• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPS

3.1 Metode Penelitian

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Proses Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan penelitian mengenai “Konsep Diri Mahasiswi yang Menikah

di Usia Muda di Kota Medan”, peneliti melaksanakan penelitian berdasarkan

teknik maupun metode penelitian yang telah dijelaskan pada bab III. Untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian ini, peneliti memakai informan utama yaitu Mahasiswi yang Menikah di Usia Muda di Kota Medan yang terpilih oleh peneliti untuk melengkapi data penemuan pada penelitian ini.

Dalam melakukan penelitian mengenai Mahasiswi yang menikah di usia muda di kota medan, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan materi pertanyaan yang akan diajukan saat wawancara dengan informan. Peneliti menggunakan metode wawancara untuk memperoleh data atau informasi terkait dengan tujuan penelitian ini. Peneliti telah memilih terlebih dahulu Mahasiswi yang menikah di usia muda di kota Medan yang akan diwawancara sebagai perwakilan untuk menjawab rasa penasaran peneliti akan konsep diri seorang mahasiwi yang telah menikah di usia muda di kota Medan.

Penelitian ini dimulai dari pembuatan surat izin penelitian dari kampus yang ditujukan langsung kepada masing-masing Mahasiswi yang menikah di usia muda di kota Medan. Sebelumnya peneliti sudah menyadari tantangan dan rintangan yang akan dihadapi selama penelitian mengingat informan seorang mahasiswi yang telah menikah, sehingga waktu untuk melakukan wawancara sangat terjadwal dan harus melalui izin suami yang bersangkutan. Kemudian penelitian diawali dengan menentukan informan yang akan diwawancara dan pencarian alamat rumah informan. Setelah mengetahui alamat rumah informan, peneliti menghubungi informan-informan tersebut untuk melakukan kesepakatan jadwal wawancara.

Peneliti mulai terjun ke lapangan pada hari minggu 10 Januari 2016. Penelitipun berencana menghampiri informan pertama yang alamat rumahnya di Jalan Brigjen Katamso No. 454/ 51C, Medan, Sumatera Utara. Sehari sebelum

penelitian ke informan pertama, peneliti sudah terlebih dahulu membuat janji dan kesepakatan kapan dan dimana peneliti bisa melangsungkan wawancara. Informan pertama menjawab, dia bisa diwawancarai di rumahnya pukul 10.00 wib. Kemudian Informan pertama memberikan alamat lengkap rumahnya kepada saya yaitu di Jalan Brigjen Katamso No. 454/ 51 C, rumahnya di belakang Klinik Alifa Diabetic. Tepatnya pada jam 9 pagi, peneliti berangkat dari rumah menuju lokasi penelitian. Jarak antara rumah peneliti dengan lokasi penelitian, yaitu rumah Kak Karina Yusanda Putri terbilang cukup jauh. Rumah saya yang berada di Deli Tua dan rumah Informan yang berada di Jalan Brigjen Katamso atau biasa disebut kampung baru terbilang daerah rawan kemacetan. Tetapi karena saya berangkat hari minggu, sehingga jalanan tidak terlalu macet.

Sebelum menuju rumah Informan, peneliti membeli cendramata untuk dibawa dan diberikan kepada tuan rumah dan Informan tersebut. Toko cenderamata yang satu arah dengan rumah informan membuat saya lebih mudah untuk sampai kesana. Saya membeli satu buah bolu di toko roti Bolu Amanda yang terletak di Jalan Brigjen Katamso itu juga. Setelah membeli cendramata tersebut, saya melanjutkan perjalanan menuju lokasi penelitian, yaitu rumah Informan pertama tersebut. Karena saya belum terlalu tau pasti dimana tepatnya rumah informan tersebut, saya mencari seseorang di pinggir jalan untuk saya Tanya mengenai alamat informan pertama ini. Tidak jauh dari toko roti tadi, saya menemukan seseorang untuk ditanyai dan saya langsung memberhentikan mobil saya. Kemudia saya membuka jendela mobil, dan meminta izin untuk bertanya mengenai alamat tersebut. Saya bertanya kepada seseorang yang kebetulan dia berprofesi sebagai tukang parkir di daerah Kampung Baru ini. Berikut percakapan antara saya dan tukang parkir untuk menanyakan lokasi rumah informan pertama ini.

