• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII: SEBUAH CATATAN REFLEKSI

METODE PENELITIAN

C. Prosedur Penelitian untuk Pendampingan

7) Menempatkan pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi social individu maupun kelompok untuk diuji

8) Mensyaratkan dibuat rekaman proses secara cermat

9) Semua orang harus menjadikan pengalamannya sebagai objek riset 10) Merupakan proses politik dalam arti luas

11) Mensyaratkan adanya analisa relasi sosial secara kritis

12) Memulai isu kecil dan mengkaitkan dengan relas-relasi yang lebih luas 13) Memulai dengan siklus proses yang kecil

14) Memulai dengan kelompok sosial yang kecil untuk berkolaborasi dan secara lebih luas dengan kekuatan-kekuatan kritis lain

15) Mensyaratkan semua orang mencermati dan membuat rekaman proses 16) Mensyaratkan semua orang memberikan alas an rasional yang mendasari

kerja sosial mereka.

C. Prosedur Penelitian untuk Pendampingan

PAR adalah sebuah metode pemberdayaan masyarakat yang melibatkan segala proses pemberdayaan bersama masyarakat (partisipatif). Oleh karena itu seorang fasilitator harus melakukan cara kerja sebgai berikut:

1) Pemetaan Awal

Pemetaan awal sebagai alat untuk memahami kondisi suatu desa atau masyarakat, dengan demikian peneliti akan mudah memahami realitas problem dan relasi sosial yang terjadi. Adapun langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menemui lurah desa serta menemui

beberapa tokoh masyarakat maupun tokoh agama yang ada di desa dan berjalan berkeliling desa guna melihat keadaan di desa tersebut.

Dengan langkah ini akan memudahkan masuk ke dalam komunitas baik melalui key people (kunci masyarakat) maupun komunitas akar rumput yang sudah terbangun, seperti kelompok keagamaan (yasinan, tahlilan, masjid, mushalla dll), kelompok tani/kelompok wanita tani, PKK, dll.

2) Membangun Hubungan Kemanusiaan

Peneliti melakukan inkulturasi dan membangun kepercayaan dengan masyarakat, sehingga terjalin hubungan yang setara dan saling mendukung. Peneliti dan masyarakat bisa menyatu menjadi sebuah simbolis mutualisme untuk melakukan riset, belajar memahami masalahnya, dan memecahkan persoalannya secara bersama-sama (partisipatif).

Membangun hubungan kemanusiaan atau yang sering disebut dengan proses inkulturasi dilakukan peneliti dengan cara mengikuti segala kegiatan yang ada di masyarakat, baik kegiatan individu maupun kelompok seperti kerjabakti, mengikuti kegiatan jama‟ah yasin dan tahlil, dan lain sebagainya. Proses ini bertujuan agar peneliti cepat akrab dengan masyarakat serta dapat diterima di masyarakat dengan baik, dengan demikian proses yang akan dilakukan selanjutnya akan lebih mudah karena masyarakat dapat lebih terbuka.

3) Penentuan Agenda Riset untuk Perubahan Sosial

Didalam penelitian ini, peneliti akan membangun kerjasama dengan pemerintah desa, dinas pertanian, ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam PKK yang menjadi sasaran dari program KRPL, bapak Genit (petani di Desa Sumberbening) yang sering melakuan eksperiman dalam hal pertanian maupun perkebunan serta Sidiq yang merupakan ketua Kelompok Tani sekaligus sebagai tokoh agama yang sangat berpengaruh di masyarakat. Keduanya merupakan orang yang sama-sama ahli dalam bidang perkebunan dan pertanian. Dan juga dibantu oleh teman-teman seperjuangan yang juga melalukan aksinya di Desa Sumberbening Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek.

Untuk selanjutnya kegiatan akan dilakukan dengan mendialokkan kondisi sosial yang dialami oleh masyarakat melalui kegiatan FGD (Focus Groub

Discussion) sebagai langkah awal dari terselenggaranya program sesuai

dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan diadakannya FGD masyarakat dapat menyampaikan aspirasi mereka secara terbuka dan sebagai suatu proses belajar bersama.

