• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Studi Kasus Siswa Kelas VII E SMP Negeri 9 Semarang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Studi Kasus Siswa Kelas VII E SMP Negeri 9 Semarang)"

Copied!
256
0
0

Teks penuh

(1)

TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

(Studi Kasus Siswa Kelas VII E SMP Negeri 9 Semarang)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh: Dedy Wiratama NIM 7101409193

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

(2)

Ujian Skripsi pada:

Hari : Jumat Tanggal : 12 Juli 2013

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Palupiningdyah, M.Si. Hengky Pramusinto, S.Pd, M.Pd. NIP. 195208041980032001 NIP. 198010142005011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd. NIP. 195604211985032001

(3)

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Rabu

Tanggal : 21 Agustus 2013

Penguji Skripsi,

Drs. Ade Rustiana, M.Si. NIP. 196801021992031002

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Palupiningdyah, M.Si. Hengky Pramusinto, S.Pd, M.Pd. NIP. 195208041980032001 NIP. 198010142005011001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. S. Martono, M.Si. NIP. 196603081989011001

(4)

saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juli 2013

Dedy Wiratama NIM. 7101409193

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Segera anda percaya pada diri sendiri, anda akan tahu bagaimana untuk hidup (Johann Wolfgang Von Goethe)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Ibu dan Bapakku tercinta yang telah memberikan segalanya, semangat, pengorbanan, doa dan kasih sayangnya. 2. Dosenku dan guru, terimakasih atas

dedikasinya.

3. Almamaterku Universitas Negeri Semarang.

(6)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Team Games Tournament Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu ( Studi Kasus Siswa Kelas VII E SMP Negeri 9 Semarang)” ini sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi di Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan studi dengan baik.

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin kepada penyusun untuk melakukan penelitian.

4. Dra. Palupiningdyah, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

5. Hengky Pramusinto, S.Pd, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

6. Setyo Budi S.Pd, M.M, Kepala SMP Negeri 9 Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

7. M. Nona Dewi Wahyuni, S.Pd, Guru IPS Terpadu SMP Negeri 9 Semarang yang telah membantu dan membimbing selama proses penelitian.

(7)

8. Siswa-siswi kelas VII E SMP Negeri 9 Semarang yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi (Prodi PAP) angkatan 2009.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Harapan penyusun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan bagi mahasiswa pendidikan pada khususnya.

Semarang, Juli 2013

Dedy Wiratama NIM. 7101409193

(8)

SARI

Wiratama, Dedy. 2013. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Team Games Tournament Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu ( Studi Kasus Siswa Kelas VII E SMP Negeri 9 Semarang)”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra. Palupiningdyah, M.Si .Pembimbing II. Hengky Pramusinto, S.Pd, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dan IPS Terpadu.

Salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Dalam pembelajaran IPS Terpadu merupakan salah satu mata pelajaran hafalan sehingga kurang menarik. Selain itu, IPS Terpadu merupakan mata pelajaran yang memadukan Ekonomi, Geografi, Sejarah dan Sosiologi. Berdasarkan hasil observasi awal di SMP Negeri 9 diperoleh data yang memiliki indikasi rendahnya hasil belajar, dimana presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 7,4%. Sebanyak 2 siswa dari 27 siswa tidak tuntas dengan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini menjadi pertimbangan akan pentingnya pemilihan metode pembelajaran yang tepat agar siswa lebih mudah dalam memahami materi. Metode pembelajaran team games tournament menjadi salah satu metode pembelajaran yang diharapkan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Semarang tahun ajaran 2012/2013. Prosedur penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Instrumen pengumpulan data terdiri dalam penelitian ini adalah soal evaluasi di setiap akhir siklus dan lembar observasi aktivitas siswa pada pembelajaran TGT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar setelah perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran TGT. dilihat dari rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 79,18 % dengan ketuntasan klasikalnya sebesar 77,78%. Dari rata-rata hasil belajar pada siklus II yakni sebesar 83,04% dengan ketuntasan klasikalnya sebesar 88,89%. Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran TGT pada siklus I sebesar 55,4% dan pada siklus II sebesar 77,6%.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran TGT mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar mendiskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi kelas VII E SMP Negeri 9 Semarang. Saran yang berkaitan dengan kegiatan ini, guru menganjurkan kepada siswa untuk membawa buku paket atau buku referensi, memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang disampaikan kepada siswa yang berbicara sendiri dan guru mengkondisikan siswa untuk selalu belajar setiap akan mengikuti kegiatan belajar-mengajar atau tes evaluasi.

(9)

ABSTRACT

Wiratama, Dedy. 2013. “Improving Students’ Learning Achievement through

Team Games Tournament Method in th Subject of Integrated Sosial Science (Case Study on Students of Class VII E SMP Negeri 9 Semarang)”. Skripsi. Office Management Major of Economic Education Department Semarang State University. Advisors I. Dra. Palupiningdyah, M.Si .Pembimbing II. Hengky Pramusinto, S.Pd, M.Pd.

Keywords : Learning achievement, Team Games Tournament (TGT)method,

and Integrated Social Science.

One of the indicators measuring the successfulness of learning process at schools can be seen from the learning achievement of the students. In learning In studying process, integrated social science is one of memorizing subjects so as to make it unappealing. Besides, Integrated Social Science is a subject combining Economics, Geography, History, and Sociology. Based on the initial observation

at SMP Negeri 9, the data showed the low indication of students’ learning

achievement, in which the percentage of students learning accomplishment was 7,4%. Up to 2 of 27 students did not accomplish and the score was under the minimum criteria (KKM). This would be a consideration about the importance of choosing the more appropriate method so that the students would be easier to understand the material. Team games tournament method is one of learning

methods that is potentially effective in improving the students’ learning

achievement.