“Permisi Bang, maaf sebelumnya bang. Saya mau nanya ni bang. Di

jalan Brigjen Katamso ini bang dimana ya rumah nomor 454 atau nomor 51 C. Rumahnya dibelakang Klinik Alifa, Kliik Diabetes gitu

bang.”

Tukang parkir tersebut seperti diam sejenak untuk berfikir, dan seraya berkata sambil meberi arahan jalan menggunakan gerakan tangannya.

Oh iya tau bang, tapi kalau nomor rumahnya tadi aku kurang tau bang. Kalau Klinik Diabetes tadi setau aku ga jauh lagi dari sini, dekat lagi kok bang. Ikuti aja jalan ini bang, kira-kira 100 meter gitu nanti keliatan itu sebelah kiri bangunan besar. Itu Klinik Diabetes tadi bang, ada papan namanya kok besar. Di Kliniknya juga ada namanya

besar.”

Setelah saya mendengarkan perkataan tukang parkir tadi sekaligus menghafal arahan alamat yang saya tanyakan tadi. Sebelum saya menutup kaca jedela mobil, saya mengucapkan terima kasih kepada tukang parkir tersebut karena telah memberikan arahan dan petujuk untuk alamat yang sedang saya cari ini. Kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju rumah informan pertama tadi. Benar apa yang dikatakan tukang parkir tadi, Klinik Diabetes tadi tidak jauh. Sayapun sudah berada tepat di klinik tersebut. Tetapi terlihat seperti tidak ada rumah di belakang klinik tersebut. Klinik ini pun terlihat sangat sepi, mungkin karena hari Minggu klinik libur. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk kaca mobil saya, ternyata satpam klinik tersebut yang datang menghampiri. Sayapun membuka kaca mobil dan satpam tersebut bertanya,

“Selamat pagi Pak. Maaf Pak, ada yang bisa saya bantu. Bapak ada keperluan apa?”

Sayapun menjawab dan berusaha untuk menjelaskan bahwa saya sedang mencari alamat tersebut serta menjelaskan maksud kedatangan kerumah tersebut untuk kepentingan wawancara skripsi.

“Jadi gini Pak, saya lagi nyari alamat rumah informan skripsi saya

untuk keperluan wawancara. Alamat rumahnya di Jalan Brigjen Katamso No. 454/ 51 C Pak. Namanya Karina Yusanda Putri, katanya rumahnya dibelakang klinik ini Pak.”

Kemudian satpam tersebut menjelaskan bahwa Karina Yusanda Putri adalah anak dari pemilik Klinik Alifa Diabetes tersebut dan rumahnya benar dibelakang klinik tersebut. Satpam tersebut pun mengarahkan saya ke lorong tepatnya disebelah klinik tersebut menuju belakang klinik. Satpam tersebut juga membukakan gerbang besar yang ditutup untuk menuju ke belakang klinik

turun dari mobil dan membawa semua kelengakapan wawancara yang telah dipersiapkan.

Terlihat dari luar, rumah informan pertama ini sangat sepi. Hanya terlihat banyak mobil parkir di depan rumahnya. Saya pun menghampiri rumahnya dan mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Tidak lama menunggu, sekitar 5 menit kemudian pintu rumah dibuka dan saya dipersilahkan masuk. Setibanya di dalam rumah, saya menjelaskan maksud kedatangan untuk mewawancarai Kak Karina Yusanda Putri. Ternyata yang menerima saya pertama kali tadi adalah adiknya. Adiknya berkata kepada saya untuk menunggu Kak Karina karena dia sedang memberi makan anaknya di kamar. Sayapun menunggu di ruang tamu dengan adiknya tersebut. Setelah sekitar 10 menit saya menunggu, akhirnya Kak karina datang menghampiri saya sambil membawa anaknya. Dia melanjutkan member makan anaknya ketika proses wawancara sedang berlangsung. Sayapun berdiri dan bersalaman dengannya dan memberikan cenderamata yang telah dibawa tadi.

