• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

B. Prosedur Pengembangan

Borg and Gall dalam Sukmadinata (2010: 169) menjelaskan sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan sebagai berikut.

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting)

Langkah pertama ini meliputi: pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

2. Perencanaan (planning)

Perencanaan ini meliputi rancangan produk yang akan dikembangkan (tujuan penggunaan produk, pengguna produk, dan deskripsi komponen produk) serta proses pengembangannya.

3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product)

Pada langkah ketiga ini, peneliti mengembangkan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)

Kegiatan uji coba lapangan awal ini dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah dengan subjek uji coba antara 6 sampai 12 orang.

5. Merevisi hasil uji coba (main product revision)

Pada tahap merevisi, peneliti memperbaiki dan menyempurnakan hasil uji coba sebelumnya.

6. Uji coba lapangan (main field testing)

Kegiatan uji coba lapangan mencakup lebih banyak sekolah dan subjek uji coba yakni 5 sampai 15 sekolah dan 30 sampai 100 subjek uji coba.

7. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operasional product revision) Pada kegiatan ini, peneliti menyempurnakan kembali produk yang telah diuji cobakan untuk yang kedua kalinya.

8. Uji coba pelaksanaan lapangan (operasional field testing)

Kegiatan uji coba yang ketiga ini sangat luas karena mencakup 10 sampai 30 sekolah dengan melibatkan 40 sampai 200 subjek uji coba.

9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision)

Produk yang telah diuji cobakan pada kegiatan uji pelaksanaan lapangan, pada tahap ini akan disempurnakan berdasarkan saran dan komentar yang diberikan oleh subjek uji coba.

10.Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation)

Pada tahap terakhir ini, peneliti melaporkan produk yang telah diuji cobakan selama beberapa kali kemudian diterbitkan dan disebarkan secara luas.

Sugiyono (2014: 408) menggambarkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut.

Gambar 2. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development (R & D)

Potensi dan Masalah

Revisi Produk

Desain Produk Pengumpulan

Data Validasi Desain

Revisi Desain Uji coba Produk Revisi Produk Uji coba Pemakaian Produksi Massal

1. Potensi dan Masalah

Potensi merupakan segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dapat berkembang menjadi masalah jika tidak dapat didayagunakan. Masalah dapat diatasi melalui penelitian dan pengembangan. Potensi dan masalah yang dikemukakan harus didukung oleh data-data atau fakta. Data yang mendukung potensi dan masalah dapat dikemukakan berdasarkan laporan penelitian dari sumber-sumber terpercaya.

2. Pengumpulan Data

Langkah kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Desain Produk

Desain produk merupakan hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan. Desain produk harus diwujudkan dalam bentuk gambar atau bagan dan uraian ringkas.

4. Validasi Desain

Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai desain produk, apakah produk yang didesain secara rasional lebih efektif daripada yang lama atau tidak. Validasi desain dilakukan dengan cara menghadirkan para pakar atau ahli yang sudah berpengalaman dalam menilai desain tersebut.

5. Revisi Desain

Revisi atau perbaikan desain dilakukan setelah para pakar melakukan validasi. Kelemahan-kelemahan yang diketahui dari hasil validasi selanjutnya diperbaiki oleh peneliti.

6. Uji coba Produk

Uji coba produk tahap awal dalam penelitian pendidikan dapat dilakukan melalui simulasi dan eksperimen. Melalui eksperimen, peneliti membandingkan efektivitas produk yang didesain. Indikator efektivitas berupa kecepatan pemahaman siswa, tingkat kekreatifan siswa, dan peningkatan hasil belajar siswa.

7. Revisi Produk

Revisi produk dapat dilakukan lagi jika hasil pengujian tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.

8. Uji coba Pemakaian

Uji coba pemakaian dilakukan pada lembaga pendidikan yang lebih luas. Kekurangan dan kelebihannya tetap dinilai agar diperbaiki pada tahap selanjutnya.

9. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan lagi apabila penerapannya pada lembaga pendidikan yang lebih luas masih terdapat kekurangan.

10.Produksi Massal

Produk dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dan diterapkan pada setiap lembaga pendidikan jika dinyatakan efektif setelah melalui beberapa kali uji coba.

Kesepuluh langkah penelitian tersebut adalah syarat yang harus dilalui oleh peneliti dalam melakukan penelitian jenis Research and Development. Namun demikian, pada penelitian ini, peneliti hanya membatasi pada lima langkah penelitian. Pembatasan langkah-langkah penelitian pengembangan ini dikarenakan terbatasnya waktu penelitian dan hakikat produk penelitian berupa LKS yang hanya berfungsi sebagai pegangan guru.

Langkah-langkah penelitian yang digunakan tersebut merupakan perpaduan antara teori Borg and Gall dan Sugiyono. Adapun lima langkah yang digunakan oleh peneliti yaitu: (1) Penelitian dan pengumpulan data, (2) Perencanaan, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, dan (5) Revisi Desain. Kelima langkah tersebut dilakukan secara bertahap sehingga menghasilkan produk berupa LKS yang menggunakan model PBM mengacu Kurikulum 2013. LKS yang telah direvisi selanjutnya dicetak namun tidak dalam jumlah yang banyak karena belum diujicobakan di sekolah-sekolah dasar yang telah menerapkan pembelajaran dengan kurikulum 2013.

