• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Desain Penanaman Theme Park Sentul Nirwana

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Proses Desain Penanaman Theme Park Sentul Nirwana

Tujuan dari proyek Theme Park Sentul Nirwana adalah untuk mengakomodasi berbagai aktifitas manusia yang sangat membutuhkan suatu area rekreasi yang dapat memberikan hiburan, penyegaran, dan meningkatkan pengetahuan. Tujuan dari desain Theme Park Sentul Nirwana itu sendiri adalah menyediakan ruang terbuka yang berkualitas dan menciptakan integrasi antara bangunan, wahana permainan, dan lingkungannya dengan nuansa jungle (rimba).

Tahapan kegiatan yang dikerjakan pada proyek desain penanaman Theme Park Sentul Nirwana melalui tahapan desain yang digunakan oleh perusahaan ECI telah diaplikasikan pada beberapa proyek yang telah diselesaikan. Desain penanaman menjadi fokus utama pekerjaan arsitek laskap yang dalam proyek ini dikerjakan oleh perusahaan ECI. Proses yang dilalui dalam desain penanaman mengalami modifikasi sesuai kebutuhan dalam setiap tahapannya.

4.3.1 Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal suatu proyek, dilakukan berbagai persiapan yang berhubungan dengan teknis dan urusan administrasi proyek. Estimasi waktu penyelesaian proyek, penyelesaian gambar sampai final produk hasil desain didiskusikan pada tahap ini dengan tujuan agar klien dan perusahaan

tidak mengalami kerugian dan kesalahpahaman pada pelaksanaan proyek. Pada pertemuan pertama klien menyampaikan keinginannya mengenai Theme Park

Sentul Nirwana pada forum rapat yang dihadiri oleh pimpinan perusahaan ECI, dan pimpinan perusahaan di bidang lainnya seperti teknik sipil dan arsitek. Pertama klien menjelaskan tujuan dari pembangunan Sentul Nirwana yaitu membangun suatu kawasan megaresidensial yang terintegrasi dengan kawasan Sentul City dan Bogor Nirwana Residence. Sentul Nirwana akan menggabungkan beragam kebutuhan dan fasilitas hunian, edutainment, leisure, hospitality, dan olahraga.

Pada kesempatan yang sama, kawasan Sentul Nirwana ini juga ingin dilengkapi dengan sebuah theme park seluas 40 ha. Selanjutnya keinginan klien terhadap theme park adalah menjadikannya ruang terbuka yang berkualitas dan menciptakan integrasi antara bangunan, wahana permainan, dan lingkungannya dengan nuansa jungle (rimba). Pada tahap ini, pimpinan perusahaan mendapatkan peta dasar yang sudah dihasilkan oleh arsitek dalam tim desain proyek ini. Peta dasar tersebut digunakan sebagai acuan untuk dapat melanjutkan ke tahap desain

theme park berikutnya.

Klien menginginkan arsitek lanskap mendesain pola penanaman di setiap area pada theme park. Maka pada tahap persiapan ini pimpinan mendapatkan master plan seperti yang disajikan pada lampiran 3. Pada pertemuan pertama klien menjelaskan keinginannya kepada arsitek lanskap, kemudian terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Kemudian pihak perusahaan mempersiapkan usulan kegiatan yang lebih rinci yang mencakup pelayanan, bentuk produk dan biaya. Ketika klien menyetujuinya selanjutnya kedua belah pihak menandatangani kontrak kerja. Dengan begitu maka telah resmi dilakukan tahap penerimaan proyek (project acceptance).

