• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Perancangan Tapak House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapura

NI MADE WENES WIDIYANI

RIWAYAT HIDUP

5.1 Proses Perancangan Tapak House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapura

5.1.1 Lokasi dan Kondisi Eksisting Tapak

Lokasi House of Woodneuk berada di Tyersall Road, di samping Kebun Raya Singapura (Singapore Botanical Garden). Luas tapak yang direncanakan sekitar 6 ha dengan batas tepi hutan hujan tropis disekelilingnya (Gambar 11).

Gambar 11. Peta lokasi House of Woodneuk (Sumber : google earth)

Lokasi House of Woodneuk yang berada di Singapura tetapi merupakan properti dari Kesultanan Johor yang dibeli secara resmi zaman dahulu. House of Woodneuk yang memiliki nilai penting baik untuk sejarah Kesultanan Johor maupun Singapura dalam perkembangan negaranya sehingga perlindungan dan tindakan konservasi terhadap tapak ini datang dari kedua pihak negara, termasuk dalam hal kepemilikannya.

Hutan hujan tropis yang berada di wilayah Istana Tyersall dan House of Woodneuk merupakan hutan yang tumbuh dengan sendirinya yang sebelumnya wilayah ini merupakan tanah kosong. Hutan ini tumbuh dengan sendirinya hingga

39 saat ini telah berumur lebih dari seratus tahun. Untuk mengetahui kondisi lapang Woodneuk, diperlukan pengambilan foto pada berbagai titik. Lokasi pengambilan foto eksisting tapak terbagi atas beberapa area yang dianggap penting.

Driveway/jalan menuju House of Woodneuk dibatasi oleh hutan hujan tropis di sebelah kiri dan kanan dapat dilihat pada Gambar 12. Di tengah-tengah sepanjang jalur terdapat sebuah bangunan untuk penjaga keamanan rumah (guard house), tamu-tamu yang berkepentingan ingin menemui Sultan pertama kali akan berhenti untuk memberitahukan maksud dan tujuannya kepada penjaga yang berada di sana (Gambar 13). Guardhouse ini diperlukan ada untuk menghindari adanya tamu-tamu yang tidak diinginkan datang.

Gambar 12. Foto kondisi driveway (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

Gambar 13. Foto kondisi guard house (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

40 Gambar 14 menunjukkan kondisi pintu gerbang utama House of Woodneuk, gerbang ini berada di Holland Road. Saat ini gerbang tersebut tidak berfungsi, akses menuju Woodenuk dilakukan melalui pintu kedua yakni yang berada di Tyersall Road.

Gambar 14. Foto kondisi main gate terletak di Holland Road (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

Kondisi grounds dari Woodneuk dapat dilihat pada Gambar 15. Dapat dilihat bahwa sekeliling Woodneuk berupa hutan hujan tropis. Kondisi bangunan saat ini dapat dikatakan tidak terawat dan telah mengalami kerusakan yang parah, banyak utilitas dan ornamen yang rusak saat terjadi kebakaran dan kemudian dicuri (Gambar 16).

Ground floor rumah dapat dilihat pada Gambar 17, yang kondisinya sangat rusak dan tidak terawat. Gambar 18 menunjukkan kondisi first floor yang tidak jauh berbeda suasananya dengan groundfloor. Inner courtyard yang merupakan welcome area ke dua bagi para tamu yang hendak bertemu sultan, lokasinya berada di dalam rumah (Gambar 19).

41 Gambar 15. Foto kondisi the grounds

(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

Gambar 16. Foto kondisi The House (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

42 Gambar 17. Foto kondisi ground floor

(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

Gambar 18. Foto kondisi first floor (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

43 Gambar 19. Foto kondisi inner courtyard

(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 5.1.2 Sejarah Tapak

Setelah Singapura berada di bawah kekuasaan Inggris (1819), Johor pada tahun-tahun berikutnya mengalami perkembangan yang pesat. Terutama pada zaman kepemimpinan Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim (1862-1895).

