• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A.Consumer Behavior

D. Visual Merchandising

3. Proses Buying Decision

Dalam keputusan pembelian, terdapat proses yang mesti dilalui oleh

seorang konsumen untuk memutuskan apakah akan membeli dan

menggunakan sebuat produk atau jasa. Proses keputusan pembelian

menurut Kotler dan Keller (2012:166-172) terdiri dari lima tahap, yaitu:

a. Pengenalan masalah

Pengenalan masalah atau kebutuhan muncul karena adanya

rangsangan internal dan eksternal. Jika rangsangan menimbulkan

perbedaan antara keadaan yang diinginkan seseorang dengan keadaan

aktual orang tersebut, maka akan timbul kebutuhan (Mowen dan

Minor, 2002:206). Menurut Sumarwan (2011:25) kebutuhan yang

dirasakan bisa berupa kebutuhan utilitarian, yaitu kebutuhan akan

manfaat fungsional dan kebutuhan ekspresive atau hedonik, yaitu

27

b. Pencarian informasi

Saat kebutuhan muncul, kebutuhan ini akan menghasilkan

dorongan. Apabila seseorang mengalami keadaan dorongan ini,

mereka terlibat dalam perilaku berdasarkan tujuan. Hal ini dilakukan

untuk meringankan atau menyelesaikan masalah, seperti pencarian

informasi, berbicara dengan konsumen lain tentang produk. Konsumen

akan aktif mencari informasi yang relevan dengan mereka (Mowen

dan Minor, 2002:207).

Menurut Kotler dan Keller (2012:167) sumber informasi utama

yang konsumen terima jatuh ke dalam empat kelompok yaitu: pribadi

(keluarga, teman, tetangga, kenalan), komersial (iklan, web site, pelayan toko, dealers, packaging, displays), public (media masa, organisasi penilaian konsumen), pengalaman (penanganan,

pemeriksaan, penggunaan produk).

c. Evaluasi alternatif

Pertama, konsumen mencoba untuk memuaskan kebutuhan.

Kedua, konsumen mencari manfaat dari penyelesaian produk. Ketiga,

konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut,

dimana konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut

yang memberikan manfaat untuk memuaskan kebutuhan. Kemudian

28

mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling

disukai (Kotler dan Keller, 2012:168-170).

d. Keputusan pembelian

Untuk memudahkan konsumen dalam pemilihan merek, digunakan

kaidah keputusan konsumen yang disebut heuristik. Kaidah ini

mengurangi beban untuk membuat keputusan yang kompleks, salah

satunya adalah heuristik leksikografis yaitu konsumen memilih merek

terbaik berdasarkan atribut yang dianggap paling penting (Kotler dan

Keller, 2012:170). Misalnya konsumen membeli produk yang terbaik

mungkin menunjukkan bahwa konsumen berorientasi kualitas,

konsumen membeli produk yang paling bergengsi mungkin

menunjukkan bahwa konsumen berorientasi status, konsumen membeli

produk yang murah mungkin mengungkapkan bahwa konsumen

tersebut berpikiran ekonomis (Schiffman dan Kanuk, 2008:509).

e. Perilaku pasca pembelian

Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika

memenuhi harapan, konsumen puas, jika melebihi harapan, konsumen

sangat puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli

produk kembali dan membicarakan hal-hal menyenangkan atau tidak

menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain (Kotler dan

29 F. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan

hedonicconsumption tendency, fashion involvement, visual merchandising dan

consumer buying decisionpada penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti merujuk pada empat penelitian terdahulu. Penelitian pertama

dilakukan oleh Puspa Budiani, Aprianti EP dan Widiartanto dengan judul

“Pengaruh Atribut Toko dan Fashion Involvement terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Matahari Departement Store Paragon Mall Semarang)”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik

accidental sampling.Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden yang melakukan pembelian di Matahari Departement Store Paragon Mall

Semarang. Dari hasil analisis diketahui bahwa secara parsial, variabel atribut

toko memberikan kontribusi pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar

15,3 %, sedangkan fashion involvement memberikan kontribusi pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 43,6 %.

Penelitian kedua dilakukan oleh Gede Wira Kusuma, Syafiie Idrus, Atim Djazuli dengan judul “ The Influence of Hedonic Shopping Motivations on BuyingDecision with Gender as Dummy Variable:(A Study on Consumers at the Hardy’s Mall Singaraja, Kabupaten Buleleng, Indonesia)”. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel sebanyak 360 responden yang telah mengunjungi Hardy Mall Singaraja dan telah

berbelanja lebih dari dua kali. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa

30 shoppingberpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan jenis kelamin secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian,

sedangkan gratification shoppingtidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh M Krishnakumar dengan judul “The Role of Visual Merchandising in Apparel Purchase Decision”. Penelitian ini menggunakan teknik convenience samplingdalam menentukan responden. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dimana

58 responden pria dan 42 responden wanita yang diambil dari individu rumah

tangga yang tinggal di daerah Coimbatore yaitu kota kosmopolitan di Tamil

Nadu. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa 48% responden setuju

bahwa visual merchandising membantu dalam pengambilan keputusan. Lima puluh enam persen (56%) responden setuju untuk memilih berbelanja di toko

yang visual merchandising menarik. Lima puluh persen (50%) dari responden setuju bahwa tampilan depan toko memainkan peranan penting dalam menarik

pelanggan. Lima puluh empat persen (54%) responden setuju store design

membantu dalam keputusan pembelian. Lima puluh lima persen (55%) dari

responden sangat setuju bahwa pencahayaan yang baik akan meningkatkan

keputusan pembelian pakaian.

Penelitian keempat yang dilakukan oleh A O’cass dengan judul “An Assessment of Consumers Product, Purchase Decision, Advertising and Consumption Involvement in Fashion Clothing”. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat keterlibatan konsumen dengan menggunakan empat

31

tipe keterlibatan, yaitu : keterlibatan pakaian fashion, keterlibatan keputusan pembelian, keterlibatan iklan dan keterlibatan konsumsi. Adapun penentuan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik convenience sampling.

Sampel yang digunakan sebanyak 450 responden dari Universitas Australia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara wanita dan pria dalam tingkat keterlibatan. Dari keempat tipe

keterlibatan tersebut ditemukan bahwa keterlibatan pakaian fashionuntuk wanita lebih besar dibandingkan pria dengan nilai 2,57, sedangkan pria

nilainya 1,95 dengan signifikansi 0,001. Untuk keterlibatan keputusan

pembelian, wanita memiliki nilai lebih besar dibandingkan pria dengan nilai

3,40 dan pria 2,59 dengan signifikansi 0,001. Untuk keterlibatan iklan, wanita

memiliki nilai lebih besar dibandingkan pria dengan nilai 2,91 dan pria 2,40.

Begitu juga dengan keterlibatan konsumsi, wanita memiliki nilai lebih besar

dibandingkan pria dengan nilai 2,76 dan pria 2,21.

Dokumen terkait