Prosedur pengembangan yang digunakan oleh peneliti tersebut akan diuraikan secara detail di bawah ini dalam bentuk gambar.

Gambar 3. Prosedur Pengembangan LKS Menggunakan Model PBM LANGKAH 1

Penelitian dan Pengumpulan Data

Analisis Kebutuhan Wawancara LANGKAH 2 Perencanaan Rancangan Produk LANGKAH 3 Desain Produk LANGKAH 4 Validasi Ahli Model

PBM Mengacu Kurikulum 2013 LANGKAH 5 Revisi Proses Pengembangan Prototipe LKS Tema Subtema KI/KD Indikator

1. Analisis kurikulum tematik Tujuan Materi 2. Mengumpul kan materi 3. Menyusun elemen/un- sur LKS 4. Pemeriksaan dan penyempurna-an

1. Langkah 1: Penelitian dan Pengumpulan Data

Penelitian diadakan karena adanya potensi dan masalah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui kegiatan wawancara analisis kebutuhan, potensi yang dimiliki oleh SDN Kalasan 1 adalah telah mulai diterapkannya Kurikulum 2013 dalam pembelajaran khususnya bagi siswa kelas V (lima) sekolah dasar. Di lain pihak, sekolah juga menemukan masalah atau hambatan yaitu masih kurangnya contoh-contoh LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013 yang tersedia di sekolah. Selain itu, guru juga belum maksimal menggunakan LKS selama pembelajaran. LKS hanya akan diberikan kepada siswa jika satu tema telah selesai diajarkan.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara tertulis dengan Ibu U, Wali Kelas V (lima) SD Negeri Kalasan I pada hari Selasa, 30 Juni 2015 pukul 10.30 WIB. Inti wawancara adalah terkait penggunaan LKS dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah selama pembelajaran di kelas V (lima) terkait penggunaan LKS dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013.

Peneliti juga melakukan studi kepustakaan dan mencari informasi-informasi yang relevan dari internet. Hasil wawancara, studi kepustakaan, dan mencari informasi-informasi yang relevan dari internet menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk membuat desain produk berupa LKS dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013.

Dengan demikian, diharapkan agar produk tersebut sesuai dengan kriteria dan tuntutan Kurikulum 2013 sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas V (lima) SD khususnya pada Subtema Pola Hidup Sehat.

2. Langkah 2: Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti merancang garis besar atau gambaran umum terkait isi, bentuk, ukuran, dan desain LKS yang akan dihasilkan. Selain itu, peneliti juga merencanakan proses penyusunan dan pengembangan LKS. Peneliti menentukan tujuan utama penyusunan LKS, pihak-pihak yang akan menggunakan LKS tersebut, dan tata cara penyusunan LKS termasuk perkiraan rentang waktu dalam mendesain LKS. 3. Langkah 3: Desain Produk

Desain produk diawali dengan analisis kurikulum tematik. Analisis kurikulum tematik meliputi pemilihan tema, subtema, KI/KD, indikator, tujuan pembelajaran, dan materi pokok. Tema pembelajaran yang dipilih

oleh peneliti adalah “Sehat Itu Penting” sedangkan subtema yang dipilih yaitu “Pola Hidup Sehat”. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemilihan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Langkah selanjutnya adalah peneliti memilih indikator yang sesuai dengan subtema dan membuat tujuan pembelajaran berdasarkan indikator tersebut. Materi pokok ditentukan berdasarkan indikator yang telah dirumuskan.

Peneliti memasuki tahap selanjutnya yaitu mengumpulkan materi dari berbagai sumber yang berkaitan kemudian peneliti menyusun elemen atau unsur-unsur LKS yang meliputi: judul, kompetensi dasar yang akan

dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Setelah itu peneliti memasuki tahap pemeriksaan dan penyempurnaan. Peneliti memeriksa kembali LKS yang telah disusun dan menyesuaikannya dengan perkembangan, kondisi, dan usia siswa yang akan menggunakan LKS tersebut.

4. Langkah 4: Validasi Ahli

Evaluasi terhadap desain produk berupa LKS menggunakan jenis validasi pakar (expert judgment). Pakar yang dipilih dalam melakukan validasi adalah dua orang dosen PGSD dan dua orang guru kelas V (lima) SD yang telah memahami tentang LKS, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, dan Kurikulum 2013. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan LKS yang telah dirancang. Kelebihan dan kekurangan tersebut membantu peneliti dalam memperbaiki dan menyempurnakan LKS yang telah didesain agar semakin bermutu.

5. Langkah 5: Revisi Desain

Revisi desain atau perbaikan terhadap produk berupa LKS dilakukan berdasarkan hasil validasi. Revisi desain bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada LKS yang telah divalidasi sebelumnya. Hasil revisi desain akan menjadi prototipe atau produk akhir berupa LKS yang menggunakan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Subtema “Pola Hidup Sehat”

Dokumen terkait