4.3.2 Inventarisasi

Proyek yang berlokasi di Jalan MH Thamrin Sentul City Bogor ini memiliki luas sekitar 40 ha dan luas area pekerjaan arsitektur lanskap sekitar 16.000 m². Karena lokasi proyek berada di Bogor, maka secara umum tapak memiliki iklim tropis dengan suhu udara yang panas. Suhu rata-rata setiap bulan

kota Bogor adalah 26 °C. Sebelum tahap desain yang dilakukan oleh arsitek, kondisi eksisting tapak merupakan lahan kosong dan pemukiman. Saat proses desain yang akan dilakukan ECI, sebagian area tapak sudah mulai dalam proses pembangunan gedung. Keadaan topografi berdasarkan hasil site plan yang dihasilkan arsitek merupakan area yang relatif datar. Tahap inventarisasi tapak yang dilakukan oleh perusahaan secara umum dilakukan pada tapak secara keseluruhan dan secara khusus dilakukan pada area yang menjadi pekerjaan arsitektur lanskap sesuai permintaan klien.

Kegiatan inventarisasi dilakukan pada area rockygate, area rotunda, area downtown, area carnivalia, area parkir, area eksplora, area tropicalia, dan area mysteria. Area-area tersebut dalam kondisi yang berbeda. Area rockygate masih merupakan pemukiman, area parkir, area downtown, area rotunda dalam tahap pembangunan, sedangkan area carnivalia, area eksplora, area tropicalia, dan area mysteria dalam tahap persiapan lahan.

4.3.2.1Area dalam tahap study kelayakan lahan

Area yang dalam tahap study kelayakan lahan merupakan area yang dalam prosesnya masih menyelesaikan tahap pembebasan lahan. Kondisi eksisting di lapangan masih berupa pemukiman. Area ini mencakup area rockygate yang merupakan entrance dari Theme Park.

Area Rockygate. Inventarisasi pertama dilakukan pada area yang direncanakan sebagai akses utama masuk ke Jungleland. Area rokcygate terdapat di bagian selatan theme park secara keseluruhan. Klien memberi kesempatan kepada perusahaan ECI untuk mendesain dan memasukkannya sebagai pekerjaan arsitek lanskap. Kondisi area rockygate gersang, panas, berdebu, dan banyak asap kendaraan bermotor karena berbatasan langsung dengan area yang sedang dilakukan pembangunan. Selain itu area ini masih dalam hunian warga setempat. Setelah dilakukan konfirmasi kepada pengembang, ternyata sebagian area rockygate belum disetujui warga mengenai pembebasan lahan untuk keperluan pembangunan proyek ini. Zona rockygate dengan foto-foto kondisi eksistingnya dapat dilihat pada Gambar 39.

Gambar 39. Zona area rockygate

4.3.2.2Area dalam tahap pembangunan

Area yang dalam tahap pembangunan merupakan area yang telah menyelesaikan tahap study kelayakan lahan dan persiapan lahan. Kondisi eksisting di lapangan terdapat pola-pola desain dan bangunan-bangunan yang telah disesuaikan dengan desain yang ada.

Area Rotunda. Klien memberi kesempatan kepada perusahaan ECI untuk mendesain dan memasukkan area rotunda sebagai pekerjaan arsitek lanskap. Kondisi area rotunda gersang, panas, berdebu, dan banyak asap kendaraan bermotor karena sedang dilakukan pembangunan. Pada area ini relatif lebih didominasi oleh softscape atau green area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap. Hanya sebagian area kecil pada Rotunda yang telah ditentukan penempatan planter box dan titik-titk pohonnya oleh arsitek. Sebagian besar area lainnya diberikan sepenuhnya kepada perusahaan ECI untuk menentukan green area dan desain penanamannya. Maka untuk area ini, kontribusi arsitek lanskap adalah menentukan green area dan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan. Zona area rotunda beserta inventarisasi tapak dapat dilihat pada Gambar 40.

m

Gambar 40.Zona area rotunda

Area Downtown. Area downtown merupakan area yang sangat diharapkan oleh klien menjadi area yang paling memberikan kesan khas ketika

user mengunjungi Jungleland. Area ini dapat disebut sebagai area transisi karena

merupakan area yang akan dilalui oleh user sebelum memasuki area-area yang memiliki wahana-wahana. Area ini dibentuk memanjang dengan pedestrian track

ditengahnya yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan.

