• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

1. Proses Implementasi Perencanaan ALADIN Dalam Menyediakan Hunian Yang Layak Di Medan Sunggal Layak Di Medan Sunggal

Model implemantasi yang dikemukakan oleh Smith (dalam Putra, 2003:90) memandang implementasi sebagai proses atau alur, yang melihat proses kebijakan dari perspektif perubahan sosial politik, dimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah bertujuan untuk mengadakan perbaikan atau perubahan dalam masyarakat sebagai kelompok sasaran.

a. Sejauh Mana Kepentingan Kelompok Sasaran Atau Target Group Termuat Dalam Isi Kebijakan

Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Medan tahun 2009 adalah perbaikan rumah masyarakat pra sejahtera yang kurang layak huni dari segi fisik bangunan berupa atap, lantai dan dinding yang dikenal dengan istilah program ALADIN, yang bertujuan untuk memperbaiki rumah masyarakat yang kurang layak huni menjadi layak huni serta terciptanya kesejahteraan masyarakat

Adapun hal yang melatarbelakangi program tersebut adalah karena rumah merupakan salah satu kebutuhan primer yang akan selalu mendapat perhatian khusus

pada setiap orang. Selain sebagai tempat tinggal rumah juga merupakan tempat untuk berinteraksi antar sesama anggota keluarga maupun dengan keluarga lain, serta tempat berlindung dari cuaca yang selalu berubah-ubah.

Maka, sudah sepantasnyalah apabila Pemerintah kota Medan mengeluarkan suatu kebijakan yang berfokus pada kebutuhan papan yakni rumah. Kebijakan pemerintah di kota Medan tersebut direalisasikan pada program ALADIN sesuai dengan Surat Walikota Medan Nomor :476/12318 tanggal 19 agustus 2009 perihal bantuan perbaikan rumah ALADIN serta Surat Keputusan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan Tahun Anggaran 2009

Adapun masyarakat sebagai target grup dalam program ALADIN ini memang benar-benar menjadi objek sasaran. Masyarakat yang dianggap memiliki tempat tinggal yang tidak layak huni menjadi sasaran utama dalam kegiatan tersebut. Adanya bantuan pemberian bahan material (bahan bangunan perbaikan rumah) oleh pemerintah daerah diyakini dapat mengurangi jumlah rumah yang tidak layak huni. Di Kecamatan Sunggal sendiri, terdapat delapan (8) rumah yang sudah diperbaiki pada tahun 2009 ini. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti sendiri menunjukkan adanya rasa bahagia serta antusiasme masyarakat kecamatan Medan Sunggal terhadap program ALADIN tersebut.

Respon yang baik dari masyarakat menjadi salah satu bukti bagi penulis bahwa program ALADIN sudah berhasil dilakukan di Medan Sunggal serta dapat dirasakan manfaatnya oleh si penerima bantuan tersebut.

b. Jenis Manfaat Yang Akan Diterima Oleh Para Target Group Atau Sasaran Dari Kebijakan

Melalui program ALADIN yang dilaksanakan di 15 Kecamatan Kota Medan pada tahun 2009, maka diharapkan masyarakat akan menerima manfaat yang akan membantu mereka dalam pemenuhan kebutuhan hidup dalam hal kebutuhan akan papan/ rumah.

Melalui program ini, masyarakat yang menerima bantuan ALADIN akan menjadi lebih dimudahkan atau dibantu secara material dan juga tenaga dengan pemberian bahan material bangunan rumah berupa pasir, batu, seng, paku, kosen pintu, daun jendela, pintu, jendela semen, triplek dan bahan material lainnya. Selain itu, pemerintah juga menyediakan 1 tukang dan dua(2) knek bangunan yang sudah digaji selama lima (5) hari kerja.

Tentu saja dalam proses pengerjaan, rumah yang diperbaiki tidak selesai secara menyeluruh dan menjadi bangunan indah yang mewah. Pemerintah kota Medan menyiapkan dana sebesar 1,5 M yang kemudian akan dibagi pada seratus (100) rumah di lima belas (15) kecamatan di kota Medan serta sudah termasuk biaya operasional tim, administrasi dan kebutuhan lainnya. Melihat keterbatasan dana tersebut, maka masyarakat yang dibantu perbaikan rumahnya boleh ikut terlibat dalam hal dana. Yakni menyumbangkan sebagian penghasilan mereka dalam proses pembangunannya.

Setelah rumah selesai dibangun, masyarakat yang menjadi objek sasaran akan memperoleh rumah layak huni yang aman dan nyaman. Oleh sebab itu, maka pemerintah kota Medan akan menjalankan program ALADIN ini setiap tahunnya. Hingga pada akhirnya rumah yang tidak layak huni di kota Medan tidak ada lagi.

Kesejahteraan masyarakat mulai meningkat sedikit-demi sedikit dan adanya peningkatan taraf hidup dari masyarakat pra sejahtera menjadi masyarakat sejahtera.

Maka dengan kata lain dapat disebutkan manfaat dari program ini adalah: - Membantu masyarakat pra sejahtera memiliki rumah yang layak huni - Meningkatkan taraf hidup masyarakat pra sejahtera menjadi sejahtera - Untuk mensejahterakan masyarakat kota Medan

c. Derajat Perubahan Yang Diinginkan Dari Sebuah Kebijakan

Kondisi ekonomi masyarakat medan Sunggal yang sebagian dari masyarakatnya masih memiliki penghasilan yang rendah berdampak pada masih terdapatnya rumah yang tidak layak huni dengan kondisi fisik bangunan berupa atap yang masih terbuat dari rumbia, berdinding tepas dan lantai yang kurang mencerminkan rumah yang nyaman untuk dihuni. Dengan adanya program ini, pemerintah berharap akan ada perubahan untuk meningkatkan pola hidup sehat, yakni berada pada lingkungan yang sehat dan terhindar dari kekumuhan. Hal tersebut tercermin dari usaha pemerintah kota Medan yang berorientasi pada tercapainya kesejahteraan masyarakat dari kebutuhan papannya.