Pada tahun 1854-1860, sebuah estat dibangun di lahan seluas 67 are. Tahun 1860, Sultan Abu Bakar kemudian membeli estat ini dengan bantuan penasehat legalnya yang bernama William Napier pada saat properti ini di lelang pada Maret 1857 oleh Bousted and Co. William Napier merupakan seorang pengacara yang berpengaruh dan juga merupakan kolega dari arsitek ternama George D Coleman bekerja sama dalam memiliki tempat tersebut . Estat ini di desain oleh J.F.A Mcnair. Rumah di estat ini dinamakan Tyersall House dibangun di lahan seluas 26 hektar di area Tanglin.

Tahun 1890, desain original dari rumah di hancurkan dan dibangun konstruksi rumah yang baru. Pembangunan ini selesai di tahun 1892, kemudian Sultan Abu Bakar menamai Istana Tyersall. Di tahun yang sama, anak dari Sultan Abu Bakar yakni Sultan Ibrahim melangsungkan pernikahannya dengan Sultanah Maimuna di Istana Tyersall. Pada tanggal 4 April 1895, Sultan Abu bakar mengeksekusi keinginannya agar Tyersall menjadi properti Johor setelah

44 kematiannya dan diperuntukan untuk generasi penerusnya. Pada tanggal 10 September 1905, Tyersall hancur karena kebakaran, dan di tahun 1907 Tyersall ditinggalkan terbengkalai. Sejak tahun 1990, seluruh estat termasuk Istana Tyersall diambil alih oleh Pemerintah Singapura dan berada dalam status pembebasan tanah.

Tahun 1892, House of Woodenuk dibangun, Istana ini berada dalam kawasan estat Tyersall. Di tahun yang sama yakni 4 April 1895, disaat Sultan Abu bakar mengeksekusi keinginannya akan Tyersall, beliau juga mewariskan House of Woodneuk dan sekitarnya seluas 12,14 ha kepada Sultanah Khatijah (Gambar 20). Sultanah Khatijah merupakan istri keempat dari Sultan Abu Bakar. Diperkirakan pada tahun 1904, Sultan Ibrahim membeli properti Sultanah Khatijah ke House of Woodneuk sebelum ia meninggal.

Tahun 1930 Sultan Ibrahim dan Sultanah Helen, istri kelima dari Sultan Ibrahim, merenovasi Woodneuk. Pada tahun 1941, tentara kerajaan menggunakan taman Tyersall sebagai camp dan kemudian menggunakan Woodneuk sebagai markas militer. Hal ini dikarenakan Sultan memiliki hubungan yang baik dengan kemiliteran. Pada tahun 2007, House of Woodneuk terbakar karena adanya masalah aliran listrik, dan hingga saat ini, House of Woodenuk dibiarkan terbengkalai.

Gambar 20. Peta kuno House of Woodneuk dan Istana Tyersall (Sumber : 1970 Map of Singapore by Reith, G McGeorge Murray)

45 5.1.3 Analisis Tapak

Dalam mempreservasi House of Woodneuk, baik bangunan rumahnya sendiri maupun sekitarnya, dilakukan tiga bentuk analisis yakni: kesejarahan, ekologi dan sosial. Perencanaan desain lanskap Woodneuk sangat terkait erat akan fungsi tiap ruang dari bangunan istana sendiri dan permintaan dari pihak Sultan sendiri.

a. Aspek Sejarah

Menggali informasi mengenai sejarah dilakukan mengingat bangunan ini memiliki nilai penting dalam sejarah kehidupan Kesultanan Johor. Secara keseluruhan, orisinalitas dari bentuk bangunan istana akan tetap di pertahankan. Sejarah House of Woodneuk terkait erat dengan sejarah Istana Tyersall. Sejarah kepemilikan Istana Tyersal dan House of Woodenuk dapat dilihat di tabel 3 dan 4. Tabel 3. Sejarah Kepemilikan Istana Tyersall

Tahun Kepemilikan Deskripsi 1854 Governor Sir Cecil Clementi,

dibawah kuasa William Napier

Tyersal mulai dibangun 1857-1860 Sultan Abu Bakar Daeng

Ibrahim

(Sri Maharaja Johor)