Area downtown juga berbatasan langsung dengan sungai yang terletak di arah utaranya. Sebelah barat berbatasan dengan area rotunda, sedangkan pada sebelah timur sampai selatan area ini berbatasan dengan area carnivalia. Pada sebelah selatan juga berbatasan langsung dengan area parkir yang dapat memudahkan pengelola dan pengunjung untuk dapat langsung memasuki area ini.

Pada area ini relatif lebih didominasi oleh perkersaan atau hardscape.

Planter box dan titik-titk pohon telah ditentukan oleh arsitek. Maka untuk area ini,

kontribusi arsitek lanskap lebih dominan pada penentuan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan. Zona area downtown beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 41.

m

Gambar 41.Zona area downtown

Area Parkir. Inventarisasi selanjutnya dilakukan pada area yang direncanakan sebagai tempat parkir di Jungleland. Area parkir ditempatkan di dua posisi yaitu terletak di arah barat dan timur yang berhubungan langsung dengan area rockygate sebagai akses utama masuk Jungleland. Klien memberi kesempatan kepada perusahaan ECI untuk mendesain dan memasukkannya sebagai pekerjaan arsitek lanskap. Kondisi area parkir gersang, panas, berdebu, dan banyak asap kendaraan bermotor karena sedang sedang dilakukan pembangunan. Area parkir ditempatkan pada area yang mendekati area rockygate sebagai entrance area. Hal tersebut agar memudahkan para pengunjung dan pengelola untuk dapat parkir di area yang mudah di jangkau.

Pada area ini relatif lebih didominasi oleh perkersaan atau hardscape.

Planter box dan titik-titk pohon telah ditentukan oleh arsitek. Maka untuk area ini,

kontribusi arsitek lanskap adalah menentukan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan. Zona area parkir beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 43.

m

Gambar 42. Zona area parkir

4.3.2.3Area dalam tahap persiapan lahan

Area yang dalam tahap persiapan lahan ini merupakan area yang dalam prosesnya sedang menyelesaikan pembersihan lahan dan menentukan titik-titik wahana-wahana yang akan di tempatkan. Kondisi eksisting di lapangan meruapakan hamparan tanah yang sedang diratakan dan sebagian area telah dibuat jalur sirkulasi untuk memudahkan kendaraan-kendaraan besar seperti Beko dan Truk masuk dan keluar area.

Area Carnivalia. Area Carnivalia merupakan area yang berbatasan langsung dengan area downtown, area parkir, dan sungai. Akses yang dapat dilalui untuk masuk ke area ini dapat melawati area downtown terlebih dahulu. Kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan dengan sebagaian area telah dibuat jalur sirkulasi dengan material beton (Gambar 44). Pada area ini akan dibangun fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas tersebut diantaranya Lampion Garden, Dytona, Sky Cycle, Circus train, Air Race, Carousel, Disc-O, 3 Point Basket, Mini Tower, Adult Bumper Car, Rumah Kaca, Ferish Wheel, dan Resto.

m

Gambar 43.Zona area carnivalia

Area Eksplora. Area eksplora merupakan salah satu dari tiga area yang letaknya terpisahkan oleh sungai dengan area downtown, carnivalia, rockygate, rotunda, dan tempat parkir. Akses menuju area ini dapat ditempuh menyeberangi sungai melalui jembatan yang terhubung antara area downton dan area tropicalia.

Pada sebelah utara berbtasan dengan area yang direncanakan sebagai area untuk pengembangan theme park. Pada sebelah selatan berbatasan langsung dengan sungai. Pada sebelah timur berbatasan langsung dengan area tropicalia. Pada sebelah barat terdapat akses menuju ke area rotunda.

