• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Operasional Variabel Penelitian

4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP

5. Locus of Control denganPenghentian Prematur Atas Prosedur Audit

Menurut Donelly, et al. (2003), penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedures) dan penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature signing–off of audit steps without completion of the procedure). Penyebab auditor melakukan penyimpangan tersebut adalah karakteristik personal yang berupa lokus kendali eksternal (external locus of control), keinginan untuk berhenti kerja (turnover intentions), dan tingkat kinerja pribadi karyawan (self rate employee performance) yang dimiliki oleh para auditor. Hasil penelitian Donelly, et al. (2003) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005:936) juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dengan penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini diyakini kebenarannya karena individu dengan lokus kendali eksternal belum dapat mengendalikan hasil yang dicapai, oleh karena itu mereka lebih dapat menerima penyimpangan perilaku untuk dapat mengendalikan hasil yang ingin mereka capai agar dapat bertahan dalam lingkungannya.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika dan Wijayanti (2007:14), yang menyatakan bahwa locus of control eksternal mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007), dapat disimpulkan bahwa locus of control mempengaruhi praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara locus of control dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:

Ha5: Locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap

penghentian prematur atas prosedur audit.

6. Self Esteem in Relation to Ambition dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit

Menurut Irawati dan Mukhlasin (2005:936), harga diri dalam kaitannya dengan ambisi (self esteem in relation to ambition) memiliki hubungan positif yang tidak signifikan terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini dapat disebabkan karena ada faktor lain yang lebih dapat mempengaruhi penerimaan penyimpangan perilaku dalam diri auditor, seperti lokus kendali dan keinginan untuk berhenti bekerja. Meskipun demikian, self esteem in relation to ambition tetap diikutsertakan dalam model penelitian ini untuk menguji kembali pengaruh self esteem in relation to ambition terhadap penghentian

prematur atas prosedur audit karena auditor yang memiliki harga diri tinggi sebagai faktor penyebab tingginya ambisi memiliki peluang dalam melakukan berbagai cara untuk memperoleh apa yang diinginkannya, sehingga auditor dengan harga diri dan ambisi yang tinggi lebih dapat menerima dan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara self esteem in relation to ambition dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:

Ha6: Self esteem in relation to ambition berpengaruh secara signifikan

terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

7. Turnover Intentions dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit

Penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005:936) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara keinginan untuk berhenti bekerja (turnover intentions) dengan penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit dengan kondisi adanya lokus kendali eksternal dan komitmen pada organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan untuk berhenti bekerja dapat membuat seseorang menjadi kurang peduli terhadap apa yang ia lakukan di dalam organisasinya, sehingga lebih dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakutan akan kemungkinan jatuhnya sanksi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Donelly, et al. (2003). Menurut Donelly et al. (2003), keinginan untuk

berhenti bekerja memiliki hubungan positif dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit, dimana auditor dengan tingkat turnover intentions yang tinggi lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Donelly, et al. (2003), dapat disimpulkan bahwa turnover intentions mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas prosedur audit, maka keterkaitan antara turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

Ha7: Turnover intentions berpengaruh secara signifikan terhadap

penghentian prematur atas prosedur audit.

8. Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP, Locus of Control, Self Esteem in Relation to Ambition, serta Turnover Intentions dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.

Praktik penghentian prematur atas prosedur audit dapat disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor (faktor internal) dan faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Menurut Herningsih (2002) dan Weningtyas, et al. (2006), faktor eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit meliputi time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP. Sedangkan menurut Kartika dan Wijayanti

(2007), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Donelly, et al. (2003), faktor internal yang mengarah pada tindakan praktik penghentian prematur atas prosedur audit, diantaranya locus of control, turnover intentions, serta self esteem in relation to ambition. Interaksi antara karakteristik personal yang dimiliki auditor dengan tingkat penggunaan yang berlebihan dan faktor situasional saat melakukan audit yang kurang menguntungkan bagi auditor akan mendesak auditor untuk melakukan praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Oleh karena itu, diperlukan prosedur review dan kontrol yang baik oleh KAP untuk mendeteksi terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit.

