• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISISA DATA

2. Proses Mediasi

Apabila tahap satu dan dua sudah dilakukan maka selanjutnya yakni proses pelaksanaan mediasi sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Dadang Abdul Syukur, S.Ag. didalam pelaksanaan mediasi, selain dari pihak pengadilan agama telah menyiapkan para hakim atau mediator untuk membimbing proses mediasi tersebut beliau juga mengatakan bahwa dari pihak penggugat atau pemohon juga boleh menentukan mediatornya sendiri, misalkan orang yang merasa mereka tuakan dan mereka percayai, seperti paman atau tokoh masyarakat dimana mereka tinggal, jadi tidak mutlak dan harus seorang mediator itu berasal dari petugas pengadilan agama saja namun boleh juga dari pihak luar yang dari kedua belah pihak telah menyetujuinya. Selain itu bapak Dadang Abdul Syukur menegas kan sesungguhnya proses mediasi itu hanyalah proses untuk menengahi permasalahan dari sebuah keluarga yang memiliki masalah khususnya didalam masalah perceraian.4 Inilah beberapa tahapan didalam pelaksaan

4

63

proses mediasi perceraian seperti beliau katakana pada hari rabu tanggal 1 Mei 2013, pukul 10.00 WIB, di kantor Pengadilan Agama Sukabumi. Dan setelah proses mediasi itu sudah dilakukan maka berhasil atau tidaknya kami dari pihak pengadilan agama akan tetap memberikan hasil laporan dari hasil proses mediasi tersebut, baik itu laporan bahwa proses mediasi itu berhasil dilaksanakan dan dari kedua belah pihak menumukan kesepakatan untk berdamai serta tidak jadi untuk bercerai ataupun dari kedua belah pihak tidak menemukan kesepakatan bersama dan memililih untuk tetap bercerai.

Hal ini juga senada dengan yang dikatakan oleh Bapak Sugiri Permana, S.Ag. M.H. Beliau mengatakan bahwa proses mediasi itu tidak selamanya harus dilaksanakan di Pengadilan Agama saja, namun proses mediasi juga dapat dilakukan dimana saja tergantung dengan kesepakatan yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak, selain itu beliau juga mengakatan bahwa jika ada dari salah satu dari mereka yang igin untuk bertemu dan melalukan konsultasi seputar perceraiannya, maka dari pihak Pengadilan Agama juga akan memberikan fasilitas bagi mereka, yakni berupa fasilitas menyediakan ruangan bagi kedua belah pihak untuk konsultasi serta mediator yang siap berkonsultasi bagi kedua belah pihak yang berselisih. Hal ini ditujukan agar para keluarga yang akan bercerai dapat diminimalisir jumlahnya, oleh karena itu kami (hakim) selalu berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran dalam memberikan solusi dan jalan keluar yang terbaik agar sebuah perceraian itu dapat dihindari.5 Namun kami juga tidak dapat

5

memaksakan kehendak kami kepada para keluarga untuk tetap mempertahankan tali pernikahan mereka karena kami (hakim) hanya melakukan tugas kami sebagai mediator atau menengahi dari perseteruan yang terjadi pada sebuah keluarga yang akan bercerai.

Lebih lanjut Drs. M.G. Zulzamar, SH. M.HI. Menjelaskan bahwa proses mediasi ini sangatlah penting dilakukan didalam upaya pencegahan perceraian yang akan terjadi pada sebuah keluarga, demi terwujudnya sebuah keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Selanjutnya pada pembahasan berikutnya peneliti akan memberikan tahapan-tahapan pelaksanaan ketika proses Mediasi.

a. Prosedur pada Proses Mediasi

Berikut ini isi dari prosedur pada proses mediasi itu sebagai berikut : 1. Adapun pernyatan pembuka oleh mediator antara lain berisi

sebagai berikut :

a) Ucapan selamat datang b) Perkenalkan diri

c) Penjelasan peran mediator; membantu proses dan tidak berpihak;

d) Penjelasan proses; sifat tidak formal, kesepakatan aturan-aturan mediasi: (1) tidak boleh menyerang pribadi, (2) kerahasiaan, segala sesuatu dalam mediasi tidak dapat menjadi alat bukti litigasi, dan (3) kaukus.