Pada area ini akan dibangun fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa taman, bangunan-bangunan komersil, dan wahana-wahana permainan. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya Dino Zoo, Thematic Garden, Lab Biologi, Galeri Kerang, Lab Fisika, Insectarium, Safari Candi, dan Resto. Masing-masing fasilitas tersebut akan disajikan dalam satu kesatuan tema yang dapat memberikan suatu kesan kepada pengunjung. Sama seperti area carnivalia kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan (Gambar 45).

m

Gambar 44. Zona area eksplora

Area Tropicalia. Area ini terletak diantara area eksplora dan area mysteria. Akses menuju area ini dapat ditempuh melalui jembatan yang terhubung langsung dengan area downtown. Kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan.

Pada sebelah utara berbtasan dengan area yang direncanakan sebagai area untuk pengembangan theme park. Pada sebelah selatan berbatasan langsung dengan sungai. Pada sebelah timur berbatasan langsung dengan area mysteria. Pada sebelah barat terdapat akses menuju ke area rotunda.

Pada area ini akan dibangun fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa taman, bangunan-bangunan komersil, dan wahana-wahana permainan. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya Chidren Playground, Thematic Garden, Jungle Swing, Harvest Time, Mushola, North Pole, Ular Tangga Outdoor, dan Resto. Masing-masing fasilitas tersebut akan disajikan dalam satu kesatuan tema yang dapat memberikan suatu kesan kepada pengunjung. Zona tropicalia beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 46.

m

Gambar 45. Zona area tropicalia

Area Mysteria. Area Mysteria merupakan area yang berbatasan langsung dengan area tropicalia. Akses yang dapat dilalui untuk masuk ke area ini dapat melawati area downtown dan area tropicalia terlebih dahulu. Kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan dengan sebagaian area telah dibuat jalur sirkulasi dengan material beton. Pada sebelah utara dan sebelah timur berbatasan dengan area yang direncanakan sebagai area untuk pengembangan theme park. Pada sebelah selatan berbatasan langsung dengan sungai.

Pada area ini akan dibangun fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa taman, bangunan-bangunan komersil, dan wahana-wahana permainan. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya Dark Rides, Hydrolift, Giant Egg, Elevated Coaster, Boat Blaster, Spinning Coaster, Magic Bike, dan Resto. Masing-masing fasilitas tersebut akan disajikan dalam satu kesatuan tema yang dapat memberikan suatu kesan kepada pengunjung. Zona area mysteria beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 47.

m

Gambar 46. Zona area mysteria

Kegiatan pada tahap riset dan analisis adalah persiapan rencana dasar tapak dan mengadakan inventarisasi tapak atau tahap pengumpulan data kemudian melakukan analisis (evaluasi data). Penelusuran dilakukan pada tapak secara keseluruhan dan pada area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap pada khususnya, melakukan identifikasi potensi dan kendala, dan mengevaluasi karakteristik tapak. Meskipun tahap analisis tapak dilakukan setelah tahap ini namun tetap melakukan beberapa analisis ringan dengan melihat dan merasakan langsung kondisi pada tapak yang akan didesain (feel of the land). Lalu dilakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk menambah data-data yang relevan sebagai bahan untuk melakukan desain pada tahap-tahap berikutnya.

Data yang dikumpulkan oleh perusahaan merupakan data primer yang diambil secara langsung dari tapak. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah melalui site survey ke lokasi proyek secara langsung dan wawancara dengan pihak klien dan pihak lainnya yang berhubungan dengan proyek. Data primer ini merupakan semua data eksisting yang ada pada tapak m

dengan melakukan pengambilan dokumentasi berupa foto, wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan proyek dan data sekunder berupa studi pustaka.

Peta dasar (base plan) sudah tersedia dari klien baik berupa soft file

maupun hard copy. Jika tidak ada base plan maka perusahaan berusaha mengambil data awal berupa peta dasar dari google map dari internet untuk mengetahui lokasi proyek yang dikerjakan. Data primer maupun data sekunder yang berhubungan dengan proyek sangat penting dan dibutuhkan untuk keperluan tahap desain selanjutnya yaitu tahap analisis tapak. Kelengkapan yang dimiliki oleh perusahaan sangat membantu dalam tahap inventarisasi.

