• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

BAB II KAJIAN TEOR

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Mengumpulkan data berarti mencatat peristiwa, karakteristik, elemen, nilai suatu variabel. Hasil pencatatan ini menghasilkan data mentah yang kegunaannya masih terbatas. Oleh karena itu agar data mentah lebih berguna harus diolah, disarikan, disederhanakan dan dianalisis untuk diberi makna.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah:

1. Observasi

Agar diperoleh data penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian diperlukan prosedur pengumpulan data yang akurat. Prosedur penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan langkah-langkah: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi/gabungan untuk memperoleh data yang ada di tempat penelitian.

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam pendekatan penelitian kualitatif. Observasi merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti. Dalam observasi ini peneliti akan melihat langsung kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh pihak yang terkait penelitian. Dalam penelitian ini ialah semua yang mencakup ruang lingkup sekolah. Hasil observasi ini akan digunakan untuk sumber data penelitian.

4

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta: 2012), cet: 15, h. 216.

Social situation

Dalam observasi, ada tiga komponen yang menjadi obyek penelitian, yaitu: Place (Tempat), Actor (pelaku) dan Activities

(aktivitas).5 Place atau tempat disini adalah lingkungan kelas di Sekolah. Actor atau pelaku disini adalah guru mata pelajaran yang terkait penelitian dan siswa. Activities atau aktivitas disini adalah kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan yaitu di SMP Islam Al-Falaah, Sawahbaru-Ciputat.

a) Place (tempat)

Tempat yang menjadi obyek penelitian disini ialah SMP Islam Al-Falaah, Sawahbaru-Ciputat. Yang berlokasi di jalan Intan no.18 vila mutiara, sawahbaru, ciputat.tangsel.Actor (pelaku)

b) Actor (pelaku)

Pelaku yang diobservasi/diamati dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran PAI dan para siswa di SMP Islam Al-Falaah, Sawahbaru-Ciputat. Jumlah guru yang mengajar di SMP Islam Al- Falaah ‘ini berjumlah 15 orang. secara keseluruhan, ada 2 orang yang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, 2 orang mengajar mata pelajaran IPA, 2 orang mengajar bahasa inggris, 2 orang mengajar mata pelajaran matematika, 1 orang mengajar ortakes, 2 orang mengajar mata pelajaran IPS, 2 orang yang mengajar mata pelajaran PKn, 1 orang mengajar mata pelajaran Fiqh/SKI, 2 orang mengajar mata pelajaran Qur’an Hadis, 2 orang mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak, 1 orang mengajar SKI, 2 orang mengajar bahasa Arab, 1 orang mengajar mata pelajaran seni budaya, 1 orang mengajar mata pelajaran TIK dan 1 orang mengajar mata pelajaran Bimbingan Konseling(BK).

Penelitian ini mengambil kelas IX. kelas yang diajarkan sebanyak 3 kelas dalam seminggu. Meliputi kelas IX.1, kelas IX.2, dan kelas IX.3. Masing-masing kelas mendapat pelajaran PAI 2 jam pelajaran dalam seminggu.

5Ibid

Adapun jumlah siswa SMP Islam Al-Falaah pada tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 201 siswa. 100 laki-laki dan 101 perempuan. Dan jumlah siswa kelas IX sebanyak 65 siswa. 33 laki-laki dan 32 perempuan.

c) Activities(aktivitas)

Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan pembelajaran guru PAI yang mengimplementasikan Pendidikan berbasis nilai karakter pada siswa. Para guru di SMP Islam Al-Falaah Sawahbaru-Ciputat ini, hadir di sekolah pada pagi hari sebelum pukul 06.45 WIB. pada hari senin sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, para guru mengikuti upacara bendera atau upacara pembinaan. Setelah selesai upacara, para guru mengadakan breafing sebentar dipandu oleh kepala sekolah. Pada hari selasa, sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa dan wali kelas bertadarus selama kurang lebih 30 menit. Lalu, KBM 2 jam, setelah itu siswa dan guru mengikuti salat dhuha berjamaah di masjid. Pada hari rabu, sebelum KBM, seluruh siswa dan guru senam bersama dilapangan. Setelah selesai senam, para guru breafing sebentar dipandu oleh kepala sekolah. Hari Kamis, sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran para guru mengikuti kegiatan tadarusan, dilanjut dengan KBM 2 jam lalu shalat dhuha. pada hari Jum’at, sebelum mulai pelajaran, guru dan siswa bertadarus bersama, dilanjut dengan KBM 2 jam, lalu shalat dhuha bersama.

Kegiatan pembelajaran di kelas dimulai jam 07.15. ketika pembelajaran dimulai para guru memasuki kelasnya masing-masing. Jika tidak ada jam mengajar atau waktu istirahat tiba para guru masuk ke ruangan guru dan duduk di mejanya masing-masing. Dan ketika waktu zhuhur tiba, para guru dan siswa mengikuti salat dhuzur berjamaah. Sebagian dari guru memiliki jadwal imam masing-masing untuk memimpin salat berjamaah.

