• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penyusunan Anggaran PT Mutifa

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Prosedur Penyusunan Anggaran PT Mutifa

Prosedur dalam menyusun anggaran penjualan adalah sebagai berikut : 1. Penentuan dasar anggaran

2. Penyusunan rencana penjualan b. Menyusun anggaran produksi

Prosedur dalam menyusun anggaran produksi adalah sebagai berikut : 1. Menentukan kebijaksanaan mengenai tingkat persediaan

2. Menentukan kualitas total setiap produk yang harus diproduksi 3. Membuat jadwal produksi

c. Menyusun anggaran biaya produksi 1. Menentukan anggaran biaya bahan baku 2. Menentukan anggaran biaya upah langsung 3. Menentukan anggaran biaya tidak langsung

2. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Adapun unsur-unsur biaya produksi pada perusahaan ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Bahan baku

Jika dilihat dari teori, bahan baku merupakan bahan yang secara menyeluruh membentuk produk selesai dan dapat diidentifikasikan langsung pada produk yang bersangkutan. Jadi bahan baku tersebut merupakan bagian

yang integral dari barang-barang yang diproduksi. Dari hasil penelitian, bahan baku yang dipakai perusahaan adalah bahan-bahan kimia yang sebagian besar di impor.

Adapun bahan baku yang dipakai untuk memproduksi antalgin antara lain: - antalgin - analum - sack ractis - magu stearot - tolcum - nipagin b. Upah Langsung

Upah langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja produktif yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi.

PT. Mutifa di dalam perhitungan upah langsung menetapkan dalam satu bulan jumlah hari kerja dirata-ratakan 25 hari. Tenaga kerja langsung yang di pekerjakan dalam proses produksi adalah selama 9 jam/hari.

Menurut salah satu konsep teori ada 3 (tiga) alternatif dalam menentukan dasar pembayaran upah langsung dan salah satunya berdasarkan tarif jam kerja. Dengan demikian perusahaan telah menerapkan perhitungan dan pembebanan upah langsung ke dalam biaya produksi sesuai dengan teori. c. Overhead pabrik

Dalam hal ini perusahaan telah memberikan wewenang dan tanggung jawab pada bagian produksi untuk mengelola dan mengawasi

pelaksanaannya. Bagian yang melaksanakan kegiatan produksi setempat membuat suatu daftar biaya-biaya yang dikeluarkan dan setelah daftar tadi selesai dan sesuai dengan apa yang dikerjakan, maka daftar tersebut diserahkan kepada bagian keuangan.

Perusahaan juga telah membedakan biaya overhead pabrik menjadi overhead tetap dan overhead variabel. Yang digolongkan ke dalam overhead tetap adalah semua upah tidak langsung atau biaya tidal langsung, sedangkan yang digolongkan ke dalam overhead variabel adalah bahan pengemas.

Perusahaan menerapkan taksiran terhadap overhead pabrik ini sebesar persentase tertentu dari biaya bahan baku, bahan penolong dan biaya tenaga kerja langsung.

3. Pengawasan Melalui Anggaran Biaya Produksi

Perencanaan tanpa pengawasan merupakan pekerjaan yang tiada guna. Bagaimanapun baiknya suatu perencanaan, tidak akan mencapai tujuan tanpa adanya pengawasan. Pengawasan melalui anggaran dapat dilihat dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya, maka akan diperoleh varian baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Varians tersebut akan dianalisa untuk merumuskan tindakan korektif untuk masa yang akan datang.

