• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 1 Prosedur Pengujian

A. Penetapan Kadar Air dengan Metode Oven (AOAC, 1984)

Cawan alumunium kosong dipanaskan dengan oven 1050C selama 15 menit. kemudian didinginkan menggunakan desikator selama 30 menit dan ditimbang. Prosedur pengeringan cawan diulang sampai didapatkan bobot tetap. Sampel sebanyak 4-5 g ditimbang dalam cawan alumenium yang telah dikeringkan, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C selama 3-5 jam. Setelah itu, cawan dikeluarkan dari oven dan didinginkan, kemudian ditimbang. Prosedur pengeringan bahan diulang sampai didapatkan bobot tetap. Presentase kadar air dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

A : Bobot cawan berisi sampel sebelum dioven (g) B : Bobot cawan berisi sampel setelah dioven (g) C : Bobot sampel basa (g)

B. Penetapan Kadar Abu dengan Metode Oven (AOAC, 1984)

Sampel sebanyak 4-5 g ditimbang dalam cawan yang bobotnya konstan. Dibakar sampai tidak berasap menggunakan bunsen dengan api kecil, kemudian dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 6000C sampai menjadi abu. Cawan didinginkan menggunakan desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. Pengabuan diulangi dengan cara dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 6000C selama 1 jam sampai didapat bobot yang tetap. Presentase kadar abu dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

A : Bobot cawan berisi abu sampel (g) B : Bobot cawan (g)

C : Bobot sampel basa (g)

Sampel sebayak 0,2 g ditambahkan dengan 1 g CuSO4, 1,2 g Na2SO4, dan 2,5

larutan H2SO4 pekat dan didestruksi dalam labu Kjedhal selama 1 jam. Setelah

dingin ditambahkan larutan NaOH 50% sebanyak 15 ml dan didestilasi. Destilat ditampung dalam Erlenmeyer yang berisi larutan HCl 0,02 N. Destilat dititrasi dengan larutan HaOH 0,02 N yang sebelumnya telah ditambahkan indikator

mensel. Penentuan kadar nitrogen berdasarkan volume larutan NaOH 0,02 N yang digunakan untuk titrasi.

Blangko disiapkan seperti prosedur penentuan kadar nitrogen dengan

metode Kjedhal. Penentuan kadar nitrogen dihitung berdasarkan rumus sebagai berikur :

Keterangan : FP : Faktor Pengencer FK : Faktor Konversi (6.25) D. Penetapan Kadar Serat Kasar (AOAC. 1984)

Sebanyak 2 g sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 100 ml H2SO4 0,325 N. Kemudian dihidrolisis menggunakan autoklaf selama 15

menit pada suhu 1050C. Setelah dihidrolisis, kemudian sampel didinginkan.

Setelah dingin, kemudian ditambahkan NaOH 1,25 N sebanyak 50 ml untuk dihidrolisis kembali menggunakan autoklaf selama 15 menit. Setelah dihidrolisis kemudian sampel disaring dengan kertas saring yang telah dikeringkan dan diketahui bobot tetapnya. Sampel dibilas menggunakan air panas dan kemudian dibilas dengan 25 ml H2SO4 0,325 N. Setelah itu, sampel dibilas dengan air panas

dan kemudian dibilas dengan 25 ml alkohol. Kertas saring dikeringkan menggunakan oven pada suhu 1050C sampai bobotnya tetap. Penentuan kadar serat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikur:

E. Cara uji hidroksimetilfurfural (HMF) 1. Acuan

AOAC Official Method 980.23-1999. 2. Prinsip

Perbedaan absorbansi contoh pada panjang gelombang 284 nm dari 336 nm dengan larutan natrium bisulfit (NaHSO3) sebagai pembanding.

3. Pereaksi

a) Larutan Carrez I

Kalium feroksianida K4Fe (CN)6 3H2O ditimbang sebanyak 15 g, kemudian larutkan dengan air dan encerkan sampai 100 ml.

b) Larutan Carrez II

Seng asetat Zn (CH3COO)2 2H2O ditimbang sebanyak 30 g, larutkan dengan air dan encerkan sampai 100ml.

c) Natrium bisulfit (NaHSO3) 0,20 %

NaHSO3 ditimbang sebanyak 0,20 g, larutkan dengan air dan encerkan sampai 100 ml.

4. Peralatan

Spektrofotometer yang biasa dipakai harus mempunyai panjang gelombang 284 nm dan 336 nm, mempunyai sel 1 cm.

