• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPS

3.1 Metode Penelitian

4.3 Tabel Bentuk Konsep Diri Mahasiswi Setelah Melakukan Pernikahan di Usia Muda di Kota Medan

Tujuan Penelitian No Nama

Mahasiswi yang Menikah di Usia Muda

Bentuk Konsep Diri Mahasiswi Setelah Melakukan Pernikahan di Usia Muda di Kota Medan

1. Karina

Yusanda Putri

Persepsi dirinya mengenai pernikahan di usia muda : Kak Rina mempersepsikan pernikahan di usia muda itu memiliki banyak kebaikan dari pada hubungan pacaran

Pengaruh berbagai persepsi terhadap sikap dan sifat dirinya :

Sifat dan sikap Kak Rina tidak akan terpengaruh oleh beragam persepsi mengenai pernikahan di usia muda

Pandangannya terhadap dirinya sendiri :

Kak Rina berpadangan bahwa dirinya tersebut hebat karena bisa menikah dan memiliki anak serta tetap melanjutkan perkuliahan.

Sesuatu yang di dapat setelah pernikahan :

Kak Rina menjadi lebih dewasa, disiplin, dan memiliki banyak aktifitas lainnya.

Perasaan dan kondisi dirinya setelah menikah:

Perasaan dan kondisi hidup Kak Rina senang setelah menikah di usia muda.

Apa yang membuat dirinya percaya diri setelah menikah : Kak rina percaya diri setelah menikah di usia muda karena dirinya sendiri dan suaminya.

Cara mempertahankan keyakinan dalam pernikahan: Kak Rina mempertahankan keyakinannya dengan cara saling percaya dan saling bercerita antara suami dan istri.

Perbedaan dirinya dengan wanita di luar yang belum menikah :

Kak Rina sudah menjalani hubungan serius yang sudah ada ikatan resmi dan segalanya telah teroganisir Tetapi kalau wanita di luar sana belum ada hubungan serius dan belum ada ikatan.

Kak Rina terima dan selalu berusaha menjelaskan alasan dia menikah kepada orang lain.

Marah ketika ada yang mencela :

Kak Rina tidak marah ketika ada seseorang yang mencela dirinya dan pernikahannya. Kak Rina akan berusaha juga menghadapi seseorang tersebut dengan baik.

Mampu mengatasi masalah :

Kak Rina mampu mengatasi masalah dengan menjelaskan kepada pihak yang bersangkutan.

Mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi :

Kak Rina mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi tersebut.

Kesan-kesan yang didapat dirinya dari interaksi di lingkungan :

Kesan-kesan yang Kak Rina dapatkan dari interaksi di lingkungannya adalah masyarakat dan teman-temannya baik. Secara umum dirinya disukai lingkungan :

Kak Rina secara umum disukai karena dia selalu berusaha baik kepada lingkungannya.

2. Nida Ulhaq Persepsi dirinya mengenai pernikahan di usia muda : Nida memiliki persepsi mengenai pernikahan di usia muda adalah pernikahan tersebut baik jika dilakukan dengan alasan yang positif

Pengaruh berbagai persepsi terhadap sikap dan sifat dirinya :

Sikap dan sifat Nida tidak ada yang berubah menghadapi berbagai persepsi. Dia tetap pendirian dan tidak peduli dengan

persepsi orang lain.

Padangannya terhadap dirinya sendiri :

Nida berpandangan bahwasannya dia adalah wanita yang baik dan banyak berubah setelah menikah di usia muda. Dirinya yang dulunya baik sekarang lebih baik.

Sesuatu yang di dapat setelah pernikahan :

Nida menjadi lebih mandiri dan banyak hal positif lainnya yang dia dapat setelah menikah.

Perasaan dan kondisi dirinya setelah menikah :

Perasaan dan kondisi Nida setelah menikah adalah senang dan bahagia serta lebih bersemangat menjalani hidup.

Apa yang membuat dirinya percaya diri setelah menikah : Nida percaya diri setelah menikah karena dia sering mendengar nasihat orang tuanya dan dia dipandu oleh orang tuanya. Nasihat orang tuanya yang membuat Nida percaya diri setelah menikah di usia muda.

Cara mempertahankan keyakinan dalam pernikahan : Nida mempertahankan keyakinannya dengan banyak memperdalam ilmu sehingga tidak orang tuanya saja yang meyakinkan dirinya

Perbedaan dirinya dengan wanita di luar yang belum menikah :

Nida berani dan mengerti untuk menikah di usia muda karena dorongan orang tua tetapi wanita di luar sana belum berani dan mengerti untuk menikah.

