• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Desain dan Sistem Kerja

5. Car Lawn

5.2 Managemen Kerja dalam Penanganan Proyek House of Woodneuk Sultan of Johor Sultan of Johor

5.2.4 Proses Desain dan Sistem Kerja

Proses desain yang dilakukan di AECOM dilakukan dengan standar pekerjaan yang telah ditetapkan pada perusahaan AECOM itu sendiri. Namun harus ditekankan bahwa setiap proyek adalah memiliki kontrak yang berbeda-beda dengan klien sehingga proses yang dilakukan dapat bersifat menyesuaikan.

Perbandingan proses desain menurut Booth dan AECOM Singapore (LA Team) dapat dilihat pada Gambar 72. Terdapat beberapa perbedaan proses desain jika dibandingkan menurut Booth. Pada Booth, tahapan research and analysis termasuk di dalamnya kegiatan data collection terpisah dari tahapan design dan construction drawing, sedangkan menurut AECOM tahapan data collection masuk pada tahap mobilization dan tahapan design process mencakup analysis and research hingga pembuatan construction drawing.

Perbandingan proses desain menurut Simonds dan AECOM Singapore (LA Team) pada Gambar 73. Pada tahapan menurut Simonds, kegiatan inventory masuk dalam tahapan reserach dan analysis merupakan tahapan tersendiri. Pada tahap synthesys termasuk didalamnya kegiatan design. Pada tahap construction di dalamnya termasuk pengerjaan construction document dan kegiatan supervision of construction, di mana pada AECOM kegiatan ini terpisah.

97

Gambar 72. Perbandingan proses desain menurut Booth dan AECOM Singapore (LA Team)

98 Pada saat proyek telah selesai dibangun, kegiatan evaluasi secara berkala terhadap tapak hampir tidak pernah dilakukan oleh AECOM, namun hal tersebut bisa saja dilakukan tergantung perjanjian yang dibuat bersama klien. Secara garis besar, proses desain AECOM jika dibandingkan menurut Booth dan Simonds tidak jauh berbeda, semua kegiatan dilakukan dilakukan secara bertahap atau mengurut sesuai teori yang dibandingkan. Perbedaan dari ketiga proses desain hanya terdapat pada pengklasikasian tahapan kerja tidak pada urutan atau tahapan kerjanya.

Proses desain berjalan dengan baik didukung oleh tim kerja (team work) yang baik dan solid. Team work yang bagus tercermin dari komunikasi yang baik intra tim dan kekompakan dalam bekerja. Setiap tim yang dibentuk dalam LA team untuk setiap proyek bekerja bersama dan saling mengisi kekurangan dan mendukung dalam pengerjaannya. Team work yang baik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proyek, sehingga proyek dapat terlaksana sesuai deadline dan mencapai tujuannya.

Selain team work yang baik, fasilitas peralatan dan perlengkapan canggih dengan teknologi tinggi juga sangat mendukung proses kerja di AECOM. Cara mendesain di AECOM dilakukan dengan dua cara, yakni dengan teknik freehand dan komputer. Kebanyakan gambar ilustrasi yang dihasilkan oleh AECOM merupakan gambar freehand yang di render secara komputer, hal ini dipilih karena sangat efisien secara waktu dibanding menggunakan komputer secara keseluruhan. Penggunaan teknik freehand ataupun komputer pada suatu proyek biasanya tergantung pada kontrak dengan klien, akan tetapi pada proyek yang tidak mencantumkan perjanjian mengenai teknik gambarnya, AECOM akan menggunakan teknik freehand dalam penyajian gambar ilustrasi. Teknologi yang dimiliki AECOM tergolong sangat maju, dengan fasilitas plotter dan printer terbaru serta komputer dengan spesifikasi tinggi, sehingga nyaman dipakai dan mampu mengerjakan pekerjaan berat sekalipun.

AECOM LA team memiliki perpustakaan sendiri dengan banyak koleksi buku-buku yang akan bermanfaat sebagai referensi desain. AECOM mengikuti perkembangan desain dengan selalu menambahkan referensi di perpustakaan yang akan berguna dalam menambah ide-ide yang inovatif.

