• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses alih fungsi di wilayah Kota Salatiga dari tahun 2011 setelah dikeluarkannya peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga tahun 2011-2030 segala bentuk proses alih fungsi lahan pertanian di kelola oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga. Kantor Pertanahan Kota Salatiga

melaksanakan beberapa hal yang berkaitan dengan proses alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian yang pertama adalah proses perizinan yang dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:

i. Pemohon alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian menyerahkan beberapa syarat seperti Salinan EKTP, sertifikat Hak Milik, Gambar Rencana Penggunaan Tanah, Surat Permohonan, Surat Pernyataan Permohonan syarat- syarat ini diberikan.

ii. Selanjutnya kantor Pertanahan Kota Salatiga membentuk panitia pertimbangan dengan beranggotakan beberapa pihak terkait dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian yang di pimpin oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga.

iii. Panitia yang telah dibentuk tersebut memilikki beberapa tanggung jawab yaitu untuk melakukan peninjauan ke lapangan serta membuat berita acara hasil peninjauan lapang yang selanjutnya diserahkan oleh Walikota Salatiga.

iv. Surat Keputusan boleh atau tidaknya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dilakukan di keluarkan oleh Walikota Salatiga setelah diterimanya berita acara yang dikeluarkan oleh panitia pertimbangan.

Proses alih fungsi ini ditata secara rapi oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga dengan melibatkan pihak- pihak yang berkaitan dengan alih fungsi lahan pertanian tersebut.

Walaupun proses alih fungsi yang di atur sebegitu rupa namun tetap memilikki beberapa permasalahan yang mengakibatkan proses tersebut tidak sesuai dengan tata cara yang ada. terlihat pada hasil penelitian yang di peroleh melalui hasil wawancara dengan pelaku alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayah Kota Salatiga beliau bapak Nur Yanto beliau menyampaikan bahwa proses alih fungsi yang beliau jalani melalui perantara calo serta biaya yang dikeluarkan guna mempercepat proses alih fungsi lahan pertanian tersebut hal inilah yang menjadikan proses alih fungsi lahan pertanian tidak lagi baik dan teratur seperti apa yang telah ditetapkan oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga.

Alih fungsi yang seharusnya diawasi oleh pihak-pihak yang disebutkan didalam panitia pertimbangan seperti Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga, Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kota Salatiga, Kepala Bapedda, Kepala Bagian Hukum SETDA, Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Salatiga, Camat, Lurah. Beberapa pihak inilah yang seharusnya bertanggung jawab dalam hal perizinan alih fungsi lahan pertanian serta melihat langsung dengan melakukan peninjuan lapangan. Namun yang terjadi pada faktanya pihak-pihak yang seharusnya melakukan peninjuan

lapangan serta bertanggung jawab untuk meneliti secara detail malah tidak hadir dan tidak melakukan peninjauan lapangan hal ini sudah jelas bahwa pemerintah kota Salatiga kurang begitu peduli mengenai alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian padahal hal ini sangatlah penting.

Namun pada dasarnya Kantor Pertanahan memilikki tahapan yang jelas mengenai proses yang harus dilalui mengenai izin alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di Wilayah Kota Salatiga. ijin alih fungsi yang dikeluarkan bukan berasal dari Kantor Pertanahn Kota Salatiga namun yang berhak mengeluarkan Ijin alih fungsi lahan adalah Walikota Salatiga Sebagai Kepala Daerah di wilayah Kota Salatiga. Walikota Salatiga hanya berperan sebagai proses akhir setelah proses awal dikerjakan oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga. sehingga bisa dikatakan bahwa Kantor Pertanahan Kota Salatiga sangat berperan penting dalam mengatur serta melaksanakan proses perizinan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayah kota Salatiga.

Walaupun sudah diatur sedemikian rupa alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian diwilayah Kota Salatiga tetap masih tinggi hal ini disebabkan adanya pihak-pihak yang memanfaatkan momen ini sebagai ladang untuk mencari keuntungan tanpa melihat dampak yang terjadi nantinya.

b. Proses Alih Fungsi Lahan Pertanian setelah tanggal 26 juni 2016

Proses alih fungsi lahan pertanian setalah dilakukannya pemindahan wewenang dari Kantor Pertanahan Kota Salatiga ke Pemerintah Daerah Kota Salatiga pemindahan wewenang ini tidak di awali dengan persiapan terlebih dahulu oleh pemerintah Kota Salatiga. pemerintah Kota Salatiga sampai saat ini tidak memilikki badan tersendiri didalam struktur pemerintahannya yang mengurus mengenai alih fungsi lahan pertanian di wilayah Kota Salatiga padahal wewenang mengenai proses alih fungsi lahan pertanian sudah di serahkan kepada pemerintah Kota Salatiga pada tanggal 26 Juni 2016.

Peran Kantor Pertanahan yang sebelumnya sangat komplek saat ini Kantor Pertanahan hanya seagai Pertimbangan teknis tanah dan pertimbangan teknis tanah tersebut hanyalah sebagai syarat untuk megajukan ijin alih fungsi lahan pertanian ke Pemerintah Kota Salatiga. keterlibatan pihak-pihak yang berkaitan dengan alih fungsipun saat ini sudah tidak ada lagi dikarenakan pertimbangan teknis pertanahan dilakukan oleh kantor pertanahan sendiri tanpa melibatkan pihak lain seperti sebelum pemindahan wewenang ke Pemerintah Kota Salatiga.

Tidak adanya kesiapan dari pemerintah Kota Salatiga menyebabkan proses alih fungsi lahan pertanian tidak lagi teratur seperti pada saat proses alih fungsi diproses oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga. hal ini juga menyebabkan proses alih fungsi per tanggal 26 Juni 2016 tidak lagi terkendali dikarenakan

tidak adanya kesiapan dari pemrintah untuk melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayahnya.

Pemohon alih fungsi yang awalnya bekerja satu kali saat ini pemohon alih fungsi lahan bekerja dua kali dengan melewati dua proses yaitu proses untuk penerbitan risalah yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga dan proses kedua adalah proses ijin alih fungsi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga. setelah pemindahan wewenang tersebut proses alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dipandang lemah dan mudah untuk disalah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dikarenakan pemerintah kota Salatiga membentuk tim ijin alih fungsi secara dadakan yang dipimpin oleh Walikota Salatiga karena tidak adanya bidang tersendiri yang menangani mengenai alih fungsi di pemerintah kota Salatiga.

Menurut keterangan yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga Proses alih fungsi lahan ini walaupun dilakukan secara dua tahap namun dipandang lebih mudah dalam memperoleh ijin alih fungsi dikarenakan pemerintah kota Salatiga tidak memilikki kesiapan yang matang untuk menangani proses alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian.

2. Pengaturan Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi non Pertanian di

Dokumen terkait