Berikut ini akan disajikan perbandingan antara anggaran biaya produksi PT. Mutifa untuk tahun anggaran 2006 dengan realisasinya sebagai berikut :

Tabel 4.1

Perbandingan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Untuk Periode Januari - Desember 2006

BULAN ANGGARAN REALISASI SELISIH %

Januari Rp. 420.000.000 Rp. 318.470.000 Rp. 101.530.000 24,17 Februari Rp. 500.000.000 Rp. 433.534.000 Rp. 66.466.000 13,29 Maret Rp. 550.000.000 Rp. 525.985.000 Rp. 24.015.000 4,36 April Rp. 530.000.000 Rp. 432.374.000 Rp. 106.626.000 20,12 Mei RP. 575.000.000 Rp. 481.549.000 Rp. 93.451.000 16,52 Juni Rp. 550.000.000 Rp. 470.766.000 Rp. 79.234.000 14,40 Juli Rp. 470.000.000 Rp. 407.754.000 Rp. 62.246.000 13,24 Agustus Rp. 560.000.000 Rp. 470.739.000 Rp 89.261.000 15,94 September Rp. 535.000.000 Rp. 444.516.000 Rp. 90.484.000 16,91 Oktober Rp. 600.000.000 Rp. 534.900.000 Rp. 65.100.000 10,85 Nopember Rp. 715.000.000 Rp. 632.986.000 Rp. 82.014.000 11,47 Desember Rp. 674.000.000 Rp. 466.364.000 Rp. 180.636.000 27,92 JUMLAH Rp. 6.652.000.000 Rp.5.610.937.000 Rp.1.041.063.000 15,65 Sumber : PT. Mutifa Medan

Dari tabel diatas dapat diketahui adanya selisih sebesar 15,65% antara anggaran produksi dengan realisasinya. Perbedaan yang sangat besar ini diakibatkan karena seringnya bahan baku terlambat sampai ke gudang perusahaan ataupun juga karena bahan yang yang dipesan oleh perusahaan tidak tersedia di supplier. Bahan baku perusahaan sebesar 98% adalh bahan baku impor. Perbedaan yang mencolok ini juga disebabkan karena mesin yang digunakan dalam produksi

Dalam penyusunan anggaran biaya produksi ini, ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh bagian produksi, yaitu :

1. Penyediaan bahan-bahan untuk produksi

Sebelum bagian produksi mulai merencanakan barang yang akan diproduksi, bagian ini harus terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan gudang, untuk mengetahui apakah di gudang tersedia bahan baku serta bahan pengemas yang dibutuhkan. Jika ternyata bahan yang dibutuhkan tidak tersedia, atau ada kekurangan bahan, maka bahan tersebut segera disiapkan atau segera dilakukan pembelian atas bahan-bahan yang kurang tersebut. Hal ini diperhatikan agar bagian produksi dapat membuat perencanaan dengan akurat. 2. Perencanaan Produksi

Pada tahap ini, bagian produksi akan berkoordinasi dengan bagian penjualan untuk mengkonfirmasi apa saja yang kan diproduksi. Bagian penjualan membuat anggaran penjualan yang berdasarkan pada permintaan obat-obatan oleh pelanggan, subsisidi pemerintah, pengalaman penjualan tahun lalu, serta prakiraan permintaan pasar. Produksi dilaksanakan sesuai dengan kemampuan perusahaan, yang tergantung kepada daya kerja mesin serta tenaga kerja yang tersedia.

Setelah hal tersebut di atas terpenuhi, maka bagian produkssi akan menyusun anggaran produksi. Anggaran ini memaparkan jumlah bahan baku yang dibutuhkan, jumlah bahan pengemas yang dibutuhkan, banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan, berapa hari kerja, serta berapa kekuatan mesin yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan barang jadi.

Sebaiknya perencanaan barang jadi dibuat jika seluruh bahan tersedia di gudang, tetapi tidak selamanya hal tersebut dapat terpenuhi jika terdapat kekurangan bahan baku dan bahan pembantu, ataupun bahan pengemas di gudang, maka bagian produksi akan membuat perencanaan untuk jenis obat yang bahannya tersedia di gudang sambil menunggu pemesanan bahan yang belum tersedia. Perencanaan untuk jenis obat lainnya akan dibuat setelah jumlah bahan baku serta bahan pengemas yang dibutuhkan telah tersedia di gudang. Faktor lain yang diperhatikan dalam perencanaan ini adalah adanya kemungkinan yang tidak terelakkan, misalnya keterlambatan pengirimam bahan baku yang dapat saja diakibatkan bencana alam, ataupun juga seperti pada saat ini adanya nilai dolar yang terus berubah-ubah.