The subject of this research was the students of class VII E SMP Negeri 9 Semarang in the academic year 2012/2013. The procedure of this research is a series of two cycles, each of which consists of planning, action, observation, and reflection. The instrument for collecting the data consists of evaluation assessment

in every ending of cycle and observation sheet of students’ activity in learning by

TGT. The result shows that there was a significant improvement of learning result after the treatement using TGT learning method. The mean of learning result in the cycle I was 79.18% with the classical accomplishment up to 77.78%. The mean of learning result in the cylce II reached 83,04% with the classical accomplishment of 88,89%. Meanwhile, the observation result toward the

students’ activities during the learning process by TGT in the cycle I was 55,4%

and the cycle II was 77,6%. Based on the result of this research, conclusion that can be drawn about TGT method is that it can improve the students’ learning

achievement and can more effectively improve the students’ learning for the basic

competence of describing the pattern of people’s economic activities, activity of

consumption, production, and distribution in class VII E SMP Negeri 9 Semarang. Related to this activity, the suggestion is that teachers should make the students bring reference books, deliver questions related to the taught materials to the students who keep talking with each other during the learning process, and teachers should also make sure the students always learn before the activity of teaching and learning or facing evaluation test.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

SARI ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

(11)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Tentang Belajar ... 10

1. Pengertian Belajar ... 10

2. Prinsip Belajar ... 11

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 12

4. Pembelajaran ... 13

B. Kajian Tentang Hasil Belajar ... 14

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 16

C. Pembelajaran Kooperatif ... 20

1. Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif... 21

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif... ... 22

D. Metode Pembelajaran ... 23

E. Metode Pembelajaran Team Games Tournament ... 25

F. Materi Pokok Kegiatan Ekonomi ... 28

1. Pokok Kegiatan Ekonomi ... 28

2. Konsumsi ... 29

3. Produksi ... 35

4. Distribusi ... 41

G. Penelitian Terdahulu ... 46

H. Kerangka Berfikir ... 48

I. Hipotesis ... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 52

(12)

B. Subjek Penelitian ... 53

C. Variabel Penelitian ... 54

1. Variabel Terikat ... 54

2. Variabel Bebas ... 54

D. Faktor yang Diteliti ... 54

1. Aktivitas Siswa ... 54

2. Hasil Belajar ... 54

E. Rancangan Prosedur Penelitian ... 55

1. Pra Tindakan ... 55

2. Siklus I ... 56

3. Siklus II ... 60

F. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen ... 63

1. Uji Validitas ... 63

2. Uji Reliabilitas ... 65

3. Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 67

4. Uji Daya Pembeda ... 69

G. Metode Pengumpulan Data ... 70

1. Metode Observasi ... 70

2. Metode Dokumentasi ... 71

3. Metode Tes ... 71

H. Metode Analisis Data ... 72

1. Menghitung Rata-rata ... 72

2. Menghitung Data Aktivitas ... 72

(13)

3. Menghitung Hasil Belajar Siswa ... 72

4. Menghitung Ketuntasan Belajar ... 73

5. Lembar Observasi ... 73

I. Indikator Keberhasilan ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 76

1. Gambaran Objek Penelitian... 76

2. Hasil Penelitian Pra Tindakan ... 76

3. Hasil Penelitian Siklus I ... 79

a Perencanaan ... 79

b Pelaksanaan ... 80

c Pengamatan ... 85

d Refleksi ... 89

4. Hasil Penelitian Siklus II ... 92

a Perencanaan ... 93

b Pelaksanaan ... 94

c Pengamatan ... 98

d Refleksi ... 102

B. Pembahasan ... 103

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 108

B. Saran ... 108

(14)

DAFTAR PUSTAKA ... 110

LAMPIRAN ... 112

(15)

DAFTAR TABEL

Daftar Tabel

1.1. Data Ketuntasan Belajar Siswa dari Nilai Ulangan Harian

Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 ... 7

3.1 Rekap Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba 1 ... 64

3.2 Rekap Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba 2 ... 65

3.3 Rekap Analisis Tingkat Kesukaran ... 68

3.4 Rekap Analisis Daya Pembeda ... 70

3.5 Tabel Interval Aktivitas Siswa ... 74

4.1 Data Hasil Pre Test ... 77

4.2 Data Hasil Skor TGT Siklus I ... 85

4.3 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 86

4.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Per Aspek Siklus I ... 87

4.5 Data Hasil Tes Evaluasi Siswa Siklus I ... 88

4.6 Data Hasil Skor TGT Siklus II... 98

4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 99

4.8 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Per Aspek Siklus II ... 99

4.9 Data Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Siklus I dan II... 100

4.10 Data Hasil Tes Evaluasi Siswa Siklus II ... 101

(16)

DAFTAR GAMBAR

Daftar Gambar

2.1. Skema Metode Pembelajaran Team Games Tournament... 26 2.2. Skema Kerangka Berpikir ... 48 2.3. Skema Siklus PTK ... 53

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Daftar Nama Siswa Kelas VII E Tahun Ajaran 2012/2013 ... 113

2. Daftar Nilai Kelas VII E Ulangan Harian Tahun Ajaran 2012/2013 ... 114

3. Silabus ... 115

4. Kisi-kisi Soal Ujicoba I ... 119

5. Kisi-kisi Soal Ujicoba II ... 121

6. Soal Ujicoba I ... 122

7. Soal Ujicoba II ... 129

8. Kunci Jawaban Soal Ujicoba I ... 133

9. Kunci Jawaban Soal Ujicoba II ... 134

10. Lembar Jawaban Soal Ujicoba I ... 135

11. Lembar Jawaban Soal Ujicoba II ... 136

12. Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Ujicoba I ... 137

13. Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Ujicoba II ... 141

14. Kisi-Kisi Pre Test ... 144

15. Soal Pre Test ... 146

16. Kunci Jawaban Soal Pre Test ... 154

17. Lembar Jawaban Soal Pre Test ... 155

18. Hasil Pre Test ... 156

(18)