Pada tahap ini data inventarisasi yang dibutuhkan oleh perusahaan sudah cukup lengkap untuk dapat melanjutkan ke tahap desain berikutnya. Proyek ini dikerjakan secara tim sehingga data mengenai tapak akan selalu diberitahukan, dan bila ada data yang dibutuhkan dapat dilengkapi sesuai dengan profesi masing- masing dalam tim. Inventarisasi yang dilakukan perusahaan tidak disajikan secara spasial, tetapi hanya disajikan berupa data deskriptif dan data visual (foto-foto eksisting pada tapak). Mahasiswa berinisiatif untuk menyajikannya peta situasi dalam bentuk spasial. Peta situasi tapak secara spasial disajikan pada Gambar 47.

4.3.3 Analisis dan Sintesis

Setelah melakukan inventarisasi tapak, tahap selanjutnya dalam proses desain yang dilakukan oleh perusahaan ECI adalah tahap analisis tapak. Metode analisis yang digunakan adalah analisis cepat atau quick analysis. Kegiatan analisis tapak bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap data yang diperoleh pada tahap inventarisasi tapak. Metode quick analysis tersebut dilakukan karena keinginan klien atas suatu produk dalam waktu yang cepat sehingga kecepatan dalam melakukan desain perlu diperhitungkan waktunya. Metode analisis cepat dilakukan dengan melihat kembali pada area-area yang dilakukan inventarisasi lalu mengidentifikasi potensi dan kendala yang ada pada setiap area. Nantinya pada tahap konsep masing-masing area yang potensial ditonjolkan pengembangan fitur lanskapnya.

Gambar 47.Peta Situasi Theme Park 68 m PETA SITUASI Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

Theme Park Sentul Nirwana akan dibuat dengan desain yang memiliki suasana jungle. Secara umum kondisi eksisting tapak memiliki iklim yang cukup panas membuat desain pada tapak membutuhkan penambahan penanaman tanaman untuk meningkatkan kualitas iklim mikro. Peningkatan kualitas lingkungan dapat tercapai dengan banyaknya penggunaan tanaman pada tapak dengan penanaman secara masal (mass planting) atau dapat juga dilakukan penanaman secara cluster atau berkelompok.

Selain perbaikan iklim mikro, mass planting sangat baik diterapkan karena dapat berfungsi sebagai penutup tanah agar mengurangi kesan gersang dan banyak debu pada tapak. Selanjutnya langkah dalam melakukan analisis tapak menyesuaikan langkah pada saat melakukan inventarisasi tapak yang kemudian dilakukan evaluasi pada setiap area yang telah dilakukan inventarisasi tapak.

Tapak yang gersang ini membutuhkan penurunan iklim mikro yang dapat dilakukan dengan penanaman massal sehingga meciptakan suasana alami yang semarak. Tapak juga membutuhkan penanaman karakter pohon yang dapat mengarahkan pengguna kendaraan. Pohon yang memiliki karakter spread juga sangat dibutuhkan untuk menaungi para pejalan kaki mau pun kendaraan.

Mengingat tahap inventarisasi pada tapak yaitu dengan adanya beberapa rumah penduduk yang tidak dibebaskan lahannya, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas visual karena bad view yang diakibatkan oleh dinding-dinding rumah maka visual dari tapak kearah dinding rumah sebaiknya diberi screen.