Di dalam pengawasan biaya produksi, perusahaan ini juga menerapkan suatu biaya standar yang merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar yang ditentukan.

Sistem ini mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar.

Berikut disajikan data biaya standar dan biaya sesungguhnya untuk produksi antalgin pada bulan Oktober 2006 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya Untuk Bulan Oktober 2006

Realisasi Anggaran S e l i s i h

B i a y a

Jumlah(kg) Harga(@) Jumlah(kg) Harga(@) Jumlah Harga %

Bahan Baku Antalgin Analum Sack Ractis Magu Stearot Tolcum Nipagin 50 3 5 0.4 1.6 0.025 88.400 3.500 15.070 15.000 6.500 157.760 55 2 4 0.5 1.8 0.020 87.000 3.175 20.000 16.350 9.225 149.850 5 (1) (1) 0.1 0.2 (0.005) (1.400) (325) (4.930) 1.350 2.725 (7.910) 9.09 -50 -25 20 11.11 25 60.025 286.230 63.32 285.600 3.295 (630) 5.20 Upah Langsung Overhead Polycellonium Brosur Mosfer Box Curegated Box Lain-lain 1 box 4 500 500 10 2 250 650.000 10 345 1.750 377.500 1 box 3 450 535 13 3 240 640.000 8 390 2.050 380.000 - (1) (50) 35 3 1 (10) (10.000) (2) 45 300 2.500 - -33.33 -11.11 6.54 23.07 33.33 1.016 1.029.605 1.004 1.022.448 (12) (7.157) -1.19 Sumber : PT. Mutifa

Selisih yang timbul pada data diatas terutama dikarenakan kondisi ekonomi, yang sebagian besar bahan baku yang digunakan untuk memproduksi antalgin berasal dari luar negeri/ diimpor dari Negara lain padahal nilai tukar mata uang kita masih belum stabil. Meskipun demikian, selisih yang ada tidak begitu besar. Dengan diterapkannya biaya, dalam hal ini perusahaan telah memperkecil

kemungkinan terjadinya selisih atu penyimpangan yang terjadi di dalam proses produksi.

3. Pengawasan

Pengawasan akuntansi

Pengawasan akuntansi meliputi semua cara dan prosedur yang berhubungan langsung dengan pengamanan harta milik. Umumnya pengawasan ini meliputi sistem pemberian wewenang dan sistem persetujuan, pemisahan tugas antara tugas operasional atau tugas yang berhubungan dengan penyimpanan harta kekayaan dan tugas pencatatan.

Pengawasan mutu

Mutu obat-obatan di PT. Mutifa diperiksa oleh bagian quality control yang membawahi sebuah laboratorium dimana pemeriksaan mutu obat-obatan dilakukan. Pemeriksaan mutu ini dilakukan untuk mengetahui apakah kadar obat-obatan sesuai dengan standar pharmathology atau sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Contoh :

Kadar alkohol biasanya adalah sebesar 96%, akan tetapi ada permintaan dari konsumen bahwa yang dibutuhkan adalah alkohol dengan kadar 70%. Tugas dari laboratorium adalah untuk menyesuaikan kadar tersebut menjadi 70% sesuai dengan permintaan pelanggan.

Ada batasan-batasan dalam penetuan mutu dari obat-obatan, yang paling bagus adalah 100%. Maksud dari batasan ini adalah untuk menentukan berapa besar penyimpangan mutu yang masih dapat ditolerir. Misalnya, batasan yang

ditentukan adalah 2%, maka mutu sebesar 98% atau 102% masih diperbolehkan.