Terima dengan perbedaan persepsi :

usia muda karena itu hak mereka tetapi dia harus lebih kuat dan percaya diri

Marah ketika ada yang mencela :

Nida tidak marah ketika ada yang mencela dirinya dan pernbikahannya karen itu juga hak mereka. Nida berusaha nelakukan pendekatan dan penjelasan kepada mereka. Mampu mengatasi masalah :

Nida mampu mengatasi semua masalah dan dirinya sering meminta bantuan suaminya untuk memberinya solusi untuk suatu masalah.

Mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi :

Nida mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi tersebut dengan menjelaskan alasan dia menikah di usia muda

Kesan-kesan yang didapat dirinya dari interaksi di lingkungan :

Nida mendapatkan kesan-kesan dari interaksinya di lingkungan adalah banyak mereka yang ingin lebih mengetahui dan mengerti pernikaha yang dilakukannya. Secara umum dirinya disukai lingkungan :

Nida secara umum disukai karena dia lebih menjaga dirinya dengan selalu berpenampilanm sopan di lingkungannya. 3. Adila Tunnisa Persepsi dirinya mengenai pernikahan di usia muda :

Persepsi Adila mengenai pernikahan di usia muda adalah pernikahan yang berfungsi untuk menjaga diri dari banyak hal buruk di kalangan remaja saat ini.

Pengaruh berbagai persepsi terhadap sikap dan sifat dirinya :

Sikap dan sifat Adila tidak akan terpengaruh dengan berbagai persepsi di lingkungan mengenai pernikahan di usia muda. Pandangannya terhadap dirinya sendiri :

Adila memandang dirinya setelah melakukan pernikahan di usia muda adalah sebagai sosok istri yang baik untuk keluarga.

Sesuatu yang di dapat setelah pernikahan :

Adila mendapatkan sosok suami yang baik dan selalu membantunya dalam segala hal sehingga semuanya terasa lebih ringan dan lancar.

Perasaan dan kondisi dirinya setelah menikah :

Perasaan dan kondisi Adila setelah menikah di usia muda terasa lebih bebas karena sudah ada suami yang menjaga dirinya sehingga orang tuanya tidak terlalu khawatir lagi. Apa yang membuat dirinya percaya diri setelah menikah : Orang tua yang selalu meyakinkan dan mendukungnya sehingga Adila merasa percaya diri setelah menikah.

Cara mempertahankan keyakinan dalam pernikahan: Adila mempertahankan keyakinannya dengan cara selalu mengingat hal yang pernah dilakukannya di masa lalu. Sudah baik kah dia di masa lalu tersebut.

Perbedaan dirinya dengan wanita di luar yang belum menikah :

Adila memiliki alasan tersendiri untuk menikah di usia muda dan berbeda dengan wanita di luar sana yang belum memiliki alasan untuk menikah.

Terima dengan perbedaan persepsi :

Adila terima ketika ada perbedaan persepsi mengenai pernikahan di usia muda karena itu hak mereka mau berpendapat seperti apa

Marah ketika ada yang mencela :

Adila tidak marah ketika ada yang mencela dirinya dan pernikahannya. Karena marah bukan solusi untuk seseorang yang mencela tersebut.

Mampu mengatasi masalah :

Adila mampu mengatasi masalah dengan sabar, tawakal, mengklarifikasi masalah serta intropeksi dirinya agar lebih baik.

Mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi :

Adila mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi dengan menjelaskan ajaran Islam mengenai pernikahan di usia muda.

Kesan-kesan yang didapat dirinya dari interaksi di lingkungan :

Adila mendapatkan kesan-kesan dari interaksi di lingkungan yaitu mereka semua baik karena lingkungan selalu memandang Adila dan pernikahannya juga baik dari pergaulannya.

Secara umum dirinya disukai lingkungan :

Adila secara umum disukai karena sampai saat ini lingkungan memandangnya baik dan banyak orang yang termotivasi oleh pernikahannya untuk segera menikah juga.

4. Muarifah Persepsi dirinya mengenai pernikahan di usia muda : Persepsi Kak Muarifah menegnai pernikahan di usia muda adalah pernikahan yang mempunyai tujuan yang bagus dan baik tetapi harus direncanakan dengan bagus dan baik juga. Pengaruh berbagai persepsi terhadap sikap dan sifat dirinya :

Sikap dan sifat Kak Muarifah tidak terpengaruh oleh berbagai persepsi di lingkungan mengenai pernikahan di usia muda. Pandangannya terhadap dirinya sendiri :

Kak Muarifah berpandangan dirinya menjadi seseorang yang lebih baik setelah menikah di usia muda.