99 LA team yang merupakan tim di bawah divisi PDD, dalam melakukan pekerjaannya dapat bekerja sendiri untuk proyek-proyek yang didapatkannya sendiri ataupun berkolaborasi dengan tim lain dalam divisi PDD maupun antar divisi, namun seringkali antar tim tetapi masih dalam divisi PDD yakni tim Urban Design, Environmental, dan Tourism and Hospitality. Pada proyek kolaborasi ini biasanya merupakan mega proyek dan dengan tingkat kepentingan yang tinggi, sehingga jika terjadi keterlambatan pengerjaan proyek oleh salah satu tim yang tidak sesuai dengan deadline yang telah ditetapkan akan berdampak pada keseluruhan pekerjaan oleh tim lainnya.

AECOM berusaha menetapkan jadwal pengerjaan suatu proyek dengan melihat kapasitas kemampuan karyawan bekerja disamping memenuhi permintaan klien. Penundaan jadwal proyek yang diakibatkan oleh ketidakmampuan karyawan dalam memenuhi deadline akan berakibat buruk terhadap reputasi perusahaan disamping akan menyebabkan penambahan beban biaya baik dari sumberdaya maupun alat dan bahan. Oleh karena itu, AECOM berusaha menjaga profesionalitasnya di mata publik dengan selalu memenuhi semua perjanjian yang telah dibuat.

100 VI.KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari sistem dan teknik perancangan serta mengikuti proses perancangan lanskap yang dilakukan oleh perusahaan AECOM International (Singapore) Pte. Ltd dengan fokus proyek pada Lanskap House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapura. Dalam mengikuti proses desain yang dilakukan baik dari mengikuti kegiatan lapang dan studio, mahasiswa dapat meningkatkan keterampilannya dalam hal teknik perancangan skala internasional.

Selama kegiatan magang, jenis kegiatan studio yang dialami berbeda-beda pada beberapa proyek, sehingga mendapat pengalaman yang berbeda. Khususnya pada proyek House of Woodneuk, mahasiswa mendapat pengetahuan yang cukup dalam tentang desain bergaya English garden. Selain itu mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang dunia kerja pada sebuah perusahaan konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap.

Pada saat kegiatan berlangsung, proyek ini pada tahap concept design, dan pada akhir magang proyek ini telah selesai pada tahap schematic design. Oleh karena terjadinya konflik kepemilikan yang terjadi antara Sultan Johor dan Pemerintah Singapura terhadap lokasi proyek ini, berdampak pada pelaksanaan proyek. Seharusnya setelah tahap schematic design, AECOM dapat langsung melanjutkan pada pembuatan detail pada tahak design development, akan tetapi karena adanya masalah di atas, proyek ini mengalami penundaan.

Proyek lanskap House of Woodneuk berjalan secara garis besar dapat dikatakan sesuai berurut dan mengikuti konsep proses desain oleh Booth dan Simonds, namun AECOM mempunyai aturan dan penggolongan tahapan tersendiri dalam pengerjaan proyeknya. Setiap proyek itu spesifik tidak selalu kaku dalam mengikuti tahapan yang ada di perusahaan. Hal ini tergantung pada kesepakatan (penawaran jasa konsultasi desain) yang dibuat antara klien dan AECOM.

Selama proses perencanaan proyek ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang secara umum berasal dari klien. Akan tetapi hal ini merupakan bagian dari proses desain yang bertujuan untuk memberikan desain yang maksimal sesuai

101 tapak sehingga dapat memberikan kepuasan bagi klien dan owner. Manajemen tim kerja yang baik dapat memberikan dampak pada hasil kerja yang bagus, terutama jika setiap pegawai dapat bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Kesuksesan pelaksanaan pekerjaan lanskap diwujudkan oleh kerjasama yang baik oleh pihak konsultan lanskap, kontraktor utama (klien), arsitek, owner, interior desainer dan konsultan lain yang terlibat.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil magang, terdapat beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu :

1. AECOM sebagai konsultan profesional hendaknya mempertahankan dan terus meningkatkan kualitas kerjanya dengan manajemen tim kerja yang lebih baik. Perusahaan dapat membuat spesialisasi pekerjaan agar beban setiap pegawai berkurang sehingga dapat bekerja lebih efektif sesuai dengan keahliannya masing-masing.

