• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Dan Tata Cara Pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Orang Pribadi Oleh Subjek Pajak

ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Prosedur Dan Tata Cara Pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Orang Pribadi Oleh Subjek Pajak

1. Tata Cara Pendaftaran Dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-65/PJ/2008 Tanggal 18 Nopember 2008 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak Dan/Atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak maka petugas pendaftaran Wajib Pajak mempunyai tugas :

1. Wajib Pajak harus mengisi Formulir Permohonan Pendaftran Wajib Pajak dan/atau Formulir Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara lengkap dan jelas. Dalam hal Wajib Pajak membutuhkan bantuan dalam mengisi formulir tersebut dapat menanyakan kepada Petugas Pendaftaran Wajib Pajak.

2. Wajib Pajak menyerahkan Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang telah diisi secara langkap dan jelas serta ditandatangani Wajib Pajak atau kuasanya kepada Petugas Pendaftaran Wajib Pajak.

Petugas Pendaftaran Wajib Pajak mempunyai tugas :

3. Menerima Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Formulir Permohonan Pengusaha Kena Pajak yang telah ditandatangani oleh Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak atau kuasanya yang sah.

4. Memeriksa kelengkapan pengisian Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Formulir Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dalam hal formulir belum sepenuhnya diisi oleh pemohon, petugas mengembalikan formulir kepada pemohon untuk dilengkapi pengisiannya. 5. Merekam dan mencetak Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) serta

menyerahkan Bukti Penerimaan Surat (BPS) kepada pemohon setelah ditandatangani petugas Pendaftaran Wajib Pajak.

6. Mengisi kolom-kolom pada Formulir Permohonan Perubahan Data Wajib Pajak Pindah dan/atau Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak yang diberi keterangan “Diisi oleh Petugas”.

7. Melakukan penelitian administrasi untuk mengetahui apakah pemohon telah terdaftar sebagai Wajib Pajak /Pengusaha Kena Pajak pada tata usaha Kantor Pelayanan Pajak atau belum.

8. Apabila berdasarkan hasil penelitian administrasi ternyata :

a. Pemohon telah terdaftar sebagai Wajib Pajak , kepadanya tidak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) lagi atau

b. Pemohon pernah terdaftar sebagai Wajib Pajak, kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang sama dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang pernah diberikan atau

c. Pemohon belum terdaftar sebagai Wajib Pajak , kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak, dengan catatan, khusus untuk pemohon berstatus cabang atau orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin tidak pisah harta/penghasilan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan aturan sebagai berikut :

c.1. Sembilan digit pertama Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang diberikan sama dengan sembilan digit pertama Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pusat atau NPWP domisili atau NPWP suami.

c.2. Enam digit terakhir Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang diberikan sesuai dengan kode administrasi Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdafar.

d. Pemohon telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), kepadanya tidak diberikan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) atau

e. Pemohon belum di kukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), kepadanya diberikan SPPKP.

9. Merekam data permohonan sesuai isian pada Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Formulir Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan.

10. Merekam kewajiban perpajakan Wajib Pajak pada menu aplikasi pendaftaran Wajib Pajak.

11. Dalam hal pemohon mendaftrarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Petugas Pendaftaran Wajib Pajak:

a. Mencetak Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau SPPKP paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap.

b. Meneruskan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kepada Kepala Seksi Pelayanan/ Tata Usaha Perpajakan untuk ditandatangani.

c. Menyampaikan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau SPPKP kepada Wajib Pajak paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap.

12. Mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang diberikan pada Formulir pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak.

13. Mengadministrasikan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan SPPKP yang diterbitkan.

2. Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan Sistem E-Reg (Electronic Registration)

Saat ini pendaftaran NPWP juga dapat dilakukan secara on-line melalui internet yang disebut sebagai e-Registration. Aplikasi e-Registration adalah aplikasi yang dapat memudahkan Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri secara online melalui internet. Dengan adanya aplikasi ini, dapat menghemat waktu dan tenaga karena Wajib Pajak dapat melakukan registrasi kapan saja sesuai keinginan wajib pajak.