19. RPP Siklus I ... 157

20. RPP Siklus II ... 165

21. Pembagian Kelompok Heterogen ... 170

22. Pembagian Meja Kelompok Homogen ... 171

23. Soal Games Turnament Siklus I ... 173

24. Kisi-Kisi Post Test Siklus I ... 175

25. Soal Post Test Siklus I ... 176

26. Kunci Jawaban Soal Post Test Siklus I ... 180

27. Soal Games Turnament Siklus II ... 181

28. Kisi-Kisi Post Test Siklus II ... 183

29. Soal Post Test Siklus II ... 184

30. Kunci Jawaban Soal Post Test Siklus II... 188

31. Lembar Jawaban Soal Post Test... 189

32. Lembar Kriteria Penilaian Observasi Aktivitas Siswa ... 190

33. Rekap Hasil Observasi Aktivitas Siklus I ... 192

34. Rekap Hasil Observasi Aktivitas Siklus II ... 193

35. Hasil Games Tournament Siklus I ... 194

36. Hasil Games Tournament Siklus II ... 199

37. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 204

38. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 205

39. Analisis Hasil Belajar Siswa ... 206

40. Dokumentasi Pelaksanaan Siklus I dan II ... 207

41. Surat Ijin Penelitian ... 209

(19)

42. Surat Keterangan Penelitian ... 210

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu bertolak pada sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas–asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, bab II pasal 3 yang berisi tentang tujuan sistem Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan. Menurut Tirtarahardja (2005:81) asas–asas pokok pendidikan akan memberi corak khusus dalam penyelenggaraan pendidikan itu, dan pada gilirannya, memberikan corak pada hasil–hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat Indonesia.

Pendidikan merupakan seluruh kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di lembaga pendidikan sekolah. Seperti yang diungkapkan Suhartono (2008:46) pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang diselenggarakan oleh institusi persekolahan (school education) untuk membimbing dan melatih peserta didik agar tumbuh

(21)

kesadaran tentang eksistensi kehidupan dan kemampuan menyelesaikan setiap persoalan kehidupan yang selalu muncul.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2006 yang mengatur tentang pelaksanaan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, mengemukakan bahwa karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Mulyasa (2009:125) mendefinisikan melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

(22)

menyenangkan dan mendorong peserta didik menjadi aktif agar pembelajaran menjadi bermakna. Untuk itu kualitas proses belajar mengajar harus terus diperbaiki, dalam upaya memperbaiki kualitas proses belajar mengajar perlu dilakukan agar diperoleh hasil belajar siswa yang lebih optimal sehingga dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Menurut Majid (2009:18) pengembangan pengajaran secara sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.

Perubahan perilaku dalam pembelajaran yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Adapun tujuan proses pembelajaran di sekolah adalah bahwa semua siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Menurut Hamalik (2009:155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misal dari yang tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan. Sedangkan tingkat keberhasilan belajar siswa dapat diketahui dari sejauh mana pemahaman dan penangkapan ilmu oleh siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari, yang ditunjukkan pada nilai-nilai yang diperoleh siswa pada saat diadakan evaluasi atau penilaian.

(23)

belajar mengajar dikatakan berjalan dengan baik, apabila proses belajar mengajar dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Menurut Sardiman (2012:96) itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Slavin (2005:4-5) mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat–akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri.

(24)

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rut Erviana Kurniasari dkk bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi permintaan, penawaran, dan terbentuknya harga pasar. Hasil belajar pada aspek pemahaman konsep ekonomi yang dikenai model pembelajaran kooperatif TGT lebih efektif meningkatkan hasil belajar daripada siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai post test untuk kelas eksperimen sebesar 76,77 dan kelas kontrol sebesar 73,00. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata sebesar 3,77 antara kedua kelas tersebut dimana kelas eksperimen nilainya lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 83,87 %. (2010).

Penggunaan metode pembelajaran Team Games Tournament mungkin dapat menjadikan siswa terpacu untuk lebih belajar aktif karena terlibat persaingan untuk memenangkan permainan yang disediakan guru. Menurut Slavin (2005:167) game itu sendiri menciptakan warna positif di dalam kelas karena kesenangan siswa terhadap permainan tersebut. Menurut Huda (2013:292) metode TGT lebih menekankan pada evaluasi individual materi

akademik yang sudah dirancang, dan membuka ruang “kompetisi” secara

individual ataupun kelompok untuk meningkatkan hasil pembelajaran.

(25)

sangat menunjang aktivitas belajar siswa yang beracuan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dasar penilaian prestasi siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu menggunakan ketentuan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sesuai dengan surat edaran kepala sekolah yaitu 80.

Data hasil observasi pada mata pelajaran IPS Terpadu kajian Ekonomi di SMP Negeri 9 mengenai hasil belajar kelas VII E pada semester gasal tahun pelajaran 2012/2013 yang terdapat pada tabel 1.1. Guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya menggunakan metode ceramah tetapi sudah menggunakan model pembelajaran yang bervariasi diantaranya membentuk kelompok belajar dalam memecahkan tugas yang diberikan oleh guru, menggunakan tanya jawab dengan siswa dan observasi selain itu media yang digunakan dalam proses belajar mengajar meliputi penggunaan White Board dan LCD proyektor yang memungkinkan siswa dapat lebih baik dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan.