65

2. Sedangkan pernyataan pembuka dari para pihak antara lain berisi sebagai berikut :

a) Mengungkapkan riwayat masalah / sengketa b) Mengungkapkan posisi-posisi dan kepentingan 3. Merencanakan Proses Pemecahan Masalah

a) Menyusun jadwal

b) Menyusun agenda (masalah-masalah yang harus diperundingkan) disimpulkan dari pernyataan para pihak

c) Menyusun rencana pembahasan untuk tiap masalah 4. Pemecahan Masalah

a) Mengetahui dan mengkaji posisi dan kepentingan para pihak b) Menggali berbagai opsi untuk tiap masalah

c) Membahas tiap opsi

d) Memilih opsi terbaik dari berbagai opsi 5. Tawar Menawar

a) Mengadakan perubahan-perubahan dari opsi b) Kesepakatan awal

c) Trade off, mengembangkan rencana, pelaksanaan 6. Penyiapan Draf

a) Disiapkan dari kesepakatan awal b) Bahas ulang draft, perubahan jika perlu

7. Kesepakatan Akhir a) Formalisir :

b) Serahkan kepada majelis hakim untuk dijadikan akta perdamaian.

Pada tahapan pelaksaan upaya hakim dalam memediasi keluarga yang akan bercerai di pengadilan agama sukabumi, peneliti melihat bahwa metode atau cara yang digunakan oleh para hakim dalam proses mediasi ini adalah berupa metode bimbingan pribadi dimana para metode ini hakim lebih melihat pada pengembangan kemampuan mengatasi masalah-masalah pribadi dan kepribadian didalam menyelesaikan segala masalah yang ada pada diri klien baik yang terjadi secaraa individu pada diri nya atau masalah yang terjadi pada keluarganya. Bimbingan pribadi ini sangatlah tepat bila digunakan oleh para hakim dalam membantu menyelesaikan masalah yang terjadi dalam sebuah keluarga khususnya dalam upaya hakim memediasi keluarga yang akan bercerai karena pada bimbingan pribadi ini hakim lebih melihat pada potensi pada diri klien dalam menyelesaikan masalah yang ada pada dirinya ataupun pada keluarganya.

Dalam proses mediasi ini hakim tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada para keluarga yang memiliki masalah dalam keluarganya, tugas hakim disini hanyalah memberikan arahan dan memberikan solusi namun semua keputusan ada pada mereka (keluarga) yang memiliki masalah inilah kata bapak Drs. M.G. Zulzamar, S.H., M.H.I. Karena kebanyakan dari mereka yang telah mengajukan perceraian mereka sudah memiliki keputusan yang bulat untuk bercerai, sehingga terkadang keputusan yang sudah bulat itulah

67

yang menjadi kendala kami sebagai seorang hakim dalam membantu memperbaiki masalah yang ada dalam rumah tangga mereka namun beliau berkata kami hanya berusaha membantu semua keputusan ada pada mereka kami hanya menyembatani atau menengahi saja agar mereka tidak bercerai dan memperbaiki permaslahan yang ada pada rumah tangga mereka.

Akan tetapi, upaya hakim dalam memediasi keluarga yang akan bercerai di pengadilan agama sukabumi, tehnik-tehnik yang digunakan bervariasi, tidak hanya menggunakan tehnik bimbingan pribadi saja. Didalam upaya kami (hakim) dalam memediasi keluarga yang akan bercerai di pengadilan agama sukabumi, metode atau tehnik yang saya gunakan didalam menengahi permasalahan yang ada pada keluarga yang berseteru tidak hanya tehnik Bimbingan Pribadi saja sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Drs. M.G. Zulzamar, SH. M.H.I. Metode yang kita gunakan tidak selalu metode bimbingan pribadi saja namun semua metode yang kita pake harus dilihat dari segi permasalahan yang terjadi atau dilihat dari kasus gugatan yang telah diajukan kepada pengadilan kata beliau. Karena tidak setiap permaslahan itu menggukan metode yang sama didalam proses penyelesaiannya, apalagi jika kasus perceraian ini sangat sensitif sekali kata beliau karena hal ini berhubungan dengan hati, oleh karena itu kita sebagai hakim harus pandai-pandai dan jeli didalam menggunakan tehnik penyelesaian permasalahan tehdapat keluarga yang berseteru. M.G. Zulzamar juga mengatakan tidak jarang juga saya menemukan keluarga yang sudah sepakat untuk dimediasi namun ketika praktek proses mediasi dijalankan dari kedua belah pihak tidak mengikuti prosesnya dengan baik dan seksama, mereka bahkan lebih cendrung