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-30/PJ/2009 tanggal 16 Maret 2009 mengenai Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan Sistem E-Reg (Electronic Registration) melalui langkah-langkat berikut ini :

1. Membuka situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat

2. Memilih menu sistem e-Registration.

3. Membuat account dengan melakukan login pada sistem e-Registration.

4. Login ke sistem e-Registration dengan mengisi username dan password yang telah dibuat.

5. Memilih menu “Permohonan Pendaftaran NPWP dan/atau Pengukuhan PKP”. 6. Memilih jenis Wajib Pajak yang sesuai (Orang Pribadi, Badan atau

7. Mengisi formulir permohonan pada layar computer dengan lengkap dan benar.

8. Memilih tombol “daftar” untuk mengirim Formulir Permohonan NPWP dan/atau Pengukuhan PKP.

9. Mencetak formulir permohonan yang sudah diisi secara lengkap dan SKTS melalui aplikasi e-Registration.

10. Menerima SKT, NPWP dan/atau SPPKP dari Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak terdaftar.

Pada prinsipnya seseorang yang telah memenuhi syarat wajib mendaftarkan diri sesuai dengan sistem Self Assesment . Namun demikian, untuk menjamin dipatuhinya ketentuan ini, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan dan pemberitahuan bahwa pengusaha tersebut telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dan harus menyelesaikan kewajiban perpajakannya apabila Wajib Pajak tersebut tidak melaksanakan kewajibannya untuk mendaftarkan diri secara sukarela. Jika Surat Pemberitahuan (SPT) tidak ditanggapi juga oleh pihak pengusaha maka fiskus yang menetapakn sendiri jumlah pajak yang harus dibayar oleh pengusaha tersebut dan pengusaha tersebut akan dikenakan sanksi menurut peraturan perundang-undang perpajakan yang berlaku.

Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan dimulai sejak saat Wajib Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun sebelum diterbitkannya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Nomor Pokok Wajib Pajak yang diberikan petugas terdiri dari 15 digit sebagai berikut :

0 9 . 8 9 4 . 1 6 1 . 0 - 1 2 1 - 0 0 0

Keterangan :

1). 2 digit pertama merupakan identitas Wajib Pajak, yaitu : - 01 samapi dengan 03 : Wajib Pajak Badan

-04 dan 06 : Wajib Pajak Pengusaha -05 : Wajib Pajak Karyawan

- 07,08 dan 09 : Wajib Pajak Orang Pribadi

2). 6 digit kedua merupakan nomor registrasi/ urut yang diberikan Kantor Pusat Direktur Jenderal Pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

3). 1 digit ketiga diberikan Untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama sebagai alat pengamanan agar tidak terjadi pemalsuan dan kesalahan Nomor Pokok Wajib Pajak 4). 3 digit keempat adalah kode Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

5). 3 digit terakhir adalah status wajib pajak (Tunggal, Pusat atau Cabang), yaitu : - 000 : Tunggal atau pusat

Contoh : NPWP Ibu Bangun : 09.894.161.0-121-000 ,dengan penjelasan sebagai berikut :

-09 artinya Wajib Pajak Badan

- 894.161 artinya nomor registrasi/ nomor urut terdaftar -0 artinya kode cek digit

-121 artinya Kode Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia - 000 artinya status Wajib Pajak adalah Wajib Pajak tunggal

Berikut ini disajikan perbandingan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia lima tahun terakhir dapat dilihat dari table dibawah ini :

Wajib Pajak Terdaftar

TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

Waj ib Paj ak Terdaft ar 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun J u m la h P P h O ra n g P ri b a d i

Ket: Sumber Basis Data KPP Pratama Medan Polonia

Dari grafik di atas dapat dilihat jumlah Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia selama 5 tahun terakhir. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2005 – 2006 jumlah Wajib Pajak menurun sebanyak 587 Wajib Pajak, dari tahun 2006-2007 jumlah Wajib Pajak sangat meningkat menjadi 16.283 Wajib Pajak, dari tahun 2007-2008 mulai mengalami penurunan kembali sebanyak 5.352 Wajib Pajak dan pada tahun 2008-2009 kembali mengalami kenaikan jumlah wajib pajak sebanyak 11.365 Wajib Pajak, meningkatnya Wajib Pajak pada tahun 2009 disebabkan karena adanya Sunset Policy yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai upaya yang dilakukan untuk menarik minat Wajib Pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Dari pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak , tidak selalu berjalan lancar karena sering timbul kendala atau hambatan baik dari dalam Kantor Pelayanan Pajak

sendiri maupun dari luar yang disebabkan oleh Wajib Pajak itu sendiri. Seperti, kurangnya informasi yang diberikan oleh petugas pajak, tingkat pengetahuan subjek pajak mengenai hak dan kewajibannya di bidang perpajakan masih kurang. Namun , Kantor Pelayanan Pajak Pratama medan Polonia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberika pelayanan yang terbaik kepada Wajib Pajak agar dapat membantu Wajib Pajak dalam menyelesaikan setiap masalah yang berhubungan dengan perpajakan sesuai dengan Undang- Undang Perpajakan di Indonesia.

B. Hak dan Kewajiban Setelah Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak

Dokumen terkait