Sedangkan apabila ditinjau dari kondisi sosial, maka dalam hal ini penulis dapat melihat bahwa fokus utama dari program tersebut merupakan untuk mensejahterakan masyarakat terutama yang tergolong masyarakat pra sejahtera. Dapat hidup dan tinggal di lingkungan yang aman dan nyaman akan memberikan pengaruh positif bagi interaksi sosial dalam masyarakat tersebut. Pemerintah berharap dengan adanya hunian yang layak, akan mengurangi tempat-tempat yang rawan akan terjadi tindakan kriminal serta

konflik antara masyarakat. Sering sekali kita lihat bahwa daerah kumuh sering menjadi sarang ataupun tempat bersembunyi pelaku-pelaku kejahatan. Dengan adanya program ini, tentun saja masyarakat akan dapat merasakan adanya ketenangan dan kenyamanan dalam beraktifitas setelah lingkungan tersebut sudah mulai tertata rapi dan terhindar dari kesan kumuh.

d. Kedudukan Program Apakah Sudah Tepat Dalam Bidang Dari Organisasi Pelaksana

Kedudukan program ALADIN yang ditugaskan pada BPP & KB kota Medan menurut hasil analisa penulis sendiri adalah sudah tepat. Adapun yang menjadi dasar dan latar belakang yang mendukung argument penulis ialah atas dasar pemikiran bahwa yang paling mengetahui kebutuhan masyarakat sendiri adalah aparatur Negara yang ada di dekat mereka/ tengah- tengah masyarakat. Dengan asumsi bahwa Badan Pemberadayaan Perempuan dan Keluarga Berencana merupakan Badan yang sudah tidak asing lagi pada masyrakat awam. Hamper semua lapisan masyarakat mengenal adanya KB. Kemudian didukung lagi oleh keterlibatan pihak Kecamatan dalam proses pendataan, sehingga proses dari pelaksanaan itu sendiri semakin dekat dengan masyarakat.

Maka penulis menyimpulkan bahwa sudahlah tepat Program ALADIN tahun 2009 di Kota Medan diserahkan kepada Badan Pemberadayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

e. Seluruh Implementator Yang Akan Melaksanakan Kebijakan Tersebut

Yaitu badan-badan pelaksana atau unit-unit birokrasi pemerintah yang bertanggungjawab dalam implementasi kebijakan. Instrumen untuk melaksanakan kebijakan publik di dalam konteks administrasi negara dilaksanakan melalui organisasi publik. Adapun organisasi pemerintah yang dilibatkan dalam kebijakan proses penyusunan rencana hingga pengimplementasiannya ialah diserahkan kepada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana kota Medan sebagai pihak yang dianggap yang mampu dan lebih dekat kepada masyarakat pra sejahtera / miskin kota Medan. Sehingga akan lebih memudahkan proses pengambilan data terutama dengan adanya kader di Kecamatan yaitu koordinator KB yang memiliki Petugas Lapangan KB di setiap kelurahan. Kemudian hasil akhir dari pelaksanaan ALADIN sendiri akan dilaporkan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan pada bidang Sosial budaya.

Dalam proses pembangunan, acapkali para birokrat pemerintahan membuat kebijakan yang tidak responsif terhadap kebutuhan maupun tuntutan masyarakat. Dalam membuat kebijakan, pemerintah cenderung menggunakan pendekatan top-down, sehingga hasil yang diharapkan sering sekali tidak menyentuh target kebutuhan seharusnya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program ALADIN, maka pemerintah membuat adanya proses kebijkan bottom-up. Dimana kebutuhan itu sendiri diawali dari adanya aspirasi masyarakat yang kemudian disampaikan ke pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari proses pelaksanaan yang pada awalnya dimulai dari pendataan langsung dari bawah, yaitu pendataan masyarakat yang kondisi rumahnya tidak layak huni oleh kecamatan yang dilakukan dengan bantuan

dan bekerjasama dengan koordinator KB, petugas lapangan KB di kelurahan, Lurah serta Kepala Lingkungan. Kemudian hasil dari pendataan tadi disampaikan oleh pihak kecamatan ke Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana(BPP & KB) sebagai pihak yang ditugasi pemerintah kota Medan sebagai pelaksana program ALADIN. Hasil laporan dari kecamatan selanjutnya ditanggapi oleh BPP &KB dengan melakukan proses pendataan ulang / survey kelayakan langsung ke masyarakat atau rumah yang dianggap memenuhi persyaratan untuk memperoleh bantuan ALADIN.

f. Sumber Daya Yang Dikerahkan Telah Memenuhi Atau Tidak

Sumber daya yang terlibat dalam proses perencanaan sampai pada tahap implementasi disahkan dalam pembentukan suatu kepanitiaan yang melibatkan semua pihak yang dianggap berkompeten untuk melakukannya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis berpendapat bahwa sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah Kota Medan khususnya pada Panitia Program ALADIN kota Medan untuk tahun anggaran 2009 sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari jenjang pendidikan serta jabatan setiap anggota yang terlibat didalamnya. Setiap anggota dalam kepanitiaan program ALADIN tahun 2009 di kota Medan merupakan sumber daya yang tepat untuk susunan kepengurusan tersebut. Maka sampai pada saat ini program ALADIN tahun 2009 di kota Medan terbilang cukup sukses.

2. Kebijakan Pemerintah Kota Medan Dalam Menyediakan Hunian yang Layak