5. Prosedur

Hidrolisat (sampai ketelitian 1 mg) ditimbang dengan teliti sebanyak 5 g dalam piala gelas kecil, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan bilas dengan air sampai volume larutan 25 ml. Tambah 0,50 ml larutan Carrez I, kocok dan tambahkan 0,50ml larutan Carrez II, kocok kembali dan encerkan dengan air sampai dengan tanda garis. Setetes alkohol kemudian ditambahkan untuk menghilangkan busa pada permukaan. Saring melalui kertas saring, dan buang 10 ml saringan pertama.

Saringan tersebut kemudian dipipet sebanyak 5 ml dan masing-masing masukkan kedalam tabung reaksi 18ml x 150ml. Pipet 5ml air dan masukan kedalam salah satu tabung (contoh) dan 5ml 0,20 % Natrium bisulfit kedalam tabung lainnya (pembanding). Larutan dikocok sampai tercampur sempurna (Vortex mixer) dan tetapkan absorban contoh terhadap reference (pembanding) dalam cell 1cm pada panjang gelombang 284nm dan 336nm. Bila absorban lebih tinggi dari 0,6 untuk memperoleh hasil yang teliti, larutan contoh diencerkan dengan air sesuai kebutuhan. Demikian juga dengan larutan pembanding (larutan referensi) encerkan dengan cara sama dengan menggunakan larutan NaHSO3 0,1%, nilai absorban yang diperoleh dikalikan dengan faktor pengenceran sebelum perhitungan. 6. Perhitungan (A284-A336) x 14,97 x 5 HMF (mg/100 g hidrolisat) = --- Bobot contoh (g) 126 1000 100 Faktor : --- x --- x --- = 14,97 16830 10 5 Keterangan:

126 adalah bobot molekul HMF;

16830 adalah absorbansifitas moler HMF pada panjang gelombang 284nm; 1000 adalah mg/g;

10 adalah sentiliter/l;

100 adalah gram hidrolisat yang dilaporkan; 5 adalah bobot contoh yang diambil dalam g.

F. Uji gula pereduksi (Metode DNS) (Apriyantono et al, 1989)

Prinsip: Dalam suasana akali gula pereduksi akan mereduksi asam 3,5- dinitrolisilat (DNS) membentuk senyawa yang dapat diukur absorbansinya pada panjang gelombang 550 nm.

Pereaksi:

(1). Pereaksi DNS

Asam 3,5-dinitrolisilat dilarutkan sebanyak 10,6 g dan 19,8 g NaOH ke dalam 1416 ml air. Kemudian ditambahkan ke dalam larutan tersebut 306 g Na K-Tartat, 7,6 ml fenol (cairkan pada 50 oC) dan 8,3 g Na-metabisulfit dan diaduk hingga merata.

(2). Larutan glukosa standar 0,2-0,5 mg/l. Cara kerja:

(I). Sampel seharusnya dalam bentuk cairan jernih, jika tidak jernih atau banyak mengandung komponen lain maka harus diperlakukan dulu seperti pada prosedur persiapan sampel.

(2). Sampel dimasukkan sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 ml pereaksi DNS.

(3). Ditempatkan dalam air mendidih selama 5 menit. Dibiarkan dingin sampai suhu ruang.

(4). Diencerkan sampel bila diperlukan sampai dapat terukur pada kisaran 20 %- 80 % T pada panjang gelombang 550 nm. Digunakan air sebagai blanko.

(5). Kurva standar dibuat dengan menggunakan larutan glukosa standar dengan kisaran 0,2-0,5 mg/l.

(6). Untuk sampel yang sedikit mengandung glukosa, ditambahkan 10 mg glukosa ke dalam masing-masing sampel.

(7). Tiga ml pereaksi DNS akan bereaksi dengan lebih kurang 10 mg glukosa. Oleh karena itu sample harus diencerkan dulu sampai kira-kira mengandung < 5 mg glukosa.

Catatan:

(1). Reaksi pembentukan warna terjadi pada suasana basa, oleh karena itu sampel yang bersifat asam harus dinetralkan terlebih dulu dengan penambahan NaOH. (2). Metode ini tidak spesifik dan akan mengukur seluruh senyawa pereduksi. Jika glukosa digunakan sebagai standar, maka untuk menentukan selobiosa, nilai yang diperoleh 15 % lebih rendah dari yang sebenamya, sedangkan untuk selosa 15 % lebih tinggi.

Dokumen terkait