Dibeli melalui penasehat legalnya yakni William Napier yang ditawarkan untuk dijual pada Maret 1857 oleh Boustead and Co. Rumah tersebut

bernama Tyersall berada di area Tanglin

1890-1892 Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim

(Sri Maharaja Johor)

(1890) Rumah dihancurkan dan dibangun kembali, istana yang baru di beri nama New Tyersall. (1892) Sultan Ibrahim menikah dengan Sultanah Maimunah di New Tyersall

1895, 4 April

Ibrahim bin Sultan Abu Bakar dan dan selanjutnya

keturunannya (Kerajaan Johor)

Sultan Abu Bakar mengeksekusi keinginannya akan Tyersall, dimana Tyersall akan menjadi properti milik Kerajaan Johor digunakan untuk kepentingan keturunannya setelah

kematiannya

1990-sekarang

Pemerintah Singapura Sebagian wilayah estat Tyersall termasuk bangunannya dalam proses pembebasan tanah.

46 Tabel 4. Sejarah Kepemilikan House of Woodneuk

Tahun Kepemilikan Deskripsi

1892 Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim

(Sri Maharaja Johor)

House of Woodneuk mulai dibangun

1895, 4 April Sultanah Khaijah

(Istri keempat Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim)

Sultan Abu bakar mewariskan Woodneuk dan sekitarnya seluas 12,14 Ha (termasuk wilayah hutan hutan tropis) untuk Sultanah Khatijah 1904

(diperkirakan)

Ibrahim bin Sultan Abu Bakar Sultan Ibrahim membeli semua properti Sultanah Khatijah sebelum ia meninggal

(Sultanah Khatijah meninggal 1904)

1930 Ibrahim bin Sultan Abu Bakar Sultan Ibrahim dan Sultanah Helen merenovasi Woodneuk sekarang Sultan Ibrahim Ismail

(Sultan Johor 2010- saat ini)

Tahun 2007 Woodneuk terbakar, sekarang

ditinggalkan terbengkalai Pada tahun 1930, saat Woodneuk akan direnovasi oleh Sultan Ibrahim dan istrinya Sultanah Helen, besar kemungkinan gaya bangunan Woodenuk dipengaruhi oleh latar belakang Sultanah Helen yang berkewarganegaraan Skotlandia, United Kingdom. Gaya bangunannya sendiri adalah victorian eclectic namun tidak secara penuh diaplikasikan. Victorian eclectic merupakan gaya yang muncul di akhir gaya victorian awal tahun 1900 yang mengkombinasi gaya klasik dan gotik, dengan beberapa ciri-ciri: kotak, berbentuk simetris, ukiran detail gotik, porche, atap berbentuk piramida, dan rumah bersayap. Gaya Victorian eclectic muncul di awal 1900-an saat lanskap di Inggris telah menerapkan tema English garden yang berkembang di abad 17.

Saat ini, Sultan yang memerintah Johor bernama Sultan Ibrahim Ismail yang merupakan anak dari Sultan Mahmud Iskandar dari istinya yang bernama Josephine Rubi yang berasal dari United Kingdom. Permintaan atas lanskap Woodneuk dengan konsep English garden dapat dikaitkan dari pengaruh yang kuat Sultanah Helen yang terlibat dalam renovasi pertama, kemudian hal ini diteruskan oleh Sultan Ibrahim Ismail yang memiliki darah Inggris dari ibunya.

47 Kondisi dan suasana Woodneuk pada masa kejayaannya yakni sekitar tahun 1941, beberapa gambar pada tahun 2006, serta gambar kondisi dalam istana dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Kondisi House of Woodneuk rentang 1941-2006 (Sumber : http://api.sg)

b. Aspek Ekologis

House of Woodneuk dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang tumbuh sendiri sejak seratus tahun yang lalu. Hasil penelitian dari pemerintah Singapura, menyatakan bahwa hutan hujan tropis ini telah menjadi habitat bagi beberapa spesies satwa langka.