Berdasarkan hasil dari penelitian Herningsih (2002), Weningtyas, et al. (2006), Kartika dan Wijayanti (2007), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Donelly, et al. (2003), dapat disimpulkan bahwa secara simultan time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antar faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

Ha8: Time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol

kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

L. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit yang merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran Risiko Audit (X2) (Herningsih (2002) dan Weningtyas, et al. (2006)) Materialitas (X3) (Herningsih (2002) dan Weningtyas, et al. (2006)) Prosedur Review dan Kontrol

Kualitas oleh KAP (X4) (Weningtyas, et al. (2006))

Self EsteemIn Relation to Ambition (X6)

Irawati dan Mukhlasin (2005)

Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit

(Y)

(Herningsih (2002) dan Weningtyas, et al.

(2006))

Turnover Intentions (X7)

(Donelly, et al. (2003) dan Irawati dan Mukhlasin (2005))

Time Pressure (X1) (Herningsih (2002) dan Weningtyas, et al. (2006))

Locus of Control (X5)

(Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007))

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteemin relation to ambition, serta turnover intentions terhadap variabel dependen, yaitu penghentian prematur atas prosedur audit. Populasi dari penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30). Metode convenience sampling digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer, auditor senior,

supervisor dan auditor junior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, directory kantor akuntan publik 2009, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan penghentian prematur atas prosedur audit.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor yang masih aktif bekerja di Kantor Akuntan Publik. Pengumpulan data kuisioner dilakukan dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu kuisioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002:154).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2005:19).

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2005:45).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable, jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2005:42).

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2005:91). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolonieritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel

independen (Ghozali, 2005:91). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso, 2004:203-206).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot(P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004:212).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot

menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163). Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002:211). Variabel independen terdiri dari time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions. Sedangkan variabel dependennya adalah penghentian prematur atas prosedur audit.

Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

Y : Penghentian prematur atas prosedur audit a : Konstanta (harga Y, bila X=0)

b1-7 : Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau

penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen)

X1 : Time pressure

X2 : Risiko audit

X3 : Materialitas

X4 : Prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP

X5 : Locus of control

X6 : Self esteem in relation to ambition

X7 : Turnover intentions

e : Error

Pengujian hipotesis dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005: 83).

b. Uji statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2005:84).

Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau

bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen

atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

c. Uji statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap

variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2005:84). Menurut Santoso (2004:120), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.

1. Time Pressure(X₁)

Time pressure merupakan suatu keadaan dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan (time budget pressure dan time deadline pressure). Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan oleh Weningtyas et al. (2006). Terdiri dari 5 (lima) item pertanyaan dengan menggunakan skala interval

(interval scale) 5 poin dari tidak pernah (1), jarang (2), kadang-kadang (3), sering (4) sampai selalu (5).

2. Risiko Audit(X₂)

Risiko audit dalam penelitian ini terkait dengan risiko deteksi, yang merupakan suatu ketidakpastian yang dihadapi oleh auditor dengan kemungkinan bahwa bahan bukti yang dikumpulkan tidak mampu mendeteksi adanya salah saji material. Risiko ini muncul saat auditor tidak melakukan konfirmasi, perhitungan fisik, dan melakukan pengurangan jumlah sampel. Variabel ini diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan oleh Weningtyas et al. (2006) dengan menggunakan skala interval (interval scale). Setiap responden diminta untuk menjawab 3 butir pertanyaan yang berkaitan dengan 5 poin penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).

3. Materialitas(X₃)

Materialitas ialah besarnya salah saji dari informasi akuntansi yang dalam kondisi tertentu akan berpengaruh terhadap perubahan pengambilan keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan. Auditor dapat menggunakan profesionalismenya untuk menetapkan tingkat materialitas pada suatu prosedur audit, seperti konfirmasi, perhitungan fisik, serta penentuan jumlah sampel. Variabel ini diukur dengan mengunakan 3 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan Weningtyas et al. (2006). Peneliti menggunakan skala interval (interval

scale) 5 poin berdasarkan penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).

4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP (X₄)

Prosedur review adalah pemeriksaan terhadap kertas kerja audit yang terkait dengan pemberian opini. Kontrol kualitas lebih berfokus pada pelaksanaan prosedur audit yang ditetapkan KAP sesuai dengan standar auditing. Metode pengukuran variabel menggunakan 5 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Malone dan Robert (1996) dan digunakan oleh Weningtyas et al. (2006) dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin berdasarkan penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).