dan igin semuanya cepat-cepat untuk diambil keputusan saja agar tidak terlalu lama menguras pikiran dan tenaga bahkan materi.

Jika sudah demikian, kami para hakim tidak dapat berbuat banyak didalam membantu mereka untuk menyatukan kembali tali pernikahannya, namun kami akan selalu berusaha sekuat tenaga dan pikirin untuk mengupayakan proses mediasi itu berjalan dengan baik dan berharap agar tidak terjadi perceraian diantara mereka, karena jika sampai terjadi perceraian maka anak-anak mereka akan menjadi korban dan hal ini sangat mempengaruhi dari perkembangan psikis dari anak tersebut. Namun kami juga tidak dapat untuk memaksakan kehendak kami untuk tetap menginkan mereka tatap bersatu didalam tali pernikahan dan membangun sebuah keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, karena ini semua berkaitan dengan hati dan jika sudah berbicara soal hati maka itu sangat sensitif sekali ujar beliau. Karena kata beliau kami hanya sebagai mediator dan penengah saja didalam kasus perseteruan diantara mereka, dan semua keputusan mereka sendiri yang menentukan apakah mereka tetap igin untuk bercerai tau kembali untuk menjalani tali pernikahan mereka, kami sebagai hakim hanya menginginkan yang terbaik bagi mereka.6

Selain itu bapak Zulzamar juga berharap jika proses mediasi ini agar bisa diikuti dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh para keluarga yang akan bercerai, selain itu kami juga menginginkan agar hakim di pengadilan agama sukabumi agar jumlah petugasnya ditambah agar bisa melayani masyarakat dengan baik dan maksimal agar tidak memberikan beban

6

. Wawancara langsung dengan bapak Drs. M.G. Zulzamar, S.H. M.H.I tanggal 7 Mei 2013

69

yang terlalu banyak bagi para hakim yang ada, kasus perceraian di pengadilan agama sukabumi memang tidak terlalu tinggi bila dibandingakan dengan kota-kota lain, kasus perceraian di kota-kota sukabumi masih termasuk rendah tingkat perceraiannya, Zulzamar mencontohkan seperti kasus perceraian yang ada di daerah indaramayu itu angka perceraian sangat tinggi bisa mencapai 1000 kasus dalam sebulan saja sedangkan di kota sukabumi dari bulan Februari hingga Mei 2013 baru sekitar 370 an kasus perceraian, namun bila dilihat dari kasus perceraian yang ada bila dibandingkan dengan para petugas yang ada hal ini tentu sangat tidak sesuai oleh karena itu kami berharap ada penambahan hakim agar bisa memaksimalkan tugasnya didalam memediasi keluarga yang akan bercerai. Keinginan Drs. Zulzamar, SH., M.HI. Sangatlah beralasan, hal ini bisa dilihat dari sekian banyak kasus perceraian yang ada beliau mengatakan hanya 2-3% saja yang berhasil untuk dimediasi atau dicegah untuk tidak bercerai dan selebihnya berkahir dengan sebuah perceraian. Hal ini sangat sulit untuk diminimalisir selain masih kurangnya para petugas yang ada, Zulzamar juga mengatakan memang sangat sulit jika sudah menyangkut hati dan perasaan.

Kami disini hanyalah berusaha semaksimal mungkin untuk menengahi dan berusaha membantu agar dapat mencegah dan mengurangi kasus perceraian yang belakangan ini banyak terjadi di kota sukabumi sehingga bisa terwujudnya suatau keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

B. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Upaya Hakim Dalam

Dokumen terkait