Habitat adalah kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembang biaknya satwa (Alikodra, 1990). Satwa menempati habitat sesuai dengan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung kehidupannya (Alikodra, 1990).

Terganggu dan bahkan hilangnya habitat atau “rumah asli” adalah penyebab utama dari kepunahan atau kelangkaan dari spesies-spesies tertentu. Beberapa tumbuhan dan satwa memerlukan habitat khusus, mereka hanya bisa hidup di tempat-tempat tertentu. Satwa yang seperti ini adalah yang paling

48 potensial untuk punah. Semakin serius perubahan habitat mengakibatkan ketidaklayakan bagi spesies tertentu untuk terus hidup (http://biology.about.com, 2011).

AECOM mengambil strategi untuk mencegah gangguan yang timbul dari memfungsikan kembali House of Woodneuk dengan membentuk buffer di sekeliling hutan dan istana. Pengertian buffer oleh Castelle et al (1994) di dalam research reports yang disusun oleh Kennedy et al (2003) adalah kumpulan dari vegetasi permanen, sebaiknya terdiri dari spesies asli dan spesies luar yang diadaptasi secara lokal, yang terletak berdekatan dengan area yang mengalami perubahan akibat aktivitas manusia.

Dalam tapak House of Woodneuk, buffer ini atau wilayah penyangga terletak antara hutan yang merupakan habitat dari satwa-satwa langka di dalamnya dan kawasan rumah yang merupkan area aktivitas manusia. Buffer akan diperluas dengan menanam vegetasi hutan tambahan dari tanaman lokal yang telah ada di hutan tersebut, sehingga memperluas wilayah hutan ke arah rumah untuk memproteksi habitat di dalamnya (Gambar 22).

c. Aspek Sosial

House of Woodneuk akan menjadi sebuah istana modern tempat tinggal Sultan Johor selama ia berada di Singapura. Kerajaan mempunyai aturan tata ruang terkait dengan strata sosial yang berlaku. Pembangunan House of Woodneuk mempunyai protokoler masing-masing berkaitan dengan interaksi sosial pengguna istana.

Protokoler kesultanan berupa pembatasan akses untuk wilayah-wilayah/ruang-ruang bagi tiap orang yang datang ke istana dalam hal ini adalah House of Woodenuk. Lanskap Woodenuk yang di desain akan memperhatikan aturan dari kesultanan dan mengakomodasi protokoler tersebut.

Ada wilayah-wilayah yang terbuka untuk umum (tamu sultan) atau kegiatan bisnis, yakni melalui pintu depan rumah, adanya pintu utama yang hanya bisa diakses oleh kalangan keluarga ataupun tamu yang sangat penting. Sultan juga memiliki pintu pribadi yang mengakomodasi pergerakan sultan ke dalam maupun keluar rumah tanpa melalui pintu utama (Gambar 23).

49 Sultan dalam melakukan perjalanannya akan didampingi oleh beberapa staff ahli/terpercaya seperti pejabat dalam kesultanan yang statusnya bukan tamu dan bukan juga keluarga kerajaan, untuk itu perlu disediakan suatu wilayah tersendiri sebagai tempat tinggal mereka selama berada di Woodneuk, solusi bagi permasalahan ini adalah dengan membangun bangunan baru yakni guest house bagi para pegawai tinggi Sultan.

Gambar 22. Analisis segi ekologi House of Woodneuk

50

Gambar 23. Analisis segi sosial House of Woodneuk

51 5.1.4 Concept Design

a. Konsep Umum dan Konsep Lanskap

Perencanaan House of Woodneuk secara keseluruhan mengusung satu visi yakni “Pleasure of House and Landscape beyond contemplation and enjoyment of The Sight, Sound, and Smell”.

Lanskap House of Woodneuk mengusung konsep English garden. English garden merupakan permintaan Sultan yang disampaikan pada brief awal pemberian tender, yang kemudian AECOM berusaha menghadirkan suasana English garden ke dalam tapak namun tetap menciptakan keterkaitan yang terintegrasi dengan konsep bangunan dan keseluruhan tapak. Desain dari lanskap Woodneuk mengintegrasikan konsep English garden yang akan diimplementasikan dalam wilayah beriklim iklim tropis dan mengakomodasikan sistem budaya melayu (Gambar 24).

