• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Proses Menua

2.2.1 Pengertian menua

Proses menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia (Maryam 2011). Ada beberapa proses menua yang dialami oleh lansia, yaitu penuaan primer & penuaan sekunder. Penuaan primer merupakan perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti DNA / RNA) pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan RNA tidak lagi mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi mengecil dan akibat kurang mempunyai protein maka akan terjadi penurunan imunologi dan mudah terjadi infeksi.

Penuaan Sekunder adalah proses penuaan akibat dari faktor lingkungan fisik, psikis, dan sosial. Hal yang mempercepat proses menjadi tua adalah stres fisik, psikis, gaya hidup dan diit. Contoh diit yang dapat mempercepat proses menua adalah diit makanan yang hampir expired karena zat kandungan dalam makanan yang rusak akan merusak sel-sel dalam tubuh dan menurunkan fungsi kerja hormon dan organ dalam tubuh. Gairah hidup yang dapat mempercepat proses menjadi tua dikaitkan dengan kepribadian seseorang, misal pada kepribadian tipe A yang tidak pernah puas dengan apa yang diperolehnya. (Murwani dan Priyantari, 2011)

Dari uraian pengertian menua diatas, dapat disimpulkan menua adalah keadaan manusia yang mengalami perubahan fisik, psikis dan sel dalam tubuh.

2.3 Depresi

2.3.1 Pengertian

Depresi adalah perasaan sedih, ketidak berdayaan, dan pesimis yang hubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang di tujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang sangat mendalam. (Nugroho, 2012). Depresi juga dapat diartikan sebagai keadaan emosional yang dicirikan dengan kesedihan, berkecil hati, perasaan bersalah, penurunan harga diri, ketidak berdayaan dan keputusasaan (Anton 2010).

Berdasarkan pengertian depresi tersebut, maka dapat disimpulkan depresi adalah keadaan emosional yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Depresi merupakan salah satu jenis gangguan jiwa yang prevalensinya cukup banyak. WHO mencatat pada tahun 2006 terdapat 121 juta orang mengalami depresi dan diperkirakan pada tahun 2020 depresi akan menempati urutan kedua penyakit dunia (Kartika 2012).

2.3.2 Faktor penyebab terjadinya depresi

Ada sejumlah penyebab dan mungkin beberapa diantaranya bekerja pada saat yang sama. Dari sekian banyak penyebab diantaranya karena kehilangan, kehilangan merupakan faktor utama

18

yang mendasari depresi. Archi Bald Hard menyebutkan empat macam kehilangan yaitu kehilangan abstrak meliputi kehilangan harga diri, kasih sayang, harapan atau ambisi. Kehilangan sesuatu yang kongkrit meliputi kehilangan mobil, rumah,orang bahkan binatang kesayangan yang di sukainya. Kehilangan hal yang bersifat khayal meliputi tanpa fakta tapi seseorang merasa tidak di sukai atau di pergunjingkan orang. Kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang misalnya menunggu hasil tes ujiaan dan menunggu hasil tes kesehatan. Faktor penyebab depresi selanjutnya adalah reaksi terhadap stres. 85% depresi timbulkan oleh stres dalam kehidupan, terlalu lelah atau capek karena terjadi pengurasan tenaga baik secara fisik maupun emosi, gangguan dan reaksi terhadap obat (Hadi 20014).

2.3.3 Faktor predisposisi dan presipitasi

Faktor predisposisi dan presipitasi meliputi Factor genetic yang mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melaui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monozigote dri dizigote. Sedangkan teori agresi berbalik pada diri sendiri mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan yang menyalahkan diri sendiri (Rosidawati 2011).

2.3.4 Gejala –gejala yang menyertai depresi

Pada umumnya penderita depresi dapat di nilai melalui beberapa gejala, misalnya:

1. Secara fisik mereka mengalami beberapa gangguan seperti: gerakan jadi lamban, tidur tidak nyenyak, nafsu makan jadi menurun atau bahkan meningkatkan gairah seksual bahkan juga bisa hilang sama sekali.

2. Kehilangan perspektif dalam kehidupanya, pandangan terhadap hidup, pekerjaan dan keluarga menjadi kabur

3. Perasaan yang berubah-ubah menjadi sulit di kendalikan. Berbagai perasaan seperti putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa bersalah, apatis dan marah atau sering muncul pada waktu tidak menentu dan menciptakan suasana hampa dan mati. 4. Beberapa gejala psikologis seperti kehilangan harga diri,

menjauhkan diri dari orang lain karena di takut di tolak atau takut tanpa alasan dan igin melarikan diri dari masalah atau hidupnya sendiri bahkan menjadi peka secara belebihan sering di alami oleh mereka yang mengalami depresi

5. Pikiran dilusi, pada penderita depresi yang sangat parah muncul pikiran-pikiran di lusi yang bisa merugikan, misalnya: “orang akan membunuh saya” (Hadi 2004).