5. Locus of Control (X₅)

Locus of control merupakan kondisi dimana individu meyakini bahwa mereka dapat menentukan nasibnya sendiri. Locus of control eksternal merupakan kondisi dimana individu-individu meyakini bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar, seperti nasib baik dan kesempatan. Variabel ini diukur berdasarkan 6 item pertanyaan locus of control eksternal menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5). Pertanyaan dalam variabel ini berdasarkan instrumen The Work Locus of Control (WLCS) yang dikembangkan oleh Spector (1988) dan digunakan oleh Donelly et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Mukhlasin (2007). Kriteria penilaian

locus of control eksternal ditunjukkan oleh nilai jawaban responden yang lebih besar dari mean score.

6. Self Esteem In Relation to Ambition (X₆)

Self esteem in relation to ambition mencerminkan kondisi dimana individu dengan harga diri tinggi yakin bahwa mereka memiliki kemampuan yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam bekerja. Sebaliknya, individu dengan harga diri rendah lebih rentan terhadap pengaruh luar. Pengukuran variabel ini menggunakan 4 item pertanyaan berdasarkan instrumen yang dikembangkan oleh Robbins (1996) dan Irawati dan Mukhlasin (2005) dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).

7. Turnover Intentions (X฀)

Turnover intentions merupakan keinginan (kesadaran atau kesengajaan) auditor untuk meninggalkan organisasi atau mencari alternatif pekerjaan di tempat lain. Auditor yang memiliki keinginan tinggi untuk berhenti dari KAP lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit, seperti penghentian prematur atas prosedur audit. Pengukuran variabel ini menggunakan 4 item pertanyaan berdasarkan instrumen yang dikembangkan oleh Scandura dan Viator (1994), Aranya et al. (1982) Dillard dan Ferris (1979) dan digunakan oleh Donelly et al. (2003) serta Irawati dan Mukhlasin (2005). Pertanyaan dinilai terbalik untuk menghindari adanya order effect dengan skala interval (interval scale) 5

poin dari sangat setuju (1), setuju (2), netral (3), tidak setuju (4) sampai sangat tidak setuju (5).

8. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit(Y)

Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan tindakan penghentian terhadap prosedur audit yang disyaratkan, tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi auditor berani untuk mengungkapkan opini atas laporan keuangan. Prosedur audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman bisnis dan industri klien, pertimbangan pengendalian internal, pertimbangan internal auditor klien, informasi asersi manajemen, prosedur analitik, konfirmasi, representasi manajemen, pengujian pengendalian teknik audit berbantuan komputer, sampling audit, serta perhitungan fisik. Pengukuran variabel ini menggunakan 10 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan oleh Weningtyas et al. (2006) dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari tidak pernah (1), jarang (2), kadang-kadang (3), sering (4) sampai selalu (5).

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran No. Butir Pertanyaan 1. Kurangnya anggaran waktu audit Skala Interval 1 2. Mengaudit beberapa perusahaan pada periode yang bersamaan Skala Interval 2 3. Melanggar anggaran waktu audit yang telah direncanakan Skala Interval 3 4. Penggunaan jam lembur saat mengaudit Skala Interval 4 Time Pressure (X₁) (Sumber: Herningsih (2001) dan Weningtyas et al. (2006)) Anggaran waktu audit 5. Waktu cadangan yang disediakan untuk mengaudit hal-hal yang tidak terduga Skala Interval 5 1. Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga Skala Interval 1 2. Tidak melakukan perhitungan fisik pada kas, investasi, persediaan, dan aktiva tetap Skala Interval 2 Risiko Audit (X₂) (Sumber: Herningsih (2001) dan Weningtyas et al. (2006)) Risiko deteksi tinggi 3. Mengurangi jumlah sampel audit Skala Interval 3 1. Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga Skala Interval 1 2. Pengurangan jumlah sampel audit Skala Interval 2 Materialitas (X₃) (Sumber: Herningsih (2001) dan Weningtyas et al. (2006)) Materialitas yang melekat pada prosedur audit rendah 3. Tidak melakukan pemeriksaan fisik terhadap kas dan persediaan

Skala Interval

3

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran No. Butir Pertanyaan 1. Tindakan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dideteksi Skala Interval 1 2. Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu dapat mendeteksi adanya masalah di KAP Skala Interval 2 dan 3

3. Proses review akan menemukan penjelasan yang lemah dari klien

Skala Interval 4 Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP (X₄) (Sumber: Herningsih (2001) dan Weningtyas et

Dokumen terkait