Sebelum melakukan wawancara, saya menjelaskan kembali maksud dan tujuan kedatangan untuk keperluan wawancara dalam mengumpulkan data dan Kak Karina merupakan Informan pertama yang saya wawancarai. Saya juga juga menjelaskan bahwa judul skripsi saya mengenai “Konsep Diri Mahasiswi yang

Menikah di Usia Muda”. Setelah menjelaskan, saya kembali untuk meminta izin

untuk kesediaan Kak Karina untuk menjadi informan skripsi dan bersedia di wawancarai dan diteliti. Kak Karina pun menyetujui dan memberikan saya izin untuk melakukan wawancara dan penelitian terhadap dirinya.

Wawancara dimulai tepat pada Pukul 10.00 wib. Saya telah mempersiapkan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan serta mempersiapkan kelengkapan lainnya seperti laptop, buku catatan, lembar jawaban wawancara, recorder, dan lain- lainnya. Wawancara berlangsung selama 40 Menit dan semuanya pertanyaan saya ajukan. Informan pertama menjawab dengan baik. Selama wawancara, semua perkataan informan saya catat dan salin di lembar jawaban wawancara yang telah saya persiapkan. Ditengah berlangsungnya wawancara, saya di jamu dengan baik oleh tuan rumah informan. Saya diberi minuman dan makanan ringan ketika

wawancara sedang berlangsung. Setelah wawancara selesai, lembar jawaban wawancara yang sudah saya isi sesuai dengan perkataan informan tadi, saya meminta untuk informan menandatanganinya untuk lebih memperkuat kebenaran data hasil wawancara tersebut. Setelah semuanya selesai, sayapun pamit dengan Kak Karina dan berterima kasih karena dia telah meluangkan waktu untuk diwawancarai serta kesediaannya untuk menjadi informan skrispi saya.

Kemudian, besok harinya saya juga telah membuat janji dihari sebelumnya dengan informan kedua untuk melakukan wawancara. Informan kedua bernama Nida Ulhaq. Informan kedua ini tinggal di Jalan Bilal Ujung, tepatnya di Gang Fitri No. 1.Sebelumnya saya telah menelfon informan kedua ini untuk menentukan tempat dan waktu dimana dia bisa diwawancarai, Informan memberi saya kesempatan wawancara di tanggal 11 Januari 2016 tepatnya hari senin pada pukul 11.00 wib. Berangkat jam 09.30 dari rumah saya yang berada jauh dari lokasi rumah informan kedua ini. Karena letak rumah informan kedua ini yang cukup jauh, saya berangkat melalui jalur jalan tol Amplas menuju jalan tol Bandar Selamat. Dari rumah saya yang berada di Deli Tua menuju Amplas untuk masuk jalur tol termasuk daerah rawan kemacetan karerna itu merupakan jalan lintas sumatera dan banyak angkutan umum yang melalui jalan tersebut.

Terminal bus yang begitu banyaknya disepanjang jalan menuju amplas juga membuat perjalanan saya sedikit terhenti karena banyaknya bus yang hendak parkir ke terminal. Berhubung luas jalan yang terbilang sempit, sehingga para supir dan petugas parkir terpaksa memberhentikan kendaraan yang melewati jalan tersebut sampai bus terparkir dengan rapi dan baik. Bukan hanya satu terminal perusahaan bus didaerah tersebut, bahkan sampai puluhan terminal bus disitu. Sehingga harus sabar menunggu di perjalanan yang yang tiba-tiba terhenti oleh kelakuan para supir dan petugas bus tersebut. Sekitaran 20 menit juga akhirnya saya melewati daerah terminal bus tersebut. Setibanya di simpang lampu merah amplas, keadaan bukan semakin baik. Angkutan umum yang banyak berhenti di persimpangan lampu merah dan menunggu penumpang di persimpangan tersebut membuat persimpangan macet.