Sesuatu yang di dapat setelah pernikahan :

Kak Muarifah lebih rajin dan telaten serta banyak berubahan dirinya setelah menikah di usia muda.

Perasaan dan kondisi dirinya setelah menikah :

Perasaan dan kondisi Kak Muarifah setelah menikah di usia muda adalah senang karena telah memiliki suami dan keluarga baru.

Apa yang membuat dirinya percaya diri setelah menikah : Kak Muarifah percaya diri karena banyak mendapat nasihat dan meminta pendapat kepada seseorang yang telah menikah di usia muda terlebih dahulu dalam pernikahannya ini. Orang tuanya dan suaminya juga meyakinkan dirinya setelah menikah sehingga dia lebih percaya diri.

Cara mempertahankan keyakinan dalam pernikahan : Kak Muarifah mempertahankan keyakinannya dengan cara selalu berkomunikasi dengan terus menerus dan selalu berfikir cerdas dalam rumah tangga.

Perbedaan dirinya dengan wanita di luar yang belum menikah :

Kak Muarifah lebih berani dan dewasa untuk mengambil keputusan untuk menikah di usia muda tetapi wanita di luar sana belum berani dan dewasa untuk berani menikah di usia muda.

Terima dengan perbedaan persepsi :

Kak Muarifah terima ketika ada perbedaan persepsi mengenai pernikahan di usia muda karena setiap orang memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam menikah.

Marah ketika ada yang mencela :

Kak Muarifah tidak marah ketika ada yang mencela dirinya dan pernikahannya dan dia berusaha lebih tenang dan mecari tau kenapa hal itu bisa terjadi.

Mampu mengatasi masalah :

Kak Muarifah mampu mengatasi masalahnya tanpa emosi dan sabar serta dibicarakan dengan kepala dingin.

Mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi :

Kak Muarifah mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda dan Kak Muarifah berusaha menejelaskan dengan jujur alasan dia menikah di usia muda.

Kesan-kesan yang didapat dirinya dari interaksi di lingkungan :

Kak Muarifah mendapatkan kesan-kesan baik di lingkungannya karena mereka sudah mengenal Kak Muarifah lebih dekat dari sebelum nya.

Secara umum dirinya disukai lingkungan:

Kak Muarifah secara umum disukai karena lingkungan peduli dan senang terhadap pernikahan yang dilakukannya. 5. Dewi Lestari Persepsi dirinya mengenai pernikahan di usia muda :

Persespsi Kak Dewi mengenai pernikahan di usia muda adalah pernikahan yang wajar tetapi pelakunya tersebut harus mampu dan bertanggung jawab atas pernikahannya.

Pengaruh berbagai persepsi terhadap sikap dan sifat dirinya :

Sikap dan sifat Kak Dewi berubah ketika menghadapi berbagai persepsi mengenai pernikahan di usia muda. Dia lebih jarang keluar rumah, pendiam, dan tidak terlalu peduli dengan orang lain.

Pandangannya terhadap dirinya sendiri :

Kak Dewi berpadangan bahwa dia sekarang sudah menjadi sosok ibu dan harus bisa menjadi sosok istri dengan belajar dari pengalaman dan kesalahannya.

Sesuatu yang di dapat setelah pernikahan :

Kak Dewi mendapatkan sebuah pengalaman dan pelajaran atas kesalahan yang telah dilakukannya agar lebih baik lagi. Perasaan dan kondisi dirinya setelah menikah :

Perasaan dan kondisi Kak Dewi setelah menikah merasa sangat risih berada di lingkungan kampusnya karena banyak yang tidak menyukai dirinya dan pernikahannya.

Apa yang membuat dirinya percaya diri setelah menikah : Diri Kak Dewi sendiri yang membuatnya percaya diri setelah menikah. Kak Dewi harus yakin dan percaya agar pernikahannya berjalan dengan baik.

Cara mempertahankan keyakinan dalam pernikahan: Kak Dewi mempertahankan keyakinan awal dirinya menikah dengan cara lebih menyayangi anaknya karena anaknya yang membuat dirinya yakin untuk menikah.

Perbedaan dirinya dengan wanita di luar yang belum menikah :

Menurut Kak Dewi, dirinya lebih baik dari pada wanita di luar sana yang tidak berani menikah. Kebanyakan orang mempersepsikan sebagai pernikahan bagi orang yang salah jalan.Kak Dewi mengatakan pernikahan di usia mudanya boleh saja dilakukan asalkan dijadikan pelajaran untuk lebih baik. Kak Dewi juga mengatakan bahwasannya

Terima dengan perbedaan persepsi :

Kak Dewi tidak terima ketika ada seseorang yang berbdea persepsi karena menurutnya mereka hanya mau menjadikan pernikahannya tersebut menjadi jelek.