20

2.3.5 Penatalaksanaan pada pasien depresi

Intervensi yang dapat dilaksanakan pada pasien depresi, dari intervensi keperawatan, intervensi generalis, spesialis dan medis meliputi terapi individu, terapi kelompok, terapi keluarga, mengenal kembali kemampuan-kemampuan yang masih dimiliki lansia setelah adanya perubahan fisik dan psikososial, terapi obat, Electro

Compulsive Therapy (ECT) (Anton 2010).

Intervensi lain yang dapat dilaksanakan adalah senam yoga dan senam otak (Dennison 2009).

Senam latih otak juga dapat mengatasi depresi dan hasil penelitian dalam psycology and psychiatric journal, bahwa latihan otak dapat efektif menurunkan gejala depresi (Dennison 2009).

2.4 Persepsi

2.4.1 Pengertian

Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan pengintegrasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menghasilkan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri ( Walgito 2001).

Persepsi adalah daya mengenal individu terhadap barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan di antara hal tersebut yang dilakukan melalui proses pengamatan, pemahaman, atau penafsiran

setelah pancaindra mendapat rangsang (Maramis dalam Sunaryo 2013).

Kesimpulan dari berbagai pengertian diatas persepsi merupakan proses diterimanya rangsang melalui pancaindra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati.

2.4.2 Macam - macam persepsi

Persepsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu persepsi internal dan persepsi eksternal. Persepsi internal merupakan persepsi yang terjadi karena adanya rangsang dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan persepsi eksternal yaitu rangsang yang didapatkan dari luar atau lingkungan ( Suryano 2004).

2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Berbagai faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu karakteristik individu meliputi sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu dan harapan-harapan sesorang. Karakteristik target yang diobservasi dapat mempengaruhi apa yang diartikan, misalnya individu yang bersuara keras cenderung diperhatikan dalam kelompok daripada individu yang diam. Pembentuk persepsi dalam diri objek atau target dapat diartikan dalam konteks situasi dimana persepsi tersebut dibuat. Target yang dilihat oleh individu akan

22

diinterpretasikan sesuai apa yang dilihat ( Robbins, P.S & Timothy 2008).

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi persepsi antara lain ukuran, intensitas, frekuensi, gerakan, perubahan dan keunikan suatu objek sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda sesuai dengan apa yang dilihat dari objek tersebut (Gitosudarmo 1997 dalam Khaerul 2010).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi manusia dapat dikembangkan berdasarkan apa yang mereka yakini. Asumsi-asumsi yang dibuat oleh individu serta karakteristik individu akan mempengaruhi interpretasi mereka terhadap penilaian dan persepsi mengenai tindakan seseorang dan penjelasan tentang mengapa mereka berperilaku dalam cara-cara tertentu.

2.4.4 Pola pengelompokan persepsi

Pola pengelompokan persepsi mencakup prinsip kedekatan, kesempurnaan dan kesamaan. Prinsip kedekatan yaitu objek digunakan sebagai pengelompokan dalam pengamatan yang saling mendekat dan berdiri sendiri. Tidak berbeda jauh dengan prinsip kesempurnaan yang juga menggunakan pola pengelompokan objek sehingga dalam pengamatan ada objek yang saling mendekat dan membentuk gambaran yang sama namun ada objek tertentu yang yang membentuk gambaran yang berbeda. Prinsip ketiga yaitu

kesamaan, persepsi menggunakan pengelompokan objek terhadap hal-hal yang sama, pengamatan pada gambar cenderung mengelompokan bulatan besar dengan bulatan besar dan bulatan kecil dengan bulatan kecil ( Sarwono dalam Sunaryo 2013).

2.4.5 Syarat dan proses terjadinya persepsi

Adabeberapa syarat terjadinya persepsi, yaitu :

1. Adanya objek, objek berperan sebagai stimulus, sedangkan pancaindra berperan sebagai reseptor.

2. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi.

3. Adanya pancaindra sebagai reseptor penerima stimulus.

4. Saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak. Kemudian, dari otak dibawa melalui saraf motoric sebagai alat untuk mengadakan respons.

Persepsi terjadi melalui 3 proses, yaitu proses fisik, fisiologis, dan psikologis. Proses fisik terjadi melalui kealaman, yakni objek diberikan stimulus , kemudian diterimaoleh reseptor atau pancaindra. Proses fisiologis terjadi melalui stimulus yang dihantarkan ke saraf sensorik lalu disampaikan ke otak. Proses psikologis, merupakan proses yang terjadi pada otak sehinga individu menyadari stimulus yang diterima (Sunaryo 2013).

Dokumen terkait