Terlebih lagi ketika banyaknya angkutan umum menurunkan penumpang di persimpangan lampu merah membuat rambu lalu lintas tidak berfungsi. Ketika

lampu rambu lalu lintas menyala hijau, para supir angkutan tersebut tidak peduli, mereka tetap menunggu penumpang dan menurunkan penumpang di persimpangan tersebut. Akibat ulah para supir angkutan tersebut, pengemudi dan pengguna jalan yang melewati daerah tersebut terhenti dan terjadilah kemacetan panjang. Rambu hijau yang seharusnya jalan, menjadi terhenti akibat ulah mereka. Saya pun harus lebih ekstra sabar dan berhati-hati melewati persimpangan tersebut. Sekitaran 15 menit juga saya berada di persimpangan tersebut dan akhirnya bisa melanjutkan perjalanan menuju pintu tol Amplas. Setibanya di tol Amplas saya langsung mempercepat laju kendaraan saya menuju gerbang tol Bandar Selamat. Sesampainya saya di gerbang tol Bandar selamat, saya langsung menuju ke daerah Bilal Ujung. Terlepas dari kemacetan daerah Amplas tadi, saya mendapatkan hal yang serupa di persimpangan lampu merah pajak Aksara. Terbilang lebih parah kemacetan disana, karena adanya pajak dan sekaligus terminal kecil di daerah tersebut membuat hal yang sama saya alami disana. Sekitaran 15 menit, akhirnya saya melewati simpang tersebut menuju Bilal Ujung. Tibalah saya di daerah Bilal Ujung. Saya terlebih dahulu mencari toko untuk membeli cenderamata. Akhirnya saya medapatkan toko bolu bernama Sweet Buns dan saya mebeli satu bolu rasa cokelat keju satu buah. Setelah mebayar saya kembali bergegas masuk ke mobil untuk mencari alamat informan kedua ini. Karena saya belum mengetahui pastinya dimana alamat rumah informan kedua ini, saya kembali mencari seseorang yang bisa ditanyakan mengenai alamat informan ini. Setelah menyelusuri jalan bilal ujung, akhirmya saya menemukan seseorang yang menurut saya bisa ditanya mengenai alamat ini. Saya menemui seseorang yang berprofesi sebagai penjual es dawet di pinggir jalan bilal tersebut. Saya pun bertanya kepada penjual es dawet tersebut mengenai alamat tersebut.

“Permisi Bang, mau numpang tanya bang, abang tau gang Fitri dimana? Katanya dekat sini bang, daerah jalan bilal ujung ini bang.”

Penjual es dawet tersebut pun langsung menjawab dengan spontan. “Tau-tau, uda kau terus aja dikit lagi, nanti di sebelah kiri gang Fitri itu. Di seberang gangnya ada masjid besar itu. Pokoknya pas di depan

masjid besar itu. Masjidnya sebelah kanan dari sini, gang Fitri itu

sebelah kirinya. Uda terus aja kau dekat lagi dari sini kok”

Setelah medengarkan penjelasan penjual es dawet ini, saya bergegas menuju ke lokasi informan kedua tadi. Benar perkataan penjual es dawet tadi, Di seberang masjid besar tadi, terlihatlah gang Fitri tersebut. Karena jalan masuk kedalam tersebut terbilang lumayan kecil dan mobil tidak muat untuk masuk ke dalammnya. Saya memarkinkan mobil di depan masjid tersebut dan masuk kedalam gang tersebut dengan berjalanan kaki. Semua kelengkapan wawancara dan cenderamata telah saya bawa. Tetapi karena tidak adanya nomor di dinding rumah yang bernomor satu itu, saya menjadi bingung. Saya menebak pasti di bagian gang paling depan kalau rumah yang nomor satu. Agar lebih memastikan alamatnya, saya menelepon informan kedua tadi, dan menginformasikan saya sudah berada di dalam gang fitri dan meminta untuk informan membuka pintu rumahnya agar saya mengetahui rumahnya yang mana. Tidak lama kemudian informan pun membuka pintunya, ternyata tepat di depan hadapan saya letak rumahnya.