Beberapa asumsi tentang rendahnya hasil belajar siswa kelas VII E dalam pembelajaran IPS disebabkan oleh adanya anggapan bahwa mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran hafalan sehingga kurang menarik. Selain itu, IPS merupakan mata pelajaran hafalan yang memadukan Ekonomi, Geografi, Sejarah dan Sosiologi.

(26)

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPS Terpadu VII E pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2012/2013

Jumlah

Tabel di atas menunjukkan persentase ketuntasan belajar hasil ulangan harian semester gasal tahun ajaran 2012/2013, terdapat 7,4% siswa yang tuntas atau sebanyak 2 siswa dan yang tidak tuntas 92,6% atau sebanyak 25 siswa. Karena itu hasil belajar di kelas VII E perlu ditingkatkan.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti akan melakukan sebuah penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode yang mungkin dapat meningkatkan hasil belajar yaitu metode pembelajaran Team Games Tournament. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengambil judul penelitian Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Team Games Tournament

Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (Studi Kasus Siswa Kelas VII E SMP

Negeri 9 Semarang).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang diteliti adalah apakah penerapan metode pembelajaran Team Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS

(27)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang ditemukan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode Team Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu pokok bahasan kegiatan ekonomi pada kelas VII E SMP N 9 Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca, yaitu memberikan informasi serta dapat menambah pustaka ilmu pengetahuan tentang metode pembelajaran Team Games Tournament. Bagi peneliti yang bersangkutan, dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman langsung dalam penerapan metode pembelajaran Team Games Tournament.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Meningkatkan semangat belajar siswa dalam mengikuti persaingan belajar secara sportif.

(28)

b. Manfaat bagi guru

1) Sebagai referensi tentang strategi pembelajaran terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu pokok bahasan kegiatan ekonomi.

2) Menambah wawasan guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

3) Membantu guru dalam kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.

c. Manfaat bagi peneliti

Memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas dalam penerapan metode pembelajaran Team Games Tournament untuk meningkatkan hasil belajar.

d. Manfaat bagi sekolah

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya (Hamalik, 2009:37). Menurut Nasution (2004:34) belajar adalah penambahan pengetahuan. Sardiman (2012:20) mengungkapkan belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi yang seutuhnya. Sedangkan Anni (2009:82) mendefinisikan belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.

Ciri-ciri senada juga diungkapkan Burhanuddin dan Wahyuni (dalam Thobroni dan Mustofa, 2011:19), yaitu sebagai berikut:

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior).

b. Perubahan relatif permanen.

c. Perubahan tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

d. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan dan pengalaman. e. Pengalaman atau pelatihan itu dapat memberi penguatan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu upaya, proses untuk mengubah tingkah laku, memperteguh kelakuan seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman dan dilakukan secara sengaja dengan memiliki tujuan yang hendak dicapai.

(30)

2. Prinsip Belajar

Selain faktor-faktor yang mempengarhi belajar, seorang harus memiliki prinsip-prinsip belajar. Slameto (2010:27-28) mengungkapkan prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut:

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

3) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar

1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.

2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang

satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.

c. Sesuai materi bahan yang harus dipelajari

1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya.

2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

d. Syarat keberhasilan belajar

1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

(31)

a. Faktor yang ada pada diri organisme tersebut disebut faktor individual, faktor individual meliputi hal-hal berikut:

1) Faktor kematangan dan pertumbuhan

Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-organ tubuh manusia. Kegiatan mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi jasmani dan rohaninya telah matang. 2) Faktor kecerdasan dan intelegensi

Disamping faktor kematangan, berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dipengaruhi pula oleh faktor kecerdasan dalam mempelajari mata pelajaran dan kecakapan-kecakapan lainnya.

3) Faktor latihan dan ulangan

Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang kecakapan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan mendalam. Selain itu, akan timbul minat terhadap sesuatu untuk dipelajari. 4) Faktor motivasi

Motif merupakan suatu pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Seseorang tidak akan mau belajar jika ia tidak mengetahui pentingnya dan faedahnya dari yang akan dicapai dari belajar.

5) Faktor pribadi

Sifat-sifat kepribadian tersebut turut berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik dan kesehatan badan.

b. Faktor yang ada pada luar individu yang disebut faktor sosial. Termasuk ke dalam faktor diluar individu atau faktor sosial antara lain sebagai berikut:

1) Faktor keluarga dan keadaan rumah tangga

2) Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami anak-anak.

3) Faktor guru dan cara mengajarnya. Saat anak belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan hasil belajar yang akan dicapai.

4) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. Sekolah yang memiliki peralatan dan perlengkapan yang lengkap ditambah guru yang berkualitas akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.

(32)

6) Faktor motivasi sosial. Faktor yang diberikan orang tua, saudara, teman-teman atau tetangganya. Pada umum, motivasi semacam ini diterima anak tidak sengaja, bahkan tidak dengan sadar.

4. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien (Thobroni dan Mustofa, 2011:41). Hamalik (2009:57) mengungkapkan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur–unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Rombepajung (dalam Thobroni dan Mustofa, 2011:18) mendefinisikan pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu ketrampilan melalui mata pelajaran, pengajaran dan pengalaman.

Sedangkan Anni (2009:192) menjelaskan pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku siswa.

b cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari.

c memberikan kebebasan siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.

(33)

belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.

B. Kajian Tentang Hasil Belajar

Anni (2009:85) mengungkapkan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut Suprijono (dalam Thobroni dan Mustofa, 2011:22-23) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut:

1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik, kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.

2. Ketrampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintetis, fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Menurut Benyamin S. Bloom dalam Anni (2009:86-90) menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, meliputi:

1. Ranah kognitif (cognitive domain)

(34)

Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya. b. Pemahaman (comprehension)

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi pembelajaran.

c. Penerapan (appllication)

Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi pembelajaran yang telah dipelajari didalam situasi baru dan kongkrit. d. Analisis (analysis)

Analisis yang mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. e. Sintesis (syhntesis)

Sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru.

f. Penilaian (evaluation)

Penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi pembelajaran (pernyataan, novel, puisi, laporan) untuk tujuan tertentu.

2. Ranah afektif

Kategori tujuan pembelajaran afektif sebagai berikut: a. Penerimaan (receiving)

Penerimaan mengacu pada keinginan siswa untuk menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu (aktivitas kelas, buku teks, musik, dan sebagainya).

b. Penanggapan (responding)

Penanggapan mengacu pada partisipasi aktif pada diri siswa. c. Penilaian (valuing)

Penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek, fenomena atau perilaku tertentu pada diri siswa.

d. Pengorganisasian (organization)

Pengorganisasian berkaitan dengan serangkaian nilai-nilai yang berbeda, memecahkan kembali konflik antar nilai, dan mulai menciptakan sistem nilai yang konsisten secara internal.

e. Pembentukan pola hidup (organization by a value complex)

Pada tingkat ranah afektif ini, individu siswa memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya.

3. Ranah psikomotorik

Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson dalam Anni (2009:10) adalah sebagai berikut:

a. Persepsi (perception)

Persepsi ini berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan untuk memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik.

b. Kesiapan (set)

(35)

Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal didalam belajar keterampilan kompleks.

d. Gerakan terbiasa ( mechanism)

Gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan untuk kerja gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat dilakukan dengan sangat menyakinkan dan mahir.

e. Gerakan kompleks (complexs overt response)

Gerakan kompleks berkaitan dengan kemahiran untuk kerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks. f. Penyesuaian (adaptation)

Penyesuaian berkaitan dengan ketrampilan yang dikembangkan sangat baik sehingga individu siswa dapat memodifikasi pola-pola gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru.

g. Kreativitas (originality)

Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada siswa akibat adanya pemberian perlakuan yang dilakukan oleh guru kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2010:54-72) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain:

a. Faktor-faktor intern

Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. 1) Faktor jasmaniah

a) Kesehatan

Faktor kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.

b) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan sehingga mempengaruhi dalam belajar.

2) Faktor Psikologis a) Intelegensi

(36)

siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapatkan pendidikan di lembaga pendidikan khusus.

b) Perhatian

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak akan belajar.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak adanya daya tarik. d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat mempengaruhi belajar yaitu jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya.

e) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).

f) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih baik.

g) Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Motif yang kuat sangatlah perlu didalam belajar. Di dalam membentuk motif yang kuat itu sangat perlu di dalam belajar. Di dalam motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan.

3) Faktor kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan harus dihindari oleh siswa agar aktivitas belajar tidaklah terganggu.

b. Faktor-faktor ekstern 1) Faktor keluarga

a) Cara orang tua mendidik

(37)

yang sebaik-baiknya. Peran serta orang tua dalam membimbing akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut. b) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.

c) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram.

d) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar.

e) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Sebaiknya dihindari pemberian tugas-tugas rumah ketika anak sedang belajar.

f) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kepada anak sikap-sikap yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2) Faktor sekolah a) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kurikulum yang tidak baik berpengaruh terhadap hasil belajar. Untuk itu guru perlu mendalami siswa dengan baik dan guru harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani siswa secara individual.

b) Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa, dalam proses belajar dipengaruhi oleh cara belajar siswa terhadap relasinya dengan gurunya.

c) Relasi siswa terhadap siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa.

d) Disiplin siswa

(38)

e) Alat pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan siswa karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar di pakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Oleh karena itu, sekolah harus mengusahakan alat pelajaran yang baik agar dapat membantu dalam proses belajar mengajar dikelas. f) Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, jadi perlu memilih waktu sekolah yang tepat agar memberi pengaruh positif terhadap belajar siswa.

g) Standar pelajaran di atas ukuran

Berdasarkan teori belajar, perkembangan psikis dan kepribadian siswa berbeda-beda. Sehingga guru dalam menuntut penguasaan materi harus berdasarkan kemampuan siswa masing-masing. h) Keadaan gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung harus memadai didalam setiap kelas.

i) Metode mengajar

Pembinaan dari guru diperlukan bagi siswa dalam belajarnya. Siswa perlu belajar setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar tepat dan istirahat yang cukup dapat meningkatkan hasil belajar.

j) Tugas rumah

Waktu belajar terutama ada di sekolah, di samping untuk belajar, waktu di rumah biarlah untuk kegiatan lain-lain.

3) Faktor masyarakat

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa di masyarakat dapat mengembangkan siswa terhadap pribadinya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar. Misalnya karang taruna remaja, kursus bahasa inggris, kelompok belajar/diskusi.

b) Mass media

Contoh mass media seperti bioskop, surat kabar, majalah, TV dan lain-lain. mass media yang baik memberi pengaruh terhadap siswa dan juga belajarnya. Untuk itu siswa perlu mendapatkan bimbingan dan kontrol dari keluarga, sekolah dan masyarakat. c) Bentuk kehidupan masyarakat

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk ke dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Agar siswa dapat belajar dengan baik. Maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.

(39)

Kehidupan masyarakat di sekitar juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Sehingga perlu mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa.

C. Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif

Lie dalam Wena (2009:189-190) menjelaskan pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebegai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar yang lainnya.

Nurhadi (dalam Thobroni dan Mustofa, 2011:287) mengungkapkan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa) untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Menurut Slavin (2005:4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi.

1. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Nurhadi & Senduk dan Lie (dalam Wena, 2009:190-192) ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

(40)

Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok sadar bahwa mereka perlu bekerja sama dalam mencapai tujuan. Suasana saling ketergantungan dapat diciptakan melalui berbagai strategi, yaitu saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan; saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas; saling ketergantungan bahan atau sumber belajar; saling ketergantungan peran; dan saling ketergantungan hadiah.

b. Interaksi tatap muka (face to face interaction)

Dalam hal ini antar anggota kelompok melaksanakan aktivitas dasar seperti bertanya, menjawab pertanyaan, menunggu dengan sabar teman yang memberi penjelasan, berkata sopan, meminta bantuan, memberi penjelasan, dan sebagainya. Pada proses pembelajaran yang demikian para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi.

c. Akuntabilitas individual (individual accountability).

Untuk mencapai tujuan kelompok (hasil belajar kelompok), setiap siswa (individu) harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi pembelajaran secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasari atas rata-rata nilai anggota kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu menumbuhkan tanggung jawab (akuntabilitas) pada masing-masing individu siswa.

d. Keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (use of collarative/social skill). Dalam pembelajaran kooperatif dituntut untuk membimbing siswa agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antar anggota kelompok. Dengan demikian dalam pembelajaran kooperatif, keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pemikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan, tetapi secara sengaja diajarkan oleh guru.

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif

//Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif menurut

http:///xpresiriau.comterokal/artikel-tulisan-pendidikan/kelebihan-dan

(41)

a. Kelebihan:

1) Jika dilihat dari aspek siswa adalah memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan kelompok.

2) Siswa dimungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, melatih siswa memiliki ketrampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun ketrampilan sosial (social skill).

3) Siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar karena didorong dan didukung oleh rekan sebaya.

4) Siswa menghasilkan kemampuan akademik. Kemampuan berpikir kritis dan membentuk hubungan persahabatan serta meningkatkan motivasi siswa.

5) Siswa yang bersama-sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan persahabatan yang akrab yang terbentuk dikalangan siswa.

6) Saling ketergantungan yang positif, adanya pengakuan dalam merespon kegiatan individu, siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. b. Kekurangan:

1) Faktor dari dalam

a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu model pembelajaran kooperatif memerlukan lebih banyak tenaga, pikiran dan waktu.

b) Membutuhkan dukungan alat, fasilitas dan biaya yang cukup memadai.

c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang dibahas meluas.

d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang. Hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

2) Faktor dari luar

Faktor ini erat dengan kebijakan pemerintah, yaitu pada kurikulum pembelajaran bahasa perancis. Selain itu, pelaksanaan tes yang terpusat, seperti UN atau UASBN sehingga kegiatan belajar mengajar dikelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan UN atau UASBN.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator untuk membuat siswa belajar lebih aktif.

(42)

Djamarah (2005:46) mendefinisikan metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Slameto (2010:65) mengungkapkan metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Surakhmad (dalam Djamarah, 2005:78-82) menyatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

1. Anak didik

Anak didik manusia berpotensi yang menghayatkan pendidikan. Dan gurulah yang berkewajiban untuk mendidik serta secara langsung berhadapan. Sehingga seorang guru harus mampu merencanakan dan memilih metode pembelajaran yang tepat karena melihat kondisi siswa yang heterogen agar mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan efektif. Oleh sebab itu anak didik mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.

2. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari arah yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan dalam tujuan pembelajaran yang dikenal ada dua yaitu TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional khusus).

Perumusan tujuan tersebut mempengaruhi dalam bagaimana proses pembelajaran dan pemilihan metode yang digunakan. Sehingga metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang akan diisi ke dalam diri peserta didik. Jadi penggunaan metode yang harus sesuai dan tepat dengan tujuan pembelajaran yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.

3. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu bisa saja ingin menciptakan situasi belajar dialam terbuka, dalam hal ini tentunya guru harus menentukan metode yang tepat sesuai situasi yang diciptakan. Oleh sebab itu situasi yang diciptakan mempengaruhi pemilihan metode yang digunakan.

4. Fasilitas

(43)

menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap atau tidaknya fasilitas belajar juga akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar.

5. Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Ada guru yang suka berbicara, tetapi guru yang lain tidak suka berbicara. Seorang guru yang berlatar belakang bukan sarjana pendidikan dan keguruan. Kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar merupakan permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran.

Adapun kedudukan metode dalam proses pembelajaran menurut Djamarah (2005:72-74) adalah:

a) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman dalam Djamarah (2005:73) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

b) Metode sebagai strategi pengajaran

Menurut Roestiyah dalam Djamarah (2005:74) guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memilih strategi adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

c) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar dibawa. Dengan memanfaatkan metode secara tepat dan efektif, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang disusun sedemikian rupa yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

E. Tinjauan Tentang Metode Team Games Tournament (TGT)

(44)

ruang “kompetisi” secara individual ataupun kelompok untuk meningkatkan

hasil pembelajaran. Team Games Tournament menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan sistem kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka (Slavin, 2005:163)

Slavin (2005:166-168) menyatakan ada lima komponen dalam pembelajaran kooperatif metode TGT, yaitu presentasi kelas, kelompok, permainan, turnamen dan penghargaan kelompok.

1. Presentasi kelas

Presentasi kelas digunakan oleh guru untuk memperkenalkan materi pelajaran dengan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan atau diskusi yang dipimpin guru atau dengan presentasi audiovisual. Fokus presentasi kelas berbeda dengan presentasi pada pengajaran biasa, karena hanya menyangkut pokok-pokok materi dan teknis pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian siswa harus memperhatikan secara cermat selama presentasi berlangsung, karena akan sangat membantu mereka dalam mengerjakan soal-soal dan akan menentukan skor tim mereka.