Marah ketika ada yang mencela :

Kak Dewi tidak marah ketika ada yang mencela dirinya dan pernikahannya. Kak Dewi tidak mau sibuk memikirkannya dan dia lebih memilih untuk berdiam diri saja.

Mampu mengatasi masalah :

Kak Dewi tidak mampu mengatasi masalah karena lingkungan kampusnya tidak akan mau mengerti mengenai pernikahannya.

Mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi :

Kak Dewi tidak mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbdea persepsi. Kak Dewi memilih diam dan tidak

menanggapinya.

Kesan-kesan yang didapat dirinya dari interaksi di lingkungan :

Kak Dewi memiliki banyak kesan buruk terhadap interaksi di lingkungannya. Kak Dewi selalu tidak suka berada di lingkungan kampus karena banyak yang membicarakan jelek pernikahannya.

Secara umum dirinya disukai lingkungan :

Secara umum Kak Dewi tidak disukai karena banyak membicarakan buruk dia dari belakang.

Sumber: Hasil Pengamatan dan Wawancara

4.2 Pembahasan

Berdasarkan analisis hasil dan pengamatan peneliti, maka peneliti membuat pembahasan adalah sebagai berikut:

Peneliti telah mengambil kelima informan utama penelitian ini untuk memaparkan penjelasan yang mampu menjawab tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui karakteristik mahasiswi yang menikah di usia muda di kota medan, mengetahui proses pembentukan konsep diri dengan komunikasi antarpribadi pada mahasiswi yang menikah di usia muda di kota Medan, dan mengetahui bentuk konsep diri mahasiswi yang menikah di usia muda di kota Medan.

1. Komunikasi

Seperti yang telah yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa komunikasi merupakan salah satu istilah paling populer dalam kehidupan manusia. Sebagai sebuah aktivitas, komunikasi selalu dilakukan manusia. Manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Jika manusia normal merupakan makhluk sosial yang selalu membangun interaksi antar sesamanya, maka komunikasi adalah sarananya. Banyak alasan kenapa manusia berkomunikasi. Thomas M. Scheidel mengatakan,

dan untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitarnya, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku sebagaimana yang diinginkan. Namun tujuan utama komunikasi sejatinya adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis. (Mulyana dalam Harapan, 2003: 3)

Dalam konteks mahasiswi yang menikah di usia muda ini, komunikasi sangat dibutuhkan untuk membangun interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampusnya. Banyak hal yang harus di komunikasikan sehingga lingkungan bisa mengerti alasan mereka menikah di usia muda. Dengan demikian mahasiswi yang menikah di usia muda harus selalu membangun interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan kampusnya agar mereka memahami betul mengenai pernikahan tersebut. Dalam hal ini Komunikasi juga diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara mahasiswi yang menikah di usia muda dengan lingkungannya yang memiliki banyak persepsi. Komunikasi yang dilakukan mahasiswi yang menikah di usia muda kepada lingkungan juga bisa bermanfaat untuk mendukung identitas baik diri mereka yang menikah karena alasan baik dan positif.

Mahasiswi yang menikah di usia muda juga memerlukan komunikasi untuk membangun kontak sosial dengan lingkungan sekitarnya agar terjalin hubungan yang dekat dan harmonis. Bagi mahasiswi yang menikah di usia muda, komunikasi bermanfaat juga untuk mempengaruhi lingkungan untuk memiliki persepsi, perasaan, dan sikap yang ssesuai dengan keinginan mereka. Berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian, ketika mahasiswi yang menikah di usia muda menginginkan lingkungan berpesepsi baik, berperasaan senang, dan bersikap baik maka mereka harus berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada lingkungan tersebut dengan baik maka hal itu akan terwujudkan.

Tetapi sebaliknya, jika mahasiswi yang menikah di usia muda tidak mau mencoba untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri dengan lingkungan, maka hasilnya mereka akan dipersepsikan sesuai dengan persepsi lingkungannya tersebut. Lingkungan akan mengikuti persepsi umum dan perbincangan umum mengenai pernikahannya tersebut karena tidak ada penjelasan dari pihak yang terkait. Karena tujuan utama komunikasi sejatinya adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis. Mahasiswi yang berkomunikasi dengan

lingkungannya akan mampu mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis mereka. Mereka akan bisa mengendalikan dan memberi pemahaman kepada lingkungan mengenai pernikahan di usia muda sesuai dengan keinginan mereka.