4) Pemetaan Pertisipatif

Pemetaan partisipatif merupakan sebuah kegiatan guna mengenali kondisi di masyarakat yang melibatkan masyarakat secara aktif di dalamnya. Dalam pemetaan ini dilakukan bersama dengan masyarakat Dusun Krajan.

5) Merumuskan Masalah Kemanusiaan

Dalam merumuskan masalah kemanusiaan perlu adanya identifikasi masalah dari masyarakat guna menjawab segala permasalahan yang dihadapi dengan secara tepat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat. Oleh karena itu diperlukan adanya musyawarah guna mencapai mufakat.

6) Menyusun Strategi Gerakan

Setelah perumusan masalah mencapai kata mufakat makan langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh peneliti bersama masyarakat adalah menyusun strategi gerakan. Adapun strategi gerakan yang dilakukan yaitu dengan cara mengolah lahan pekarangan agar lahan tersebut menjadi produktif dan dapat ditanami berbagai tanaman kebutuhan pokok rumah tangga seperti halnya sayuran, tanaman obat, buah dan sebagainya. Dengan demikian masyarakat tidak perlu lagi susah payah membeli tanah sebagai media tanam tapi tetap dapat menjadikan lahan pekarangannya sebagai lumbug gizi keluarga.

Selain itu kegiatan tersebut dapat disinergikan dengan pelestarian lingkungan dimana masyarakat sebenarnya juga dapat menggunakan media tanam dengan memanfaatkan limbah rumah tangga seperti plastik sebagai polybag, pupuk menggunakan sampah basah maupun kotoran ternak. Dengan demikian hasil panen mereka benar-benar sehat untuk dikonsumsi dan lingkungan menjadi lestari. Karena segala sesuatu yang berasal dari alam harus dikembalikan ke alam.

7) Pengorganisasian Masyarakat

Langkah yang dilakukan selanjutnya oleh peneliti bersama tim yakni melakukan proses pengorganisasian agar masyarakat turut ikut serta didalam setiap proses pemberdayaan. Proses pengorganisasian ini dilakukan dengan cara sowan ke rumah-rumah warga guna mengukapkan masud dan tujuan.

8) Membangun Pusat-Pusat Belajar Masyarakat

Pusat-pusat belajar dibangun sesuai dengan kesepakatan kelompok dan didasarkan sesuai kebutuhan kelompok sebagai media belajar untuk melakukan aksi perubahan. Dengan adanya pusat-pusat belajar ini masyarakat dapat menjadikannya sebagai media komunikasi, riset, diskusi, dan segala aspek untuk merencanakan, mengorganisir dan memecahkan problem sosial.

9) Refleksi

Proses refleksi dilakukan guna mengukur bagaimana keberhasilan suatu program. Hal ini dapat dilihat dengan bagaimana respon masyarakat terhadap program tersebut. Dalam hal ini masyarakat menyampaikan bagaimana kelebihan dan kekurangan program, masyarakat mampu memilah mana yang harus dipertahankan atau ditingkatkan dan mana yang harus diperbaiki. Dengan demikian program yang akan dilanjutkan akan lebih baik dari program sebelumnya.

10) Meluaskan Skala Gerakan dan Dukungan

Demi menciptakan keberlanjutan program maka langkah yang harus dilakukan yaitu meluaskan skala gerakan dan dukungan. Dimana masyarakat juga sagat membutuhkan dukungan dari pihak lain seperti misalnya perangkat

desa guna membuat kebijakan agar program yang sudah terbangun tidak berhenti begitu saja setelah peneliti meninggalkan tempat penelitian. Oleh karena itu masyarakat juga harus belajar bersama bagaimana memperoleh dukungan dari pihak yang berkaitan dengan program yang sudah disepakati bersama.