2. Team (kelompok)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok adalah dengan bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3. Game/permainan

Game/permainan terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan serta dirancang untuk menguji pengetahuan siswa tentang materi yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dilakukan oleh tiga sampai lima orang siswa yang berkemampuan setara, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. 4. Turnamen

(45)

dalam turnamen. Ilustrasi hubungan-hubungan kelompok dengan jumlah anggota empat orang yang anggotanya heterogen dan meja turnamen dengan anggota yang homogen adalah sebagai berikut:

TIM A

TIM B TIM C

Gambar 2.1 Penempatan pada meja turnamen (Slavin, 2005:168)

5. Team recognize (penghargaan kelompok)

Setelah game turnamen selesai. Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing kelompok akan mendapatkan sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Untuk melakukan hal ini, pertama-tama periksa poin turnamen yang ada pada lembar skor permainan, lalu, pindahkan poin-poin itu dari tiap siswa tersebut ke lembar rangkuman dari timnya masing-masing, tambahkan seluruh skor anggota kelompok, dan bagilah jumlah tim yang bersangkutan. Team mendapatkan julukan Super Team” jika rata-rata

skor 50 keatas, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 45 sampai 49 dan

Good Team” apabila rata-ratanya 40-44.

Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran TGT, yaitu: 1. Kelebihan:

(46)

b. Pengelompokan siswa secara heterogen dalam hal tingkat kemampuan, diharapkan dapat membentuk rasa hormat dan saling menghargai diantara siswa.

c. Dengan belajar kooperatif siswa mendapat ketrampilan kooperatif yang tidak dimiliki pada pembelajaran lain.

d. Dengan diadakannya turnamen diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk berusaha lebih baik bagi diri maupun kelompoknya.

e. Dengan turnamen dapat membentuk siswa mempunyai kebiasaan bersaing sportif dan selanjutnya menumbuhkan keberanian dalam berkompetisi, akibatnya siswa selalu dalam posisi unggul.

f. Dengan pembelajaran kooperatif TGT, dapat menanamkan kerja sama dalam pencapaian tujuan belajar baik untuk dirinya maupun seluruh anggota kelompok.

g. Kegiatan berpusat pada siswa sehingga dapat menumbuhkan keaktifan siswa.

2. Kelemahan:

a. Penggunaan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar.

b. Jika kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai atau saran tidak cukup tersedia maka pembelajaran kooperatif TGT sulit dilaksanakan.

c. Apabila sportivitas siswa kurang, maka keterampilan berkompetisi siswa yang terbentuk bukanlah yang diharapkan.

Sumber : Kusumaningsih (2009:91)

(47)

F. Uraian Materi Pokok Ekonomi

1. Pengertian Kegiatan Ekonomi

Pada dasarnya semua kegiatan yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dapat disebut kegiatan ekonomi. Seara sederhana kegiatan ekonomi dapat diidentifikasikan sebagai aktivitas dari pemakaian hasil produksi oleh masyarakat pemakai (konsumsi), penyaluran hasil produksi melalui perantara perdagangan maupun pemasaran (distribusi), dan pembuatan atau pengolahan barang/jasa oleh produsen sehingga lebih berguna. Jadi kegiatan ekonomi adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan manusia untuk mengatasi ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Tujuan kegiatan ekonomi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

Kegiatan pokok ekonomi pada dasarnya terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu: konsumsi, produksi dan distribusi. Pelaku pokok kegiatan ekonomi adalah konsumen, produsen dan distributor. Ketiga pelaku kegiatan pokok ekonomi itu bisa dilakukan oleh perorangan, misalnya badan usaha pemerintah dan badan usaha swasta.

2. Kegiatan Konsumsi

a. Pengertian Konsumsi

(48)

hidup dan lingkungan atau tempat tinggal mereka. Kegiatan manusia dalam mengurangi atau menghabiskan nilai kegunaan suatu barang/jasa, baik secara berangsur-angsur atau sekaligus untuk memenuhi kebutuhan disebut kegiatan konsumsi. Orang atau badan hukum yang memanfaatkan, menikmati atau menghabiskan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup dinamakan konsumen.

Dari pengertian di atas, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat ciri-ciri barang yang dikonsumsi adalah sebagai berikut:

1) Barang yang dikonsumsi adalah barang yang dihasilkan oleh manusia. Penggunaan tanah, udara dan sinar matahari, tidak termasuk barang-barang konsumsi.

2) Barang yang dikonsumsi ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup.

3) Barang yang dikonsumsi akan habis atau mengalami penyusutan sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat digunakan lagi.

Barang konsumsi adalah barang-barang yang langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Macam-macam barang dan jasa yang dikonsumsi dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Barang yang dapat dipakai satu kali dan langsung habis.

2) Barang yang dapat dipakai beberapa kali dan tidak langsung habis.

(49)

Setiap manusia menggunakan barang atau jasa tentunya mempunyai tujuan. Tujuan kegiatan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung dan mencapai tingkat maksimal mungkin guna mencapai kemakmuran. Tingkat kemakmuran atau kesejahteraan seseorang atau masyarakat tergantung pada tingkat konsumsinya.

Berdasarkan tujuannya kegiatan konsumsi dapat dibedakan atas: 1) Konsumsi produktif

Konsumsi produktif yaitu konsumsi yang tujuannya untuk menghasilkan barang/jasa.

2) Konsumsi konsumtif/akhir

Konsumsi konsumtif yaitu konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

Dalam mengkonsumsi suatu barang/jasa, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya semaksimal mungkin. Tingkat kemakmuran atau kesejahteraan seseorang atau masyarakat tergantung pada tingkat konsumsinya. Tinggi rendah konsumsi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

1) Faktor Intern a) Motivasi

(50)

b) Sikap Hidup

Sikap hidup seseorang ada yang hemat dan ada yang boros. c) Pendapatan

Kegiatan konsumsi akan berjalan normal apabila seseorang memiliki pendapatan. Karena besar kecilnya pendapatan akan berpengaruh terhadap perilaku konsumsi seseorang.