Setibanya di dalam rumah informan kedua ini, saya bersalaman dan memberikan cendera mata yang telah dibawa tadi. Sebelum memulai wawancara, saya menjelaskan kembali maksud dan tujuan wawancara ini. Intinya saya menjelaskan ke informan kedua ini bahwa wawancara dilakukan untuk keperluan skripsi. Saya juga kembali meminta kesediaanya untuk dijadikan informan kedua untuk skripsi ini. Informan kedua setuju mengenai permintaan dan permohonan saya untuk menjadikan dia informan skripsi. Setelah mempersiapkan semua peralatan dan kelengkapan untuk melakukan wawancara, tepat pukul 11.00 wib saya memulai wawancara tersebut dengan informan kedua ini. Tetapi baru melangsungkan wawancara selama 5 menit dengan baru mengajukan sedikit pertanyaan, anaknya informan tersebut menangis dan terpaksa wawancara dihentikan sebentar. Informan ini bergegas pergi ke kamar untuk melihat anaknya dan membuatnya tidak menangis lagi.

Saya pun menunggu informan tersebut yang sedang bersama dengan anaknya. Saya menunggu di ruang tamu ditemani dengan suami informan tersebut. Setelah 5 menit, informan tersebutpun kembali ke ruang tamu.

Wawancara pun kembali saya langsungkan dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang telah dipersiapkan. Akhirnya wawancara selesai dengan lancar dan baik selama 45 menit. Saya pun pamit untuk pulang dengan informan dan suaminya tersebut. Saya mengucapkan terima kasih banyak karena telah mau di wawancarai dan bersedia untuk menjadi informan skripsi.

Pada tanggal 17 Januari 2016, peneliti melanjutkan wawancara ke informan ketiga. Awal mulai perjanjian tempat pertemuan untuk melakukan wawancara di daerah jalan Mongonsidi, tepatnya di KFC Wali Kota pada jam 11 siang. Tetapi tiba-tiba informan menelepon saya dan memberitahukan bahwasannya dia berhalangan hadir untuk diwawancarai di KFC Wali Kota karena kondisi fisik yang kurang baik. Sehingga dia memberi izin wawancara di rumahnya pada hari itu juga jam 1 siang. Saya pun meminta alamat lengkap serta penjelasan mengenai alamat tersebut secara rinci. Keberadaan saya waktu itu masih di daerah setia budi dan belum bergerak menuju ke KFC Wali Kota.

Pada pukul 11.30 wib saya bergerak dari setia budi, berpindah tujuan yang sebelumnya ke KFC Wali Kota menjadi ke daerah jalan Bilal. Perjalanan yang lumayan jauh dan menghabiskan waktu yang lama dari jalan setia budi ke jalan bilal. Karena saya berada di kota sehingga tidak bisa menggunakan jasa jalan tol. Saya berangkat dari setia budi melalui jalan sudirman dan melewati lapangan merdeka. Karena hari itu, hari minggu sehingga jalanan lumayan sepi sehingga bisa melaju kendaraan lebih cepat. Setelah melewati lapangan merdeka, saya mendapati persimpangan Rumah Sakit Pringadi dan terus menuju pasak aksara melalui jalan Prof. Ahmad Yamin. Setelah sampai persimpangan pasar aksara, saya berbelok ke kiri menuju jalan pancing dan setelah itu sampailah ke jalan bilal.

Karena sebelumnya rumah informan kedua kemarin berada di jalan bilal juga, sehingga saya sudah tau mau membeli cenderamata dimana. Saya pun membeli cenderamata berupa bolu di Toko Roti Sweet Buns kemarin juga. Saya membeli rasa yang berbeda kali ini, yaitu rasa cokelat dengan taburan kacang diatasnya. Setelah selesai membeli kue, saya melanjutkan pencarian lokasi rumah informan ketiga ini yang bernama Adila Tunnisa. Ketika di telepon tadi, informan tersebut menjelaskan bahwa rumahnya tersebut di jalan Madiosanto Gg. Pribadi

No.2. Saya pun menyelusuri jalan bilal tersebut hingga ke ujung persimpangan jalan bilal tersebut mencari dimana ada papan nama bertulisan jalan madiosanto tersbut. Sekian lama berkeliling dan mencari alamat tersebut, tetapi hasilnya saya tidak menemukannya. Saya pun berinisiatif bertanya kembali kepada seseorang yang bisa ditanyakan di sepanjang jalan tersebut. Karena saya juga tidak menemukan orang yang bisa ditanyakan tersebut, akhirnya berhenti di masjid untuk beristirahat dan waktu juga sudah menunjukkan sholat zuhur.