2. Departemen Arsitektur Lanskap diharapkan dapat terus mempertahankan kegiatan magang untuk meningkatkan keterampilan pengetahuan mahasiswa dalam dunia kerja, serta dapat memberikan dukungan dalam hal administratif magang, dan dapat memiliki guidelines magang yang dapat menjadi pegangan mahasiswa selama kegiatan magang berlangsung, sehingga perusahaan dan mahasiswa magang akan tahu batasan-batasan kegiatan magang yang dilakukan.

102 DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, S. H. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor.

AECOM. 2010. AECOM International Pte. Ltd. [terhubung berkala]: http//:www.AECOM.com Diakses pada 22 Desember 2010.

AECOM. 2011. AECOM Company Overview and Project Portfolio. (Tidak dipublikasikan). Singapura.

AECOM. 2011. Istana Woodneuk Singapore Concept Design Package. (Tidak dipublikasikan). Singapura.

AECOM. 2011. Istana Woodneuk Singapore Schematic Design Package. (Tidak dipublikasikan). Singapura.

Anonim. 2011. English garden. [Terhubung berkala]: http//en.wikipedia.org. Diakses pada 21 Mei 2011.

Anonim. 2011. Kerajaan Johor. [Terhubung berkala]: http://melayuonline.com. Diakses pada 27 Maret 2011.

Anonim. 2010. Singapura. [Terhubung berkala]: http://id.wikipedia.org. Diakses pada 22 Desember 2010.

Anonim. 2011. Story of Tyersall. [Terhubung berkala]: http://api.sg/main/index. Diakses pada 5 Maret 2011.

Booth, N.K. 1983. Basic Element of Landscape Architectural Design. Illiois.: Waveland Press Inc.

Crowe, S. 1981. Garden Design Second Edition.Minnesota: Packard Publishing. Erler C. T, Fell D. 1991. 550 Home Landscaping Ideas: The Most Practical and

Comprehensive Visual Sourcebook of Landscaping Ideas. New York: Simon and Schuster.

Gold, S. M. 1980. Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill Book Company.

Goodchild P. H. 1990. Some Priciples for the Conservation of Historic

103

Jamestown, N. D. 2011. Endagered Species. [Terhubung berkala]:

http://biology.about.com/od/ecology/a/aa102408a.htm. Diakses pada 31 Juli 2011.

Kennedy, et al. 2003. Conservation Threshold for Landuse Planner. Washington DC: Environmental Law Institute.

Nurisjah S, Pramukanto Q. 2001. Perencanaan Kawasan untuk Pelestarian Lanskap dan Taman Sejarah. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Program Studi Arsitektur Lanskap. Oktaviany, D. 2008. Perancangan Lanskap Resort di Laem, Phuket, Thailand.

[Skripsi]. Program Studi Arsitektur Lanskap. Institut Pertanian Bogor. Poerwadaraminta, W.J.S. 2003. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Simonds, J. O. 1983. Architecture: A manual of Site Planning and Design. New York:McGraw-HillBook Company.

Valdez, V. 2011. English Garden Characteristics. [Terhubung berkala]:

http://www.ehow.com/list_7579695_english-garden-characteristics.html. Diakses pada 26 Maret 2011.

93

105 Lampiran 1. Illustratif Interior rumah

(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

Lampiran 2. Denah ground floor rumah (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

106

Lampiran 3. Elevasi rumah (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

107 Lampiran 4. Denah first floor rumah

(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

Lampiran 5. Denah ground floor dan first floor guest house (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

Lampiran 6. Front elevatin guest house (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

108 Lampiran 7. Denah dan elevasi royal garage

109 Lampiran 8. Denah dan front elevatin pool pavillion

(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

Lampiran 9. Denah dan front elevatin royal stables (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)