsimi, 2009: 218) yaitu:

D : 0,00 - 0,20 soal jelek D : 0,21 - 0,40 soal cukup B A B B A A P P J B J B D   

D : 0,41 - 0,70 soal baik D : 0,71 - 1,00 soal baik sekali

D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang

mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.mempunyai D negatif sebaiknya dibuang saja (Suharsimi, 2009:218).

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Klasifikasi

daya beda Ujicoba I Jumlah Ujicoba II Jumlah

Negatif 4,7,8,19,29,36 6 17,30 2 Jelek 1,2,5,6,13,14,15, 16,18,20,21,23, 25,26,27,30,32, 34,37,38,39,40, 42, 43,44,45 26 5,9,12,13,18, 24,28 7 Cukup 10,12,22,24,28, 35 6 1,3,4,6,7,11, 15,19,21,22 10 Baik 3,9,11,17,31,33, 41 7 2,8,10,14,16, 20,23,25,26, 27,29 11 Sangat baik

Sumber: Data hasil ujicoba I dan II

5. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan

kuesioner (Sugiyono, 2011:145). Observasi dilakukan dengan cara observasi berperan serta (participant observation) yaitu peneliti ikut terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2011:145).

Observasi dilakukan secara sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan dalam mengetahui kemampuan afektif dan psikomotorik siswa kelas VII E di SMP Negeri 9 Semarang pada mata pelajaran IPS Terpadu.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, buku-buku, catatan dan sebagainya. Dalam uraian tentang studi pendahuluan, telah disinggung pula bahwa sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place) dan kertas atau orang (people) (Suharsimi, 2010:201). Metode ini digunakan untuk menggali data nilai dan proses pembelajaran siswa kelas VII E di SMP Negeri 9 Semarang pada mata pelajaran IPS Terpadu khususnya Ekonomi.

3. Metode Tes

Nurkancana dan Suhartana dalam Muslich (2009:146) “menjelaskan

bahwa tes merupakan suatu cara yang berbentuk tugas atau serangkaian

tugas yang harus diselesaikan oleh siswa yang bersangkutan”.Tes akan

mata pelajaran dalam hal ini adalah materi mendeskripsikan peranan pemerintah sebagai pelaku dan pengatur kegiatan ekonomi.

6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskripstif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Data dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar.

Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: Nilai rata-rata

∑ : Jumlah nilai seluruh siswa

: Banyaknya siswa yang mengikuti tes (Purwanto, 2009:89) 2. Data aktivitas siswa dihitung dengan rumus:

(Purwanto. 2009:207)

3. Data nilai hasil belajar (kognitif) siswa dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Purwanto, 2009:102)

Keterangan:

NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh siswa

SM: Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100: Bilangan tetap

4. Menghitung Ketuntasan Belajar.

Menghitung ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus teknik analisis deskriptif sebagai berikut:

Keterangan:

DP : Nilai persentase atau hasil F : Nilai yang diperoleh N : Jumlah seluruh nilai (Sudjana, 2009:129) 5. Lembar observasi.

Data aktivitas siswa pada proses pembelajaran diperoleh melalui lembar pengamatan yang telah disusun, langkah–langkah menyusun lembar pengamatan adalah sebagai berikut:

1) Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif, yaitu mengubah opsi yang diperoleh dari lembar pengamatan dalam bentuk angka atau

nilai. Penilaian ini menggunakan skala dengan empat gradasi, agar dapat dipilih menjadi 2, yaitu:

a. Sangat tinggi bernilai 4 b. Tinggi bernilai 3

c. Rendah bernilai 2 d. Sangat rendah bernilai 1 (Suharsimi, 2010:146)

Untuk kategori deskriptif persentase (DP) yang diperoleh maka dibuat perhitungan kriteria hasil belajar siswa (Purwanto, 2009:102), sebagai berikut:

a. Mencari persentase maksimal b. Mencari persentase minimal

c. Membuat tabel interval kelas persentase = 100% - 25% = 75% d. Interval kelas persentase =

= 18,75%

Tabel 3.5 Tabel Interval Aktivitas Siswa

Kelas Interval Kategori

25% - 43,75% Sangat Rendah 43,76% - 62,51% Rendah 62,52% - 81,27% Tinggi 81,28% - 100% Sangat Tinggi

7. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang menjadi tolak ukur dalam penelitian itu adalah seorang peserta didik dipandang tuntas belajar dapat dilihat dari kompetensi pesera didik dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) (Mulyasa, 2009:218). Adapun alat ukurnya adalah menganalisis persentase ketuntasan belajar siswa dari tes evaluasi siklus yang sudah diberikan.

BAB IV