Akan tetapi jika dilihat dari keseluruhan lanskap yang dibangun , tapak ini berkarakter English Landscape Garden yang menyatu dengan alam atau hutan di sekelilingnya, dan didukung oleh bentukan-bentukan ciri khas English garden di taman sekitar bangunan rumah seperti adanya herbs dan kitchen garden, teknik topiari, knot garden dan bentukan-bentukan lainnya khas English garden.

AECOM yang mengetahui bahwa keluarga Sultan sangat menyukai olahraga berkuda dan memiliki banyak kuda keturunan, sehingga timbul ide untuk menghadirkan kandang kuda kerajaan dan area berkuda, yang khususnya akan digunakan oleh anak-anak Sultan.

Permintaan Sultan secara spesifik juga menginginkan sebuah area kolam renang yang akan digunakan hanya untuk kalangan keluarga kerajaan akan tetapi sekali-kali akan digunakan untuk acara bersenang-senang bersama tamu yang penting.Sultan juga memiliki hobi dalam mengoleksi mobil-mobil klasik dan mewah, sehingga dibuatkan sebuah garasi khusus untuk mobil-mobil tersebut. Dalam rangka mengakomodasikan hobi Sultan ini, dihadirkan lapangan rumput untuk memajang mobil-mobil koleksi Sultan, yang akan dinikmati oleh Sultan dan keluarga kerajaan beserta tamu-tamu penting.

52

Gambar 24. Illustrative masterplan House of Woodneuk tahap concept design (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

53

Gambar 25. Illustratif perspektif House of Woodneuk (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

54 b. Konsep Pengembangan

1. The House

Bangunan rumah didesain dengan sangat teliti dan sensitif untuk mengembalikan suasana estat ini ke masa kejayaannya (Gambar 26). Pemilihan dilakukan secara hati-hati untuk bahan, finishing, furnitur, fabric, perlengkapan dan alat kelengkapan yang digabungkan untuk mengembalikan kemegahan rumah menjadi sebuah rumah yang elegan sebagai warisan yang tak ternilai.

Gambar 26. Illustratif perspektif rumah (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

Lantai dasar sebagian besar akan tetap sama berkaitan dengan protokol kerajaan akan tetapi akan disisipkan sentuhan gaya hidup modern. Royal Lounge adalah sebuah area baru terletak di halaman belakang yang dirancang untuk menghadirkan suasana yang lebih informal dan menghibur. Terdapat sebuah area untuk sarapan yang memandang ke arah kolam renang, pemandangan yang memberikan pengalaman besantap yang lebih intim. Halaman belakang juga didesain ulang untuk mencerminkan persyaratan protokol kontemporer yakni private entry bagi Sultan.

Lantai pertama telah dikembangkan untuk tambahan kamar, di mana masing-masing kamar memiliki pengaturan dan karakter masing-masing. Bahan-bahan interior rumah dipilih dengan hati dengan mempertimbangkan kondisi

55 lingkungan yang mengintegrasikan pendingin ruangan dan pencahayaan yang tepat.

2. Guest House

Guest House dirancang agar pas dengan lanskap. Letaknya tidak jauh dari bangunan rumah utama akan tetapi cukup jauh, memberikan privasi dan akses menghindar. Bangunan Guest House merefleksikan arsitektur bangunan rumah utama inspirasi gaya hidup tahun 1930-an dengan langit-langit yang tinggi dan ruang tamu besar yang berada di dalam lanskap.

Villa ini dilengkapi dengan tiga kamar tidur, di mana masing-masing kamar memiliki pelayan sendiri. Dalam villa terdapat fasilitas bersama berupa dapur, perpustakaan pribadi yang menghadap pemandangan lanskap yang luas.