Selesai sholat zuhur, saya mencari lagi seseorang yang bisa ditanyakan mengenai alamat rumah informan ini. Saya melihat ke arah luar masjid, ada seseorang yang duduk di tangga pintu masuk masjid tersebut. Saya pun menghampiri dan bertanya ke seseorang tersebut.

Permisi Pak, saya mau numpang tanya Pak. Saya lagi nyari alamat rumah, rumahnya di jalan Madiosanto. Bapak tau dimana jalan itu?”

Bapak itu pun menjawab sambil berfikir dimana arah jalanya tersebut. Bapak itu pun berkata,

“Disitu dek, nanti dari masjid ini, adek kan ke kiri. Terus ga jauh dari sini ada simpang tiga. Adek belok kanan aja itu uda daerah jalan

madiosanto, nanti tanya aja lagi sama orang situ dek alamatnya”

Saya pun berterima kasih kepada bapak itu dan langsung bergegas menuju alamat rumah informan ketiga tersebut sesuai araha dari Bapak tadi. Setibanya saya di jalan Madiosonto, pencarian alamat pun kembali dilakukan. Saya mencari papan nama yang bertuliskan gang Pribadi. Setelah sekian lama saya mencarinya, akhirnya gang tersebut ketemu dan berada di sebelah kiri jalan. Saya pun masuk ke dalam gang tersebut dan ternyata gang tersebut sempit. Mobil bisa masuk, tetapi tidak bisa parkir di gang tersebut karena banyak kendaraan yang melewati gang tersebut. Sayapun memindahkan mobil dan memarkirkannya di pinggir jalan, tepatnya di depan gang Pribadi tersebut. Setelah mobil terparkir dengan rapi, saya berjalan masuk kedalam gang tersebut dan mencari rumah yang bernomor dua. Tidak jauh dari depan gang, saya sudah menemukan rumah informan ketiga tersebut dan langsung menghampiri ke depan pintu rumahnya. Saya pun mengetuk dan mengucapkan salam. Tidak lama kemudian keluarlah

lelaki yang merupakan suami informan tersebut dan saya langsung di persilahkan masuk olehnya.

Setibanya saya didalam rumah, informan telah duduk di ruang tamu. Sayapun bersalaman dan memberikan cenderamata yang telah dibawa tadi . Terlihat raut wajah informan yang kurang sehat. Sebelum memulai wawancara, saya kembali menjelaskan maksud kedatangan ini untuk melakukan wawancara untuk keperluan skripsi dan meminta kesediaannya untuk dijadikan informan ketiga skripsi saya ini. Setelah menjelaskan hal tersebut, informan ini pun setuju dan mempersilahkan saya untuk memulai wawancara tersebut. Segala keperluan dan kelengkapan wawancara telah di persiapkan, dan saya memulai wawancara pada pukul 13.10 wib. Wawancara berlangsung dengan baik dan lancar selama 40 menit. Sebelum beranjak pulang saya berterima kasih kepada informan karena telah meluangkan waktunya dan bersedia untuk diwawancarai oleh saya. Saya juga mengucapkan doa agar informan tersebut lekas sembuh dari penyakitnya tersebut.

Wawancara dilanjutkan pada tanggal 20 Januari 2016. Hal itu permintaan dan kesepakatan yang saya buat dengan informan ke empat ini. Dia baru bisa di wawancarai pada tanggal tersebut. Setelah sebelumnya menanyakan segala hal mengenai kesiapan informan untuk diwawancarai dan menanyakan alamat rumah informan. Rumah informan terletak di daerah Denai, tepatnya di jalan Tuba 3 gang syafii. Berhubung ada salah seorang teman saya yang tinggal di daerah denai tersebut, saya pun menghubungi dia untuk membantu dalam mencari alamat rumah informan keempat ini.

Berangkat dari rumah pukul 14.00 wib menuju denai. Perjalanan saya tempuh melalui jalur kota. Jalanan cukup macet karena hari rabu termasuk hari