Ketika bel tanda kegiatan pembelajaran akan berlangsung para siswa masuk ke kelas masing-masing. Siswa duduk di tempatnya masing-masing. Mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Sampai bel tanda istirahat. Ketika bel tanda istirahat berbunyi siswa diperbolehkan keluar kelas sampai waktu istrahat selesai. Para siswa masuk kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran selanjutnya sampai waktu salat dzuhur berjamaah tiba. Ketika bel tanda salat berjamaah akan berlangsung siswa dipersilahkan keluar kelas untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan salat dzuhur berjamaah. Setelah selesai salat, siswa dipersilahkan untuk masuk ke kelas kembali untuk melaksanakan pembelajaran selanjutnya. Sampai tanda bel untuk pulang berbunyi. 2. Wawancara

Wawancara yang akan digunakan adalah wawancara tak terstruktur. Wawancara ini mirip dengan percakapan informasi. Metode ini bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua informan, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden. Wawancara dilakukan guna mengubah data menjadi informasi secara langsung yang diberikan oleh seseorang (subjek). Pendekatan ini memungkinkan untuk mengukur apa yang diketahui oleh seseorang ( pengetahuan dan informasi), apa yang disesuaikan dan apa yang tidak disesuaikan oleh seseorang. Dalam teknik wawancara tak terstruktur ini, peneliti melakukan wawancara berbentuk dialog dengan informan, dengan tetap berpatokan kepada sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan.

Dalam wawancara disini, peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah SMP Islam Al-Falaah yaitu Muhamad Husin M.Pd., W. Kepsek Rais Helmi S.Th.I, dan guru mata pelajaran PAI yaitu Arfan Widadi, S.Sos.I dan Yunit Permadi, S.Pd.I.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah sumber yang cukup bermanfaat sebab telah tersedia sehingga akan relatif murah pengeluaran biaya untuk memperolehnya, merupakan sumber

yang stabil dan akurat sebagai cermin situasi/kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.6 Dan dokumentasi disini berupa foto-foto, silabus dan rpp dari guru PAI.

4. Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban7. Angket yang akan disebar adalah dikelas IX (9) karena jumlah siswanya kurang dari 100 orang, maka peneliti menyebarkan angket kepada seluruh siswa kelas IX (9).

Adapun kisi-kisi angket penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Angket

Variabel Indikator Nomor

Soal Jumlah item Pendidikan Nilai- Karakter 1. Kedisiplinan 2. Sikap religius 3. Peduli lingkungan 4. Demokratis 5. Kreatif 6. Mandiri 7. Menghargai prestasi 8. Gemar membaca 1, 2 3, 10, 14, 15 4 7 5, 6, 11 8, 9 12 13 2 4 1 1 3 2 1 1 Untuk Angket, data diolah dengan cara:

a) Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu persatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah diselasaikan. Jika ada jawaban

6

Uin Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta:KAN, 2013), hal, 65-67

7

http://mediainformasill.blogspot.com/2012/04/pengertian-definisi-angket.html, 20 September 2013.

yang diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya. b) Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir

pernyataan yang terdapat dalam angket. Dalam pengambilan angket menggunakan skala likert, yaitu: Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak Pernah, yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis melakukan perhitungan skor rata-ratanya dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor Alternatif Jawaban

Pilihan Jawaban Skor Pernyataan

Positif (+) Negatif (-) Selalu (S) sering (S) Kadang-kadang (KK) Tidak Pernah (TP) 4 3 2 1 1 2 3 4

a. Alternatif jawaban A, dengan bobot nilai 4 b. Alternatif jawaban B, dengan bobot nilai 3 c. Alternatif jawaban C, dengan bobot nilai 2 d. Alternatif jawaban D, dengan bobot nilai 1

c) Tabulating, yaitu proses memindahkan jawaban ke dalam tabel, sehingga diketahui perhitungan prosentasenya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data secara kuantitatif yang dnamakan deskripsi analisis, yaitu menggambarkan apa adanya. Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian dilengkapi dengan persentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

P

=

Keterangan:

P = Angka persentasi untuk setiap jawaban

F = Frekuensi untuk setiap jawaban

N = Jumlah Responden

100% = Bilangan tetap (konstanta)

Dalam menetapkan ada tidaknya peran kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, peneliti menentukan kriteria data-data kualitatif berdasarkan nilai-nilai angket yaitu: Tabel 3.3 Skala Prosentase No Presentase Penafsiran 1. 100% Seluruhnya 2. 90%-99% Hampir seluruhnya 3. 60%-89% Sebagian besar

4. 51%-59% Lebih dari setengah

5. 50% Setengahnya

6. 40%-49% Hampir setengahnya

7. 10%-39% Sebagian kecil

8. 1%-9% Sedikit sekali

9. 0% Tidak sama sekali

Dokumen terkait