Jiwa dari villa ini adalah teras luar yang berada di depan ruang tamu yang dipisahkan oleh water feature berupa kolam refleksi yang akan memberikan rasa ketenangan. Akses menuju villa melalui jalan diskrit di belakang rumah utama, dapat berjalan kaki maupun menggunakan ATV/Golf Buggy.

3. Garage and Driveway

Garasi terletak di jalur rute ke rumah dan memberikan pemandangan sekilas akan galeri mobil klasik dan mewah (Gambar 27). Dari drop off memungkinkan akses ke garasi dari baik rumah utama maupun dari jalan masuk. Kapasitas garasi adalah untuk 6 mobil. Dalam perancangan interior garasi juga mempertimbangkan segi lingkungan dengan memberikan suhu dan pencahayaan yang tepat agar melindungi koleksi mobil-mobil tersebut.

Galeri mobil dirancang memberikan kesenangan dan menonjolkan tampilan-tampilan mobil, masing-masing mobil dapat dengan mudah keluar masuk melalui fitur berupa pintu kayu yang besar. Di dalam garasi ini juga terdapat powder room dan private lounge yang menampilkan otomotif memorabilia.

56 Gambar 27. Ilustrasi royal garage

(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 4. Pool Pavilion and Entertainment

Pool Pavilion didesain untuk merefleksikan bagunan utama dan memperkenalkan fasilitas dan material modern ke dalam estat. Bentuk linear dari bangunannya merupakan cermin proporsi yang ramping terletak antara dining terrace dan pool pavilion (Gambar 28). Pool pavilion berada di pinggir hutan unutk memastikan ketenangan yang tercipta tidak terganggu selagi berenang, makan, dan menjamu tamu.

Bangunan ini memiliki bar, ruang makan, dapat digunakan dalam suasana formal maupun informal, ruang ganti baju, kamar mandi dan sebuah payung kanvas yang besar. Material yang digunakan bernuansa sejarah dan natural dan memberikan sensasi hangat serta ketenangan. Pencahayaan dirancang mencerminkan kemegahan tahun 1930-an yang akan memberikan keindahan malam, mendukung sebuah acara atau hanya untuk menikmati matahari terbenam.

Gambar 28. Ilustrasi pool pavillion (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)

57 5. Woodneuk Royal Stables

Stable didesain menjadi bagian dari estat, hal ini bertujuan kuda-kuda diperbolehkan menjadi bagian dari lanskap. Ada enam ruang untuk enam kuda, masing-masing stall memiliki luas dan kenyamanan yang tinggi. Serambi yang luas dan ventilasi yang dekoratif memastikan kuda merasa nyaman di bawah sinar matahari tropis yang panas.

Bangunan tertutup di bagian sisi jalan akan tetapi dari pintu gerbang memberikan akses langsung menuju paddock dan ladang. Tim arsitektur yang mendesain stables memastikan bahwa ini merupakan suatu bagian yang terintegrasi dengan bangunan istana, berdesain elegan dan abadi (Gambar 29).

Gambar 29. Ilustrasi Woodneuk royal stables (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 6. The Grounds (Grand Lawn)

Lawn merupakan ciri khas tipikal English garden. Lapangan rumput ini akan dimanfaatkan untuk mengakomodasi hobi keluarga kerajaan dalam bermain kriket. Selain itu, dapat juga berfungsi sebagai lapangan untuk mendirikan tenda jika Sultan ingin mengadakan sebuah acara di luar ruangan. Lapangan rumput ini merupakan bagian dari suatu aksentuasi English garden, selain itu lapangan rumput ini dibatasi oleh topiari dari tanaman pembatas, selanjutnya di sampingnya terdapat lapangan rumput luas yang membentuk suatu vista ke arah pemandangan gedung-gedung di perkotaan diluar wilayah Woodneuk.

c. Revisi Masterplan

Pada saat perusahaan kontraktor bernama Gold Green yang bekerjasama dengan AECOM telah memenangkan tender secara resmi dari Sultan, terjadi beberapa perubahan. Konsep dasar dari perencanaan sendiri tidak berubah dan