2) Faktor Ekstern

1) Besar Kecilnya Jumlah Keluarga

Besar kecilnya jumlah keluarga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada tingkat konsumsi suatu keluarga.

2) Lingkungan Sosial Ekonomi

Lingkungan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya konsumsi seseorang.

3) Tinggi Rendahnya Pendidikan dan Kedudukan Sosial

Tinggi rendahnya pendidikan dan kedudukan sosial seseorang berpengaruh juga pada tingkat konsumsi.

4) Tinggi Rendahnya Harga

Tinggi rendahnya harga barang-barang atau jasa kebutuhan, berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat konsumsi.

d. Kegiatan Konsumsi

Kegiatan konsumsi dilakukan oleh rumah tangga keluarga, perusahaan dan rumah tangga negara.

(51)

Tingkat konsumsi suatu keluarga dapat berbeda dengan keluarga lainnya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor: pendapatan, jumlah anggota keluarga, gaya hidup, latar belakang pendidikan atau lingkungan tempat tinggal.

2) Kegiatan Konsumsi Perusahaan

Pada saat memproduksi barang-barang perusahaan memerlukan bahan baku, tenaga kerja dan modal. Dalam hal ini perusahaan tidak hanya melakukan kegiatan produksi namun juga melakukan kegiatan konsumsi. Perusahaan harus menekan biaya produksi dengan cara menggunakan bahan baku yang murah, menggunakan tenaga kerja terampil dan menggunakan teknologi tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dalam jumlah banyak dengan kualitas baik. 3) Kegiatan Konsumsi Negara

Konsumsi negara bertujuan untuk memenuhi atau melayani kebutuhan masyarakat. Biaya yang digunakan untuk konsumsi negara berasal dari masyarakat.

e. Kegiatan Konsumsi Siswa dan Keluarga serta Skala Prioritas

Rumah tangga atau keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Mereka memiliki konsumsi yang berbeda-beda, sesuai perannya. Perbedaan kegiatan konsumsi tersebut disebabkan oleh jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, cara dan kebiasaan hidup.

f. Dampak positif dan negatif perilaku konsumtif

(52)

a) Mengurangi kesempatan untuk melakukan kegiatan menabung. b) Jika tabungan rendah maka investasi juga rendah.

c) Jika investasi rendah, maka pendapatan akan cenderung rendah. d) Perilaku konsumtif akan cenderung melupakan kebutuhan yang

akan datang.

e) Hidup berfoya-foya menimbulkan kecenderungan sosial. 2) Dampak positif perilaku konsumtif adalah sebagai berikut:

a. Termotivasi untuk meningkatkan pendapatannya agar dapat membeli barang atau jasa yang lebih banyak dan lebih baik kualitasnya.

b. Menciptakan “pasar” bagi produsen, sehingga produsen dapat

memproduksi barangnya dengan lebih banyak.

c. Jika produsen meningkatkan produksinya, maka dapat menambah lapangan kerja.

g. Pendapatan dan Pengeluaran Konsumen 1) Pendapatan

(53)

penyusunan pola konsumsi adalah untuk mengatur pengeluaran agar ssesuai dengan prioritas kebutuhan.

2) Pengeluaran

Pengeluaran adalah arus uang keluar yang digunakan untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam mengatur pengaluaran untuk konsumsi, sebagai berikut:

a) Menetapkan prioritas kebutuhan yang paling mendesak.

b) Menyesuaikan pengeluaran dengan besar kecilnya pendapatan yang diterima.

c) Menghindari pola hidup boros.

d) Menghindari membeli barang-barang di luar kemampuan.

e) Memperhatikan dan membandingkan harga dan kualitas barang yang akan dibeli.

h. Daftar Jenis dan Jumlah Barang yang Dikonsumsi

Kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa dibedakan menjadi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Jenis dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi manusia sangat banyak dan beragam. Agar pengeluaran dan pendapatan dapat seimbang, perlu disusun suatu daftar atau skala pendapatan dan pengeluaran.

Penyusunan anggaran yang berisi catatan pendapatan dan pengeluaran. Dapat digunakan pedoman sebagai berikut:

Gambar

Tabel Interval Aktivitas Siswa ..........................................................
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPS Terpadu  VII E  pada Semester Gasal Tahun Pelajaran  2012/2013
Gambar.3.1 Rencana Tindakan
Tabel 3.1 Hasil Soal Ujicoba Instrumen 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Empati kepada orang miskin dan kecil dapat dilatihkan dengan beberapa cara antara lain:.  Siswa hidup dan live in di keluarga miskin yang harus kerja keras mencari

Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2014 membutuhkan dukungan pemangku kepentingan terkait, termasuk Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana

The writer finds that the representation of the social control of England society in the Victorian period by the character of Mrs Herriton functions as

Pembahasan tentang proses pembangunan tidak dapat dan tidak boleh jauh dari besar dan mendesaknya berbagai masalah yang mengancam masyarakat

Anak dengan ADHD biasanya sangat impulsif. Ia memberi jawaban sebuah pertanyaan sebelum ia benar-benar mendengar, atau memulai tugas sebelum ia benar-benar membaca

1. Keaslian citra dengan kompresi yang berbeda. Dengan ELA mampu mendeteksi manipulasi citra. Sebuah gambar JPEG dengan kualitas akan menghasilkan hasil ELA putih yang

[r]

Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Mesin di Departemen Teknik Mesin Fakultas