Pemilihan tanaman yang akan digunakan pada tapak harus disesuaikan karakteristiknya. Pohon yang digunakan sebaiknya tanaman yang tinggi, besar dan memiliki daun yang tidak mudah gugur, dan akar yang ramah dan tidak merusak struktur. Sedapat mungkin menggunakan tanaman dengan konsep monumental yang akan memberikan kesan megah. Fitur-fitur lanskap yang dapat dikembangkan pada tapak sama antara area satu dengan yang lainnya agar memiliki kesatuan tema desain. Secara umum tanaman yang diperlukan untuk mendukung konsep jungle adalah tanaman yang dapat memberikan kesan visual yang dapat menintegrasikan pandangan ke arah bangunan-bangunan.

Sebagian area pada tapak berdasarkan site plan yang dihasilkan oleh arsitek telah terdapat desain untuk planting area di beberapa area pada tapak.

Arsitek lanskap hanya menentukan tanaman yang akan digunakan. Pada tapak terdapat planter box, maka penanaman akan menggunakan pohon fitur yang memiliki kesan jungle sedangkan pada planter box akan menerapkan konsep penanaman masal untuk menciptakan suasana alami yang semarak.

Selanjutnya sebagian area lainnya pada tapak memerlukan anaisis lebih lanjut untuk menentukan green area/area yang sebaiknya diberikan desain penanaman yang selanjutnya menjadi pekerjaan arsitek lanskap. Dari siteplan

yang telah dibuat oleh pihak arsitek dan dari hasil analisis dapat diketahui area mana saja yang merupakan area pekerjaan arsitek lanskap (green area) pada tapak. Maka kontribusi arsitek lanskap adalah menentukan green area dan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan.

Mengingat site plan yang telah dibuat oleh arsitek pada proyek, secara umum tapak merupakan area yang datar yang relatif akan memudahkan pekerjaan desain arsitek lanskap. Pada area tapak terdapat titik yang menjadi perhatian sebagai potensi dan juga kendala yaitu potensi penanaman, potensi sirkulasi, dan area yang berbahaya (danger area).

Tapak secara umum didominasi oleh pekerjaan desain bagi arsitek lanskap. Proyek Jungleland phase 1 seluas 32 ha (320.000 m2) dapat dibagi atas:

1. Buildings & hardscape area (road dan pedestrian) = 158.000 m2 2. Planting area = 162.000 m2

Tapak secara umum didominasi oleh green area atau area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap. Sinar matahari banyak diterima oleh tanaman karena pada tapak ini tidak terlalu banyak terdapat bangunan gedung. Berpotensi untuk memaksimalkan penghijauan dengan pemilihan tanaman yang variatif.

Tapak memiliki luasan green area yang relatif menyatu (unity). Area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap ini memiliki potensi sirkulasi yaitu dapat menerapkan berbagai macam pola sirkulasi seperti linear dan circle jika desain yang akan diterapkan pada area tersebut akan memberikan akses kepada user. Tapak ini memiliki luasan sungai di hampir setiap bagian areanya. Batas antara badan air dan daratan tidak dilengkapi oleh penghalang sehingga berbahaya bagi

Desain penanaman pada tapak secara keseluruhan berdasarkan permintaan klien adalah menjadikannya sebagai Theme Park yang harus didesain secara kreatif tanpa selalu harus dibatasi oleh desain yang telah ditentukan oleh arsitek. Pihak perusahaan ECI diberikan kesempatan untuk tetap memberikan alternatif desain yang dapat mendukung konsep jungle dengan memperhatikan fungsional dan estetika. Analisis tapak yang dilakukan perusahaan sangat mementingkan pada fungsi dan estetika yang akan dicapai, peluang untuk direalisasikan yang harus menyesuaikan dana yang dimiliki klien, serta mempertimbangkan pula keinginan dari klien dan keberlanjutan tapak agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Gambar 48 merupakan contoh analisis secara spasial.

Analisis tapak dilakukan pada setiap area yang ada pada tapak seperti letak dan luas tapak, aksesibilitas, iklim, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi. Namun pada pelaksanaannya biasanya pihak perusahaan melakukan analisis pada aspek yang sangat berpengaruh pada desain tapak saja. Analisis yang

Dokumen terkait