Bagian pengawasan mutu ini juga bertugas untuk memusnahkan barang-barang yang mutunya dianggap rendah, atau barang-barang yang dianggap rusak sehingga tidak dapat dijual. Barang yang disangsikan mutunya tersebut diambil sampelnya dari gudang, kemudian diperiksa di laboratorium. Jika terbukti barang tersebut tidak baik atau mutunya tidak standar, maka dikeluarkan berita acara pemusnahan oleh bagian quality control. Berita acara pemusnahan ini berisikan nama barang, serta berapa barang yang rusak dikeluarkan dari gudang. Biasanya barang yang rusak tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam.

Pengawasan penyediaan bahan baku perusahaan masih kurang baik, hal ini dapat dilihat dari produksi perusahaan yang belum dapat mencapai target sesuai dengan anggaran. Bahan baku PT. Mutifa sebesar 98% merupakan bahan impor. Penyediaan bahan baku di gudang dilakukan berdasarkan anggaran produksi yang dibuat. Bahan baku disediakan di gudang 25% lebih besar dari bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi. Misalnya berdasarkan anggaran produksi bahan baku yang diperlukan adalah sebesar 2 ton. Diketahui bahwa ada persediaan bahan baku sebesar 1 ton di gudang, maka bahan baku yang dibeli oleh perusahaan adalah sebesar 1,5 ton sehingga bahan baku seluruhnya di gudang akan berjumlah 2,5 ton.

Pengawasan Fisik

Bahan baku yang dimiliki perusahaan disimpan di dalam gudang bahan baku, gudang bahan pengemas, dan gudang bahan jadi. Barang dalam proses berada di ruang produksi. Setiap gudang diawasi atau dipimpin oleh seorang kepala gudang yang dibantu oleh anggota-anggotanya. Jumlah anggota dalam gudang tergantung oleh banyaknya persediaan yang disimpan dalam gudang tersebut. Semakin banyak barang yang disimpan, anggota yang ditugasi untuk mengawasi gudang tersebut juga diperbanyak. Kepala gudang bertanggung jawab untuk memelihara serta menyimpan barang pada tempatnya sesuai dengan kebutuhan barang tersebut, misalnya barang-barang yang tidak tahan panas disimpan di dalam ruangan yang memiliki pendingin ruangan (air

conditioner).

Barang-barang yang dimasukkan ke dalam gudang adalah :

1. Hasil produksi perusahaan, yaitu merupakan obat-obatan yang dihasilkan melalui operasi perusahaan.

2. Barang yang sudah dijual kepada pelanggan tetapi dikembalikan, hal ini dapat terjadi karena :

a. mutu obat yang tidak cocok b. barang rusak

c. harga tidak cocok

d. kelebihan pembelian oleh pelanggan

3. Barang yang dibeli dari luar (bukan merupakan hasil produksi perusahaan).

4. Obat-obatan yang diminta untuk dijual dari bagian penjualan

5. Obat-obatan yang rusak atau mutunya tidak sesuai, dan akan dimusnahkan. 6. Obat-obatan untuk sumbangan bencana alam/inpres.

Gudang juga dilengkapi dengan sistem alarm yang dinyalakan pada malam hari, serta juga dilakukan penjagaan oleh petugas jaga perusahaan.

Untuk keamanan gudang, PT. Mutifa menetapkan beberapa peraturan yang harus diperhatikan oleh para karyawan perusahaan, yaitu :

1. Tidak dibenarkan untuk merokok serta menyalakan api di dalam gudang. 2. Bagi yang tidak berkepentingan dilarang keluar masuk gudang. Pihak yang

berkepentingan adalah petugas gudang, petugas yang ditunjuk untuk memeriksa gudang, ataupun yang diberi hak untuk masuk ke gudang

3. Tidak dibenarkan untuk menyimpan barang lain di gudang selain yang tercantum di dalam kartu persediaan.

Perusahaan mengadakan perhitungan fisik setiap setahun sekali. Petugas yang berwenang atas pelaksanaan perhitungan fisik ini adalah bagian akuntansi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait